Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 3: GEOLOGI STRUKTUR http://geologiunpad2010kel3.blogspot.co.id/2011/10/geologi-str...

0 More Next Blog» ndo.4.game@gmail.com Dashboard Sign Out

KELOMPOK 3
Minggu, 23 Oktober 2011 ARCHIEVES

▼ 11 (1)
GEOLOGI STRUKTUR
▼ Okt 23 (1)
GEOLOGI STRUKTUR
1.1 Pengenalan Geologi Struktur
Geologi struktur adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari bentuk arsitektur kerak
bumi. Geologi struktur mengkajian mengenai batuan, termasuk asal-usulnya, geometri dan
kinetiknya. INSPIRATION
Sebagaimana diketahui bahwa batuan-batuan yang tersingkap dimuka bumi maupun
yang terekam melalui hasil pengukuran geofisika memperlihatkan bentuk bentuk arsitektur
yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Bentuk arsitektur susunan batuan di
suatu wilayah pada umumnya merupakan batuan-batuan yang telah mengalami deformasi
sebagai akibat gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Deformasi adalah perubahan
dalam tempat dan/atau orientasi dari tubuh batuan. Deformasi secara definisi dapat dibagi
menjadi :
ABOUT US

- Distortion, yaitu perubahan bentuk.


- Dilatation, yaitu perubahan volume.
- Rotation, yaitu perubahan orientasi.
1. Nadya Widiyanti 2.
- Translation, yaitu perubahan posisi. Renaldi Fitriana 3. Ia
Kania Dewi 4. M. Imam
Pratama 5. Reza Jamil 6.
Andya Putra R 7. Humaedi
Aldi Alfarizky 8. Akhsanul
Amri
Bandung, Jawa Barat,
Gambar 1Jenis-Jenis Deformasi Indonesia
Mahasiswa Universitas
Padjadjaran Fakultas Teknik
Geologi Jurusan Teknik
Geologi
Lihat profil lengkapku

Arah dari gaya yang bekerja pada atau dalam kulit bumi dapat bersifat :
a. Berlawanan arah tetapi bekerja dalam satu garis. Gaya seperti ini dapat bersifat:
Tarikan (tension) dan Tekanan (compression).
b. Berlawanan, tetapi bekerja dalam satu bidang (couple)
c. Berlawanan, tetapi bekerja pada kedua ujung bidang (torsion).
d. Gaya yang bekerja dari segala jurusan terhadap suatu benda, yang pada umumnya
berlangsung dalam kerak bumi (tekanan Lithostatis).

Gambar Jenis Gaya Tension, Compression dan Couple

Gambar
Bentuk Torsion

Kita dapat membagi material menjadi 2 (dua) kelas didasarkan atas sifat perilaku dari material ketika
dikenakan gaya tegasan padanya, yaitu :
a. Material yang bersifat retas (brittle material), yaitu apabila sebagian kecil atau sebagian besar

1 of 9 17/03/16 09.49
KELOMPOK 3: GEOLOGI STRUKTUR http://geologiunpad2010kel3.blogspot.co.id/2011/10/geologi-str...

bersifat elastis tetapi hanya sebagian kecil bersifat lentur sebelum material tersebut
retak/pecah.
b. Material yang bersifat lentur (ductile material) jika sebagian kecil bersifat elastis dan sebagian
besar bersifat lentur sebelum terjadi peretakan / fracture.

Gambar 2. Gambar Deformasi Brittle dan Ductile

Bagaimana suatu batuan / material akan bereaksi tergantung pada beberapa faktor, antara lain
adalah:
a. Temperatur.
Pada temperatur tinggi molekul molekul dan ikatannya dapat meregang dan berpindah,
sehingga batuan/material akan lebih bereaksi pada kelenturan dan pada temperatur, material
akan bersifat retas.
b. Tekanan bebas
Pada material yang terkena tekanan bebas yang besar akan sifat untuk retak menjadi
berkurang dikarenakan tekanan disekelilingnya cenderung untuk menghalangi terbentuknya
retakan. Pada material yang tertekan yang rendah akan menjadi bersifat retas dan
cenderung menjadi retak.
c. Kecepatan tarikan
Pada material yang tertarik secara cepat cenderung akan retak. Pada material yang tertarik
secara lambat maka akan cukup waktu bagi setiap atom dalam material berpindah dan oleh
karena itu maka material akan berperilaku / bersifat lentur.
d. Komposisi
Beberapa mineral, seperti Kuarsa, Olivine, dan Feldspar bersifat sangat retas. Mineral
lainnya, seperti mineral lempung, mica, dan kalsit bersifat lentur. Hal tersebut berhubungan
dengan tipe ikatan kimianya yang terikat satu dan lainnya. Jadi, komposisi mineral yang ada
dalam batuan akan menjadi suatu faktor dalam menentukan tingkah laku dari batuan. Aspek
lainnya adalah hadir tidaknya air. Air kelihatannya berperan dalam memperlemah ikatan
kimia dan mengitari butiran mineral sehingga dapat menyebabkan pergeseran. Dengan
demikian batuan yang bersifat basah cenderung akan bersifat lentur, sedangkan batuan yang
kering akan cenderung bersifat retas.
Proses yang menyebabkan batuan mengalami deformasi adalah gaya yang bekerja pada batuan
tersebut. Sebagaimana diketahui dalam teori “Tektonik Lempeng” dinyatakan bahwa kulit bumi
tersusun dari lempeng-lempeng yang saling bergerak satu dengan lainnya. Pergerakan lempeng-
lempeng tersebut dapat berupa pergerakan yang saling mendekat (konvergen), saling menjauh
(divergen), dan atau saling berpapasan (transform).

Divergen Plate

Konvergen Plate

2 of 9 17/03/16 09.49
KELOMPOK 3: GEOLOGI STRUKTUR http://geologiunpad2010kel3.blogspot.co.id/2011/10/geologi-str...

Transform Plate

Pergerakan lempeng-lempeng inilah yang merupakan sumber asal dari gaya yang bekerja pada
batuan kerak bumi. Sehingga secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu yang
mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan
proses pembentukannya. Beberapa kalangan berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan
pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture),
patahan (fault), dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit),
sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih besar,
yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai
samudera, dan sebagainya.
1.2 Prinsip Dasar Mekanika Batuan
Mengenal dan menafsirkan tentang asal-usul dan mekanisme pembentukan suatu struktur
geologi akan menjadi lebih mudah apabila kita memahami prinsip prinsip dasar mekanika batuan,
yaitu tentang konsep gaya, tegasan (stress/compressive), tarikan (strength) dan faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi karakter suatu materi/bahan.
1.2.1. Gaya (Force)
a. Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah pergerakan suatu benda.
b. Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap suatu benda (seperti gaya gravitasi dan
elektromagnetik) atau bekerja hanya pada bagian tertentu dari suatu benda (misalnya
gaya-gaya yang bekerja di sepanjang suatu sesar di permukaan bumi).
c. Gaya gravitasi merupakan gaya utama yang bekerja terhadap semua obyek/materi yang ada
di sekeliling kita.
d. Besaran (magnitud) suatu gaya gravitasi adalah berbanding lurus dengan jumlah materi
yang ada, akan tetapi magnitud gaya di permukaan tidak tergantung pada luas kawasan
yang terlibat.
e. Satu gaya dapat diurai menjadi 2 komponen gaya yang bekerja dengan arah tertentu, dimana
diagonalnya mewakili jumlah gaya tersebut.
f. Gaya yang bekerja diatas permukaan dapat dibagi menjadi 2 komponen yaitu: satu tegak
lurus dengan bidang permukaan dan satu lagi searah dengan permukaan.
g. Pada kondisi 3-dimensi, setiap komponen gaya dapat dibagi lagi menjadi dua komponen
membentuk sudut tegak lurus antara satu dengan lainnya. Setiap gaya, dapat dipisahkan
menjadi tiga komponen gaya, yaitu komponen gaya X, Y dan Z.
1.2.2. Tekanan Litostatik
a. Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air dikenal sebagai tekanan
hidrostatik. Tekanan hidrostatik yang dialami oleh suatu benda yang berada di dalam air
adalah berbanding lurus dengan berat volume air yang bergerak ke atas atau volume air
yang dipindahkannya.
b. Sebagaimana tekanan hidrostatik suatu benda yang berada di dalam air, maka batuan yang
terdapat di dalam bumi juga mendapat tekanan yang sama seperti benda yang berada dalam
air, akan tetapi tekanannya jauh lebih besar ketimbang benda yang ada di dalam air, dan hal
ini disebabkan karena batuan yang berada di dalam bumi mendapat tekanan yang sangat
besar yang dikenal dengan tekanan litostatik. Tekanan litostatik ini menekan kesegala arah
dan akan meningkat ke arah dalam bumi.
1.2.3. Tegasan
a. Tegasan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu benda. Tegasan
juga dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada batuan sebagai respon dari
gaya-gaya yang berasal dari luar.
b. Tegasan dapat didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada luasan suatu permukaan benda
dibagi dengan luas permukaan benda tersebut: Tegasan (P)= Daya (F) / luas (A).
c. Tegasan yang bekerja pada salah satu permukaan yang mempunyai komponen tegasan
prinsipal atau tegasan utama.
d. Tegasan pembeda adalah perbedaan antara tegasan maksimal dan tegasan minimal.
Sekiranya perbedaan gaya telah melampaui kekuatan batuan maka retakan/rekahan akan
terjadi pada batuan tersebut.
e. Kekuatan suatu batuan sangat tergantung pada besarnya tegasan yang diperlukan untuk
menghasilkan retakan/rekahan.
1.2.4. Gaya Tegangan (Tensional Force)
a. Gaya Tegangan merupakan gaya yang dihasilkan oleh tegasan, dan melibatkan perubahan
panjang, bentuk (distortion) atau dilatasi (dilation) atau ketiga-tiganya.
b. Bila terdapat perubahan tekanan litostatik, suatu benda (homogen) akan berubah volumenya
(dilatasi) tetapi bukan bentuknya. Misalnya, batuan gabro akan mengembang bila gaya
hidrostatiknya diturunkan.
c. Perubahan bentuk biasanya terjadi pada saat gaya terpusat pada suatu benda. Bila suatu
benda dikenai gaya, maka biasanya akan dilampaui ketiga fasa, yaitu fasa elastisitas, fasa
plastisitas, dan fasa pecah.
d. Bahan yang rapuh biasanya pecah sebelum fase plastisitas dilampaui, sementara bahan
yang plastis akan mempunyai selang yang besar antara sifat elastis dan sifat untuk pecah.
Hubungan ini dalam mekanika batuan ditunjukkan oleh tegasan dan tarikan.
e. Kekuatan batuan, biasanya mengacu pada gaya yang diperlukan untuk pecah pada suhu dan
tekanan permukaan tertentu.
f. Setiap batuan mempunyai kekuatan yang berbeda-beda, walaupun terdiri dari jenis yang
sama. Hal ini dikarenakan kondisi pembentukannya juga berbeda-beda.

3 of 9 17/03/16 09.49
KELOMPOK 3: GEOLOGI STRUKTUR http://geologiunpad2010kel3.blogspot.co.id/2011/10/geologi-str...

g. Batuan sedimen seperti batupasir, batugamping, batulempung kurang kuat dibandingkan


dengan batuan metamorf (kuarsit, marmer, batusabak) dan batuan beku (basalt, andesit,
gabro).

1.3 Struktur Batuan


Struktur batuan terbagi atas tiga, yaitu :
1. Struktur Primer, yaitu struktur yang terjadi pada saat proses pembentukannya,
struktur ini biasanya dikenal sebagai struktur sedimen. contohnya :
- Graded Bedding
- Parallel Lamination
2. Struktur Sekunder, yaitu struktur yang terjadi setelah batuan terbentuk, struktur ini
bisa biasanya dihasilkan oleh interaksi batuan dengan batuan, batuan dengan mahluk
hidup, batuan dengan erosi dan dengan sedimentasi, serta batuan dengan proses
tektonik.
- Bioturbation (batuan-mahluk hidup)
- Load Cast (batuan-batuan)
- Flute Cast (batuan-erosi-sedimentasi)
- Sesar,Lipatan, Kekar (batuan-tektonik)
Geologi Struktur dalam kajiannya akan mempelajari struktur sekunder batuan yang
terbentuk sebagai akibat interaksi batuan dengan tektonik, walaupun tidak semua struktur
geologi terbentuk akibat interaksi ini.

1.4 Unsur Struktur Batuan


Unsur struktur geologi, berdasarkan pengertian geometrinya terbagi atas: Struktur Bidang
(3D atau 2D) dan Struktur Garis (2D).
Beberapa unsur struktur yang termasuk struktur bidang adalah :
a. Bidang Sumbu Lipatan.
b. Bidang Kekar.
c. Bidang Sesar.
Beberapa unsur struktur yang termasuk struktur garis adalah:
a. Sumbu Lipatan.
b. Gores Garis (Striation) pada Cermin Sesar (Slicken Side).
c. Lineasi Mineral (Contohnya Foliasi pada Gneiss)

1.5 Struktur Geologi


Struktur Geologi mencakup berbagai skala dan dimensi, dari mulai microstructures
sampai megastructures. Struktur geologi yang dikenal secara umum adalah:
1. Sesar /patahan (fault).
2. Lipatan (fold).
3. Kekar (joint).

1.5.1 SESAR
Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami “pergeseran
yang berarti” pada bidang rekahnya. Suatu sesar dapat berupa bidang sesar (Fault Plain)
atau rekahan tunggal. Tetapi sesar dapat juga dijumpai sebagai semacam jalur yang terdiri
dari beberapa sesar minor. Jalur sesar atau jalur penggerusan, mempunyai dimensi panjang
dan lebar yang beragam, dari skala minor sampai puluhan kilometer. Kekar yang
memperlihatkan pergeseran bisa juga disebut sebagai sesar minor. Rekahan yang cukup
besar akibat regangan, amblesan, longsor, yang disebut Fissure, tidak termasuk dalam
definisi sesar.
Beberapa indikasi umum adanya sesar :
1. Kelurusan pola pengaliran sungai.
2. Pola kelurusan punggungan.
3. Kelurusan Gawir.
4. Gawir dengan Triangular Facet.
4. Keberadaan mata air panas.
5. Keberadaan zona hancuran.
6. Keberadaaan kekar.
7. Keberadaan lipatan seret (Dragfolg)
8. Keberadaan bidang gores garis (Slicken Side) dan Slicken Line.
9. Adanya tatanan stratigrafi yang tidak teratur.

Klasifikasi Sesar
a. Slip (pergeseran relatif)
Pergeseran relatif pada sesar, diukur dari jarak blok pada bidang pergeseran
titik-titik yang sebelumnya berhimpit. Jarak total dari pergeseran disebut dengan Net Slip.
Slip Fault terbagi atas:
a) Strike Slip Fault, sesar yang arah pergerakannya relatif paralel dengan strike
bidang sesar. (Pitch 00 - 100). Sesar ini disebut juga sebagai Sesar Mendatar.
Sesar mendatar terbagi lagi atas :
- Sesar Mendatar Sinistral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kirinya lebih

4 of 9 17/03/16 09.49
KELOMPOK 3: GEOLOGI STRUKTUR http://geologiunpad2010kel3.blogspot.co.id/2011/10/geologi-str...

mendekati pengamat.
- Sesar Mendatar Dextral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kanannya
lebih mendekati pengamat.

b) Dip Slip Fault, sesar yang arah pergerakan nya relatif tegak lurus strike bidang sesar
dan berada pada dip bidang sesar. (Pitch 800 - 900). Dip Slip Fault terbagi lagi atas :
- Sesar Normal, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif turun
terhadap Foot-Wall.
- Sesar Naik, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif naik
terhadap Foot-Wall.

