Anda di halaman 1dari 10

Biar mudah, kita bulatkan saja menjadi 5 kilometer, atau kalau di-breakdown berdasarkan jarak lintasan

lari satu putaran (400 meter), maka ajakan lari Pak Wagub berkacamata itu setara dengan 12,5 kali
putaran! Buat yang terbiasa lari, jarak tersebut sama dengan jarak tempuh terpendek perlombaan lari
yang sering kali mematok 5 kilometer sebagai patokan awal. Selanjutnya ada jarak 10 kilometer, dan
yang terjauh 42 kilometer. Tiga jarak tempuh lari tersebut dalam olahraga lari, masuk dalam kategori lari
jarak jauh.

Hebatnya lagi, Sandiaga Uno mengajak para pegawainya sambil berlari, sekalian menghitung langkah
kaki, karena ada target minimal yang hendak diraih. Kalau bisa di atas 10.000 langkah dianggap akan
sangat baik. Mungkin kalau hanya kuat 1.000 atau 2.000 langkah akan dianggap cemen sekaligus lemah!

Saya kurang tahu persis apa langkah antisipatif dari pemerintah DKI Jakarta kelak ketika program ini
direalisasikan. Ada kemungkinan pesertanya membludak, apalagi kalau setiap selesai lari, sore-sore
pulang kantor gitu, diadakan penarikan kupon doorprize berhadiah tape compo, walkman, botol air
minum, jam tangan canggih, sepatu lari, atau satu set pakaian lari. Peminatnya dijamin pasti membludak
sampai tumpah-tumpah!

Namun, jika memang program ini akan berjalan, setidaknya ada enam alasan mengapa program berlari
ke kantor ini akan menjadi sangat rempong alias merepotkan, terutama buat pemerintah provinsi DKI
Jakarta sendiri, dan Pak Sandi tentunya:

Pertama, pihak Pemprov DKI Jakarta harus menyediakan fasilitas supaya para pegawai bisa mandi di
kantor sehabis berlari. Emangnya nggak keringetan habis lari-lari gitu? Kalau habis keringetan cuma dilap
atau pakai tisu basah gitu, mana asyik, Pak Sandi?

Kedua, akan ada penambahan anggaran untuk membeli loker untuk menyimpan pakaian kerja setiap
lemari. Gerakan One Employee, One Locker mungkin bisa di-launching supaya sehabis lari dan mandi,
bisa langsung ganti pakaian. Emangnya para pegawai mau berlari sambil menggendong tas berisi pakaian
ganti dan sepatu?

Ketiga, setelah mandi dan berganti pakaian, masih harus sarapan. Masa’ tega membiarkan pegawainya
kelaparan habis lari? Anggaran lagi, anggaran lagi. Jangan lupa dilengkapi jus buah supaya badan lebih
segerrr habis berlari.
Keempat, anggaran untuk membeli sepatu lari. Masa’ tega membiarkan para pegawainya membeli
sepatu sendiri? “Kan ini program, ya program dari bapak Wagub, berarti kudu nyediain sepatu dong,”
protes begini bisa keluar. Oke, fix! Sepatu lari bisa dijadikan usulan begitu program lari berjalan.

Kelima, anggaran tambahan untuk membangun lintasan lari di sekitar Pemprov DKI Jakarta. Jangan
biarkan para pegawai yang setia itu berlari di seputaran Monas karena akan tidak aman bagi mereka.
Buatkan stadion sekalian, lengkap dengan lintasan larinya. Minimal 3 bulan awal bisa dipakai untuk
latihan lari sebagai persiapan sekaligus “sosialisasi” program lari korporat yang akan direalisasikan.

Keenam, usulan anggaran lagi untuk asupan gizi para pegawai setelah pulang kerja. Lha kalau
berangkatnya lari, pulangnya juga harus tanggung jawab dong: disuruh lari juga! Berarti anggaran belanja
keluarga akan membengkak karena sesampainya di rumah, para pegawai perlu makan-minum bergizi,
juga balsem oles atau biar keren semprotan pereda nyeri, buat antisipasi kalau kaki pegel-pegel gara-gara
lari.

Namun, semua keribetan di atas akan terbayar berupa sehatnya para pegawai Pemprov DKI Jakarta
dalam waktu 6-12 bulan ke depan, dimulai setelah pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta
yang baru. Masyarakat juga dapat diuntungkan karena kinerja para PNS DKI Jakarta akan jauh lebih cepat
karena mereka terbiasa berlari. Rempong sedikit nggak masalah, karena hasilnya akan terlihat dan
terasa.

Sel-sel dalam tubuh akan bergerak dengan cepat, tangan akan lebih cekatan, kaki juga semakin gesit.
Nantinya urusan KTP, Kartu Keluarga, atau Akta Kelahiran mungkin bisa selesai dalam 3 menit—saking
cepatnya! Penyelesaian masalah banjir juga diperkirakan akan meningkat karena sebelum banjir datang,
para pegawai sudah siap untuk mengatasinya karena sudah tahu lebih 1-2 hari sebelumnya—saking
cepatnya!

Polda Metro Jaya juga bisa tersenyum karena akan mendapat “sumbangan” para pelari cepat yang dapat
dijadikan anggota kepolisian, lalu dilepas ke jalanan umum untuk menangkap para pencopet,
penjambret, pembuang sampah sembarangan, bahkan geng motor pun dapat dilumpuhkan oleh aparat
yang berlari secepat tokoh Flash!

(Mungkin ada manfaat-manfaat lainnya yang dapat mengubah Jakarta menjadi semakin nyaman, aman,
dan sehat untuk ditinggali karena para aparatur negara semakin sehat dan kuat, silakan bisa dituangkan
di kolom komentar.)

Intinya, saya berharap kita jangan skeptis apalagi mencibir program yang akan direalisasikan oleh
pasangan pemimpin DKI Jakarta yang baru. Pak Ahok memang hebat, tetapi izinkan pemimpin yang baru
mencetak sejarahnya sendiri, berawal dari ide-ide yang brilian, salah satunya program lari. Penyesuaian
tentu harus ada, tetapi dengan dukungan semua pihak, niscaya program yang direncanakan akan
berhasil.

Menu

Tujuan Khusus Sandiaga Uno Buat Program 'Lari ke Kantor' Bikin Melongo!

Minggu, 7 Mei 2017 18:05

sandiaga-uno_20170507_180320.jpg

Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. - KOMPAS.com/NURSITA SARI

TRIBUNWOW.COM - Sandiaga Salahudin Uno terpilih sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Pria yang juga berprofesi sebagai pengusaha itu mendampingi Anies Baswedan.

Oktober 2017 mendatang, Anies dan Sandi bakal dilantik menjadi pemimpin baru Jakarta.

Saat ini, pasangan yang diusung Partai Gerindra itu sudah mempersiapkan semua hal terkait program
yang akan mereka canangkan.

• Tak Cuma Sandi, Anies Ternyata Juga Pernah Terobos Jalur Transjakarta, Alasannya Mengejutkan!

Yang terbaru, Sandi kabarnya akan mencanangkan program berlari ke kantor.

Ia mengajak para karyawan, khususnya pegawai Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, untuk berangkat
kerja dengan berlari.
Dikatakan Sandi, program itu memanglah tak wajib.

Nantinya, program lari ke kantor bakal dilangsungkan sekali dalam seminggu.

"Tapi tidak wajib ya, hanya untuk yang suka lari sambil menyampaikan aspirasi juga bisa. Nanti akan ada
sistem rotasi atau bergantian untuk setiap lembaga," kata Sandi, sebagaimana dikutip dari Tribunnews.

Kita fasilitasi saja buat mereka yang suka lari sambil semakin dekat dengan masyarakat. Nanti kita
matangkan lagi konsepnya, bisa diadakan antara hari Selasa atau Jumat, cukup sekali dalam seminggu,"
tambahnya.

Berkaitan dengan program ini, Sandiaga pun berharap ada fasilitas khusus yang bisa mendukung pegawai
agar bisa mandi di kantor.

"Nanti kita cek apakah fasilitas untuk mandi karyawan memadai termasuk di Balai Kota Jakarta," kata
Sandiaga Uno usai melakukan olahraga lari bersama komunitas Jakarta Berlari di kawasan Senayan,
Jakarta Selatan, Minggu (7/5/2017).

• Terobos Jalur Busway, Sandiaga Uno Panen Hujatan dan Sindiran Menohok dari Netizen

Tak sekadar mengubah gaya hidup sehat dengan berlari, Sandiaga Uno juga berharap dengan program
tersebut ia bisa menyerap aspirasi masyarakat terkait kondisi fasilitas umum di Jakarta.

"Tujuannya juga agar kita bisa menyerap aspirasi dari masyarakat langsung terutama mengenai kondisi
fasilitas umum di ibukota," kata Sandiaga.

Ia juga berharap terjalin komunikasi yang baik dengan pedagang kaki lima.

"Kita bisa temui pedagang kaki lima untuk ikut OKE OCE," katanya.

Sandiaga Uno akan membuat program lari ke kantor. Program itu dapat digunakan untuk memantau
fasilitas umum di Jakarta sehari-harinya.

"Iya itu si tetap, kan saya setiap hari Selasa atau Jumat nanti kita pilih satu hari sebagai hari lari ke kantor.
Kita juga ajak wartawan untuk berlari juga dengan menggunakan sepatu yang OK OCE dan baju
olahraga," ujar Sandiaga di Jalan Tirtayasa, Jakarta Selatan, Minggu (7/5/2017).

Sandiaga menjelaskan dengan berlari ia dapat bersentuhan langsung dengan masyarakat dan melihat
apa saja yang perlu diperbaiki dari fasilitas publik. Jadi, penyerapan aspirasi dari masyarakat tidak akan
putus.
"Sambil melihat bagaimana Jakarta itu harus kita perbaiki seperti pedestrian, tempat penyeberangannya,
orangnya. Kita akan lihat PKL (pedagang kaki lima) yang bisa kita bisa gunakan untuk OK OCE," kata
Sandiaga.

Dia tidak mewajibkan pejabat Pemprov DKI untuk ikut dalam program lari ke kantor itu. Hanya saja nanti
akan menggunakan sistem rotasi atau bergantian.

"Enggak, nanti kita rotasi saja, karena memang ada juga yang suka lari. Mungkin dari Satpol PP, ada juga
dari Dinas Olahraga nanti kita rotasi saja," ujarnya.

"Jadi bisa melihat keseharian Jakarta itu kalau lari dari rumah. Itu cara sampaikan aspirasi, jadi tidak akan
putus penyampaian aspirasinya," tambah Sandiaga.

Sandiaga akan mengecek apakah di Balai Kota DKI ada kamar mandi untuk orang-orang yang ikut lari.
Sehingga ketika selesai lari mereka bisa mandi.

"Saya mesti cek di balai kota ada nggak kamar mandi, kalau buat gubernur dan wagub biasanya ada. Ya
tapi kalau misalnya yang ngikutin nanti mandinya dimana? Jadi salah satu nanti caranya mengubah gaya
hidup juga adalah bahwa dipastikan mereka sampai di kantor mereka bisa mandi," pungkasnya.

Salah satu program Anies-Sandi yang menarik adalah imbauan kepada pegawai negeri sipil (PNS) di
pemerintahan DKI untuk berjalan kaki, naik sepeda, atau bahkan berlari di pagi hari menuju kantor.

Sandiaga mengatakan akan menggelorakan budaya olahraga setiap pekan dan menggunakan kendaraan
umum ke kantor.

Tujuannya, selain untuk sehat, juga untuk mengurangi kemacetan. Lalu, apa pendapat PNS terkait hal
ini? Simak suara PNS di pemerintahan DKI Jakarta akan program tersebut.
1. Setuju, tapi...

Salah satu petugas puskesmas di kawasan Duren Sawit, Sri Muwati, menyetujui program yang bakal
digelorakan Anies-Sandi itu. "Saya senang banget, setuju saya," tuturnya saat dihubungi Health-
Liputan6.com, Senin (16/10/2017)

Sebagai seorang pekerja, Sri merasa memang perlu untuk sehat dan bugar sebelum melayani masyarkat.
Ia pun siap jika memang diharuskan untuk berjalan kaki dari rumah karena jarak dengan kantor hanya 2
kilometer.

"Namun teman-teman saya, banyak yang rumahnya jauh. Bagaimana itu?" katanya.

2. Jarak rumah terlalu jauh dari tempat kerja

Jarak antara rumah Ika dengan kantornya di Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian
Penduduk DKI Jakarta sejauh 16 km. Dia pun memilih untuk tidak berjalan kaki atau naik sepeda ke
kantor.

"Kalau naik sepeda enggak deh, jalan sepertinya juga nggak. Memang saya naik angkot tiap hari sesuai
dengan program ini kan," kata Ika.

3. Harus diatur pelaksanaannya

Salah satu PNS di DKI Jakarta bernama Yudanov mengatakan setuju dengan program tersebut.

"Kalau tujuannya untuk menjaga kesehatan atau kebugaran PNS sih, oke. Atau untuk mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor. Tapi, harus diatur secara tepat agar pelaksanaannya sesuai dengan
kebijakan itu," katanya.
Saya sudah banyak membahas program-program Anies-Sandiaga yang tidak masuk akal dengan
menggunakan logika dan peraturan. Namun untuk program berlari ke kantor usulan Sandiaga ini saya
tidak bisa membantahnya secara peraturan karena memang tidak ada peraturan yang melarangnya tapi
kalau membantah secara logika sih gak masalah, karena program ini benar-benar konyol.

Sumpah, saya sampai 10 menit tertawa terpingkal-pingkal ketika membaca berita ini. Mungkin niatnya
baik, tapi sangat jelas terlihat kalau Sandiaga ini persis dengan Anies, buat program tanpa melihat
apakah program tersebut bisa dilaksanakan atau tidak. Benar-benar pasangan yang cocok sehati
sepemikiran.

Kemampuan Tiap Manusia Berbeda

Apakah Sandiaga berpikir semua orang sama seperti dia yang mampu berlari sejauh 10 kilometer?
Jangankan 10 kilometer, 1 kilometer saja saya sudah menyerah. Dari sejak sekolah, mata pelajaran olah
raga adalah salah satu yang paling saya benci. Jika diberi pilihan, saya akan dengan senang hati memilih
pelajaran matematika atau fisika daripada olah raga. Saya betah duduk manis dan bermain-main rumus
atau membaca buku astronomi.

Jarak Antara Rumah Dan Kantor

Jika jarak antara rumah dan kantor tidak terlalu jauh, katakanlah 2 kilometer, mungkin banyak orang
yang bisa. Tapi apakah Sandiaga tidak berpikir kalau kebanyakan orang yang kerja di Jakarta, rumahnya
malah di Depok, Tangerang, dan Bekasi? Apakah mereka disuruh lari dari rumahnya ke kantor? Serius
nih? Jam berapa berangkatnya? Apa tidak terlambat masuk kantor? Kalau sering terlambat apa tidak
dipecat? Apa bos bisa terima alasan terlambat karena disuruh lari oleh Sandiaga? Semoga saja si bos
pendukung Anies-Sandiaga. Ini sih saya bisa bilang Sandiaga bertindak sewenang-wenang, apa dipikirnya
semua rakyat Jakarta seperti dia yang uangnya banyak dan bisa tinggal di pusat kota Jakarta? Apakah
semua warga Jakarta mampu membeli rumah di pusat kota? Apakah program DP 0 rupiah mencakup
rumah di pusat kota dengan harga 300 juta?

Efisiensi waktu
Berlari memang sehat, jika itu tujuannya untuk berolah raga. Namun untuk berangkat ke tempat kerja,
berlari sangatlah tidak efisien karena dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencapai tempat kerja.
Padahal ketepatan waktu dalam bekerja sangatlah penting, terutama di Jakarta yang merupakan pusat
perekonomian Indonesia.

Tenaga Yang Hilang

Olah raga ringan memang bisa meningkatkan semangat kerja, namun berlari berkilo-kilo meter itu bukan
olah raga ringan, itu sudah termasuk olah raga berat. Sebagian besar orang jika melakukan olah raga
berat, malah lemas karena sebagian tenaganya sudah terkuras untuk olah raga. Begitu tiba di tempat
kerja, bukannya langsung kerja, malah mungkin ketiduran karena kelelahan. Kalau sudah begini, berlari
seperti ini malah menimbulkan efek negatif karena tidak bisa fokus bekerja. Apa bos bisa terima
pegawainya ketiduran karena anjuran Sandiaga untuk berlari ke kantor? Sekali lagi, semoga saja si bos
pendukungnya Anies-Sandiaga, bukan pendukung Ahok.

Keringat Dan Efek Sampingnya

Saya berani jamin, semua orang yang berlari lebih dari 10 menit pasti akan berkeringat, dan dengan
berkeringat tersebut otomatis akan menimbulkan efek sampingnya, yaitu bau badan. Kebayang gak kalau
seisi kantor bau badan semua? Kalau cuma 10 menit sih mungkin tahan, tapi bagaimana kalau dari
masuk kantor sampai jam pulang kantor, bau badan semerbak memenuhi ruangan kantor? Dan yang bau
tidak cuma satu orang tapi beberapa orang yang merupakan pendukung Anies-Sandiaga jadi harus
konsisten ikut program berlarinya ini. Kalau sudah begini, jam istirahat akan terasa lebih indah karena
bisa keluar dari kantor dan terbebas dari bau badan rekan kerja.

Mandi Di Kantor

Sandiaga bilang kalau dia akan berusaha menggalakkan mandi di kantor. Tujuannya pasti menghilangkan
keringat dan bau badan. Masalahnya, apa semua kantor punya fasilitas kamar mandi? Berapa banyak
gedung yang harus dirombak supaya memenuhi programnya ini? Memangnya murah merombak gedung
hanya supaya punya fasilitas kamar mandi? Kalau yang ikut program berlari ini banyak, apakah fasilitas
kamar mandinya akan mencukupi? Apa malah tidak menimbulkan antrian orang yang mau mandi karena
tidak tahan bau badannya sendiri?

Bandingkan dengan solusi Ahok yang membangun infrastruktur transportasi umum yang terintegrasi.
Dengan harga yang terjangkau, bahkan bisa dikatakan murah sekali, rakyat Jakarta bisa naik Transjakarta
yang kondisi busnya sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya dan lebih tepat waktu daripada naik
mobil pribadi. Bahkan beberapa tahun lagi, rakyat Jakarta akan lebih dimanjakan dengan adanya MRT
yang dijamin bebas dari kemacetan, tentu saja dengan tarif yang lebih mahal daripada Transjakarta.
Kalau ada banyak pilihan transportasi umum yang tersedia di Jakarta, program berlari Sandiaga ini sama
sekali tidak masuk akal karena berbagai macam masalah yang telah saya jelaskan. Jelas sekali program ini
sama sekali tidak berguna dan konyol.

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno kembali mengungkapkan
penyesalannya menginsiasi gerakan lari ke kantor. Kali ini, ia menyampaikannya di Jakarta's Public Health
Meeting 2018 di UHAMKA, Jakarta Selatan, Sabtu (28/4/2018).

"Saya tadinya ada inisiatif yang selalu saya sampaikan, yaitu run to work, berlari ke kantor. Tapi rupanya
itu terlalu heroik," kata Sandiaga dalam sambutannya.

Alasannya, kata Sandiaga, karena tak ada trotoar dari rumahnya menuju Balai Kota.

Ia mengatakan, saat ini Pemprov DKI baru akan membangun trotoar. Karena sulit berlari, Sandiaga pun
mengubahnya jadi bike friday atau bersepeda.

"Saya modify sedikit," kata Sandiaga.

(Baca juga: Sandiaga: 44,2 Persen Penduduk Jakarta Kurang Gerak)

Saat masih berkampanye, Sandiaga berikhtiar jika terpilih akan berlari setiap hari ke Balai Kota dari
rumahnya di Jalan Pulombangkeng, Jakarta Selatan.
Namun setelah enam bulan menjabat, Sandiaga mengaku menyesali inisiasinya memulai gerakan berlari
ke kantor.

"Saya memulai gerakan baru, berlari ke kantor, dan saya menyesalinya karena tidak ada tempat untuk
lari," kata di hadapan para pengusaha di Asian Venture Capital Journal (AVCJ) Private Equity and Venture
Forum 2018 di Jakarta Pusat, Rabu (25/4/2018).

(Baca: Sandiaga: Saya Mulai Gerakan Berlari ke Kantor dan Saya Menyesalinya...)

Sandiaga mengakui buruknya akses pejalan kaki di Jakarta. Padahal, Jakarta ditargetkan bakal jadi salah
satu pusat perekonomian terbesar di dunia

Video Pilihan

01:00PPATK Siap Telusuri Uang E-KTP Ke Puan Dan Pramono01:14Ramai Ditolak, Arief Hidayat Akhirnya
Dilantik Presiden01:36Kemenag Terbitkan Aturan Baru Untuk Bisnis Perjalanan Umrah02:11Kemenag
Cabut 4 Izin Penyelenggara Perjalanan Umrah02:11Rabu Dini Hari, Alexis Masih Beroperasi01:07Polisi
Tangkap Pengedar Uang Palsu Senilai Rp 6 Miliar

"Jakarta akan jadi ekonomi terbesar, tetapi kita punya trotoar seperti ini, ini seperti Jurassic Park," ujar
Sandiaga sambil tertawa.

Ia memastikan saat perhelatan Asian Games, trotoar di jantung Ibu Kota, yakni Sudirman-Thamrin, bakal
layak dan baik.

Anda mungkin juga menyukai