EPIDEMIOLOGI DIARE
Kelompok 9
Nama Anggota:
1. Sri Rezki (10011181722092)
2. Lediya Ayusela (10011181722099)
3. Zahratul Ulya (10011181722104)
4. Suci Ramadhani Nasution (10011181722115)
5. Marisa Nurhaliza (10011281722061)
6. Athiyyah Aryaza Putri (10011281722071)
7. Meilinda Rizkia (10011381722162)
Dosen Pengampu:
Feranita Utama, S.K.M., M. Kes.
B. Sejarah Diare
Diare merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Karenanya tidak
mengherankan jika bahan-bahan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut
menempati tempat yang khusus dalam sejarah kedokteran. Dokter Sumeria pada tahun
3000 SM telah menggunakan sediaan antidiare dari opium.
G. Pencegahan Diare
Pencegahan penyakit diare dapat dilakukan melalui usaha-usaha sebagai berikut,
diantaranya:
Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan menggunakan
sabun dengan air yang mengalir.
Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan
tempat tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna
dan tidak berasa.
Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau
bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah.
Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air bersih
dan jamban/WC yang memadai.
Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara
jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter agar
air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk
keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.
H. Pengobatan Diare
Sebagian besar diare dapat sembuh dengan sendirinya setelah dua sampai tiga hari,
dan paling sering membutuhkan waktu satu hingga dua minggu. Satu-satunya pengobatan
diare yang paling diperlukan adalah mencegah dehidrasi, yang dapat dilakukan dengan
minum cairan pengganti dan campuran elektrolit (Oralit). Kecukupan mineral seperti
natrium, magnesium, kalsium dan kalium sangat penting dalam menjaga fungsi tubuh dan
kelistrikan jantung agar tetap berdetak normal. Obat-obatan yang fungsinya menghentikan
diare tidak dianjurkan untuk orang-orang dengan diare yang disebabkan oleh infeksi
bakteri atau parasit karena dapat memperpanjang infeksi dan membuat mencret malah
menjadi lama dan tidak sembuh-sembuh. Pada kasus seperti ini, dokter bisanya
meresepkan antibiotik. Sedangkan diare yang disebabkan oleh virus akan sembuh dengan
sendirinya dengan atau tanpa obat. Selain itu, pengobatan diare secara lebih jelas adalah
dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Banyak Minum Cairan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa efek paling berbahaya dari diare adalah
dehidrasi akibat banyaknya cairan yang hilang dari tubuh, baik melalui mencret ataupun
gejala muntah yang menyertai. Oleh sebab itu, hal terpenting dalam penanganan diare
adalah rehidrasi dengan banyak mengonsumsi cairan, bukan obat diare. Idealnya, orang
dewasa harus minum banyak cairan yang mengandung air, garam, dan gula. Contohnya
adalah air yang dicampur dengan jus dan sup kaldu. Memang sulit menentukan
seberapa banyak kita harus minum, tapi untungnya ada cara mudah mengetahui apakah
minum kita sudah cukup atau masih kurang, yaitu dengan memperhatikan frekuensi
buang air kecil dan warna urin. Jika minum cukup, maka akan sering buang air kecil
dengan cairan urin berwarna jernih. Namun sebaliknya, apabila masih kurang minum,
maka tidak atau jarang buang air kecil, sekalinya kencing keluarlah warna urine kuning
kecoklatan dan pekat. Pada anak-anak memang agak sulit dalam mengupayakan agar
mereka terhidrasi dengan baik. Berilah bayi dan anak-anak minum sedikit demi sedikit,
lebih baik meningkatkan frekuensi daripada memberinya minum sekaligus banyak
namun lebih jarang. Bagi bayi yang masih menyusu, maka lanjutkan memberikan ASI
karena ASI merupakan sumber cairan dan nutrisi yang baik, untuk anak-anak yang lebih
besar menggunakan oralit. Jus buah atau minuman bersoda sebaiknya dihindari karena
dapat membuat diare lebih buruk pada anak-anak.
b. Gunakan Cairan Rehidrasi Oral
Dokter atau apoteker mungkin menyarankan menggunakan cairan rehidrasi oral (oralit)
untuk mencegah dehidrasi. Oralit juga dapat digunakan untuk mengobati dehidrasi yang
telah terjadi. Oralit biasanya tersedia dalam bentuk serbuk yang dikemas dalam sachet
dan bisa didapatkan di apotek tanpa resep dokter. Serbuk oralit dilarutkan kedalam air
sesuai takaran yang dianjurkan. Oralit akan mengganti garam, gula, dan mineral penting
lainnya yang hilang jika mengalami dehidrasi. Untuk anak-anak harus diperhatikan
takaran minumnya, umumnya mereka dianjurkan minum oralit setiap sehabis buang air
besar encer, jumlahnya disesuaikan dengan jumlah feses yang keluar dan juga
memperhatikan berat badan dan usia. Petunjuk dosis ada dalam kemasan.
c. Konsumsi Makanan yang Tepat
Ketika diare, sistem pencernaan mengalami gangguan, maka kita harus cerdik dalam
memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi selama diare. Sebagian besar ahli setuju
bahwa selama diare harus makan makanan yang lunak dan mudah dicerna terlebih
dahulu, baru kemudian mengonsumsi makanan padat segera setelah merasa mampu.
Jika diare baru saja mulai makanlah akanan kecil, makanan ringan dan menghindari
makanan berlemak atau pedas. Contoh makanan yang baik ketika diare adalah kentang,
nasi, pisang, sup, dan sayuran rebus. Selain itu makanan asin juga sangat membantu.
Jika penderita tidak nafsu makan, maka tidak perlu memaksakan diri, akan tetapi harus
terus minum cairan dan makan segera setelah merasa mampu. Jika anak mengalami
dehidrasi, jangan memberi mereka makanan padat sampai mereka telah minum cukup
cairan. Begitu mereka telah berhenti menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, mereka dapat
mulai makan makanan yang biasa dimakan. Jika anak-anak menolak untuk makan, terus
memberi mereka cairan dan menunggu sampai nafsu makannya kembali.
d. Menggunakan Obat Diare
Obat antidiare
Obat antidiare dapat membantu mengurangi diare dan sedikit memperpendek durasi.
Namun, perlu diingat bahwa obat diare biasanya tidak diperlukan. Loperamide
adalah salah satu contoh obat antidiare yang paling banyak digunakan, karena telah
terbukti efektif menghentikan diare meskipun bisa menyebabkan beberapa efek
samping. Loperamide (Imodium) memperlambat gerakan otot di dalam usus
sehingga dapat mengurangi pergerakan usus yang berlebihan pada diare. Air dalam
feses akan lebih banyak diserap kembali oleh tubuh sehingga feses lebih padat dan
frekuensi BAB menjadi lebih jarang. Ada juga alternatif obat diare selain loperamide
yaitu Racecadotril, yang bekerja dengan mengurangi jumlah air yang dihasilkan oleh
usus kecil. Bukti menunjukkan obat ini bisa sama efektifnya dengan loperamide
untuk mengobati diare. Beberapa obat diare dapat dibeli di apotek tanpa resep.
Namun, penderita harus berhati-hati sebelum menggunakannya, bacalah dosis dan
aturan pakai yang terdapat dalam label. Jangan menggunakan obat diare jika ada
darah atau lendir dalam tinja atau memiliki suhu tinggi (demam). Segera hubungi
dokter. Kebanyakan obat antidiare tidak boleh diberikan kepada anak-anak.
Racecadotril dapat digunakan pada anak-anak berusia lebih dari tiga bulan jika itu
dikombinasikan dengan cairan rehidrasi oral dan langkah-langkah lain yang
disebutkan di atas, meskipun tidak semua dokter merekomendasikan hal ini.
Obat penghilang rasa sakit
Obat penghilang rasa sakit tidak untuk menghentikan diare, namun parasetamol atau
ibuprofen dapat membantu meringankan gejala penyerta seperti demam dan sakit
kepala. Selalu baca dengan cermat informasi yang tedapat pada kemasan, perhatikan
apakah itu cocok dan gunakanlah sesuai dosis yang dianjurkan.
Obat Antibiotik
Pengobatan diare dengan antibiotik tidak dianjurkan untuk diare jika penyebabnya
tidak diketahui. Antibiotik disarankan jika penderita memiliki diare berat dan
disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu. Terlebih ketika seseorang memiliki
masalah kesehatan berupa sistem kekebalan tubuh yang lemah.
e. Perawatan rumah sakit
Terkadang, perawatan rumah sakit diperlukan bagi yang mengalami dehidrasi serius.
Pengobatan akan melibatkan pemberian cairan dan nutrisi langsung ke pembuluh darah
(intravena) melalui infus.