LP Sirosis Hepatis
LP Sirosis Hepatis
LAPORAN PENDAHULUAN
1. DEFINISI
Sirosis adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorsi arsitektur
hati yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul regenerasi sel
Sirosis hepatis adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan
fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian
besar fungsi hepar. Perubahan besar yang terjadi karena sirosis adalah kematian sel-
sel hepar, terbentuknya sel-sel fibrotik (sel mast), regenerasi sel dan jaringan parut
2. ANATOMI FISIOLOGI
Hati merupakan organ terbesar didalam tubuh, beratnya sekitar 1500 gram.
Letaknya dikuadaran kanan atas abdomen, dibawah diafragma dan terlindungi oleh
tulang rusuk (costae). Hati dibagi menjadi 4 lobus dan setiap lobus hati terbungkus
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam lobus itu sendiri dan
membagi massa hati menjadi unit-unit kecil, yang disebut lobulus. Sirkulasi darah
kedalam dan keluar hati sangat penting dalam penyelenggaraan fungsi hati. Hati
menerima suplai darahnya dari dua sumber yang berbeda. Sebagian besar suplai darah
dating dari vena porta yang mengalirkan darah yang kaya akan zat-zat gizi dari traktus
gastrointestinal. Bagian lain suplai darah tersebut masuk kedalam hati lewat arteri
hepatika dan banyak mengandung oksigen. Kedua sumber darah tersebut mengalir
kedalam kapiler hati yang disebut sinusoid hepatik. Dengan demikian, sel-sel hati
(hepatosit) akan terendam oleh campuran darah vena dan arterial. Dari sinusoid darah
mengalir ke vena sentralis di setiap lobulus, dan dari semua lobules ke vena hepatika.
Vena hepatika mengalirkan isiya kedalam vena kava inferior. Jadi terdapat dua
sumber yang mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya terdapat satu lintasan
retikulo endotelial juga terdapat dalam hati. Organ lain yang mengandung sel-sel
retikulo endoteliala dalah limpa, sum-sum tulang, kelenjar limfe dan paru-paru.
Dalam hati, sel-sel ini dinamakan selkupfer. Fungsi utama selkup fer adalah memakan
benda partikel (seperti bakteri) yang masuk kedalam hati lewat darah portal. Fungsi
metabolik hati:
a. Metabolisme glukosa
Setelah makan glukosa diambil dari darah vena porta oleh hati dan diubah menjadi
menjadi glukosa dan jika diperlukan dilepaskan kedalam aliran darah untuk
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
oleh hatilewat proses yang dinamakan glukoneogenesis. Untuk proses ini hati
b. Konversi ammonia
sebagai hasil sampingan. Hati mengubah amonia yang dihasilkan oleh proses
metabolik ini menjadi ureum. Amonia yang diproduksi oleh bakteri dalam
intestinum juga akan dikeluarkan dari dalam darah portal untuk sintesisureum.
Dengan cara ini hati mengubah amonia yang merupakan toksin berbahaya menjadi
c. Metabolisme protein
Organ ini mensintesis hamper seluruh plasma protein termasuk albumin, faktor-
faktor pembekuan darah protein transport yang spesifik dan sebagian besar
d. Metabolisme lemak
Asam-asam lemak dapat dipecah untuk memproduksi energi dan benda keton.
Benda keton merupakan senyawa-senyawa kecil yang dapat masuk kedalam aliran
darah dan menjadi sumber energy bagi otot serta jaringan tubuh lainnya.
Pemecahan asam lemak menjadi bahan keton terutama terjadi ketika ketersediaan
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
glukosa untuk metabolism sangat terbatas seperti pada kelaparan atau diabetes
f. Metabolismeobat
sebagian kasus, aktivasi obat dapat terjadi. Salah satu lintasan penting untuk
senyawa, untuk membentuk substansi yang lebih larut. Hasil konjugasi tersebut
g. Pembentukan empedu
Empedu dibentuk oleh hepatosit dan dikumpulkan dalam kanalikulus serta saluran
empedu. Fungsi empedu adalah ekskretorik seperti ekskresi bilirubin dan sebagai
empedu.
h. Ekskresi bilirubin
Bilirubin adalah pigmen yang berasal dari pemecahan hemoglobin oleh sel-sel
mengeluarkan bilirubin dari dalam darah dan melalui reaksi kimia mengubahnya
lewat konjugasi menjadi asamg lukuronat yang membuat bilirubin lebih dapat
terdapat penyakit hati, bila aliran empedu terhalang atau bila terja dipenghancuran
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
sel-sel darah merah yang berlebihan. Pada obstruksi saluran empedu, bilirubin
dalam urin
3. ETIOLOGI
Etiologi sirosis hepatis belum secara pasti diketahui, namun beberapa faktor
b. Hepatitis virus
Hepatitis virus terutama tipe B sering disebut sebagai salah satu penyebab
sirosis hati. Hepatitis virus yang telah menginfeksi sel hati semakin lama akan
c. Penyakit Wilson
muda dengan ditandai sirosis hati, degenerasi basal ganglia dari otak dan
terdapat cincin pada kornea yang berwarna coklat kehijauan disebut Kayser
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
d. Zat hepatotoksik
fungsi sel hati secara akut dan kronik. Kerusakan hati secara akut akan
hepatis adalah alkohol. Efek yang nyata dari etil alkohol adalah penimbunan
e. Hemokromatosis
Kelebihan zat besi juga akan semakin memperberat kerja hati sehingga hati
tidak dapat mengolah zat besi yang dapat diabsorbsi tubuh tetapi zat besi akan
f. Sebab-sebab lain
b) Obstruksi yang lama pada saluran empedu akan dapat menimbulkan sirosis
biliaris primer.
c) Penyebab sirosis hepatis yang tidak diketahui dan digolongkan sebagai sirosis
kriptogenik.
(Baradero, 2008)
4. KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya, sirosis hepatis diklasifikasikan menjadi 4 macam,
yaitu:
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
a. Sirosis Laennec.
Sirosis ini disebabkan oleh alkoholisme dan malnutrisi. Pada tahap awal sirosis
ini, hepar membesar dan mengeras. Namun, pada tahap akhir, hepar mengecil dan
nodular.
Terjadi nekrosis yang berat pada sirosis ini karena hepatotoksin biasanya berasal
dari hepatitis virus. Hepar mengecil dengan banyak nodul dan jaringan fibrosa.
c. Sirosis bilier.
d. Sirosis jantung.
(Baradero, 2008)
yaitu :
Sirosis hepatis kompensata disebut juga sirosis hepatis stadium awal. Pada
dan fibrosis pada hati. Gejala sering tidak jelas dan seringkali ditemukan secara
kebetulan karena keluhan yang tidak khas. Sirosis baru dicurigai setelah
ditemukan hepatomegali atau splenomegali, spider nevi, dan eritema palmar. Pada
saat sirosis ini ditegakkan, varises esophagus sudah ditemukan pada 30%
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
begitu pula dengan spider nevi dan eritema palmar. Pada saat diagnosis
ditegakkan, varises esophagus ditemukan pada 60% penderita. Pada sirosis hepatis
(Soemoharjo, 2008)
5. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang muncul pada penderita sirosis hepatis tergantung pada
tingkat keparahan penyakit. Tanda dan gejala yang umum muncul meliputi:
b. Warna urin dan feses lebih gelap akibat bercampur dengan darah dan kadar
c. Edema pada perut (asites) dan tungkai akibat hilangnya albumin dalam dalam dan
melalui hati.
g. Penurunan kesadaran akibat penumpukan zat toksik dalam otak dan berkurangnya
suplai oksigen.
h. Perdarahan saluran cerna bagian atas akibat hipertensi portal dan rapuhnya
pembuluh darah.
6. KOMPLIKASI
a. Perdarahan
Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering dan berbahaya pada
biasanya mendadak tanpa didahului rasa nyeri. Darah yang keluar berwarna
asam lambung. Penyebab lain adalah tukak lambung dan tukak duodeni.
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
b. Koma hepatikum
Timbulnya koma hepatikum akibat dari faal hati yang sudah sangat rusak,
sehingga hati tidak dapat melakukan fungsinya sama sekali. Koma hepatikum
a) Koma hepatikum primer disebabkan oleh nekrosis hati yang meluas dan
secara langsung, tetapi oleh sebab lain, antara lain karena perdarahan,
nitrogen.
c. Ulkus peptikum
Timbulnya ulkus peptikum pada penderita sirosis hepatis lebih besar bila
adalah timbulnya hiperemi pada mukosa gaster dan duodenum, resistensi yang
makanan.
d. Karsinoma hepatoseluler
multiple.
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
e. Infeksi
penderita sirosis hepatis. Infeksi yang sering timbul pada penderita sirosis,
f. Sindrom hepatorenal
Sindrom inidiakibatkan oleh vasokonstriksi dari arteri ginjal besar dan kecil
ml/menit atau saat serum 15 creatinine lebih dari 1,5 mg/dl, volume urin
kurang dari 500 mL/hari, dan sodium urin kurang dari 10 mEq/L.
g. Sindrom hepatopulmonal
7. PATOFISIOLOGI
Mekanisme terjadinya proses yang berlangsung terus mulai dari hepatitis virus
hingga sirosis hepatis belum jelas diketahui. Patogenesis yang mungkin terjadi yaitu
1. Mekanis
Pada daerah hati yang mengalami nekrosis, kerangka retikulum lobulus hepar
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
daerah parut yang luas. Dalam kerangka jaringan ikat ini, bagian parenkim
2. Imunologis
Sirosis hepatis dikatakan dapat berkembang dari hepatitis akut jika melalui
tidak cukup untuk menyingkirkan virus atau hepatosit yang terinfeksi, dan sel
imunologis yang berlangsung terus sampai terjadi kerusakan sel hati. Faktor
genetik dan lingkungan yang dapat menyebabkan kerusakan sel hati dapat
hati yang tersisa. Perlukaan terhadap sel hati dapat menyebabkan kematian sel,
fungsi hati, nekrosis sel hati dan hipertensi portal. Hipertensi portal
dan air yang pada akhirnya menyebabkan retensi cairan yang bermanifestasi
Patofisiologi yang terjadi pada sirosis hati berdampak pada gangguan fungsi
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
8. WOC
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan laboratorium
Darah lengkap : hemoglobin (Hb)/hematokrit (Ht) dan sel darah
Fibrinogen menurun
2) Pemeriksaan diagnostik
Radiologi
Esofagoskopi
Ultrasonografi
Sidikan hati
Tomografi komputerisasi
Angiografi
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
10. PENATALAKSANAAN
1. Pasien dalam keadaan kompensasi hati yang cukup dilakukan kontrol yang
teratur, istirahat yang cukup, susunan diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP),
lemak secukupnya.
furosemide.
secukupnya.
Ensefalopati
hipokalemia.
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
sesuai.
pada varises.
sistemik.
e) Transplantasi hati
1. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
b. Keluhan utama
biasanya pasien mengeluh mual, anoreksia, kaki bengkak, nyeri abdomen, dan
mudah memar.
c. Riwayat Kesehatan
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
sirosis hepatis terjadi karena berbagai penyebab sehingga perlu dikaji lebih
sirosis hepatis.
hepatitis, riwayat hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit lain yang erat
d. Pola Gordon
a. Persepsi terhadap kesehatan – : Biasanya klie selalu memeriksakan
manajemen kesehatan kesehatannya ke puskesmas
ataupun kerumah sakit.
b. Pola aktivitas dan latihan : Biasanya aktivitas terganggu
c. Pola istirahat dan tidur : Biasanya tidur klien cukup
sebelum sakit dan untuk tidur
biasanya susah untuk tidur
d. Pola nutrisi : Biasanya pola makan terganggu
karena perut tidak menerima dan
terjadi mual dan muntah jika
makanan tersebut dimakan.
e. Pola eliminasi : Biasanya pola eliminasi tidak ada
terjadinya gangguan, normal
f. Pola kognitif – perceptual : Biasanya indra penciuman
perabaan tidak ada masalah
g. Pola konsep diri : Biasanya pada pasien ini konsep
dirinya terganggu karena
perubahan hidupnya
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
e. Pemeriksaan Fisik
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
Gambaran
LILA
Kepala :
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
f. Pemeriksaan Penunjang
ascites).
2. DIAGNOSA
kebutuhan oksigen.
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
3. INTERVENSI
Diagnosa Rencana Keperawatan
keperawatan NOC NIC Aktifitas
Keperawatan
Ketidakefektif Status pernafasan : Manajem 1.buka jalan nafas
an pola nafas ventilasi en jalan dengan teknik chin
b.d penurunan - Frekuensi nafas lift atau jaw trust,
ekspansi paru pernafasan sebagaimana
- Irama pernafasan mestinya.
- Kedalaman 2. posisikan pasien
inspirasi untuk
- Kapasitas vital memaksimalkan
ventilasi
Ventilasi mekanik 3.motivasi pasien,
- Kegelisahan untuk bernafas
- Kurang istirahat pelan, dalam dan
- Tingkat berputar
pernafasan 4. posisikan untuk
spontan meringankan sesak
- Irama pernafasan nafas
spontan 5. identifikasi
- Ketidaknyamanan kebutuhan aktual /
potensial pasien
untuk memasukkan
alat membuka jalan
nafas.
1.monitor
Monitor kecepatan, irama,
pernafasa kedalaman dan
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
n kesulitan bernafas
2. monitor pola
nafas
3. monitor sekresi
pernfasan asien
4. monitor
kelelahan otot-otot
diapragma dengan
pergerakan
parasoksial
5. monitor suara
nafas tambahan
seperti ngorok, atau
mengi
6. berikan bantuan
terapi nafas jika
diperlukan
(misalnya,
nebulizer)
7. posisikan pasien
miring ke samping
sesuai dengan
indikasi untuk
mencegah aspirasi.
Kerusakan Integritas jaringan : kulit Pengecekan kulit 1. periksa kulit dan
integritas kulit dan membran mukosa selaput lendir
b.d gangguan - Elastisitas terkait dengan
metabolisme - Wajah pucat adanya edema,
- Suhu kulit ektrim atau drainase
- Penebalan kulit 2. amati warna,
- Perfusi jaringan kehangatan,
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
Praktek Profesi Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018/2019
DAFTAR PUSTAKA
Baradero. 2008. Klien gangguan hati : seri asuhan keperawatan. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2001. Keperawatan medical bedah 2.(Edisi 8).
Jakarta : EGC
Nanda international Inc. Diagnosis Keperawatan : definisi & klasifikasi 2015-2017, editor T.
MUHYI URFANI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)