Anda di halaman 1dari 9

KONSEP ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SMART CITY PADA

SEKTOR PELAYANAN PUBLIK BIDANG PARIWISATA


(SMART TOURISM)

MAKALAH DISUSUN GUNA MELENGKAPI UJIAN AKHIR SEMESTER 2


ADMINISTRATIF ENTERPRENEURSHIP

Dosen Pengampu :
RM. MAHENDRADI, S.H., M.Si.

Disusun Oleh :
RIMA ATIKAL KAFA
1710201057

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TIDAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah dengan “Konsep
Administrasi Pembangunan Smart City pada Sektor Pelayanan Publik Bidang Pariwisata
“dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam makalah ini berisi tentang Konsep Administrasi Pembangunan Smart City pada
Sektor Pelayanan Publik Bidang. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Magelang, 23 Juni 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….... ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. iii

RINGKASAN ……………………………………………………………………………… iv

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………….. 1


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………. 2
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………… 2

BAB II. LANDASAN TEORI ………………………………………………………………

BAB III. PEMBAHASAN …………………………………………………………………..

BAB IV. PENUTUP …………………………………………………………………………

4.1 Simpulan ………………………………………………………………………….


4.2 Saran ………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………


RINGKASAN

Konsep kota cerdas (smart city) yang menjadi isu besar di kota-kota besar di seluruh dunia
mendorong peran aktif dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kota menggunakan
pendekatan citizen centric sehingga terjadi interaksi yang lebih dinamis dan erat antara warga
dengan penyedia layanan. Smart city dirancang guna membantu berbagai kegiatan masyarakat
serta memberikan kemudahan mengakses informasi kepada masyarakat. Meningkatnya inovasi
dalam pembangunan kota juga diperlukan dalam aspek pariwisata
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi saat ini membawa perubahan yang sangat
signifikan. Manusia menciptakan teknologi dengan motivasi dan dorongan agar hidup menjadi
lebih baik. Manusia terdorong untuk membuat sebuah teknologi yang dapat membantu dalam
menyelesaikan pekerjaan. Sebenarnya teknologi sudah dikenal masyarakat sejak dahulu kala.
Mulai manusia mengenal tulisan tangan, kemudian berkembang tulisan dengan bantuan mesin.
Saat ini peradaban baru teknologi informasi sudah memasuki era digitalisasi. Berbagai produk
terkini mulai bermunculan sehingga menyebabkan istilah masyarakat modern bergeser dan
terjadi perluasan makna menjadi masyarakat digital
Konsep smart city (kota cerdas) yang menjadi isu besar di kota-kota besar di seluruh
dunia secara global telah menstimulan kota-kota di dunia untuk mendorong peran aktif dan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kota dengan pendekatan menggeser pola
kepemerintahannya menjadi citizen centric dan stakeholders centric sehingga terjadi interaksi
yang lebih dinamis dan erat antara penyedia layanan, dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah
dengan warga kota. Pola tersebut melahirkan Interaksi dua arah yang akan terus berkembang
dan berproses sehingga nantinya kota akan menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali serta
tangguh dalam merespon perubahan dan tantangan yang baru dengan lebih cepat.
Konsep kota cerdas tersebut juga dapat diaplikasikan pada bidang pariwisata yang biasa
disebut Pariwisata Cerdas (Smart Tourism), Smart . kepariwisataan Indonesia dapat
memberikan arah pengembangan yang tepat terhadap potensi kepariwisataan dari sisi produk,
pasar, spasial, sumber daya manusia, manajemen, dan sebagainya sehingga pariwisata
Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara positif dan berkelanjutan bagi pengembangan
wilayah dan kesejahteraan masyarakat, serta mengatur peran setiap Stakeholders terkait baik
lintas sektor, lintas pelaku, maupun lintas daerah/wilayah agar dapat mendorong
pengembangan pariwisata secara sinergis dan terpadu.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Konsep Administrasi Pembangunan Smart City pada Sektor Pelayanan Publik
Bidang Pariwisata?
1.3 Tujuan
Mengetahui Konsep Administrasi Pembangunan Smart City pada Sektor Pelayanan Publik
Bidang Pariwisata.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Administrasi Pemmbangunan
2.2 Smart City
Menurut Pratama (2014) Smart city atau secara harfiah berarti kota pintar, merupakan
suatu konsep pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan disuatu
daerah sebagai sebuah interaksi yang kompleks di antara berbagai sistem yang ada di
dalamnya.
Menurut Ying (2012). Smart city ialah Area perkotaan yang menciptakan
pembangunan ekonomi berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi bagi warganya dengan
meningkatkan 6 hal pokok (pemerintahan, ekonomi, kualitas hidup, lingkungan, sumber daya
manusia, dan transportasi) yang dapat dilakukan dengan infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi yang kuat. Dengan Tujuan: Ekonomi berkelanjutan , Kualitas Hidup melalui cara
yaitu melaksanakan 6 hal pokok (pemerintahan, ekonomi, kualitas hidup, lingkungan, sumber
daya manusia, dan transportasi) TIK yang kuat.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa smart city adalah sebuah kota pintar untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan meningkatkan layanan masyarakat dengan
mengintegrasikan beberapa elemen yang ada di perkotaan seperti pemerintahan, ekonomi,
kualitas hidup, lingkungan, sumber daya manusia, dan transportasi untuk meningkatkan
kualitas hidup.
2.3 Smart City Bidang Pariwisata
2.3.1 Smart Tourism
Secara etimologi menurut Kamus Bahasa Inggris, kata Smart berarti pintar.
Sedangkan ditinjau dari segi ekonomi, pariwisata (dalam bahasa asingnya tourism)
adalah meliputi berbagai macam usaha bisnis, besar maupun kecil. Selanjutnya istilah
pariwisata menurut Institute of tourism in Britain (sekarang tourism Society in Britain)
di tahun 1976 merumuskan pariwisata adalah :
“Kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat tempat
tujuan di luar tempat tinggal dan bekerja sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan
mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian
untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata/ ekskursi.”

Smart tourism dapat diartikan sebagai pariwisata pintar atau bijaksana. Dalam
konsep smart tourism disini merupakan salah satu corak pengembangan creative tourism.
Dalam creative tourism, tour operator baik pemerintah,swasta, maupun masyarakat itu
sendiri) akan mengedepankan network dengan masyarakat lokal yang terlibat langsung
dalam atraksi budaya. Misalnya, pada kunjungan ke kampung batik, Wisatawan dan
masyarakat lokal akan berinteraksi, seperti wisatawan diizinkan untuk belajar membatik
bersama pembatik lokal. Tentu saja, kegiatan dapat diatur sebelumnya dengan koordinasi
penjadwalan dengan masyarakat lokal dan guide atau travel agent (networking and
event). Masyarakat lokal mendapatkan share dari pelatihan membatik juga distribusi
penjualan produk batik kepada wisatawan (partneship and local enterprise).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Smart Tourism
Konsep dasar E-Tourism di Indonesia pada dasarnya merupakan suatu bentuk konsep yang
baru dan masih belum mendapatkan perhatian dari berbagai pihak dan pelaku pariwisata.
E-Tourism masih di lihat sebagai suatu bagian pengembangan sistem yang masih perlu
dikaji lebih jauh mengenai fungsi dan manfaat yang akan didapat. Meskipun di lain pihak
dalam pengembangan pariwisata penekanan terhadap pemanfaatan Internet sebagai media
promosi dan penyebaran informasi sudah sangat luas, namun hal ini tidak di barengi dengan
aplikasi internet tersebut sebagai alat penyebaran informasi pariwisata dan tujuan wisata
yang dimiliki oleh tiap daerah. Pada hakekatnya internet memiliki peran yang tidak terpisah
dalam perkembangan teknologi, teutama pariwisata. Internet telah menjadi salah satu solusi
yang ditawarkan untuk mempermudah kinerja pengembangan pariwisata di Indonesia.
Lewat internet banyak hal bisa di akses secara mudah, serta digunakan oleh sebagian besar
masyarakat didunia. Hal ini memungkinkan penyebaran informasi mengenai
pengembangan pariwisata bisa diakses kapan, dimana, serta oleh siapa saja.
3.1.1 Pemberdayaan Masyarakat
Strategi pengembangan kawasan pariwisata dikenal terdapat dua model: pertama, model
konvensional yakni model pengembangan pariwisata yang bersifat ekonomis semata,
pengembangan pariwisata yang hanya memperhatikan peningkatan jumlah kunjungan tanpa
memperhatikan kelestarian lingkungan dan budaya; kedua, model non konvensional yang
bersifat multi tujuan, yakni bukan semata-mata ekonomis tetapi juga bersifat ekologis dan
sosial budaya. Model non-konvensional menekankan pengembangan pariwisata harus
berbasis pada masyarakat dan pada upaya-upaya revitalisasi kawasan, penemuan dan
pelestarian kembali lingkungan serta adat budaya masyarakat (Madiun 2010). Dengan
demikian, pengembangan pariwisata berdasarkan model non-konvensional menempatkan
partisipasi masyarakat lokal sebagai kunci pengembangannya. Tanpa adanya keselarasan dan
partisipasi masyarakat secara memadai maka keberlangsungan suatu pariwisata tidak akan
berjalan dengan baik.
3.1.2 Kemandirian
3.1.3 Partisipasi Masyarakat
3.1.4 Era Millenial dan Disrupsi
3.1.5 Era 4.0
3.1.6 Era Digital

Anda mungkin juga menyukai