Anda di halaman 1dari 3

Kemangi, Menurunkan

Kadar Glukosa dalam


Darah

Kemangi. (Foto: australianseed.com)


SATUHARAPAN.COM – Ingat kemangi, ingat lalap. Daun kemangi
lazim jadi peneman sambal yang pas jika menyantap menu masakan
ayam, baik goreng ataupun panggang. Daun kemangi dengan
aromanya yang khas, dengan sentuhan aroma limau, juga biasa
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan pepes.
Di Thailand, kemangi dikenal sebagai maenglak sering dijumpai
dalam menu masakan setempat, kari ataupun jenis masakan mi
tertentu. Tak jauh berbeda, di Laos kemangi yang dalam bahasa
Inggris disebut basil lemon ini, juga dimanfaatkan untuk penyedap
masakan kari dan aneka menu rebusan.

Di Filipina, kemangi yang dinamakan sangig, terutama di Cebu dan


sebagian dari Mindanao, digunakan sebagai campuran sup selain
aneka masakan lain. Biji jenis kemangi tertentu dimanfaatkan
sebagai campuran dessert.

Di Manipur, India, kemangi dimanfaatkan untuk bahan salad, kari,


dan menu masakan lain.

Kemangi juga dimanfaatkan secara luas di Indonesia sebagai


lalapan ataupun penyedap masakan. Masyarakat Minangkabau
memanfaatkan tumbuhan sejenis kemangi yang dinamakan ruku-
ruku, yang di dalam Bahasa Thailand disebut bai kra pao, untuk
memasak gulai ikan dan asam padeh (asam pedas).

Kemangi yang kita kenal adalah hibrida antarspesies, antara dua


spesies selasih,Ocimum basilicum dan Ocimum americanum.
Kemangi , juga disebut kemangen, dikenal juga sebagai Ocimum
basilicum var. anisatum Benth, atau Ocimum basilicum forma
citratum Backer. Aroma khasnya berasal dari kandungan sitral yang
tinggi pada daun dan bunganya.
Kemangi termasuk tumbuhan tahunan. Tanaman perdu ini tumbuh
tegak mencapai 100 cm, dengan cabang yang banyak. Bunganya
tersusun di tandan yang tegak. Daunnya berwarna hijau muda dan
berbau harum.

Spesies ini, dikutip dari Wikipedia, banyak terdapat di Asia dan


Amerika. Di Pulau Jawa, kemangi yang juga dikenal dengan nama
surawung, ditanam di kebun-kebun, atau sebagai tanaman pagar.
Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 500
meter di atas permukaan air laut. Perkembangbiakannya dapat
dilakukan dengan biji.

Selain dimanfaatkan sebagai lalapan dan bahan penyedap makanan,


kemangi sejak lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Dr
A Seno Sastroamidjojo dalam bukunya, Obat Asli Indonesia (1965),
menyebutkan daun, getah daun, dan biji lampes atau klampes
(Ocimum santum, Linn), salah satu jenis Ocimum, dapat
dimanfaatkan sebagai obat. Di antaranya, untuk obat pilek, obat
demam, memperkuat produksi air susu, obat rheumatik, hingga
obat penangkal bau badan.
Berselancar di berbagai situs, juga disebutkan kemangi sebagai
obat jerawat, obat keputihan, dan asam urat.

Siti Anfaliah, Andreanus AS, Irda Fidrianny, pada 2007, seperti


dikutip dari bahan-alam.fa.itb.ac.id, Fakultas Farmasi ITB, menggelar
penelitian untuk skripsi berjudul “Kajian Aktivitas Antidiabetes
Fraksi Air Herba Kemangi (Ocimum americanum L.) pada Mencit
Swiss Webster Jantan”.
Ketiganya meneliti aktivitas antidiabetes fraksi air herba kemangi
dengan metode toleransi glukosa dan diabetes aloksan pada mencit
Swiss Webster jantan, yang memiliki dua mekanisme berbeda.
Dengan metode toleransi glukosa, fraksi air herba kemangi
menunjukkan penurunan kadar glukosa darah bermakna terhadap
kontrol.

Dengan metode diabetes aloksan, fraksi air herba kemangi kadar


tertentu, menunjukkan kemampuan penurunan kadar glukosa darah
mencit diabetes aloksan bermakna terhadap kontrol. Fraksi air
herba kemangi dosis tinggi bahkan diduga lebih mampu
meregenerasi sel-sel beta-pankreas yang rusak akibat induksi
diabetes oleh aloksan.

Di negara-negara Eropa, kemangi disuling untuk diambil minyak


atsirinya untuk digunakan sebagai campuran dalam produksi
parfum, obat-obatan, kosmetik, minyak gosok, minyak aroma terapi,
dan permen pelega tenggorokan.

Anda mungkin juga menyukai