Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH PKN

Oleh: Fadlil Ramadhan (111 160 166)

1. Secara Historis
Sejarah Demokrasi di Indonesia dapat dibagi ke dalam empat periode : periode 1945-
1959, periode 1959-1965, periode 1965-1998, dan periode pasca Orde Baru. Demokrasi pada
periode 1945-159 dikenal dengan sebutan Demokrasi Parlementer. Sistem demokrasi
parlementer mulai diberlakukan sebulan sesudah kemerdekaan diproklamasikan. Namun model
demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia. Lemahnya budaya berdemokrasi
masyarakat Indonesia untuk mempraktikkan demokrasi model Barat, telah memberi peluang
yang sangat besar kepada partai partai politik untuk mendominasi kehidupan sosial politik.
Ketiadaan budaya demokrasi yang sesuai dengan sistem Demokrasi Parlementer, yang pada
akhirnya melahirkan fragmentasi politik berdasarkan afiliasi agama dan kesukuan. Pemerintahan
yang berbasis pada koalisi politik di masa ini tidak mampu bertahan lama, koalisi yang dibangun
sangat mudah retak.

Pada periode tahun 1959-1965 demokrasi ini dikenal dengan sebutan Demokrasi
Terpimpin (Guided Democracy). Ciri-ciri demokrasi terpimpin yaitu dominasi politik presiden
dan berkembangnya pengaruh komunis dan peranan tentara (ABRI) dalam panggung politik
national. Hal ini dikarenakan oleh lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai usaha untuk
mencari jalan keluar dari kebuntuan politik melalui pembentukan kepemimpinan personal yang
kuat. Meskipun UUD 1945 memberi peluang seorang presiden untuk memimpin pemerintahan
selama lima tahun, namun ketetapan MPRS No. 111 tahun 1963 mengangkat Soekarno sebagai
presiden seumur hidup. Dengan lahirnya ketetapan MPRS ini secara otomatis telah membatalkan
pembatasan waktu lima tahun sebagaimana ketetapan UUD 1945 yang telah ditetapkan.

Pada periode selanjutnya yaitu tahun 1965-1998 merupakan masa pemerintahan Presiden
Soeharto dengan Orde Barunya. Sebutan Orde Baru merupakan kritik terhadap periode
sebelumnya, Orde Lama. Orde Baru, sebagaimana dinyatakan oleh pendukungnya, ialah upaya
untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap Undang Undang Dasar 1945 yang terjadi di
dalam masa Demokrasi Terpimpin. Seiring pergantian kepemimpinan nasional, Demokrasi
Terpimpin Presiden Soekarno telah diganti oleh elite Orde Baru dengan Demokrasi Pancasila.
Beberapa kebijakan pemerintah sebelumnya yang menetapkan masa jabatan presiden seumur
hidup untuk Presiden Soekarno telah dihapuskan dan diganti dengan pembatasan jabatan
presiden lima tahun dan dapat dipilih kembali melalui proses Pemilu.

Selanjutnya Periode pasca Orde Baru sering disebut dengan era Reformasi. Periode ini
erat hubungannya dengan gerakan reformasi rakyat yang menuntut pelaksanaan demokrasi dan
HAM (Hak Asasi Manusia) secara konsekuen. Tuntutan ini ditandai oleh lengsernya Presiden
Soeharto dari tampuk kekuasaan Orde Baru pada Mei tahu 1998, setelah lebih dari tiga puluh
tahun berkuasa dengan Demokrasi Pancasilanya. Penyelewengan atas dasar negara Pancasila
oleh penguasa Orde Baru berdampak pada sikap antipati sebagian masyarakat terhadap dasar
negara tersebut.

2. Secara Kultural
Demokrasi harus dijadikan sebagai kultur dalam kehidupan bermasyarkat.Dan
diharapkan demokrasi dapat dijadikan sebagai perilaku yang melembaga dalam masyarakat,maka
dapat memiliki dasar pijakan yang kuatdalam menegakan demokrasi itu sendiri.

Dengan begitu harus diperlukan adanya pelembagaan ideology demokrasi sesal


bergantung kepada kendak pimpiman atau elite.Sehingga mereka harus dibekali pendidikan
politik untk berpikir secara bebas dan tidak perlu dipaksa –paksakan.Di sisi lain ideology
demokrasi sangat memerlukan keteladananoleh para pemimpinatau tokoh masyarakat sebagai
panutan.Dan mereka seharusnya mereka membuka diri dan transparan .Pola otoritas kekuasaan
,baik otoritas keagaman,keilmuan maupun ketokohan perlu disebarkan ke pengikutnya tanpa
harus menjerat pada perilaku otoriter dan feudal.

Yang teakhir adalah penegakan dalam ideology demokrasi secara cultural yaitu kesadaran
hokum masyarakat.Hukum sebagai dasar berjalannya demokrasi harus benar –benar dijunjung
tinggi. Sekali lagi penerapan demokrasi bukan hanya dalam wacana saja namun ebagai praktik
yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari –hari.
3. Secara Politik
Di negara Indonesia warga negara/rakyat memiliki andil dan peran besar dalam
penyelenggaraan sistem politik. Peran ini menyangkut tentang pengembangan lembaga-lembaga
politik formal yang ada di Indonesia, baik yang beroperasi di daerah/lokal maupun pusat.

Sistem politik demokrasi adalah sistem politik yang memberikan perlakuan sama kepada
semua anggota kelompok (dalam hal ini orang-orang pada lembaga pemerintahan) baik
kelompok mayoritas maupun kelompok minoritas, dalam hak dan kemampuan masing-masing
mereka untuk ikut serta dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam pelaksanaannya, mekanisme sistem politik demokrasi memiliki komponen-


komponen yang berpengaruh terhadap suasana kehidupan politik negara tersebut. Adapun
komponen mekanisme tersebut, antara lain

Suprastruktur Politik (The Governmental Political Spere) : lembaga pemerintahan atau


alat perlengkapan negara

Infrastruktur Politik (The Social Political Spere) : lembaga kemasyarakatan

Suprastruktur politik dan infrastruktur politik sama-sama berperan serta dalam


penyelenggaraan sistem pemerintahan, yakni dalam hal perumusan kebijakan pemerintahan dan
perumusan undang-undang. Serta infrastruktur politik yang merujuk pada lembaga
kemasyarakatan juga berperan dalam mengawasi penyelenggaraan pemerintahan secara langsung
yakni sebagai lembaga pengawas pemerintahan.
Daftar Pustaka

A. Ubaedillah, 2015. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Pancasila, Demokrasi Dan


Pencegahan Korupsi. Yang Menerbitkan Prenada Media Group : Jakarta.

Ariani Desi, 2010. Membangun Kehidupan Demokrasi Secara Kultural dan Struktural.
Universitas Negri Yogyakarta: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai