Anda di halaman 1dari 22

MASALAH KHALIQ

Diajukan sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam yang
dibina oleh :
Drs. H. M. Sholeh Asri, MA

DISUSUN OLEH:

Deviana Humaira : 180304001007


Difa Hanif Adira : 180304001016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan
Agama tentang Masalah Khaliq.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal secara berkelompok sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang bermanfaat untuk teman teman
sekalian dan dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1
D. Metode Penulisan ........................................................................................... 1
E. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama .......................................................................................... 3
B. Ruang Lingkup Agama .................................................................................. 5
C. Bukti Keberadaan Allah SWT........................................................................ 6
D. Sifa-Sifat Allah SWT ..................................................................................... 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan dan Pertanyaan ........................................................................... 18

DAFTAR PUSAKA ........................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama dan manusia tidak akan bisa jauh keterkaitannya. Alasannya karena manusia
itu sangat membutuhkan agama. Dengan adanya agama manusia akan hidup teratur dan juga
bisa memiliki pengangan hidup. Sehingga ilmu akan bisa lebih bermakna. Dalam hal ini
agama yang dimaksud adalah islam.

Berkat adanya ilmu hidup akan lebih berkualitas, dengan adanya agama hidup
manusia akan lebih teratur. Maka dengan adanya ilmu dan agama, kehidupan manusia akan
jauh lebih bahagia dan sempurna.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penyusunan makalah ini yaitu ” Agama dan
Manusia “. Agar tidak meluasnya pembahasan masalah pada makalah ini. Maka kejelasan
masalah yang akan dibahas dibatasi pada:

1. Pengertian Agama
2. Ruang Lingkup Agam
3. Pembuktian Keberadaan Allah
4. Sifat-Sifat Allah

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu tujuan
khusus dan tujuan umum. Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah pembahasan
mengenai hubungan manusia dan agama berdasarkan sub bab yang telah disebutkan di atas.

Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk menyelesaikan tugas
kelompok yang diberikan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

D. Metode Penulisan

Data-data yang terdapat dalam makalah ini diperoleh dari beberapa artikel yang ada
di situs internet.

1
E. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan dalam makalah ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian
pertama adalah pendahuluan. Pada bagian ini penyusun membahas beberapa pembahasan
pokok yang masih berhubungan dengan permasalahan utama. Dalam bagian ini pun
penyusun memaparkan tentang latar belakang rumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.

Bagian kedua yaitu tentang pembahasan. Dalam bagian ini adalah bagian utama
dalam makalah ini. Karena pembahasan utama yang hendak dikaji dalam pembuatan
makalah berada pada bagian ini.

Bagian ketiga merupakan bagian kesimpulan. Pada bagian ini penyusun memberikan
kesimpulan berdasarkan pengkajian permasalahan yang telah dikaji pada pembagian
pembahasan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

a. Secara Etimologi
Berdasarkan ilmu bahasa (Etimologi) kata ”Islam” berasal dari bahasa Arab, yaitu
kata salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata itu terbentuk kata aslama,
yuslimu, islaman, yang berarti juga menyerahkan diri, tunduk, paruh, dan taat. Sedangkan
muslim yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, patuh, dan
tunduk kepada Allah SWT.
b. Secara Terminologi
Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui seorang rasul. Ajaran-ajaran yang
dibawa oleh Islam merupakan ajaran manusia mengenai berbagai segi dari kehidupan
manusia. Islam merupakan ajaran yang lengkap , menyeluruh dan sempurna yang
mengatur tata cara kehidupan seorang muslim baik ketika beribadah maupun ketika
berinteraksi dengan lingkungannya.
Islam juga merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Ya’kub,
Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi lainnya.
Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 132, Allah berfirman :

َ‫ٱلدينَ َف ََل ت َ ُموت ُنَّ إِ َّّل َوأَنت ُم ُّم ۡس ِل ُمون‬


ِ ‫ٱص َط َف ٰى لَ ُك ُم‬
ۡ َ‫ٱَّلل‬ ُ ُ‫َو َوص َّٰى بِ َہا ٓ إِ ۡب َرٲ ِه ۧـ ُم بَنِي ِه َويَ ۡعق‬
َّ َّ‫وب يَ ٰـبَنِ َّى إِن‬
Artinya :
”Nabi Ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Nabi Ya’kub,
Ibrahim berkata : Sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam sebagai agamamu,
sebab itu janganlah kamu meninggal melainkan dalam memeluk agama Islam”. (QS. Al-
Baqarah, 2:132)

Nabi Isa juga membawa agama Islam, seperti dijelaskan dalam ayat yang berbunyi
sebagai berikut :

َّ ‫َار ٓى إِلَى‬
ِۖ‫ٱَّلل‬ ِ ‫س ٰى ِم ۡن ُہ ُم ۡٱلك ُۡف َر َقا َل َم ۡن أَنص‬ َّ ‫فَلَ َّما ٓ أَح‬
َ ‫َس ِعي‬
َ‫ٱشه َۡد بِأ َ َّنا ُم ۡس ِل ُمون‬
ۡ ‫ٱَّللِ َو‬
َّ ِ‫ٱَّللِ َءا َمنَّا ب‬ ُ ‫قَا َل ۡٱلح ََو ِاريُّونَ نَ ۡحنُ أَنص‬
َّ ‫َار‬

3
Artinya :
”Maka ketika Nabi Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil) berkata dia :
Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah
(Islam)? Para Hawariyin (sahabat beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa
sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim” (QS. Ali Imran, 3:52).

Agama-agama selain Islam umumnya diberi nama yang dihubungkan dengan


manusia yang mendirikan atau yang menyampaikan agama itu atau dengan tempat lahir
agama bersangkutan seperti agama Budha (Budhism), agama Kristen (Christianity), atau
agama Yahudi (Judaism). Nama agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ini tidak
dihubungkan dengan nama orang yang menyampaikan wahyu itu kepada manusia atau
nama tempat agama itu mula-mula tumbuh dan berkembang. Dengan demikian Islam
adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan
kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi ke generasi
selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayat, dan
petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah
SWT.
Oleh karena itu penamaan Muhamedanism untuk agama Islam dan Mohammedan
untuk orang-orang Islam yang telah dilakukan berabad- abad oleh orang Barat, terutama
oleh para orientalis adalah salah. Kesalahan ini disebabkan karena para penulis Barat
menyamakan agama Islam dengan agama-agama lain, misalnya dengan Chrisianity yang
diajarkan oleh Jesus Kristus atau Budhism yang diajarkan oleh Budha Gautama dan lain-
lain.
Memahami ajaran Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan komitmen umat
Islam terhadap Islam. Komitmen tersebut intinya terdapat dalam QS. Al-Asr yang
berbunyi :

Artinya :
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.

4
Berdasarkan dari surat Al-Asr di atas ada 5 (lima) komitmen atau kerikatan
seorang muslim dan muslimat terhadap Islam. Komitmen tersebut adalah :
a) Meyakini, mengimani kebebaran agama Islam seyakin-yakinnya.
b) Mempelajari, mengilmui ajaran Islam secara baik dan benar.
c) Mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
d) Mendakwahkan, menyebarkan ajaran Islam secara bijaksana disertai argumentasi
yang meyakinkan dengan bahasa yang baik dan,
e) Sabar dalam berislam, dalam meyakini mempelajari, mengamalkan dan
mendakwahkan agama Islam.

B. Ruang Lingkup Agama

Ruang Lingkup Agama secara umum adalah hal-hal yang menjadi pedoman pokok
bagi agama tersebut antara lain adalah:
1. Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang
diyakini mengatur dan mencipta alam.
2. Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan
supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam
semesta yang dikaitkan dengan keyakinan nya tersebut.

Ruang Lingkup Agama Islam


Adapun Ruang Lingkup Agama Islam sendiri pada dasarnya terdiri atas tiga unsur
pokok, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Ketiganya, meskipun mempunyai pengertian yang
berbeda, tetapi dalam prakteknya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan.
1. Iman artinya membenarkan dengan hati, merealisasikan (mewujudkan) dalam perkataan
dan perbuatan akan adanya Allah SWT dengan segala Ke-Maha Sempurnaan-Nya, para
malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, Hari Akhir, serta Qadha dan Qadar.
2. Islam artinya taat, tunduk, dan menyerahkan diri atas segala ketentuan yang telah
ditetapkan Allah SWT. Rukun Islam terdiri atas Syahadatain (dua kalimah syahadat),
Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji.
3. Ihsan artinya berakhlak dan berbuat saleh sehingga dalam melaksanakan ibadah kepada
Allah dan bermuamalah dengan sesama makhuk dilakukannya dengan penuh keikhlasan.
Seakan-akan Allah menyaksikannya sepanjang waktu.
Dari penjelasan di atas, Agama Islam memiliki tiga Ruang Lingkup yang saling
terkait dan tidak dapat dipisahkan sehingga bisa juga disebut dengan 3 Ruang Lingkup Agama
Islam.

