Anda di halaman 1dari 15

Laporan Kasus

Dermatosis Pustulosa Subkorneal

OLEH :
Sudaryawan Andi Nur 2013730106

PEMBIMBING:
dr. Flora Anisah Rakhmawati, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH R SYAMSUDIN SH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018

0
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. I

Umur : 41 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Alamat : Neglasari

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku : Sunda

Tanggal Pemeriksaan : 14 September 2018

No. MR : 000821**

I. ANAMNESIS (Autoanamnesis, 14 September 2018 pukul 11.30 WIB)

Datang seorang pasien perempuan berumur 41 tahun ke UGD RSUD R

SYAMSUDIN SH tanggal 08 September 2018.

Keluhan Utama
Timbul bintil dan lepuh di perut, punggung, dan ketiak kisaran 2 pekan yang
lalu.

Keluhan Tambahan
Gatal

Riwayat Perjalanan Penyakit

1
Kisaran 6 bulan yang lalu, pasien mengeluh timbul bintil dan lepuh di
perut. Pasien juga merasa gatal di lepuhan tersebut. Gatal dirasakan tidak
sampai mengganggu tidur pasien. Pasien juga mengeluh keluar cairan saat
menggaruk lepuh tersebut. Pasien lalu berobat ke dokter praktik umum, diberi
obat minum dan suntikan. Keluhan berupa bintil lepuh dan gatal berkurang,
tapi timbul lagi.

Kisaran 2 pekan yang lalu, pasien mengeluh bintil dan lepuh semakin
banyak dan menyebar ke punggung dan ketiak. Pasien sebelumnya
seringmakan-makanan yang mengandung gandum seperti roti, pempek,
gorengan sebelum timbul bintil dan lepuh.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat timbul bintil dan lepuh di badan sebelumnya disangkal.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga


Riwayat timbul bintil dan lepuh di badan pada anggota keluarga lainnya
disangkal

Riwayat Sosioekonomi
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Suami pasien sudah meninggal
sekitar 3 tahun yang lalu. Pasien tinggal bersama anaknya yang sudah bekerja
sebagai PNS dan berkeluarga dengan 2 orang cucu.
Kesan : Ekonomi menengah ke bawah

Riwayat Higiene
Pasien mengaku mandi 2 x sehari dengan menggunakan air sumur, sabun dan
handuk sendiri.

1.3 PEMERIKSAAN

A. Pemeriksaan Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)
Tanda-tanda vital

2
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi :82 x/menit
Pernapasan : 19 x/menit
Suhu : 36.7 0C
Status Gizi
Berat badan : 80 kg
Tinggi badan : 170 cm
IMT : 27.66 kg/m2 (overweight)
Status Generalis
 Kepala dan leher : bentuk kepala bulat, alopecia (-), konjungtiva mata

anemis (-), sclera ikterik (-), refleks Pupil (+/+), pupil isokor,

pembesaran KGB regional leher (-).


 Thoraks : gerakan dinding dada simetris, iktus kordis tidak tampak,

deviasi trakea (-), perkusi sonor (+/+), auskultasi vesicular (+/+), Rh

(-/-), Wh (-/-).
 Abdomen : Distensi (-), BU (+) normal, timpani (+), nyeri tekan (-),

organomegali (-), turgor kulit normal.


 Ekstremitas : akral hangat (+/+), edema (-/-)

STATUS DERMATOLOGIKUS

Plak hipopigmentasi

3
papul

vesikel

erosi
krusta

pustul

.
1. Regio/Letak Lesi
 Wajah, malar
Efloresensi
 Primer : tak di temukan
 Sekunder : papul,plak pigmentasi,erosi,krusta,vesikel,pustul
 Khusus : tak ditemukan
Sifat UKK
 Ukuran : plakat
 Susunan/bentuk : tidak teratur
 Penyebaran dan lokalisasi : generalisata
 Central healing : tak ditemukan
 Hipeestesi : tidak ditemukan

4
 Anestesi : tidak ditemukan

Plak hipopigmentasi

erosi

pustul
2.
Region/letak lesi

 Dada
Efloresensi
 Primer : makula eritematosa
 Sekunder : plak hipopigmentasi,erosi,pustul
 Khusus : tak ditemukan
Sifat UKK
 Ukuran : plakat
 Susunan/bentuk : teratur
 Penyebaran dan lokalisasi : generalisata
 Central healing : tak ditemukan
 Hipeestesi : tidak ditemukan
 Anestesi : tidak ditemukan

5
erosi

pustul

Plak hipopigmentasi
3.

Region/letak lesi

 Lengan atas
Efloresensi
 Primer : tak ditemukan
 Sekunder : plug hipopigmentasi,erosi,pustul
 Khusus : tak ditemukan
Sifat UKK
 Ukuran : plakat
 Susunan/bentuk : teratur
 Penyebaran dan lokalisasi : generalisata
 Central healing : tak ditemukan
 Hipeestesi : tidak ditemukan
 Anestesi : tidak ditemukan

6
erosi

plak

4.

Region/letak lesi

 Tungkai bawah
Efloresensi
 Primer : tak ditemukan
 Sekunder : plug,erosi
 Khusus : tak ditemukan
Sifat UKK
 Ukuran : plakat
 Susunan/bentuk : teratur
 Penyebaran dan lokalisasi : generalisata
 Central healing : tak ditemukan
 Hipeestesi : tidak ditemukan
 Anestesi : tidak ditemukan

7
PEMERIKSAAN PENUNJANG

I. R
e
s
u
m
e

Seorang
wanita, usia 41
tahun datang ke
UGD R
SYAMSUDIN SH dengan keluhan utama timbul bintil dan lepuh di perut,
punggung, dan ketiak kisaran 2 pekan yang lalu, disertai keluhan gatal.
Kisaran 6 bulan yang lalu, timbul bintil dan lepuh di perut dan gatal
sehingga sering digaruk. Gatal dirasakan tidak sampai mengganggu tidur.
Pasien lalu berobat ke dokter umum diberi obat minum dan suntikan. Bintil,
lepuh dan gatal berkurang, tapi timbul lagi.
Kisaran 2 pekan yang lalu, bintil dan lepuh semakin banyak dan menyebar
ke punggung dan ketiak. Makan makanan sebelum timbul bintil dan lepuh
disangkal.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalikus dalam batas


normal. Pemeriksaan fisik umum ditemukan IMT overweight. Ekstremitas
tidak ada penebalan nervus ulnaris atau claw hand, interphalangeal bilateral

8
eritema dan swelling, motorik sensorik dalam batas normal. Status
dermatologis ditemukan: Malar rash;plak hipopigmentasi dengan
vesikel,pustul pada dada; erosi yang di kelilingi oleh plak hipopinmentasi
dengan vesikel,pustul pada lengan atas; erosi yang di kelilingi oleh plak
hipopinmentasi dengan vesikell pada tungkai bawah; plak hipopigmentasi
dengan erosi.
Pemeriksaan penunjang: Hb 8,4 g/dl, Leukosit 24,700/µL Ht 27%,
Eritrosit 3,4 juta/µL, MCV 78 fL, MCH 25 pg, GDS 428 md/dL, ureum 180
mg/dL, kreatinin 7.04 mg/dL,Na 123 mmol/L, K 5,5 mmol/L, kalsium 6.7
mg/dL, Cl 88 mmol/L, Albumin 2.2 g/dL.

DIAGNOSIS BANDING
Dermatosis pustular subkorneal
Psoriasis pustular generalisata
Umum

 SNH
 Overweight
 Ckd
 Dm tipe 2

DIAGNOSIS KERJA
 Dermatosis pustular subkorneal
 SNH
 Overweight
 Ckd
 Dm tipe 2

PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Pemeriksaan histopatologik
2. Pemeriksaan immunofluoresens
3. Pemeriksaan serologik
4. Pemeriksaan darah dan urin rutin
TATALAKSANA

1. TATALAKSANA NON-MEDIKAMENTOSA
• Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit ini serta
menjelaskan bahwa penyakit ini dapat berlangsung lama (kronik).
• Memberikasi edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai cara
perawatan lepuh.

9
• Memberikan edukasi kepada pasien untuk tidak meminum obat lain tanpa
sepengetahuan dokter kulit.

2. TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA
Topikal
• Kompres terbuka NaCl 0,9% 2 x sehari pada krusta
• Betamethasone diproprioneate 0,05 % 2 x sehari dioles pada lesi
Sistemik
• DSS (diaminodifenil sulfon) 100mg /hari/p.o
• Loratadin tab 1 x 10 mg/hari/p.o

PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

BAB II
ANALISIS KASUS
2.1 ANALISIS DIAGNOSIS BANDING
Kasus DPS PPGA
Epidemiologi: Umunya terdapat pada Menyerang pada usia berapa
Wanita, 41 tahun wanitaberusia lebih dari pada saja Pengehentian obat yang
40 tahun tersering kotikosteroid
timbul juga pada penderita
yang sedang atau pernah
psoriasis
Manifestasi Klinis: Lesi yang ditimbulkan berupa Gejala awal ialah kulit yang
Malar rash ; plak pustul-pustul bergerombol di nyeri, hiperalgesia disertai
hipopigmentasi atas kulit yang eritematosa, dengan gejala umum berupa
dengan vesikel, tersusun anular atau sirsinar. demam, malase, nausea,
pustul pada dada; Setelah beberapa hari pustul- anoreksia. Plak psoriasis
erosi yang di pustul memecah dan kering yang telah ada makin
kelilingi oleh plak membentuk krusta dan erimatosa. Setelah beberapa

10
hipopinmentasi,pu skuama. Penyebaran ke jam timbul banyak plak
stule dengan perifer dan penyembuhan di edematosa dan erimatosa
vesikel, pada tengah meninggalkan daerah pada kulit yang normal.
lengan atas; erosi eritematosa polisiklik disertai
yang di kelilingi timbulnya pustul-pustul yang
oleh plak baru.
hipopinmentasi
dengan vesikel,
pada tungkai
bawah; plak
hipopigmentasi
dengan erosi.

Penunjang: Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium


Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu menunjukan meningkatnya
penunjang: Hb 8,4 elektroforesis Protein leukosit, kuktur pus dari
g/dl, Leukosit Serum dimana asosiasi pustul steril.
24,700/µL Ht 27%, paraproteinemia dengan
Eritrosit 3,4 dermatosis pustular
juta/µL, MCV 78 fL, subkorneal (SPD)
MCH 25 pg, GDS didokumentasikan dengan
428 md/dL, ureum baik. Satu studi
180 mg/dL, menunjukkan 4 dari 10
kreatinin 7.04 pasien dengan dermatosis
mg/dL,Na 123 pustular subkornea
mmol/L, K 5,5 memiliki gammopathy
mmol/L, kalsium monoklonal. Sebagian besar
6.7 mg/dL, Cl 88 kasus yang dilaporkan
mmol/L, Albumin
terjadi pada gammopati
2.2 g/dL.
monoklonal IgA, jenis
Hispatologi
rantai ringan kappa atau
tidak di lakukan
lambda.

2.2 ANALISIS KASUS


Keterangan Teori Kasus Analisis
Epidemiologi Memiliki angka Wanita Statistik DPS ini
kejadian tinggi pada 41 tahun diduga terkait dengan.
usia 40-60 tahun Usia Pasien adalah
(yahudi) wanita berusia
premenopausal.
Manifestasi  `Lesi yang Malar rash;plak DPS dapat timbul
klinis ditimbulkan berupa hipopigmentasi,p dalam sebuah
pustul-pustul ustul dengan spektrum. DPS dapat
bergerombol di atas vesikel, pada muncul sebagai
kulit yang dada; erosi yang manifestasi kulit saja,
eritematosa, tersusun di kelilingi oleh Pada pasien ini,
anular atau sirsinar. plak ditemukan

11
Setelah beberapa hipopinmentasi, pustule,plak
hari pustul-pustul pustule dengan hipopigmentasi,erosi
memecah dan kering vesikel, pada dengan vesikeldengan
membentuk krusta lengan atas; erosi keadaan umum
dan skuama. yang di kelilingi buruk. Tanpa bukti
Penyebaran ke perifer oleh plak pendukung lainnya,
dan penyembuhan di hipopinmentasi
tengah meninggalkan dengan vesikel,
daerah eritematosa pada tungkai
polisiklik disertai bawah; plak
timbulnya pustul- hipopigmentasi
pustul yang baru dengan erosi.
Keadaan umum buruk
Pemeriksaan Pemeriksaan Gangguan ginjal Pemeriksaan
penunjang laboratorium yang Gangguan hematologi. penunjang pada DPS
dapat dilakukan Gangguan albumin dapat mengacu pada
yaitu elektroforesis ginjal, hematologi,
Protein Serum imunologi tidak di uji
dimana asosiasi Pemeriksaan
paraproteinemia imunologis pada
dengan dermatosis pasien ini (disarankan
pustular subkorneal melakukan
(SPD) pemeriksan
didokumentasikan imonologi).
dengan baik. Satu
studi menunjukkan 4
dari 10 pasien
dengan dermatosis
pustular subkornea
memiliki
gammopathy
monoklonal.
Sebagian besar
kasus yang
dilaporkan terjadi
pada gammopati
monoklonal IgA,
jenis rantai ringan
kappa atau lambda.

2.3 SARAN PEMERIKSAAN PENUNJANG:


- Pemeriksaan IMONULOGIS untuk menyingkirkan DD psoriasis pustular
generalisata akut .

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, Editor. Ilmu Penyakit Kulit

dan Kelamin. Edisi 5. Cetakan 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,

2007.

13
2. Stanley, John R. (2003). Dalam Freedberg et al. Fitzpatrick's

Dermatology in General Medicine. (6th ed.). McGraw-Hill.

Halaman. 559

14

Anda mungkin juga menyukai