Anda di halaman 1dari 6

DESAIN PENELITIAN KUALITATIF

A. Desain Penelitian Kualitatif


Pendekatan kualitatif dapat memperoleh pemahaman dan penafsiran yang
mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan. Menurut
Moelog (1989) penelitian kualitatif antara lain bersifat deskriptif, data yang
dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar daripada angka-angka.
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk, sehingga
dalam hal ini peneliti lebih banyak mempertanyakan “bagaimana” atau
“mengapa” daripada “apa” karnea proses terjadinya sesuatu lebih penting
daripada adanya sesuatu. Penggunaan pendekatan kualitatif bertujuan untuk
memahami tindakan dari dalam diri individu, termasuk kehidupan, aktivitas,
dan pengalaman subjek penelitian.
1. Penentuan Subjek Penelitian
Subjek penelitian menurut Spradley (1979) merupakan sumber informasi,
sedangkan menurut Moloeng (1989) subjek penelitian merpakan orang
dalam pada latar penelitian.
Syarat menentukan subjek penelitian yang harus diperhatikan (Spradley,
1979):
a. Mereka sudah cukup lama dan intensif menyatu dalam kegiatan atau
bidang yang menjadi kajian penelitian.
b. Mereka terlibat penuh dengan kegiatan atau bidang tersebut.
c. Mereka memiliki waktu yang cukup untuk dimintai informasi.
2. Penentuan Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif meliputi data
pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Focus pengamatan dilakukan
terhadap 3 komponen utama, yaitu space (ruang, tempat), actor (pelaku),
dan aktivitas (kegiatan).

B. Konsep Dasar Analisis Data


Analisis data merupakan bagian terpenting dalam metode ilmiah, karena
analisis data digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Analisis data
merpakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang, menggolongkan data
untuk menjawab dua permasalahan pokok; (1) tema apa yang dapat ditemukan
pada data-data ini, dan (2) seberapa jauh data-data ini dapat menyokong tema
tersebut.
Proses analisis data kualitatif menurut Seiddel (1998), sebagai berikut:
1. Mencatat peristiwa yang ada di lapangan berupa catatan lapangan,
kemudian diberi kode sehingga sumber data dapat ditelusuri.
2. Mengumpulkan, memilah, melakukan klasifikasi, mensintesiskan, membuat
ikhtisar, dan memberi indeks.
3. Berpikir untuk memperjelas kategori data sehingga data yang ada bermakna
sengan mencari dan menemukan pola serta hubungan-hubungan dan
membuat temuan-temuan umum.
Menurut Janice Mc. Drury (1999) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai
berikut:
1. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang
terdapat dalam data.
2. Mempelajadi kata-kata kunci tersebut dengan tujuan menemukan tema-tema
yang berasal dari data.
3. Menuliskan “model” yang ditemukan.
4. Melakukan koding terhadap data-data.

C. Metode Analisis Data Kualitatif secara Umum


Secara umum, ada tiga pokok persoalan yaitu 1) konsep dasar; 2) menemukan
tema dan merumuskan hipotesis kerja; 3) bekerja dengan hipotesisi kerja.
Bogdan dan Taylor (1975) mendefinisikan analisis data sebagai proses
menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja. Prinsip pook penelitian
kualitatif adalah menemukan teori dari data.
1. Merumuskan tema dan merumuskan hipotesis kerja
Beberapa petunjuk untuk merumuskan hipotesis kerja:
a. Membaca dengan teliti catatan lapangan.
b. Memberi kode pada beberapa judul pembicaraan tertentu.
c. Susun menurut tipologi.
d. Membaca kepustakaan yang ada dengan masalah dan latar penelitian.
2. Menganalisis berdasarkan hipotesis kerja
Sesudah hipotesis kerja diformulasikan, cari dan temukan apakah hipotesis
didukung oleh data dan apakah hal itu benar. Bila seperangkat hipotesis
kerja dasar telah ditemukan, susunlah kode tersendiri atas dasar hipotesis
kerja dasar tersebut. Data yang telah diberi kode dapat menunjang dua atau
lebih hipotesis kerja.

D. Pemrosesan Tema
Pemrosesan tema terdiri atas;
1. Tipologi tema. Langkah ini merupakan upaya untuk memperhalus
pencatatan data. Licoln dan Guba (1985) menanamkan tema sebagai satuan
informasi yang berfungsi untuk menentukan atau mendefinisikan kategori.
2. Penyusunan hubungan antar tema. Menurut Licoln dan Guba (1985) ada dua
patokan untuk merumuskan suatu tema. Pertama, tema harus spesifik yakni
mengarah pada suatu pengertian atau tindakan yang diperlukan oleh
peneliti. Kedua, tema merupakan informasi inti yang dapat berdiri sendiri.
Langkah awal pemrosesan tema ilakah analisis hendaknya membaca,
mempelajari dengan teliti keseluruhan data yang dikumpul. Usahakan agar
satuan-satuan teridentifikasi. Masukan satuan-satuan yang telah
teridentifikasi kedalam kartu indeks (pertema). Perlakukan data ini
hendaknya dapat dipahami orang lain. Pada tahap ini jangan membuan
satuan tema yang ada meskipun satuan ini dianggap tidak relevan.

E. Kategorisasi
Kategorisasi terdiri atas fungsi dan prinsip kategorisasi, dan langkah-langkah
kategorisasi. Menurut Licoln dan Guba (1985) kategorisasi adalah:
1. Mengelompokkan kartu-kartu yang telah dibuat ke dalam bagian-bagian isi
yang secara jelas berkaitan.
2. Merumuskan aturan untuk menetapkan isi inklisi setiap kartu pada kategori
sebagai dasar pemeriksaan keabsahan data.
3. Menjaga agar setiap kategori yang tersusun tadi, satu dengan lainnya
mengikuti prinsip taat asas.

F. Penafsiran Data
Penafsiran data dijabarkan kedalam:
1. Tujuan Penafsiran Data
Menurut Schaltzman dan Strauss (1973) tujuan yang akan dicapai dalam
penafsiran data ialah salah satu di antara tiga tujuan, yakni; deskripsi
semata-mata, deskripsi analitik, teori substantive.
Pada deskripsi analitik, rancangan pengorganisasian dikembangan dari
kategori-kategori yang ditemukan dari hubungan-hubungan yang memenuhi
syarat atau yang muncul dari data, sehingga dapat dicapai deskripsi baru.
Menurut proses analitik, akan terbentuk teori substantive, namun belum
sepenuhnya mengarah pada penyusunan teori substantive. Pada teori
substantive, secara implisist tujuan penafsiran data dari kedua tujuan yakni:
deskripsi semata-mata dan deskripsi analitik telah ada.
2. Proses Umum Penafsiran Data
Analisis data telah dimulai sejak dilapangan, artinya sejak saat itu sudah ada
penghalusan data, penyususnan kategori dengan kawasannya, sudah ada
upaya untuk penyusunan hipotesis kerja atau teori itu sendiri. Analisis data
terjalin secara terpadu dengan penafsiran data. Penafsiran data menjadi
kategori yang berarti sudah menjadi bagian dari teori dan dilengkapi dengan
penyusunan hipotesis kerjanya sebagai teori yang nanti diformulasikan baik
secara deskriptif maupun secara proposional.
3. Peranan Hubungan Kunci dalam Penafsiran Data
Hubungan kunci untuk memperhalus hubungan dan menghubun-hubungkan
suatu kategori dengan kategori lain. Hubungan kunci berdungsi sebagai
aturan untuk digunakan sebagai kriteria inklusif-eksklusif.
4. Peranan Interogasi terdahap Data
Schatzman dan Strauss (1973) mengatakan bah\wa analisis tidak dapat
menceritakan apa yang harus diungkapkannya, jalan terbaik ialah
mengadakan interogasi data. Berbarti mengajukan seperangkat pertanyaan
pada data agar terungkap berbagai persoalan dari data itu sendiri. Ada dua
macam cara pengajuan pertanyaan yang saling membantu yakni:
a. Cara mengajukan pertanyaan dengan Substantif
Dengan cara ini, peneliti dapat menggunakan kosakata dari disiplin
ilmunya. Peneliti seagai analisis mengajukan pertanyaan.P
b. Cara Logis
Menggunakan cara eksperimental, komparasi, historis, berpikir analogis,
dan proses bekerja.
5. Langkah-langkah Penafsiran Data dengan Metode Analisis Komparatif
Rangka Penyusunan Teori Substansif.
Penyusunan teori yang berasal dari data dapat dilakukan melalui analisis
data komparatif. Peranan analisis komparatif terlihat pada tujuan:
a. Ketepatan Kenyataan. Bukti yang diperoleh dari suatu kelompok
tertentu dapat dipakai untuk mengecek apakah buti awal sudah benar.
b. Generalisasi Empiris. Salah satu tujuan analisis komparatid ialah
generalisasi suatu fakta. Generalisasi membantu memperluas teori
sehingga menjadi lebih aplikatif dan memiliki daya penjelasan dan
peramalan yang lebih besar.
c. Penetapan konsep. Analisis komparatif digunakan untuk menetapkan
unit atau satuan kajian suatu kasus studi yakni mengkhususkan dimensi
konsep yang menghasilkan satuan.
Ada 4 tahap dalam metode komparatif, yaitu:
1. Perbandngan “kejadian” yang aplikatif setiap kategori.
Perbanfingan kejadian yang aplikatif setiap kategori dimulai dengan
memberi kode setiap kejadian dari datanya sebanyak mungkin kategori
agar kategori dan data yang ada cocok dengan kategori.
2. Integrasi kategori dalam kawasannya.
Integrasi terjadi karena kawasan itu saling berkaitan dengan beberapa
hal dan menghasilkan suatu kejadian yang utuh. Integrasi dilakukan
terhadap satu kategori dengan kategori lainnya. Teori berkembang
setelah bermacam kategori dengan kawasannya cenderung berintegrasi.
3. Pembatasan teori.
Pembatasan teori dilakukan pada dua tingkatan; pada tingkatan teori dan
kategori. Setiap kali membandingkan kejadian dengan kategori akan
sering terjadi modifikasi yang kian lama akan berkurang dan teori
menjadi padat berisi.
4. Penulisan teori.
Hasil kerangka analisis akan mampu membentuk teori substansif yang
secara proporsional dapat digunakan oleh peneliti lain dalam bidang
yang sama. Bila peneliti telah yakin akan hasilnya, ia dapat
mempublikasikan penelitiannya.

Anda mungkin juga menyukai