5
Kemudian, yang termasuk muamalah dengan sesama makhluk adalah sebagai
berikut :
 Bermuamalah dengan manusia dalam kaitanya dengan Rasul, diri sendiri, keluarga,
masyarakat, bangsa, antar bangsa, dan sebagainya. (Q.S Al Hujuraat : 13 dan Al Maa-
idah : 2)
 Bermuamalah dengan hewan, tumbuhan, dan alam semesta. (Q.S Ibrahim : 19; Ali Imran
: 191; Luqman : 20; Al Mu'minuun :71 dan Ar Ruum : 41).
Terlaksananya tujuan hidup manusia merupakan perwujudan diberlakukan nya
fungsi-fungsi Islam dalam kehidupan manusida dan masyarakat yang beriman dan bertakwa.
Oleh karena itu untuk memahami fungsi-fungsi atau kedudukan Islam dalam kehidupan,
berikut ini penjelasannya :
1. Islam Sebagai Agama Allah. Fungsi Islam sebagai agama Allah dinyatakan dalam
predikatnya yaitu dienul haq (agama yang benar), dimana kehadiran dan kebenaran
agama Islam nyata sepanjang zaman. Islam juga dinyatakan sebagai dinul khalis yang
berarti kesucian dan kemurnian serta keaslian Islam terjaga sepanjang masa.
2. Islam sebagai Panggilan Allah. Allah memanggil orang yang beriman dan bertakwa
kepada Islam dengan mengutus Rasul-Nya membawa Islam agar supaya disampaikan dan
diajarkan kepada manusia . Oleh karena itu para rasul dan para pengikut nya yang setia
hanya mengajak manusia kepada Islam.
4. Islam sebagai Rumah yang Dibangun oleh Allah. Allah menjadikan Islam sebagai
”rumah” yang disediakan bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa agar mereka hidup
sebagai keluarga muslim. Dengan demikian Islam merupakan wadah yang
mempersatukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan
agama Allah dalam kehidupan manusia dan masyarakat.
5. Islam Sebagai Jalan yang Lurus. Orang yang beriman dan bertakwa yang memenuhi
panggilan Allah kepada Islam, tetap dalam Islam melaksanakan ajaran Islam, karena
mereka tahu dan mengerti bahwa Islam itu agama Allah. Merekalah yang sedang berjalan
pada jalan Allah yaitu sirathal Mustaqim(jalan yang lurus).
6. Islam Sebagai Tali Allah. Sebagai tali Allah, Islam merupakan pengikat yang mempersa-
tukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama
Allah.

C. Bukti Keberadaan Allah SWT

Sebenarnya masalah tentang keberadaan Allah SWT sudahlah nyata, bahkan suatu
hakikat yang tidak perlu diragukan lagi persoalannya. Tidak ada jalan untuk mengingkarinya.
Persoalan tentang keberadaan Allah SWT adalah terang benderang bagaikan cahaya fajar
diwaktu pagi yang cerah.

6
Semua yang ada di lingkungan alam semesta ini pun dapat digunakan sebagai bukti
tentang adanya Tuhan (Allah SWT), bahkan benda-benda yang terdapat disekitar alam
semesta dan unsur-unsurnya dapat pula mengokohkan atau membuktikan bahwa benda-benda
itu pasti ada pencipta dan pengaturnya.

Keberadaan Allah menurut beberapa ayat Al Qur’an :

1. Al Qur’an Surat [16] An Nahal - ayat : 128


“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang
berbuat kebaikan.”
2. Al Qur’an Surat [29] Al Ankabut - ayat : 69
“Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
3. Al Qur’an Surat [57] Al Hadid - ayat : 4
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa
yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya.
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.”
4. Al Qur’an Surat [58] Al Mujadilaah - ayat : 7
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang,melainkan Dia-lah yang keempatnya.
Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan
tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak,
melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada.”
5. Al Qur’an Surat [2] Al Baqarah – ayat : 186
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat.”
6. Al Qur’an Surat [50] Qaaf – ayat : 16
“Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,”
7. Al Qur’an Surat [56] Al Waqi`ah – ayat : 85
“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat.”
8. Al Qur’an Surat [6] Al An`am – ayat : 3
“Dan Dialah Allah, baik di langit maupun di bumi,”
9. Al Qur’an Surat [43] Al Zukhruf – ayat : 84
“Dan Dia-lah Tuhan di langit dan Tuhan di bumi dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana
lagi Maha Mengetahui.”
10. Al Qur’an Surat [96] Al `Alaq – ayat : 19
“Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan),”
11. Al Qur’an [19] Surat Maryam – ayat : 52
“Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung Thur.”
12. Al Qur’an Surat [28] Al Qashash – ayat : 30
“Diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu,
yaitu: “Wahai Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam,”
7
13. Al Qur’an Surat [2] Al Baqarah - ayat : 115
“Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah.”
14. Al Qur’an Surat [13] Al Ra`d – ayat : 2
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan”

1. Alam Semesta adalah Pengokohan Wujud Maha Pencipta

Periksalah alam cakrawala yang ada diatas kita, yang didalamnya itu terdapat
matahari, bulan, bintang, dan sebagainya. Demikian pula alam yang berbentuk bumi
ini dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya baik yang berupa manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan dan benda padat, juga perihal adanya hubungan yang erat dengan
perimbangan yang pelik yang merapikan susunan diantara alam-alam yang beraneka
ragam itu serta yang menguatkan keadaannya masing-masing itu, semuanya tidak lain
kecuali merupakan tanda dan bukti perihal wujudnya Allah. Selain menunjukkan
adanya Dzat, itu juga membuktikan keesaanNya dan hanya Dia sajalah yang Maha
Kuasa untuk menciptakannya.
Kiranya tidak terlukis sama sekali dalam akal fikiran siapapun bahwa benda-
benda tersebut terjadi tanpa ada yang mengadakan atau menjadikan, sebagaimana juga
halnya tidak mungkin terlukiskan bahwa sesuatu buatan itu tidak ada yang
membuatnya. Oleh sebab itu, manakala sudah tetap bahwa penciptaan alam semesta
ini memang karena adanya kesengajaan, maka tetap pula lah perihal adanya Tuhan
(Allah) sebagai Dzat Maha Pengatur yang bijaksana, Maha Mulia dan Tinggi yakni
dari jalan yang sama-sama dapat dirasakan.
Dengan demikian tidak ada jalan lain untuk membantah atau mengingkarinya
dan ini tepat sekali dengan apa yang difirmankan oleh Allah SWT: “Apakah dalam
Dzat Allah masih ada keragu-raguan, yaitu Tuhan Maha Pencipta langit dan bumi?”
(S. Ibrahim:10).
Allah Ta’ala telah berfirman dalam kitab-Nya yang Agung: “Sesungguhnya
Rabb kalian semua adalah Allah yamg telah menciptakan langit & bumi dalam masa
enam hari, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy. Dia menutupkan malam pada siang
yang mengikutinya dengan cepat, & diciptakannya pula matahari, bulan & bintang-
bintang (masing-masing) tunduk pada perintah-Nya, Ingatlah menciptakan &
memerintah itu hanyalah hak Allah, Maha suci Allah Rabb semesta alam .” (Al Qur’an
Surat: Al A`raaf:;54)

8
2. Fitrah sebagai Bukti adanya Allah SWT
Alam semesta atau jagad raya dengan segala sesuatu yang ada didalamnya
yang nampak sangat teratur kokoh, indah, sempurna, rapi dan seluruhnya sebagai
ciptaan baru, bukannya itu saja yang dapat digunakan sebagai saksi tentang adanya
Tuhan (Allah) yang maha mendirikan langit dan bumi ini, tetapi masih ada saksi lain
lagi yang dapat digunakan untuk itu dan bahkan dapat lebih meresapkan. Saksi yang
lainnya itu adalah berupa perasaan-perasaan yang tertanam dalam jiwa setiap insan
yang merasakan akan adanya Allah SWT. Perasaan ini adalah sebagai pembawaan
sejak manusia itu dilahirkan dan oleh sebab itu dapat disebut sebagai perasaan fitrah.
Fitrah adalah keaselian yang diatasnya itulah Allah menciptakan makhluk manusia itu.
Ini dapat pula diibaratkan dengan kata lain sebagai gharizah diniah atau pembawaan
keagamaan.
Ghazirah dianiah adalah satu-satunya hal yang merupakan batas pemisah
antara makhluk Tuhan yang disebut manusia dan yang disebut binatang, sebab
binatang pasti tidak memikirkannya. Ghazirah keagamaan ini adakalanya tertutup atau
hilang, sebagian atau seluruhnya, dengan adanya sebab yang mendatang, sehingga
manusia yang sedang dihinggapi penyakit ini lalu tidak mengerti sama sekali tentang
kewajiban dirinya terhadap Tuhan. Ia tidak terjaga dari kenyenyakan tidurnya dan
tidak dapat dibangunkan dari kelalaiannya itu, kecuali apabila ada penggerak yang
menyebabkan ia jaga dan bangun. Setelah kebangunannya ini barulah ia akan meneliti
penyakit apa yang sedang dideritanya itu atau bahaya apa yang sedang meliputi
tubuhnya dan mengancam keselamatannya.
Dalam hal ini Allah Ta’ala berfirnan : “Dan jikalau manusia itu ditimpa
bahaya, maka ia pun berdoalah kepada Kami (Allah) diwaktu berbaring, diwaktu
duduk atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu dari padanya, iapun
berjalanlah seolah-olah tidak pernah berdoa kepada Kami atas bahaya yang telah
menghinggapinya itu”. (S. Yunus.12).
3. Bukti Kejadian dan Pengalaman
Setiap manusia tentu pernah berdoa kepada Tuhannya, kemudian
dikabulkanlah apa yang menjadi permintaannya. Pernah pula memanggilNya dan
iapun dijawab apa yang diinginkan serta dikehendakinya. Ia pernah pula memintaNya
dan apa yang diminta itupun diberikan. Tidak sedikit orang yang sakit dan memohon
kesembuhan kepadaNya disamping berusaha dengan berobat yang dilakukan dan
kemudian ia berhasil sembuh.

9
Pengalaman-pengalaman manusia dalam kehidupannya di dunia ini
sebenarnya sudah membimbing dirinya sendiri untuk dapat sampai kepada penemuan
akan Allah SWT secara kesadaran dan bukan karena adanya paksaan, sebab
pengalaman-pengalaman itu memang dapat membuka segala macam hakikat yang ia
sendiri pasti tidak merasakan dengan panca inderanya.
“Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan Kami
memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana
yang besar.” (Al Anbiya: 76)
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Robbmu, lalu
diperkenankan-Nya bagimu.” (Al Anfaal: 9)
Anas bin Malik Ra berkata, “Pernah ada seorang badui datang pada hari
Jum’at. Pada waktu itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tengah berkhotbah. Lelaki
itu berkata’ “Hai Rasul Allah, harta benda kami telah habis, seluruh warga sudah
kelaparan. Oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk
mengatasi kesulitan kami.” Rasulullah lalu mengangkat kedua tanganya dan berdoa.
Tiba-tiba awan mendung bertebaran bagaikan gunung-gunung. Rasulullah belum
turun dari mimbar, hujan turun membasahi jenggotnya. Pada Jum’at yang kedua, orang
badui atau orang lain berdiri dan berkata, “Hai Rasul Allah, bangunan kami hancur
dan harta bendapun tenggelam, doakanlah akan kami ini (agar selamat) kepada Allah.”
Rasulullah lalu mengangkat kedua tangannya, seraya berdoa: “Ya Robbku,
turunkanlah hujan di sekeliling kami dan jangan Engkau turunkan sebagai bencana
bagi kami.” Akhirnya beliau tidak mengisyaratkan pada suatu tempat kecuali menjadi
terang (tanpa hujan).” (HR. Al Bukhari).
4. Bukti-Bukti dari Naqal (Keterangan Agama)
Diantara bukti-buktinya yang dapat kita saksikan tentang wujudnya Allah ialah
bahwa para nabi dan rasul yang terpilih dari sekian banyak hamba-hambaNya, mereka
itu semua adalah manusia yang amat pilihan sekali,seluruhnya itu sejak zaman
nabiullah Adam a.s sampai ke zaman Rasulullah SAW mempunyai satu garis
penyiaran yang benar-benar sama dan sejalan, yaitu memberitahukan dengan pasti
kepada seluruh umat manusia bahwa alam semesta ini ada Tuhan (Allah) yang Maha
Bijaksana. Oleh segenap nabi dan rasul itu hanya satu itulah pokok penyiaran yang
disampaikannya yang merupakan hal yang penting sekali.
Allah SWT memberikan pengokohan kepada para nabi dan rasulNya itu untuk
mengalahkan segenap musuh dan lawannya, kemudian menjadikan kalimat Tuhan
sebagai mercusuar yang tertinggi dan kekufuran dibenamkan sampai kebawah sekali.

10
Sabda Nabi dan Rasul adalah benar dalam ucapannya terhadap Allah SWT,
berikhlas hati untukNya, penganjur untuk mengajak menuju jalanNya yang benar,
membela keagungan agamaNya dan memperoleh pengokohan yang berupa
kemukjizatan dari padaNya.
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.:
Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.”
(Asy Syu’araa: 63)
Selanjutnya mukjizat Nabi Isa as. ketika menghidupkan orang-orang yang
sudah mati; lalu mengeluarkannya dari kubur dengan ijin Allah. Allah swt berfirman:
“…dan aku menghidupkan orang mati dengan seijin Allah.” (Ali Imran: 49)
5. Dalil Naqli
Sekalipun secara fitrah manusia bisa mengakui adanya Allah, dan dengan akal
pikiran bisa membuktikannya, namun manusia tetap memerlukan dalil naqli (al-Quran
dan Sunnah) untuk membimbing manusia untuk mengenal Tuhan yang sebenarnya
(Allah) dengan segala asma dan sifatNya. Sebab fithrah dan akal tidak bisa
menjelaskan siapa Tuhan yang sebenarnya itu (Allah).
Allah SWT adalah Al-Awwal artinya tidak ada permulaan bagi wujudNya. Dia
juga Al-Akhir akhirnya tidak ada akhir dari wujudNya. “Dialah yang awal dan yang
akhir, yang zhahir dan yang bathin, dan Dia Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Hadid
57:3).
Tidak ada satu pun yang menyerupaiNya. “Tidak ada sesuatu pun yang serupa
dengan Dia, dan Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (As-Syura
42:11).
Allah SWT Maha Esa. “Katakanlah : ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa…” (Al-
Ikhlas 112:1).
Allah SWT memiliki Al-Asma’ was Shiffaat (nama-nama dan sifat-sifat) yang
disebutkanNya untuk diriNya di dalam Al-Quran serta semua nama dan sifat yang
dituturkan untukNya oleh Rasulullah SAW dalam sunnahnya, seperti Ar-Rahmaan,
Ar-Rahiim, Al’Aliim, Al-Aziz, As-Sami, Al-Bashiir dan lain-lain. “Hanya milik Allah
asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaa-ul husna itu
dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
perbuat.” (Al-A’raf 7:18).

11
6. Pengokoh Ketuhanan
Bukti-bukti adanya Tuhan diantaranya lagi adalah bahwa umat yang beriman
kepada Tuhan (Allah) dengan keimanan yang sebenar-benarnya, mereka itulah ummat
yang tertinggi dari yang lainnya perihal ilmu pengetahuan dan lebih banyak pula
peradaban dan tata kesopanannya.Selain itu juga pasti lebih suci jiwanya, lebih bersih
hatinya, lebih banyak pengorbanannya dan lebih suka mengalahkan diri sendiri dan
paling banyak memberikan kemanfaatan kepada sesama manusia.
Kaum mukmin sengaja diberi oleh Allah SWT suatu pertolongan yang berupa
kekuatan yang dapat digunakan untuk membetulkan peri kemanusiaannya, agar
dengan demikian dapatlah dicapai setinggi-tinggi kesempurnaan hidup yang dapat
diperoleh manusia sebagai makhluk Allah. Jadi, adanya perubahan dalam jiwa kaum
mukmin, sifat-sifat, akhlak atau budi pekerti serta kecondongan-kecondongan itu
adalah merupakan bukti yang seterang-terangnya tentang adanya kekuatan rohaniah
yang amat rahasia dan tersembunyi yang bekerja secara diam-diam dibalik tubuh yang
kasar ini. Kesan-kesan demikian ini nampak jelas dalam apa yang ditempuh oleh kaum
mukmin dalam perjalanan hidupnya dan dengan ikatan-ikatan yang penuh rahasia itu
pula akan dicapainya kedudukan yang setinggi-tingginya.

D. Sifat-Sifat Allah SWT

Ada 4 unsur didalam beriman kepada Allah :

1. Mempercayai atas wujud (keberadaan) Allah.


2. Mempercayai atas keesaan Allah dalam rububiyah.
3. Mempercayai atas keesaan Allah dalam uluhiyah.
4. Dan, Percaya terhadap asma’ wa shifat (nama-nama dan sifat-Nya).

20 Sifat Wajib Allah

Sebagai Sang Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan
sifat yang dimiliki oleh manusia ataupun makhluk lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah dapat
meningkatkan keimanan kita. Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu
ada namun ia tidak mengenal sifat Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah
swt. Sifat-sifat Allah yang wajib kita imani ada 20, diantaranya:

12
1. Wujud
Sifat Allah yang pertama yaitu Wujud. Wujud artinya ada. Umat muslim yang beriman
meyakini bahwa Allah swt ada. Untuk itulah kita tidak boleh meragukan atau
mempertanyakan keberadaanNya. Keimanan seseorang akan membuatnya dapat
berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karna Allah yang
menciptakannya.
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang
yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta
alam. “ (QS. Al-A’raf: 54)
2. Qidam
Qidam berarti dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai
Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan.
“Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu. “ (QS. Al-Hadid: 3)
3. Baqa’
Sifat Allah Baqa’ yaitu kekal. Manusia, hewan ,tumbuhan, dan makhluk lainnya selain
Allah akan mati dan hancur. Kita akan kembali kepadaNya dan itu pasti. Hanya Allah
lah yang kekal.
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan. “ (QS. Ar-Rahman: 26-27)
4. Mukhalafatu lil hawadits
Sifat Allah ini artinya adalah Allah berbeda dengan ciptaanNya. Itulah keistimewaan
dan Keagungan Allah swt.
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar
lagi Maha Melihat. “ (QS. Asy-Syura: 11)
5. Qiyamuhu binafsihi
Sifat Allah selanjutnya yaitu Qiyamuhu binafsihi, yang artinya Allah berdiri sendiri.
Allah menciptakan alam semesta, membuat takdir, menghadirkan surga dan neraka,
dan lain sebagainya, tanpa bantuan makhluk apapun. Berbeda dengan manusia yang
sangat lemah, pastinya membutuhkan satu sama lain.
“ALLAH, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal
lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. “ (QS. Ali-Imran: 2)
6. Wahdaniyyah
Sifat Allah Wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini sesuai dengan kalimat
syahadat, Asyhadu alaa ilaa ha illallah, Tiada Tuhan selain Allah.
“Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain ALLAH, tentulah keduanya itu
sudah rusak binasa. Maka Maha Suci ALLAH yang mempunyai Arsy daripada apa
yang mereka sifatkan. “ (QS. Al-Anbiya: 22)

13
7. Qudrat
Qudrat adalah berkuasa. Sifat Allah ini berarti Allah berkuasa atas segala yang ada
atau yang telah Ia ciptakan. Kekuasaan Allah sangat berbeda dengan kekuasaan
manusia di dunia. Allah memiliki kuasa terhadap hidup dan mati segala makhluk.
Kekuasaan Allah itu sungguh besar dan tidak terbatas, sedangkan kekuasaan manusia
di dunia dapat hilang atas kuasa Allah swt.
“Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu. “ (QS. Al-Baqarah: 20)
8. Iradat
Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt memiliki
kehendak atas semua ciptaanNya. Bila Allah telah berkehendak terhadap takdir atau
nasib seseorang, maka ia takkan dapat mengelak atau menolaknya. Manusia hanya
dapat berusaha dan berdoa, namun Allah lah yang menentukan. Kehendak Allah ini
juga atas kemauan Allah tanpa ada campur tangan dari manusia atau makhluk lainnya.
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS.
Hud: 107).
9. Ilmu
Ilmu artinya mengetahui. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, meskipun pada hal
yang tidak terlihat. Tiada yang luput dari penglihatan Allah.
“Katakanlah (kepada mereka): Apakah kamu akan memberitahukan kepada ALLAH
tentang agamamu (keyakinanmu), padahal ALLAH mengetahui apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi, dan ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-
Hujurât: 16)
10. Hayat
Sifat Allah Hayat atau Hidup. Namun hidupnya Allah tidak seperti manusia, karena
Allah yang menghidupkan manusia. Manusia bisa mati, Allah tidak mati, Ia akan
hidup terus selama-lamanya.
“Allah tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Hidup kekal lagi
terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.” (QS. Al-
Baqarah: 255)
11. Sam’un
Sifat Allah Sam’un atau mendengar. Allah selalu mendengar semua hal yang
diucapkan manusia, meskipun ia berbicara dengan halusnya atau tidak terdengar sama
sekali. Pendengaran Allah tidak terbatas dan tidak akan pernah sirna.
“Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. “ (QS. Al-Maidah:
76)
12. Basar
Basar artinya melihat. Penglihatan Allah juga tidak terbatas. Ia dapat melihat semua
yang kita lakukan meskipun kita melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi. Allah
mampu melihat, naik yang besar maupun yang kecil, yang nyata maupun kasat mata.
Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah Maha Sempurna.
“Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al-Hujurat: 18)

14
13. Kalam
Kalam artinya berfirman. Sifat Allah ini dapat kita lihat dengan adanya Al Quran
sebagai petunjuk yang benar bagi manusia di dunia. Al Quran merupakan firman Allah
yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.
“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. “ (QS. An-Nisa: 164)
14. Qadirun
Sifat Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa. Allah tidak lemah, Ia
berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya.
“Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu. “ (QS. Al Baqarah: 20).
15. Muridun
Allah memiliki sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak. Ia
berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki. “ (QS.Hud:
107).
16. ‘Alimun
Sifat Allah ‘Alimun, yaitu Dzat Yang Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala hal
yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah pun dapat mengetahui isi hati dan
pikiran manusia.
“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu. “ (QS. An Nisa’: 176).
17. Hayyun
Allah adalah Dzat Yang Hidup. Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur
ataupun lengah.
“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati. “ (QS. Al
Furqon: 58).
18. Sami’un
Allah adalah Dzat Yang Maha Mendengar. Allah selalu mendengar pembicaraan
manusia, permintaan atau doa hambaNya.
“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. “ (QS. Al Baqoroh: 256).
19. Basirun
Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Allah ini tidak terbatas seperti halnya
penglihatan manusia. Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu,
hendaknya kita selalu berbuat baik.
“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “ (QS. Al Hujurat: 18).
20. Mutakallimun
Sifat Allah ini berarti Yang Berbicara. Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman
melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita
telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.

15
20 Sifat Mustahil Allah

1. Adam (tiada).
2. Huduts (ada yang mendahului).
3. Fana (berakhir).
4. Mumatsalatu lil hawaditsi (ada yang menyamai).
5. Ihtiyaju lighairihi (memerlukan yang lain).
6. Ta’adud (berbilang).
7. Ajzun (lemah).
8. Karahah (terpaksa).
9. Jahlun (bodoh).
10. Mautun (mati).
11. Shamamun (tuli).
12. Ama (buta).
13. Bakamun (bisu).
14. Kaunuhu ‘ajiyan (dzat yang lemah).
15. Kaunuhu karihan (dzat yang terpaksa).
16. Kaunuhu jahilan (dzat yang sangat bodoh).
17. Mayyitan (dzat yang mati).
18. Kaunuhu ashamma (dzat yang tuli).
19. Kaunuhu ‘ama (dzat yang buta).
20. Kaunuhu abkama (dzat yang bisu).

Sifat Jaiz Allah

Selain memiliki sifat wajib dan sifat mustahil yang wajib diyakini dan diimani oleh
setiap umat islam. Allah SWT juga memiliki sifat jaiz. Sifat jaiz ALLAH SWT hanya ada
satu saja yaitu fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu.

Sifat Jaiz Bagi Allah SWT adalah sifat yang mungkin boleh dimiliki dan boleh tidak
dimiliki oleh Allah SWT. maksudnya disini boleh melakukannya atau meninggalkannya.
Allah sangat berkuasa untuk membuat sesuatu atau tidak membuatnya.

Seperti yang telah dijelaskan diatas sifat Jaiz Allah SWT hanya ada satu yaitu fi’lu
kulli mumkinin au tarkuhu, artinya Allah itu berwenang untuk menciptakan dan berbuat
sesuatu atau tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Sifat ini menegaskan bahwa Allah SWT
hak penuh untuk melaksanakan sesuatu sesuai kehendaknya tanpa ada paksaan. tidak ada
satupun di dunia ini yang bisa memaksa Allah SWT dengan cara apapun karena terjadinya
sesuatu atau tidak terjadinya sesuatu mutlak ada pada kekuasaan Allah SWT.

16
Intinya adalah Allah SWT maha berkuasa atas segala sesuatu yang terjadi dan Allah
SWT berhak dan berwenang untuk melakukan sesuatu karena dialah Tuhan yang maha
kuasa atas segala sesuatunya. “Dan Tuhanmu menjadikan dan memilih barang siapa apa
yang dikehendaki-Nya.(Al-Qashash: 68)

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Agama adalah fondasi dalam kehidupan. Begitu pula Islam untuk kehidupan semua
umat muslim di dunia. Islam adalah ajaran manusia yang lengkap, menyeluruh dan sempurna.
Islam merupakan tata cara kehidupan muslim baik ketika beribadah maupun berinteraksi
dengan lingkungannnya. Terlaksananya tujuan hidup manusia merupakan perwujudan fungsi-
fungsi Islam untuk kehidupan manusia yang beriman dan bertaqwa.

Keberadaan Allah SWT berdasarkan ayat-ayat di Al-Quran tidak menjadi patokan


dimanakah kita mencari dan menjadikan itu untuk tujan hidup. Karena sesungguhnya Allah
SWT selalu dekat dengan kita bagai ujung dari kuku kita. Karena Allah Maha Mendengar dan
Maha Melihat segala di dalam dunia ini

18
DAFTAR PUSAKA

https://korangratis.net/sifat-sifat-allah/
https://arrumnyaeppy.wordpress.com/2011/12/04/makalah-pembuktian-adanya-allah-swt/
https://rocketmanajemen.com/definisi-agama/#a
http://mughits-sumberilmu.blogspot.com/2011/10/pengertian-agama.html
http://nuriayu21.blogspot.com/2016/03/pengertian-ruang-lingkup-dan_24.html

19

Anda mungkin juga menyukai