Anda di halaman 1dari 8

Metode Penelitian Kualitatif Dalam Akuntansi

Grounded Theory Research

Dosen : Dr. Drs. I Dewa Gede Dharma Suputra, M.Si., Ak.

OLEH :

KELOMPOK 3

Putu Ratih Kartika Dewi 2181611031 (Absen 06)

Ni Putu Ayu Mentari Putri Mas 2181611032 (Absen 07)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
1. Teori Grounded
Teori grounded mengacu pada metode dan hasil akhir dari proses
penelitian. Metodologi teori grounded terdiri dari seperangkat prosedur khusus untuk
membangun teori middle-range dengan bantuan data empiris. Teori middle-range mengacu
pada teori-teori yang terbatas pada aspek spesifik seperti fenomena sosial, bukan teori tingkat
makro yang luas seperti masyarakat atau ekonomi. Menurut pendekatan teori grounded, teori
berkembang selama penelitian aktual dan melalui interaksi yang berkesinambungan antara
analisis dan pengumpulan data (Strauss and Corbi, 1988: 158).
Metodologi teori grounded dapat digambarkan sebagai gagasan yang berkembang yang
terdiri dari serangkaian prosedur yang dinamai dan dijelaskan secara formal. Prosedur ini
adalah kunci dan alat untuk menghasilkan teori fenomena sosial melalui analisis data
empiris. Metodologi teori grounded menggunakan berbagai pendekatan dan logika dalam
mengembangkan teori (induksi dan deduksi). Selain itu, verifikasi dalam teori dianggap
penting.
Apa yang spesifik untuk pendekatan teori grounded adalah bahwa tumpang tindih
konstan dan saling terkait antara tahap pengumpulan dan analisis data diberikan bentuk
prosedural dan formal yang spesifik. Ditafsirkan secara ketat, sebagai hasil dari studi teori
grounded yang nantinya sebuah generasi teori baru harus muncul sebagai sebuah
proses. Bahwa teori baru ini harus terdiri dari serangkaian hubungan yang masuk akal yang
diajukan di antara konsep dan rangkaian konsep adalah hasil dari penerapan metode ini.
Perkembangan teori grounded menunjukan bahwa operasi yang spesifik harus
dilakukan saat mengembangkan teori dari data karena banyaknya kompleksitas fenomena
sosial yang dipelajari. Perlu diingat bahwa teori yang dihasilkan bukan produk yang
universal, namun merupakan hasil dari prosedur dalam menghasilkan teori. Kunci dari
analisis teori grounded adalah memahami bahwa ini bukan teori induktif murni, namun
melibatkan berbagai aspek penyelidikan (induksi, deduksi, bahkan verifikasi).
Metodologi teori grounded secara umum membutuhkan model analisis konsep-
indikator, yang pada gilirannya menggunakan metode perbandingan konstan. Indikator dari
data empiris, diamati dan ditulis dalam dokumen atau wawancara tertulis, dibandingkan satu
sama lain dalam proses analisis, dengan tujuan untuk mencari persamaan dan perbedaan di
antara keduanya.
Generasi teori berlangsung melalui hubungan yang mungkin antara konsep dan
rangkaian konsep, dan eksplorasi teori tentatif atau proposisi teoritis melalui data tambahan
atau data yang ada. Selanjutnya pengujian teori yang muncul dipandu oleh teori sampling

1
yang berarti dalam praktik pengambilan sampel kegiatan tambahan atau peristiwa diarahkan
oleh konstruksi teoritis yang berkembang hingga kejenuhan teoritis tercapai. Dengan cara ini,
teori yang dihasilkan dianggap konseptual padat, solid dan didasarkan pada data. Dan ini
adalah tujuan teori grounded: untuk mencapai kategori inti yang cukup menjelaskan
fenomena yang sedang diteliti.

a. Pengkodean data sebagai elemen penting dalam analisis


Elemen penting untuk metodologi teori grounded adalah proses coding data karena
terkait dengan pertanyaan yang lebih umum mengenai bagaimana peneliti menemukan
interpretasi yang dibuat dalam penelitian kualitatif dan bagaimana secara sistematis
interpretasi ini dilakukan. Proses pengkodean dalam pendekatan teori grounded terdiri dari
tiga jenis pengkodean:
a) Open coding adalah klasifikasi data dan proses analisis pertama dalam pendekatan
teori ground. Open coding melibatkan membongkar, menganalisis, membandingkan
dan mengkategorikan data.
b) Axial coding membantu Anda beralih ke tingkat hirarki yang lebih tinggi dalam
abstraksi dalam analisis data. Axial coding mengalihkan analisis dari deskripsi dan
ke arah menghubungkan kode bersama-sama, untuk dilanjutkan dengan kategori
penjelasan, dan bekerja dengan cara Anda menuju teori konstruksi.
c) Selective coding mengintegrasikan dan menyempurnakan analisis Anda terhadap
skema teoritis yang lebih besar. Dalam Selective coding Anda memilih satu kategori
yang membentuk dasar teori, seperti teori preferensi konsumen.

2. Langkah Dasar dalam Analisis


Dalam pendekatan teori grounded, Strauss dan Corbin (1998) telah menekankan sudut
pandang bahwa peneliti perlu mempertimbangkan tiga isu utama sebelum memulai
penyelidikan penelitian. Isu-isu ini adalah: memilih masalah dan menyatakan pertanyaan
penelitian, menjaga keseimbangan antara objektivitas dan kepekaan, dan menggunakan
literatur.
Strauss (1990: 23) telah mengkondensasikan unsur prosedur utama dalam analisi teori
grounded sebagai berikut:
1) model indikator konsep, yang mengarahkan pengkodean
2) pengumpulan data
3) coding

2
4) kategori inti
5) sampling teoritis
6) perbandingan
7) kejenuhan teoritis
8) integrasi teori
9) memo teoritis
10) pemilahan teoritis

Dari Data ke Kode


Open coding, seperti yang disebutkan di atas, adalah tentang mengungkap, menamai
dan mengembangkan konsep dan kategori dengan membuka teks. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan konsep (atau kategori) yang nampaknya sesuai dengan data.

Cara melakukan open coding


Ada beberapa panduan terperinci dan contoh panjang yang dapat ditemukan pada
Strauss (1900) dan di Strauss & Corbin (1908), misalnya, Panduan ini dapat dimasukkan ke
dalam aturan umum praktis untuk pengkodean terbuka:
a. Aturan pertama adalah meminta data serangkaian pertanyaan yang berhubungan
dengan ide riset asli Anda
b. Aturan kedua adalah mengajukan pertanyaan tentang kategori apa yang sedang kita
bicarakan ketika insiden tertentu ditemukan dalam teks.
c. Pedoman yang bagus juga untuk menganalisa data secara teliti, ini menghasilkan
analisis mikroskopik, yang mungkin tidak diperlukan untuk seluruh bahan data.
d. Aturan praktis keempat yang diberikan oleh Strauss adalah aturan umum bersandar
dan memikirkan kembali aturan yang penting untuk analisis kualitatif, Dalam
pendekatan teori grounded ini disebut penulisan memo teoritis.

Axial coding terdiri dari analisis intens satu kategori pada satu waktu, dan
menghasilkan pengetahuan baru dan kumulatif tentang kategori dan hubungannya. Tujuannya
untuk menemukan hubungan eksplisit antara kategori dan subkategori, untuk dapat
menghubungkan gambar hubungan atau penjelasan yang lebih berkembang atau lebih
lengkap yang ada dalam kaitannya dengan data dan pertanyaan penelitian.
Bagaimana Anda melakukan pengkodean aksial dari bahan teks? Umumnya, Anda
harus mencari jawaban atas pertanyaan seperti mengapa atau bagaimana, di mana, kapan,

3
bagaimana dan dengan hasil apa, dan dengan berbuat demikian, Anda harus mengungkap
hubungan antar kategori dengan mengkonseptualisasikan fenomena. Selective coding adalah
tentang mengintegrasikan dan menyempurnakan analisis, dari kategori utama memilih satu
kategori inti untuk membentuk skema teoritis yang lebih besar. Kategori inti membentuk
fokus seputar kategori lain yang terintegrasi.
Menurut Strauss dan Corbin, pengkodean selektif juga mencakup validasi hubungan
sistematis antara kategori pusat atau inti dan kategori lainnya. Validasi dilakukan dengan
menghasilkan hubungan hipotetis antara kategori dan menggunakan data dari lapangan untuk
menguji hipotesis ini. Kategori dapat disempurnakan dan direorganisasi dalam penyelesaian
teori. Dalam proses inilah data menjadi teori.

Dari Coding ke Teori


Tujuan pengkodean selektif benar-benar untuk menjelaskan cerita dengan menemukan
identifikasi kategori inti dan menghubungkan kategori lainnya ke kategori inti. Sebenarnya,
salah satu kritik yang mengarah pada pendekatan teori grounded adalah penekanannya pada
identifikasi kode tanpa menjelaskan bagaimana kodenya saling terkait dan bahkan teori yang
muncul dalam prosesnya. Menurut Goulding dalam (1998), hanya jika teorinya mengandung
substansi, atau bila tidak ada temuan baru yang muncul dari data, sebaiknya peneliti meninjau
kembali pekerjaan di lapangan dan menghubungkan teori tersebut melalui integrasi gagasan.

3. Pergerakan Pendekatan Grounded Theory


Beberapa peneliti memusatkan perhatian pada dua versi metodologi teori grounded.
Scrauss dan Corbin (1998) mengambil jalan yang berbeda dari gagasan aslinya, dan Glaser
(1992) dalam bukunya menanggapi hal itu. Semua perbedaan yang berbeda berasal dari
evolvement dua pendekatan yang berbeda dengan epistemologi dan sifat-sifat mendasar yang
berbeda yang terkait dengannya. Setelah ketidaksesuaian ini, perkembangan baru menuju
pendekatan konstruktivis dalam teori grounding yang bahkan telah berevolusi.

Kritik dan Pembaharuan Grounded Theory


Bentuk lain dari kritik terhadap pendekatan grounded theory ditujukan pada
komitmennya terhadap realisme, yang telah disebutkan sebelumnya. Ketika berkomitmen
pada tradisi realis, pendekatan itu membatasi keterbatasan yang mungkin terjadi.

4
4. Penulisan dan Evaluasi Penelitian Grounded Theory
Sebuah proyek penelitian berbasis teori-ground biasanya berkembang dengan basis
literatur tentatif untuk memulai. Data lapangan dan pengembangan kode dan kategori
mendapat banyak perhatian dalam proyek penelitian dan dengan demikian juga, panduan
penulisan baik dalam akurasi pembuatan klaim maupun pemikiran konseptual. Bergantung
pada arah mana yang Anda ambil dalam proyek Anda, Anda mungkin perlu
mempertimbangkan kedua aspek tersebut dalam tulisan Anda sendiri.
Bagaimana dengan evaluasi laporan penelitian teori grounded? Haruskah semua rincian
dalam proses pengkodean menjadi kriteria penting, atau adakah kriteria lain yang penting
dalam evaluasi? Kriteria evaluasi awal oleh Glaser dan Strauss (1967) dan kemudian oleh
Glaser (1978) untuk menilai studi teori grounded mencakup kesesuaian, kemampuan kerja,
relevansi dan modifiability. Pada dasarnya, teori tersebut harus sesuai dan tepat dengan dunia
empiris

5. Sebuah Studi Teori Grounded : Morrow & Smith, 1995


Study teori grounded ini mengenai 11 wanita yang selamat dan mencontoh strategi
yang mengalami kekerasan seksual. Penulis menayakan dengan mengikuti dua pertanyaan
“open-ended” yaitu “ sampaikan senyaman mungkin yang ingin Anda bagikan dan apa yang
terjadi pada Anda ketika anda mengalami kekerasan seksual? dan cara apa yang membuat
anda selamat?. Data dikumpulkan secara langsung melalui interview satu per satu, intervew
fokus group dan observasi partisipasi oleh salah satu peneliti. Peneliti membentuk kategori
informasi dan kemudian disatukan dengan data secara sistematik berhubungan dengan
kategori model yang divisualisasikan. Penelitian ini diakhiri dengan menghubungkan mode
teoritis dan litelatur yang berhubungan dengan pelecehan seksual. merekamempresentasukan
sebuah model visual dari teoru substansi mereka, teori yang menjelaskan tindakan perempuan
dalam menaggapi perasaan ancaman, ketidakberdayaan, dan kurangnya kontrol. Penulis
menggunakan prosedur rigours, seperti kolaborasi dan pencariian untuk mengkonfirmasi
bukti yang sebenarnya. Peneliti juga mendidik pembaca mengenai Grounded teori, seperti
pengkodean terbuka, membentuk kategori informasi awal, mengembangkan proposisi atau
hipotesis yang memecahkan hubungan anatara kategori, dan matriks kondisional. Howeve,
mengajukan sebuah studi yang memodelkan penelitian teori grounded yang baik yaitu :
a. Penulis menyebutkan pada awal obrolan, tujuan mereka adalah untuk menghasilkan
pendekatan penggunaan “construct oriented”
b. Prosedur melalui diskusi dan sistematik

5
c. Penulis menampilkan sebuah model visual, diagram pengkodean teori
d. Bahasa dan nuansa pada artikel adalah spesifik dan objektif, sementara pada saat
sama, itu ditujukan untuk membahas topik secara sensitif

6
DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John W. (2014). Penelitian Kualitatif & Desain Riset Memilih diantara Lima
Pendekatan Edisi 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai