STUDI KASUS
Oleh :
WELA SANJAYA
NIM: 144012013082
Oleh :
WELA SANJAYA
NIM: 144012013082
Telah diujikan pada tanggal 27 Mei 2016 dan disetujui untuk disusun sebagai
Studi kasus dengan judul:
Penguji I (Institusi)
Penguji II (Nasional)
Idayati,S.Kep.M.Kes
NBM. 831884
Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
MOTTO
Janganlah larut dalam satu kesedihan, karena masih ada hari esok yang menyongsong
dengan sejuta kebahagiaan. Jadikanlah sebuah kekecewaan itu menjadi senjata sukses
( Wela Sanjaya )
iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah..
Studi Kasus ini saya persembahkan untuk orang-orang yang saya sayangi, yang
membantu dan memberi semangat saya dalam mengerjakan studi kasus ini, sehingga
studi kasus ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
1. Untuk kedua orang tua saya bapak Suharsono Ibu tersayang Sumiyati, yang telah
memberikan dukungan moril maupun material serta do’a yang tiada henti-
hentinya untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan do’a yang
Sadewa) khususnya perawat kelas B yang tak bisa disebutkan satu per satu
iv
dukungan kalian.
7. Teman-teman seperjuangan D III Keperawatan angkatan 18 dan teman-taman satu
warna warni persahabatan selama ini, semoga apa yang dicita-citakan, diimpikan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmatdan
laporan studi kasus ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan studi
kasus ini berjudul : “Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Masalah Utama
Penulisan laporan studi kasus ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir
Lampung.
Selama penulisan dan penyusunan laporan studi kasus ini penulis banyak mendapat
bantuan baik moril maupun materil serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
masih banyak kekurangan baik segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis
selanjutnya. Semoga laporan studi kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
Wassalamualaikum wr.wb.
Pringsewu, Juni2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................4
C. Ruang Lingkup.................................................................................5
D. Metode Penulisan.............................................................................5
E. Sistematika Penulisan......................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian......................................................................................55
B. Diagnosa Keperawatan ..................................................................57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................62
B. Saran...............................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyatakan upaya kesehatan jiwa ditujukan untuk menjamin setiap orang agar
dapat menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan
adalah keadaan dimana adanya gangguan pada fungsi kejiwaan. Fungsi kejiwaan
tersebut antara lain adalah proses berpikir, emosi, kemauan dan perilaku
bermakna atau sindroma psikologis atau pola yang dihubungkan dengan kejadian
signifikan resiko untuk kematian, sakit, ketidakmampuan atau hilang rasa bebas.
terhadap stressor dari dalam dan luar lingkungan yang berhubungan dengan
setempat dan mempengaruhi interaksi sosial individu, kegiatan dan fungsi tubuh
Jumlah klien gangguan jiwa dunia berdasarkan data WHO (2009) adalah 450
juta penduduk dunia mengalami gangguan jiwa, 10% orang dewasa dan 25%
berhubungan dengan bunuh diri, lebih dari 90% dari satu juta kasus bunuh diri
setiap tahunnya akibat gangguan jiwa (WHO, 2009). Gangguan jiwa ditemukan
disemua negara, terjadi pada semua tahap kehidupan, termasuk orang dewasa dan
cenderung terjadi peningkatan gangguan jiwa. Salah satu gangguan jiwa yang
dan emosi yang tidak sesuai (WHO, 2009, dikutip dalam Satrio,2015).
terdiagnosis gangguan jiwa, dari jumlah tersebut 6,5 juta klien mengalami
disabilitas akibat gangguan jiwa berat yaitu skrizofenia. Berdasarkan hasil riset
kesehatan dasar tahun 2013 yang menyebutkan bahwa gangguan jiwa mencapai
1,7 % meningkat dari tahun 2007 sebesar 0,46 %. Wilayah paling banyak dengan
Berdasarkan data dari rekam medik Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung, di
tahun 2015 jumlah pasien yang dirawat jalan sejumlah 23.304 jiwa, dengan data
7951 jiwa untuk skrizofenia paranoid, 5670 jiwa untuk skrizofenia tak terinci,
2424 jiwa untuk gangguan skizoafektif tipe depresif, 2300 jiwa untuk gangguan
mental lain, 1311 jiwa untuk episode depresif sedang, 866 jiwa untuk skizofrenia
residual, 762 jiwa untuk gangguan anxietas menyeluruh, 747 jiwa untuk depresi
berat dengan gejala psikotik, 728 jiwa untuk depresi pasca skizofrenia, 545 jiwa
untuk gangguan mental organik. Sedangkan jumlah pasien yang dirawat inap
sejumlah 1.045 jiwa, dengan data 429 jiwa untuk skrizofenia paranoid, 287 jiwa
untuk skrizofenia tak terinci, 89 jiwa untuk gangguan skizoafektif tipe depresif,
kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik lain, 41 jiwa untuk gangguan
psikotik lir-skrizofenia akut, 35 jiwa untuk gangguan afektif bipolar kini dalam
remisi, 26 jiwa untuk gangguan mental organik, 25 jiwa untuk depresi pasca
skizofrenia, 22 jiwa untuk gangguan panik (Data Rekam Medik Rumah Sakit
Provinsi Lampung pada bulan Maret – Mei 2016 yaitu dari 320 pasien terdapat
rendah, 9 % untuk isolasi sosial, 2 % untuk waham (Data Rekam Medik Ruang
Berdasarkan dari uraian diatas sekitar 5.5 % dari jumlah pasien yang dirawat
inap di ruang Cendrawasih Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung tahun 2016.
Jika jumlah tersebut tidak segera diatasi akan menimbulkan dampak yang lebih
buruk lagi atau akan terjadi peningkatan dari data sebelumnya. Berdasarkan hal
tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan jiwa
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
C. Ruang Lingkup
Studi kasus ini mencakup Asuhan Keperawatan pada Tn.J Dengan Masalah
Provinsi Lampung, yang dilakukan pada tanggal 26-28 Mei 2016 di Ruang
D. Metode Penulisan
keperawatan.
a. Observasi/pengamatan
c. Pemeriksaan fisik
d. Dokumentasi/catatan perawat
catatan medik dan perawat pada buku status klien di ruang Cendrawasih
e. Studi Kepustakaan
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan studi kasus ini dibagi dalam 5 bab yang terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
keperawatan.
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
TINJAUAN TEORI
A. Konsep : Halusinasi
1. Definisi
organ-organ indra.
b. Menurut Towsend (2009) halusinasi merupakan suatu bentuk persepsi
yang mungkin meliputi salah satu dari kelima panca indera. Hal ini
pengecapan.
c. Menurut stuart (2009), halusinasi adalah distorsi persepsi palsu yang
beberapa stimulus.
yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak terjadi dalam realitas,
a. Halusinasi Dengar
Mendengarkan suara / kebisingan yang tidak ada hubungannya dengan
3. Fase Halusinasi
a. Comforting (Halusinasi menyenagkan, cemas ringan)
Pada fase ini klien mengalami kecemasan, kesepian, rasa bersalah, takut
menghilangkan kecemasan.
b. Comdemning (Cemas sedang)
dari halusinasi.
serta imunovirologi.
a) Genetik
Secara genetik ditemukan perubahan pada kromosom 5 dan 6
halusinasi.
c) Neurokimia
Penelitian di bidang neurotransmisi telah memperjelas hipotesis
terjadinya skizofrenia.
d) Imunovirologi
Infeksi virus lebih sering terjadi pada tempat-tempat keramaian
dan musim dingin dan awal musim semi dan dapat terjadi in utero
atau pada anak usia dini pada beberapa orang yang rentan
(Stuart,2009).
2) Faktor Psikologis
Menurut Towsend (2009), awal terjadinya skizofrenia difokuskan pada
orang tua dan anak, serta disfungsi sistem keluarga sebagai penyebab
terjadinya skizofrenia.
b. Faktor Presipitasi
1) Biologis
2) Pemicu gejala
perilaku individu.
tekanan pekerjaan.
a. Halusinasi Pendengaran
1) Melirik mata kekanan / kekiri untuk mencari sumber suara
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang berbicara / benda
mati didekatnya
3) Terlibat pembicaraan dengan benda mati atau orang yang tidak
tampak
4) Menggerakkan mulut seperti mengomel
b. Halusinasi Pengelihatan
1) Tiba-tiba tampak tergagap, ketakutan kerena orang lain, benda mati /
6. Rentang Respon
b. Respon Maladaptif
disuatu tempat.
7. Mekanisme Koping
8. Sumber Koping
bagi klien dan keluarga. Proses penyesuaian pasca psikotik terdiri dari empat
1. Konsep Model
Adaptasi Roy
2. Pengkajian
Merupakan tahapan awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap
a. Data Subyektif
Yaitu data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga. Data
b. Data Obyektif
Yaitu data yang ditemukan secara nyata. Data ini didapatkan melalui
3. Diagnosa Keperawatan
Dx KEP PERTEMUAN
Gangguan 1 2
5 s/d XII
BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn. J
Umur : 50 thn
Pendididkan : SMA
Pekerjaan : Wirasuasta
Agama : Islam
No. Register : 00 40 05
Nama : Tn. E
Umur : 72 tahun
Pendididkan : -
2. Alasan Masuk
Berdasarkan data yang di peroleh dari klien dan perawat ruangan, klien
masuk rumah sakit jiwa daaerah propinsi lampung diantar oleh keluarganya
pada tanggal 16 mei 2016, dengan alasan masuk, gaduh gelisah, amuk
3. Faktor Predisposisi
Pada saat pengkajian pada tanggal 26 mei 2016, klien mengatakan pernah
masuk/ mengalami gangguan jiwa pada 1 tahun yang lalu dan ada
perubahan, namun saat dirumah klien mengatakan malas minum obat karena
bosan minum obat. Klien tampak malas minum obat, Sehingga klien putus
gangguan jiwa.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 80 x /mnt
Pernafasan : 20 x /mnt Suhu : 37.0 C
TB : 170 cm
BB : 60 kg
c. Keluhan Fisik : -
5. Psikososial
a. Genogram
Keterangan
: laki-laki : menikah
: keturunan
serumah dengan kedua orang tuanya dan kakanya. Klien belum menikah,
klien mengatakan orang yang paling dekat dengan klien adalah ibu klien
krena ibu klien lebih sering dirumah. Klein mengatakan jarang komunikasi
b. Konsep diri
1) Gambaran Diri
Klien mengatakan menyukai semua, anggota tubuhnya dari ujung
3) Peran
Klien mengatakan perannya adalah sebagai saorang anak laki-laki,
klien mengatakan belum dapat menjadi anak yang baik bagi orang
tuanya.
4) Ideal Diri
Klien mengatakan ingin menjadi orang yang sukses dapat
rumah sakit jiwa, klien jarang mengobrol dengan teman nya, klien
pelan
c. Hubungan Sosial
1) Orang Terdekat
Klien mengatakan orang terdekat klien dikeluarganya adalah orang
tuanya.
2) Peran serta kegiatan kelompok / masyarakat
Klien mengatakan saat dirumah terkadang mengikuti kegiatan
d. Spritual
Allah SWT, dan sakit yang dialaminya saat ini adalah ujian dari
Allah SWT.
2) Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan saat di RSJ klien selalu menjalankan sholat,
6. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan klien rapih, klien mengatakan ganti pakaian 1x/hari, klien
b. Pembicaraan
c. Aktivitas Motorik
d. Alam Perasaan
kesal karna sulit tidur, mata merah, klien tegang dan gelisah
e. Afek
Saat interaksi klien kurang kooperatif, kontak mata baik, mau bicara bila
ditanyta
g. Persepsi
almarhum bapaknya, klien mengatan suara itu muncul ketika klien mau
saat suara itu menyuruhnya untuk berbuat keburukan, sura itu datang
waktunya sekitar 10 menit. klien mengatakan saat suara itu muncul klien
tersebut 1 hari yang lalau pada malam hari, klien mengatakan merasa
mandir
pendengaran
h. Proses pikir
diberikan.
i. Isi pikir
phobia dan klien tidak memiliki pikiran yang kurang masuk akal saat
ini.
j. Tingkat Kesadaran
Klien mengatakan sadar bahwa dirinya berada dirumah sakit jiwa klien
k. Memori
1) Jangka Panjang
Klien mampu mengingat kejadian 1 bulan yang lalu
2) Jangka Pendek
Klien mampu mengingat kejadian yang sudah dilakukan seperti
m. Kemampuan Penilaian
sedang dirawat dirumah sakit jiwa untuk dapat pengobatan agar cepat
sembuh
/hari.
c. Mandi
d. Berpakaian
Klien terlihat kurang rapih, klien tidak memakai alas kaki, klien
Klien mengatakan lama tidur siang 1 jam dan tidur malam 7 jam klien
pendengaran
f. Penggunaan Obat
g. Pemulihan kesehatan
Klien berada dirumah sakit ini untuk berobat, perawat sering member
dan membantu ibunya, dan saat di rumah sakit klien hanya tidur tidak
8. Mekanisme Koping
a. Adaptif
Klien mau berbicara dengan orang lain , klien mau mengikuti kegiatan
b. Mal Adaptif
kelompok.
sering.
dengan rumahnya.
mengetahui bahwa dirinya saat ini sedang dirawat di RSJ. Klien mengatakan
B. Data Fokus
1. Data Subyektif :
wujudnya
jahat
j. Klien mengatakan terakhir mendengar suara itu sejak 1 hari yang lalu
m.Klien mengatakan mudah marah jika suara itu menyuruhnya untuk berbuat
jahat
jiwa
2. Data Obyektif :
j. Klien lesu
C. Analisa Data
DO.
DO
DO.
DO.
DO.
DO.
DO.
D. Masalah Keperawatan
Halusinasi pendengaran
efektif diri
F. Diagnosa Keperawatan
G. Rencana Keperawatan
5
1.Evaluasi kegiatan menghardik,
minum obat, bercakap-cakap
dan melakukan kegiatan harian,
Beri Pujian
2.Nilai kegiatan harian klien
3.Nilai kemampuan secara
mandiri
4.Nilai apakah halusinasi
terkontrol
3 4
1.Evaluasi kegiatan latihan fisik 1.Evaluasi kegiatan latihan fisik,
dan obat. Beri pujian obat dan verbal. Beri pujian
2.Latihan cara mengontrol 2.Latih cara mengontrol resiko
perilaku kekerasan dengan cara perilakukekerasan secara
verbal, yaitu mengungkapan, spiritual 2 kegiatan
3.Masukan pada jadwal kegiatan
meminta, dan menolak dengan
untuk latihan fisik, minum obat,
benar
3.Masukan pada jadwal verbal dan spiritual
kegiatan untuk latihan fisik,
minum obat dan ferbal
5
1. Evaluasi kegiatan latihan
fisik,obat, verbal, dan spiritual
Beri Pujian
2. Nilai kemampuan yang telah
mandiri
3.Nilai apakah Pk terkontrol
Diagnosa Pertemuan
No.
Keperawatan 1 2
( Wela Sanjaya )
2. 26 mei 2016 Sp. 1 Gangguan persepsi S:
11.15 – 11.30 sensori : halusinasi pendengaran - Klien mengatakan mampu
Data : menghardik
- Klien mengatakan masih
- Klien mengatakan mudah
mendengar bisikkan
marah jika suara itu
O:
menyuruhnya untuk berbuat
- Klien mengatakan mampu
jahat
menghardik
- Klien mengatakan lama suara A:
itu datang sekitar 10 menit Gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran
- Klien mengatakan saat suara
P:
itu muncul klien sedang sendiri
- Mengingat yang belum
- Klien mengatakan terakhir diceriterakan
mendengar suara itu sejak 1 - Latihan menghardik 2x/hari
1 27/5/2016 SP : Pengkajian S:
Data - Klien mengatakan mendengar
09:30 - suara bisikkan tanpa ada
wujudnya
- Klien mengatakan mendengar
Yuanesa puspitasari
Diagnosa Perawatan :
Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran
Tindakan :
- Mengindentifikasi halusinasi :
isi,frekuensi,waktu terjadi, situasi
pencetus,perasaan, respon
- Menjelaskan cara mengontrol
halusinasi :
Menghardik,obat,bercakap-
cakap,melakukan kegiatan
- Melatih cara mengontrol
halisinasi dengan menghardik
- Masukkan pada jadwal kegiatan
Tindakan :
- Mengevakuasi jadwal kegiatan
harian ( menghardik )
- Melatih cara mengontrol obat
( jelaskan 6 benar obat )
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
harian untuk menghrdik dan minum
obat
RTL :
- Evaluasi jadwal kegiatan harian
( mengardik dan minum obat )
- Latih Klien mengendalikkan
halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain.
- Masukkan pada jadwal kegiatan
harian untuk bercakap-cakap dengan
orang lain
Yuanesa Puspitasari
Tindakan :
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
( menghardik dan minum obat)
- Latih pasien mengendalikan
halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain
- Masukkan dalm jadwal kegiatan
harian untuk bercakap-cakap dengan
orang lain..
RTL :
- Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
Yuanesa Puspitasari
PEMBAHASAN
Pada BAB IV ini, penulis membahas kesenjangan antara BAB II dengan BAB III
(antara landasan teori dengan tinjauan kasus) yang ditemukan pada asuhan
keperawatan pada Tn.J dengan masalah utama gangguan persepsi sensori : Halusinasi
A. Pengkajian
Data predisposisi yang tidak sama dengan teori atau tidak muncul pada Tn.J
adalah faktor biologis seperti kelainan struktur otak, karena tidak ditunjang
psikologis tidak muncul adalah karena Tn.J tidak pernah mendapatkan perlakuan
kasar dari keluarga dan lingkungan, pada kasus pun tidak ditemukan adanya
faktor ketiga adalah faktor hubungan sosial muncul pada Tn.J, karena Tn.J
yang tidak disukai klien ,keluarga yang kurang memperhatikan dan merawatnya
dengan baik khususnya mengingatkan klien untuk jadwal minum obat ataupun
obat nya yang sudah habis. Dengan kurangnya perhatian dari keluarga, akhirnya
kesehatan ,lingkungan, sikap dan perilaku individu. Sedangkan pada kasus Tn.J
Pada landasan teori menurut (Kemenkes, 2012) tanda gejala secara umumnya
dapat dilihat dari data subyektif dan obyektif. Data subyektif nya antara lain :
mendengar suara-suara bisikan yang tidak ada wujudnya/ melihat bayangan yang
tidak ada wujudnya/ mencium bau seperti darah, urine / merasakan rasa seperti
darah/ serta merasa takut. Untuk data obyektifnya yang muncul seperti bicara atau
ke arah tertentu, ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas, menutup hidung, sering
kasus ditemukan tanda dan gejala seperti : untuk data subyektif nya yang muncul
adalah klien mendengar suara bisikan yang menyerupai almarhum ayahnya, suara
itu menyuruhnya untuk bertaubat. Sedangkan untuk data yang lain seperti melihat
bayangan yang tidak ada wujudnya, mencium bau seperti darah/ urine,
merasakan rasa seperti darah, serta merasa takut tidak muncul karena klien tidak
sintetik.
Untuk data obyektifnya yang muncul adalah klien terkadang sering melamun,
serta menutup telinga. Untuk gejala berbicara/tertawa sendiri sudah tidak muncul
lagi karena pada saat pengkajian klien sudah tidak mengalami hal tersebut.
nunjuk ke arah tertentu, ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas, menutup hidung,
seperti data yang diatas klien tidak mengalami halusinasi penglihatan, penciuman,
B. Diagnosa Keperawatan
Pada saat pengkajian, penulis menemukan masalah lain yaitu koping keluarga
tidak efektif, walaupun didalam tinjauan teori tidak muncul masalah tersebut.
Karena pada saat pengkajian, klien mengatakan sebelumnya pernah putus obat
dalam mengingatkan klien untuk jadwal minum obat dan saat obat klien habis,
keluarga klien sibuk dengan pekerjaannya, sehingga klien mengalami putus obat
lagi.
B. Intervensi
2. Perilaku kekerasan
penyebab, tanda-tanda, akibat, dan cara meluapkan marah, serta obat yang
digunakan.
D. Implementasi
oleh penulis mengacu pada rencana tindakan yang telah dibuat dan disesuaikan
dengan kondisis klien, dalam hal ini penulis semaksimal mungkin untuk
berbagai TUK dan perawat juga melibatkan peran serta klien, karena klien
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
2. Perilaku Kekerasan
Kontrol marah dan emosi belum tercapai, karena emosi klien masih labil
sering berubah-ubah.
BAB V
A. Kesimpulan
pasien.
telah ada, evaluasi adalah tahap untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
B. Saran
memperhatikan prioritas masalah utama , serta tanda dan gejala yang muncul
kondisi klien saat ini, menentukan tujuan khusus yang mengacu pada
penyebab.
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Farida, Kusumawati. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Fontaine, K.L. (2009). Mental Helth Nursing. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Keliat & Akemat. (2010). Model Praktek Keperawatan Proffesional. Jakarta: EGC.
Nasir, Abdul & Abdul M. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Sadock, B.J. & Sadock, V.A. (2007). Kaplan and Sadock’s: Synopsis of Psychiatry
Behavioral Sciences /Clinical Psychiatry. Jakarta: EGC.
Satrio, K.L., Satrio dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandar Lampung: LP2M
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Sinaga, B.R. (2007). Skizofrenia & Diagnosis Banding. Jakarta: Fakultas Kedokteran-
Universitas Indonesia.
Stuart, G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Missouri : Mosby,Inc.
Towsend, M.C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts of Care Evidance-
Based Practice. Philadelphia: F.A.Davis Company.
PENGKAJIAN
Pertemuan :1
Ruang : Cendrawasih
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
DO :
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan
4. Tindakan
- Melakukan pengkajian
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
b. Evaluasi Validasi
d. Tujuan
Baiklah pak, peran saya disini sebagai perawat ya pak, saya dinas mulai hari
ini sampai dengan besok. Tujuan saya disini saya yang akan merawat bapak
selama 2 hari ini. Bapak bisa menceritakan apa saja yang bapak keluhkan
kepada saya, dan saya akan bertanggung jawab serta bertanggung gugat
terhadap apa yang bapak ceritakan kepada saya. Dan saya akan menjamin
e. Kontrak
masalah bapak. Tujuannya adalah untuk mengetahui masalah apa saja yang
bapak alami, sekaligus mencari solusi dalam mengatasi masalah itu ya pak.
bapak setuju ?
2. Fase Kerja
Baik pak, kita mulai ngobrol-ngobrolnya ya pak . Bapak sudah berapa lama
tinggal disini ? Bapak ingat tidak hal apa yang menyebabkan bapak tinggal
bayangan? Sampai saat ini apakah bapak mendengar suara-suara tanpa ada
wujudnya atau melihat bayangan aneh ? Lalu apakah bapak sering marah-
marah saat ini? Daan apakah bapak sering menyendiri dan tidak mau
yang bapak kenal ? Lalu apakah bapak sering merasa malu terhadap diri
bapak sendiri ? Ada tidak pak, yang bapak tidak sukai dari diri bapak ? Dan
kebesaran?Kalau boleh tau bapak disini mandi berapa kali ? Berapa kali
menggosok gigi dan keramas ? Berapa kali mengganti pakaian? Iya pak
saya. Setelah kita berbincang-bincang tadi ada tidak pak yang ingin
ditanyakan ?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
b. Evaluasi Obyektif
Baiklah pak, nanti bapak ingat-ingat kembali ya masalah yang belum bapak
d. Kontrak
Nanti kita akan bertemu lagi ya pak, sekitar pukul 11.00 untuk mengajarkan
bapak bagaimana cara mengatasi masalah yang bapak rasakan ya. Waktunya
Pertemuan :2
Ruang : Cendrawasih
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
DO :
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan
menghardik
4. Tindakan
perasaan, respon
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
Assalamualaikum pak. Selamat Pagi pak ? Bapak masih ingat dengan saya?
Siapa pak?
b. Evaluasi Validasi
Bagaimana perasaan bapak saat ini? Bapak masih ingat tidak tentang apa yang
sudah kita bicarakan tadi? Apa pak? Bagus sekali bapak masih mengingat nya
ya.
c. Kontrak
tujuannya adalah agar suara bisikan yang bapak dengar dapat terkontrol ya
pak. Waktunya 15 menit saja pak. Tempatnya disini aja ya pak. Bagaimana
pak?
2. Fase Kerja
masalah bapak lebih lanjut ya. Tadi bapak sudah menceritakan sedikit ya
mengenai masalah bapak. Coba pak, sekarang bapak ceritakan kepada saya
apakah suara bisikan yang bapak ceritakan tadi, hari ini bapak masih
sewaktu saja pak? Berapa kali munculnya suara itu pak dalam sehari ? Pada
saat keadaan apa saja suara bisikan itu muncul ? Apakah pada saat bapak
sedang sendirian? Lalu seperti apa perasaan bapak saat mendengar suara itu?
Iya, bagus sekali bapak mampu menceritakan semua kepada saya. Baiklah
cara ya pak untuk mengontrol suara bisikan yang bapak dengar, yaitu dengan
pertama yang akan saya ajarkan disini yaitu dengan menghardik ya pak.
katakan “ Pergi-pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu, jangan ganggu
saya “ !! Begitu terus ya pak sampai suara itu hilang. Coba sekarang bapak
praktekkan ulang cara yang sudah saya ajarkan barusan. Seperti apa pak? Iya
bagus sekali ya pak, bapak dapat mengulangi nya lagi. Bapak, nanti bapak
masukkan latihan ini dijadwal kegiatan harian bapak ya. Bagaimana pak, apa
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
latihan tadi ?
b. Evaluasi Obyektif
suara yang bapak dengar, sesuai latihan yang saya ajarkan barusan. Iya bagus
Baiklah pak, nanti bapak praktekkan kembali ya jika bapak mendengar suara
bisikan itu lagi. Dan jangan lupa bapak masukkan dijadwal kegiatan harian
bapak.
d. Kontrak
bapak cara menngontrol suara-suara bisikan yang bapak dengar dengan obat
ya. Waktunya 15 menit saja pak. Tempatnya disini saja ya pak. Bapak setuju?
Pertemuan :3
Ruang : Cendrawasih
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan saat ini sudah tidak mendengar suara bisikan itu lagi
DO :
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan
4. Tindakan
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat ( Jelaskan 6 benar: jenis, guna,
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
b. Evaluasi Validasi
Bagaimana pak, masih ingat tidak tentang apa yang sudah saya ajarkan tadi,
cara untuk mengontrol suara bisikan yang mengganggu bapak? Coba bapak
sebutkan kembali apa saja cara nya? Dan coba bapak praktekkan? Bagus
c. Kontrak
Baiklah pak, kita bertemu lagi ya sesuai kesepakatan kita tadi. Saat ini saya
akan mengajarkan bapak cara mengontrol suara bisikan yang bapak dengar
dengan cara yang ke 2 ya pak yaitu dengan minum obat, Tujuannya agar suara
yang bapak dengar bisa terkontrol ya pak. Waktunya 15 menit saja pak.
2. Fase Kerja
suara yang bapak dengar dengan minum obat menggunakan 6 benar ya pak,
agar suara bisikan itu tidak muncul lagi. Perhatikan saya ya pak. Sebelumnya
saya ingin bertanya ya pak. Pagi ini bapak sudah minum obat ? Biasanya
berapa macam obat yang bapak minum? Warnanya apa saja pak? Iya pak,
disini ada 3 macam obat ya pak. Ada warna orange, merah jambu dan putih.
badan. Coba sekarang bapak ulangi kembali yang sudah saya jelaskan. Iya
bagus sekali ya pak, bapak dapat menyebutkannya lagi ya pak. Bapak minum
obatnya yang rutin ya pak, jangan sampai putus obatnya. Bapak disini ada 6
benar cara minum obat ya pak, yaitu benar jenis, guna, dosis, frekuensi, cara,
dan kontinuitas minum obat. Jadi sebelum bapak minum, bapak teliti dahulu
ya, pastikan obatnya benar artinya bapak harus memastikan bahwa obat yang
bapak minum benar-benar milik bapak, pastikan obat yang bapak minum pada
waktu yang tepat dan jumlah yang diminum harus tepat. Nah, nanti bapak
masukkan latihan minum obat ini dijadwal kegiatan harian bapak ya.
3. Fase Terminasi
latihan tadi ?
b. Evaluasi Obyektif
Coba sekarang bapak ulangi kembali, jelaskan mengenai obat yang bapak
minum,seperti yang sudah saya jelaskan tadi ya pak? Iya.. bagus sekali ya,
Bapak nanti bapak ingat-ingat kembali ya mengenai obat tersebut, dan terus
bapak minum ya pak agar suara bisikan yang bapak dengar bisa terkontrol,
dan jangan lupa bapak tambahkan dijadwal kegiatan harian bapak ya untuk
d. Kontrak
Baiklah pak, latihan ini cukup, Nanti kita akan bertemu lagi ya pak, sekitar
yang bapak dengar dengan cara yang ketiga yaitu bercakap-cakap. Waktunya
Pertemuan :4
Ruang : Cendrawasih
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan saat ini sudah tidak mendengar suara bisikan itu lagi
DO :
diajarkan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan
4. Tindakan
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
b. Evaluasi Validasi
ajarkan tadi? Sudah coba bapak praktekkan diruangan pak ? Apakah bapak
untuk mengontrol suara yang bapak dengar? Dan coba bapak praktekkan
c. Kontrak
Baiklah pak, sesuai kontrak kita tadi ya pak, kita bertemu lagi disini, untuk
mengajarkan bapak cara mengontrol suara bisikan yang bapak dengar dengan
yang bapak dengar bisa terkontrol ya pak. Waktunya 15 menit saja pak.
2. Fase Kerja
Baiklah pak sekarang saya akan mengajarkan bapak cara mengontrol suara-
saya ya pak. Jika bapak mendengar suara-suara itu lagi, bapak bisa langsung
cari teman bapak/orang lain untuk mengobrol dengan bapak. Bapak bilang ke
teman bapak seperti ini : “ teman tolong temani saya ngobrol, suara-suara
yang menggangu saya muncul lagi” Coba sekarang bapak ulangi kembali apa
yang sudah saya ajarkan barusan. Iya bagus sekali ya pak, bapak dapat
sekarang kegiatan latihan ini bapak masukkan dijadwal kegiatan harian bapak
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
latihan tadi ?
b. Evaluasi Obyektif
Coba sekarang bapak ulangi kembali, cara mengontrol suara bisikan yang
bapak dengar dengan cara bercakap-cakap seperti yang barusan saya ajarkan.
bercakap-cakap.
d. Kontrak
Baiklah pak, latihan ini cukup, Nanti kita akan bertemu lagi ya pak, sekitar
yang bapak dengar dengan cara yang keempat yaitu dengan kegiatan harian.
Waktunya 15 menit saja pak. Tempatnya disini saja ya pak. Bagaimana pak?
Pertemuan :5
Ruang : Cendrawasih
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan saat ini sudah tidak mendengar suara bisikan itu lagi
DO :
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan
4. Tindakan
Beri pujian
- Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan menghardik, obat, dan
bercakap-cakap
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
b. Evaluasi Validasi
Bagaimana pak latihan yang sudah saya ajarkan tadi? Sudah coba bapak
suara bisikan sesuai dengan yang sudah saya ajarkan tadi? Coba sekarang
c. Kontrak
Baiklah pak, sesuai kontrak kita tadi ya pak, kita bertemu lagi disini, untuk
mengajarkan bapak cara mengontrol suara bisikan yang bapak dengar dengan
cara yang terakhir ya pak yaitu dengan kegiatan harian, Tujuannya agar suara
2. Fase Kerja
sehari-hari apa saja yang biasa bapak lakukakan? Iya kegiatan seperti itu ya
pak. Jadi, jika nanti bapak mendengar suara-suara yang mengganggu bapak
membereskan tempat tidur, seperti ini ya pak caranya. Coba sekarang bapak
masukkan dijadwal kegiatan harian bapak ya. Bagaimana pak, apa masih ada
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Coba sekarang bapak ulangi kembali, cara mengontrol suara bisikan yang
bapak dengar dengan cara kegiatan harian seperti yang barusan saya ajarkan.
Bapak, nanti bapak latih kembali ya cara yang sudah saya ajarkan, dan bapak
dapat melakukan cara tersebut saat bapak mendengar suara-suara bisikan itu
lagi, dan jangan lupa nanti bapak tambahkan dijadwal kegiatan harian bapak
d. Kontrak
Baiklah pak, latihan hari cukup ya , besok kita akan bertemu lagi ya pak,
sekitar pukul 10.00 untuk berpamitan kepada bapak. Waktunya 15 menit saja