Analisis Data Kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mancari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. Di pihak lain, Analisis Data Kualitatif (Seiddel, 1998) prosesnya berjalan sebagai berikut: Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode
agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.
Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
mensintesiskan,
mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat
temuan-temuan umum. Dari definisi-definisi tersebut dapat dipahami bahwa ada yang mengemukakan proses, ada pula yang menjelaskan tentang komponenkomponen yang perlu ada dalam analisis data. a. Pemrosesan Satuan Uraian tentang pemrosesan satuan terdiri atas tipologi satuan dan penyusunan satuan adalah sebagai berikut: 1) Tipologi Satuan Patton (1987:306-310) membedakan dua jenis tipe satuan, yaitu tipe asli dan tipe hasil konstruksi analis. Patton (hal. 106) menyatakan bahwa tipe asli inilah yang menggunakan perspektif emik dalam antorpologi. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa perilaku pandangan dari dalam dan definisi perilaku manusia. Jadi, konseptualisasi satuan hendaknya ditemukan dengan menganalisis proses kognitif dan struktur kognitif orang-orang yang diteliti, bukan dari segi etnosentrisme peneliti. Pendekatan ini menuntut adanya analisis kategori verbal yang digunakan oleh subjek untuk merinci kompleksitas kenyataan ke dalam bagian-bagian. Patton (hal.307) menyatakan bahwa secara fundamental maksud penggunaan bahasa itu penting untuk memberikan nama yang lain pula sehingga membedakannya dengan yang lain dengan nama yang lain pula. Setelah label tersebut ditemukan dari apa yang dikatakan
oleh subjek, tahap berikutnya ialah berusaha menemukan ciri atau
atribut atau karakteristik yang membedakan sesuatu dengan yang lain. Pada setiap penelitian ada kemungkinan akan ada kosakata khusus yang digunakan para subjek untuk membedakan setiap jenis kegiatan, membedakan para peserta, gaya berperanserta yang berbeda, dan lain-lain. Tipologi asli ini merupakan kunci bagi para peneliti untuk memberikan nama sesuai dengan apa yang sedang dipikirkan, dirasakan, dan dihayati oleh para subjek dan dikehendaki oleh latar penelitian. Penting bagi seorang peneliti alamiah untuk memahami berbagai peristilahan dengan implikasinya karena hal itu memberikan arti mendalam tentang cara berpikir, bertindak, dan gaya hidup seseorang pada suatu latar tertentu. 2) Penyusunan Satuan Menurut Lincoln dan Guba (1985:345) karakteristik satuan ada dua, yaitu: pertama, satuan itu harus heuristic artinya mengarah pada satu pengertian atau satu tindakan yang diperlukan oleh peneliti atau akan dilakukannya, dan satuan itu hendaknya juga menarik. Kedua, satuan itu hendaknya merupakan sepotong informasi terkecil yang dapat berdiri sendiri, artinya satuan itu harus dapat ditafsirkan tanpa informasi tambahan selain pengertian umum dalam konteks latar penelitian. Langkah pertama dalam pemrosesan satuan ialah analis hendaknya membaca dan mempelajari secara teliti seluruh jenis data yang sudah terkumpul. Setelah itu usahakan agar satuan-satuan itu diidentifikasi.
Peneliti
memasukkannya
ke
dalam
kartu
indeks.
Penyusunan satuan dan pemasukannya ke dalam kartu indeks
hendaknya dapat dipahami oleh orang lain. Pada tahap ini analis hendaknya jangan dulu membuang satuan yang ada walaupun mungkin dianggap tidak relevan. b. Kategorisasi Kategorisasi dalam uraian ini terdiri atas fungsi dan prinsip kategorisasi, serta langkah-langkah kategorisasi. 1) Fungsi dan Prinsip Kategorisasi Kategorisasi berarti penyusunan kategori. Kategori tidak lain adalah salah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau criteria tertentu. Terdapat 3
tugas pokok kategorisasi yang dikemukakan oleeh Lincoln dan Guba
(1985:347-351). 2) Langkah-Langkah Kategorisasi Metode yang digunakan dalam kategorisasi didasarkan atas metode analis komparatif yang kurang lebih terdiri dari 10 (sepuluh) langkah-langkah dalam mengelompokkan kartu-kartu kedalam kategorikategorinya. c. Penafsiran Data Penafsiran data dijabarkan ke dalam 5 bagian dengan menggunakan metode metode analisis komparatif. 1) Tujuan Penafsiran Data Menurut Schaltzman dan Strauss (1973:110-111), tujuan yang akan dicapai dalam penafsiran data ialah salah satu di antara tiga tujuan, yaitu deskripsi semata-mata, deskripsi analitik, dan teori substantif. Pada tujuan deskripsi semata-mata , analisis menerima dan menggunakan teori dan rancangan organisasional yang telah ada dalam suatu disiplin. Dengan hasil analisis data, analisis menafsirkan data itu dengan jalan menemukan kategori-kategori dalam data yang berkaitan dengan yang biasanya dimanfaatkan dalam disiplin atau dalam cara bercakap-cakap. Pada deskripsi analitik, rancangan organisasional dikembangkan dari kategori-kategori yang ditemukan dan hubungan-hubungan yang disarankan atau yang muncul dari data. Dengan demikian deskripsi baru yang perlu diperhatikan dapat dicapai. Sedangkan pada penyusunan teori substantive, untuk memperoleh teori yang baru yaitu teori dasar, analis harus menampakkan metafora atau rancangan yang telah dikerjakannya dalam analisis. 2) Proses Umum Penafsiran Data Analisis data telah dimulai sejak di lapangan. Dengan kata lain, sejak saat itu sudah ada penghalusan data, penyusunan kategori dengan kawasannya, dan sudah ada upaya yang dimulai dalam rangka penyusunan hipotesis kerja, yaitu teorinya itu sendiri. Jadi, dalam hal ini analisis data itu terjalin secara terpadu dengan penafsiran data. Data ditafsirkan menjadi kategori yang berarti sudah menjadi bagian dari teori dan dilengkapi dengan penyusunan hipotesis kerjanya sebagai teori yang nantinya diformulasikan, baik secara deskriptif maupun secara proporsional.
Apapun pendekatan yang digunakan setelah menyelesaikan tahap
penyusunan kategori dan hipotesis kerja, langkah selanjutnya adalah menuliskan teori tersebut dengan bahasa disiplin masing-masing dengan memilih salah satu di antara beberapa cara penulisan. Cara penulisan
teori
tersebut
adalah
cara
argumentasi,
deskripsi,
pembandingan, analisis proses, analisis sebab-akibat, dan pemanfaatan
analogi. 3) Peranan Hubungan Kunci dalam Penafsiran data Langkah pertama penafsiran data ialah menemukan kategori dengan kawasannya seperti yang sudah diuraikan di atas. Langkah ini merupakan suatu langkah fundamental dalam penelitian kualitatif. Proses ini berlangsung sepanjang penelitian berjalan. Kategori dan hubungannya diberi label dengan pernyataan sederhana berupa proposisi yang menunjukkan hubungan yang cukup padat, yaitu sampai analis menemukan petunjuk metafora atau kerangka berpikir umum. Akhirnya ditemukanlah hubungan kunci, yaitu suatu metafora, model, kerangka umum, pola yang menolak, atau garis riwayat. Hubungan kunci itu dimanfaatkannya untuk menghaluskan hubungan dan menghubung-hubungkan suatu kategori dengan kategori lainnya. Hubungan kunci itu berfungsi sebagai aturan untuk digunakan sebagai criteria inklusi-eksklusi. 4) Peranan Interogasi Terhadap Data Menurut Schalztman dan Strauss (1973:120), analisis tidak dapat menceriterakan data apa yang harus diungkapkannya. Jalan ampuh yang dapat ditempuh ialah mengadakan interogasi terhadap data. Interogasi terhadap data berarti mengajukan seperangkat pertanyaan pada data sehingga terungkaplah banyak persoalan dari data itu sendiri. Kedua penulis itu mengusulkan untuk menggunakan dua macam cara pengajuan pertanyaan yang saling membantu, yaitu cara substantive dan cara logis. Kedua macam cara tersebut dimaksudkan untuk memperoleh jarak dan variasi dalam perspektif yang akan menghasilkan pertanyaan dan model.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita