PELAYANAN AMBULANCE
Daftar Isi i
BAB I Definisi 1
BAB IV Dokumentasi 19
BAB I
DEFINISI
F Kualifikasi petugas
1 Dokter ATCLS & lain-lain ATCLS & lain-lain
2 Paramedis BTCLS & lain-lain BTCLS & lain-lain
3 Non medis BHD BHD
G Perlengkapan medis
a) Pemeriksaan Umum
Tensimeter, stethoscope,
1 √ √
thermometer dan senter
b) Airway
1 Tongue Spatel metal ─ √
2 Magil forceps ─ √
3 Portable suction, suction electric ─ √
4 Chateter suction ─ √
5 OPA (Gudel) ─ √
6 NPA ─ √
7 LMA ─ √
8 ETT ─ √
9 Laringoscope dewasa ─ √
10 Mandrein/ Stylet ─ √
11 Ky Jelly ─ √
12 NGT ─ √
c) Breathing
Tabung O2, regulator & humidifier
1 √ √
(statis)
Tabung O2 portable dan Regulator
2 ─ √
portable
3 Ambu Bag dewasa & anak ─ √
4 Sungkup Ambu bag dewasa & anak ─ √
Conector Ambu bag
5 ─ √
d) Circulation
1 IV Cateter ─ √
2 Tranfusion set ─ √
3 Infusion set makro & Mikro ─ √
4 Cairan Kristaloid, Koloid & dextrose ─ √
5 Foley Chateter & Urine bag ─ √
Spuit, Wing Needle, Threeway
6 ─ √
Stopcock
7 Tourniquet ─ √
8 Monitor pasien ─ √
9 AED Chest electrode ─ √
e) Trauma Set
1 Collar neck ─ √
2 Wound toilet ─ √
3 Gunting Verband ─ √
4 Kasa steril, verban balut ─ √
5 Plester, Hipapix ─ √
6 Elastis bandage ─ √
7 NaCL 0,9 % ─ √
8 Spalk kaki & tangan dewasa & anak ─ √
f) Transport / Evakuasi
1 Stretcher √ √
2 Long spine board √ √
3 Scope stretcher ─ √
4 Incubator transport √ √
g) Obat-obatan
1 Obat Bantuan Hidup Dasar ─ √
2 Obat-obat Stabilisasi ─ √
3 Obat-obat Definitive ─ √
4 Cairan Cristaloid ─ √
H Alat Komonikasi
1 Radio medic √ √
2 Mobile Phone √ √
II SOFT WARE
A Kendaraan
1 Buku Operasional Kendaraan √ √
2. Mesin Hidup
Nyalakan mesin dan keluarkan ambulance dari ruang penyimpanan dan
pemeriksaan sebagai berikut :
a. Tes fungsi indicator di dashboard
b. Periksa meteran yang terletak di dashboard
c. Tes fungsi rem
d. Tes fungsi rem tangan
e. Tes fungsi stir
f. Periksa fungsi wifer
g. Tes fungsi lampu
h. Periksa fungsi pendingin baik di komponen pasien
i. Periksa perlengkapan komunikasi
E. MENGOPERASIKAN AMBULANCE
1. Syarat pengemudi ambulance
a. Sehat secara fisik
b. Sehat secara mental
c. Bisa mengemudi di bawah tekanan
d. Memiliki keyakinan positif atas kemampuan diri
e. Bersikap toleran selalu ingat bahwa pengemudi lain akan bereaksi berbeda
ketika mengetahui kendaraan gawat darurat.
f. Tidak dalam pengaruh obat-obatan berbahaya, terlarang dan obat penenang
g. Mempunyai SIM yang masih berlaku
h. Jika dibutuhkan, kacamata dan lensa kontak harus selalu di pakai
i. Evaluasi keadaan diri sendiri berdasarkan respon terhadap tekanan, kelelahan
dan rasa kantuk
j. Mempunyai sertifikat paramedic level 1 (basic) atau BHD
2. Operasional Ambulance
a. Setiap hari ambulance yang disiapkan untuk operasional berjumlah 4 buah
b. Penentuan layak tidaknya Ambulance untuk Operasional ditentukan oleh
Kepala Instalasi Kendaraan dan Penanggung Jawab Call Centre dengan
memperhatikan ceklist yang di buat oleh perawat dan sopir.
3. Aturan di jalan
Ambulance memiliki hak-hak khusus saat menggunakan jalan, jika digunakan untuk
respon gawat darurat. Hak-hak khusus tidak berlaku jika tidak dalam respon gawat
darurat. Menurut UU No. 22 Tahun 2009 pasal 134, pengguna jalan yang
memperoleh hak utama untuk didahulukan sesuai dengan urutan berikut :
G. STABILISASI
1. Stabilisasi adalah urutan tindakan untuk mempersiapkan pasien sebelum dipindah.
2. Stabilisasi meliputi :
a. Kondisi ABCD
b. Perawatan luka dan cidera lain
c. Pemasangan balut dan bidai
d. Pemakaian selimut untuk menjaga suhu tubuh
e. Alat pengangkut harus terfiksir kepada pasien dengan baik, tali pengikat minimal
diletakkan di tiga tempat.
1) Setinggi dada
2) Setinggi pinggang atau panggul
3) Setinggi tungkai
4) Pada prinsipnya pemindahan harus dilakukan secepat mungkin mengingat
kondisi pasien
f. Five Intervention
1) Perencanaan laboratorium
2) Perencanaan rontgen
3) Pasang catheter
4) Pasang NGT
5) Pasang heart monitor
g. Give comport
1) Intervensi nyeri
2) Intervensi mual, muntah
h. Secondary survey
1) History/anamnesa dengan SAMPLE
2) Head to toe / pemeriksaan fisik
3) Vital sign
I. TRANSPRORTASI
1. Penentuan Tujuan
a. Pasien kritis dapat dipindahkan ke rumah sakit lain dengan fasilitas gawat darurat
terdekat
b. Termasuk dalam kategori diatas adalah :
- Henti nafas atau henti jantung
- Sumbatan jalan nafas yang tidak dapat diatasi
- Kejang berulang atau sedang terjadi
- Trauma mayor
- Amputasi
- Pasien luka bakar
- Persalinan iminens
- Sempat infark miokard pada pasien lebih dari 40 tahun dengan nyeri dada
hebat.
c. Pasien yang stabil dapat dipindahkan ke RS yang menjadi pilihannya atau
berdasarkan keputusan DPJP.
d. Gunakan rute dan kecepatan yang sesuai menuju RS tujuan. Pilih rute
alternative yang sesuai jika rute normal tidak memungkinkan pasang sabuk
pengaman dan gunakan sirine dan lampu sesuai kondisi.
e. Jika pasien memburuk selama perjalanan dan kemungkinan hidup menuju RS
yang dituju meragukan maka pasien dapat di transport ke IGD rumah sakit yang
mampu melakukan pertolongan sesuai kondisi pasien.
2. Modus berangkat
a. Sebelum transportasi, pastikan hal-hal berikut ;
- Kondisi vital meliputi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi, pastikan ikatan
pada alat pengangkut/stretcher tidak menyebabkan pasien kesulitan
bernafas jika pasien tidak sadar, pastikan pasien mendapatkan pertukaran
udara yang cukup.
- Keamanan posisi alat pengangkut di dalam ambulance.
b. Persiapkan jika timbul perburukan kondisi pernafasan dan sirkulasi dengan
meletakkan spine board pendek atau papan RJP di bawah matras
c. Longgarkan pakaian yang ketat
d. Periksa posisi balut dan bidai
e. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien. Mereka
harus di tempatkan di kabin pengemudi dan memakai sabuk pengaman dengan
baik agar tidak mempengaruhi proses perawatan pasien.
f. Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper dan tas serta pastikan barang-
barang tersebut aman di ambulance jika memungkinkan, beritahu petugas
keamanan tentang hal ini.
3. Selama perjalanan
a. Lengkapi riwayat penyakit dan secondary survey
b. Lanjutkan perawatan kegawat daruratan yang dibutuhkan
c. Catat dan monitoring vital sign secara terus menerus
d. Lakukan monitoring dan observasi berkelanjutan yang berfokus pada airway,
breathing, circulation dan tingkat kesadaran.
e. Jika terjadi kondisi perburukan pada salah satu atau lebih komponen ABCD
lakukan ulang primary survey dan laukan resusitasi
f. Yakinkan alat yang anda perlukan terjangkau dan siapkan alat yang mungkin
anda perlukan sesuai kondisi pasien
g. Pertahankan komunikasi dengan pasien untuk memeriksa respon pasien
h. Jika pasien gelisah ;
- Perbaiki ABCD
- Lakukan restrain jika pasien membahayakan diri sendiri dan orang lain.
i. Koordinasikan dengan pengemudi tentang kondisi pasien dan cara
mengemudinya. Pengemudi perlu menyesuaikan kecepatan dan cara
mengemudinya sesuai kebutuhan pasien.
j. Jika terjadi henti jantung RJP harus dilakukan dalam kondisi ambulance
berhenti, pastikan DPJP dan fasilitas rujukan mengetahui kejadian ini.
6. Penolakan perawatan
a. Pasien/keluarga harus sudah dijelaskan tentang kondisi penyakit, tindakan/
transfer yang harus dilakukan dan resikonya serta resiko jika tindakan/transfer
tidak dilakukan
b. Inform consent harus di dokumentasikan dengan benar
c. Jika orang tua atau wali menolak sedangkan kondisi cidera/penyakit bersifat
mengancam jiwa, maka perawatan dan transportasi dapat dilakukan tanpa
persetujuan mereka. Tujuan transportasi harus di sampaikan, situasi ini harus
dicatat dengan baik
d. Jika orang tua wali menolak tindakan dan kondisinya tidak mengancam jiwa,
maka harus dijelaskan dan diyakinkan tentang kemungkinan yang akan terjadi,
jika tetap menolak bantuan perawat dan transportasi harus di hentikan dan
kejadian ini harus didokumentasikan.
9. Bencana masal
a. Jarak aman ambulance dari tempat kejadian adalah 30 – 50 meter
b. Berlawanan dengan arah angina.
c. Command dan control bersama- sama dengan security dan rescue.
d. APO (Ambulance Parking Officer) bertugas mengatur lokasi ambulance dan
kendaraan lain yang datang ke lokasi
e. ALO (Ambulance Loading Officer) bertugas menentukan korban yang akan di
evakuasi/dirujuk
f. ADO (Ambulance Dispatch Officer) bertugas mencatat identitas, data korban dan
rumah sakit rujukan sesuai dengan warna kartu triage.
Ambulance Gawat Darurat RSU GMIM Bethesda Tomohon akan merespon setiap
kejadian bencana ataupun korban masal apabila kondisi bencana/korban masal tersebut
memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Terjadinya structure collaps/kerusakan infrastruktur
2. Terjadinya fungsional collaps/tidak ada personil/petugas di rumah sakit atau di tempat
korban bencana/korban masal.
3. Terjadinya penurunan kualitas pelayanan medis di tempat bencana/korban masal.
BAB IV
DOKUMENTASI