- Strike-Dip Slip Fault atau (Oblique Fault), yaitu sesar yang vektor pergerakannya
terpengaruh arah strike dan dip bidang sesar. (Pitch 100 - 800). Strike-Dip Slip Fault
terbagi lagi atas kombinasi-kombinasi Strike Slip Fault dan Dip Slip Fault, yaitu:
· Sesar Normal Sinistral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif
turun dan sinistral terhadap Foot-Wall.
· Sesar Normal Dextral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif
turun dan dextral terhadap Foot-Wall.
· Sesar Naik Sinistral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif naik
dan sinistral terhadap Foot-Wall.
· Sesar Naik Dextral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif naik
dan dextral terhadap Foot-Wall.
b. Separation (Pergeseran Relatif Semu)
Bila pitch tidak dapat ditemukan, maka pergeseran tidak dapat ditentukan, maka
pergeseran disebut separation.

Unsur- unsur struktur sesar


1. Bidang Sesar, yaitu bidang rekahan tempat terjadinya pergeseran yang
kedudukannya dinyatakan dengan jurus dan kemiringan.
2. Hanging-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang berada relatif diatas bidang sesar.
3. Foot-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang relatif berada dibawah bidang sesar.
4. Throw, yaitu besarnya pergeseran vertikal pada sesar.
5. Heave, yaitu besarnya pergeseran horizontal pada sesar.
6. Pitch, yaitu besarnya sudut yang terbentuk oleh perpotongan antara gores garis

5 of 9 17/03/16 09.49
KELOMPOK 3: GEOLOGI STRUKTUR http://geologiunpad2010kel3.blogspot.co.id/2011/10/geologi-str...

(Slicken Line) dengan garis horizontal (garis horizontal diperoleh dari penandaan
kompas pada bidang sesar saat pengukuran Strike bidang sesar).

1.5.2. LIPATAN
Terdapat beberapa definisi lipatan menurut ahli geologi struktur, antara lain:
1. Hill (1953).
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya
disebabkan oleh dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada
gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada
bending, gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan.
2. Billing (1960)
Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan.
3. Hob (1971)
Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap bidang
lapisan, sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya penyebabnya sejajar
dengan bidang lapisan. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses buckling
terjadi perubahan pola keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin,
berkembang suatu rekahan yang disebabkan akibat adanya tegasan tensional (tarikan)
sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terjadi tegasan kompresi yang
menghasilkan Shear Joint. Kondisi ini akan terbalik pada sinklin.

4. Park (1980)

Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang lapisan batuan.

Beberapa unsur perlipatan


1. Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang vertikal.
2. Core, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan.
3. Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada antiklin
4. Pitch atau Rake, sudut antara garis poros dan horizontal, diukur pada bidang poros.
5. Depresion , daerah terendah dari puncak lipatan.
6. Culmination, daerah tertinggi dari puncak lipatan.
7. Enveloping Surface, gambaran permukaan (bidang imajiner) yang melalui semua
Hinge Line dari suatu lipatan.
8. Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang dimulai dari
lengkungan maksimum antiklin sampai hinge sinklin), atau Updip (sayap yang dimulai
dari lengkungan maksimum sinklin sampai hinge antiklin). Sayap lipatan dapat berupa
bidang datar (planar), melengkung (curve), atau bergelombang (wave).
9. Fore Limb, sayap yang curam pada lipatan yang simetri.
10. Back Limb, sayap yang landai.
11. Hinge Point, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu perlipatan.
12. Hinge Line, garis yang menghubungkan Hinge Point pada suatu perlapisan yang
sama.
13. Hinge Zone, daerah sekitar Hinge Point.
14. Crestal Line, disebut juga garis poros, yaitu garis khayal yang menghubungkan
titik-titik tertinggi pada setiap permukaan lapisan pada sebuah antiklin.
15. Crestal Surface, disebut juga Crestal Plane, yaitu suatu permukaan khayal dimana
terletak di dalamnya semua garis puncak dari suatu lipatan.
16. Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalu dijumpai pada sinklin.
17. Trough Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik terendah ada setiap
permukaan lapisan pasa sebuah sinklin.
18. Trough Surface, bidang yang melewati Trough Line.

6 of 9 17/03/16 09.49
KELOMPOK 3: GEOLOGI STRUKTUR http://geologiunpad2010kel3.blogspot.co.id/2011/10/geologi-str...

19. Axial Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari lengkungan maksimum
pada tiap permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan.
20. Axial Plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara
sayap-sayap lipatannya.
Gambar unsur lipatan

Klasifikasi lipatan
1. Klasifikasi lipatan berdasarkan unsur geometri, antara lain:
A. Berdasarkan kedudukan Axial Plane, yaitu:
· Upright Fold atau Simetrical Fold (lipatan tegak atau lipatan setangkup).
· Asimetrical Fold (lipatan tak setangkup atau lipatan tak simetri)
· Inclined Fold atau Over Fold (lipatan miring atau lipatan menggantung).
· Recumbent Fold (lipatan rebah)
2. Klasifikasi lipatan berdasarkan bentuknya, antara lain:
· Concentric Fold\ · Fan Fold.
· Similar Fold. · Closed Fold
· Chevron Fold. · Harmonic Fold
· Isoclinal Fold. · Disharmonic Fold.
· Box Fold · Open Fold
· Fan Fold. · Kink Fold, terbagi lagi atas :
· Box Fold a. Monoklin.
b. Homoklin.
c. Terrace.

Jenis-jenis lipatan

1.5.3 KEKAR
Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relatif sedikit
sekali terjadi pergeseran. Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum pada
batuan.

Klasifikasi kekar
Secara genetik, kekar terbagi atas:
1. Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang cenderung
mengelincir bidang satu sama lainnya yang berdekatan.
2. Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah tegak lurus
dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi
akibat dari stress yang cenderung untuk membelah dengan cara menekannya pada
arah yang berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi.
3. Kekar Hibrid (Hybrid Joint), yaitu merupakan campuran dari kekar gerus dan kekar

7 of 9 17/03/16 09.49
KELOMPOK 3: GEOLOGI STRUKTUR http://geologiunpad2010kel3.blogspot.co.id/2011/10/geologi-str...

tarikan dan pada umumnya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.


a. Kekar Gerus.
Ciri-ciri dilapangan :
· Biasanya bidangnya licin.
· Memotong seluruh batuan.
· Memotong komponen batuan.
· Bidang rekahnya relatif kecil.
· Adanya joint set berpola belah ketupat.

b. Kekar Tarikan
Ciri-ciri dilapangan :
- Bidang kekar tidak rata.
- Bidang rekahnya relatif lebih besar.
- Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-
kotak.
- Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yang kemudian disebut vein.
Kekar tarikan dapat dibedakan atas:
1. Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah dengan
tegasan.
2. Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau
pengurangan tekanan, orientasinya tegak lurus terhadap gaya utama. Struktur
ini biasanya disebut STYLOLITE.

Referensi :
Departemen Pendidikan HMG UNPAD 2003

Diposkan oleh 1. Nadya Widiyanti 2. Renaldi Fitriana 3. Ia Kania Dewi 4. M. Imam Pratama 5. Reza
Jamil 6. Andya Putra R 7. Humaedi Aldi Alfarizky 8. Akhsanul Amri di 03.41
Rekomendasikan ini di Google

2 komentar:

Fatma Jamil 29 Maret 2014 22.49

(y) good
Balas

Naufal Abdila 23 Desember 2015 02.21

terima kasih infonya


Balas

Beri komentar sebagai: ndo game (Google) Keluar

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

8 of 9 17/03/16 09.49
KELOMPOK 3: GEOLOGI STRUKTUR http://geologiunpad2010kel3.blogspot.co.id/2011/10/geologi-str...

Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

9 of 9 17/03/16 09.49

Anda mungkin juga menyukai