I. PEKERJAAN PERSIAPAN
❍ Pekerjaan galian tanah untuk pekerjaan pondasi dilakukan dengan cara manual yaitu
menggali tanah dengan alat pembobok tanah dan difinishing sampai diperoleh ukuran dan
kedalaman galian yang sesuai dengan gambar bestek.
❍ Hasil dari pekerjaan tersebut harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas dan
direksi.
Tanah hasil galian yang memenuhi syarat untuk tanah urugan ditempatkan di samping /
tidak jauh dari lokasi galian, akan tetapi tidak mengganggu pekerjaan selanjutnya.
1
❍ Urugan dilakukan beberapa lapis, kemudian tiap lapis didapatkan dengan alat pemadat
(Stemper) dan lain-lain.
Bekisting (cetakan)
❍ Produksi bekisting disesuaikan dengan jenis pekerjaan yaitu pondasi, kolom, sloof, balok
lantai dan ring balk.
❍ Bekisting diproduksi dari bahan multriplek 9 mm dan kayu 5/7 sesuai dengan bentuk dan
ukuran dengan jumlah produksi masing-masing pekerjaan lebih kurang 40 % dari kebutuhan
bekisting (pondasi, sloof dan kolom) sedangkan untuk balok dan pelat lantai bekisting
diproduksi 100 persen untuk mempercepat waktu pelaksanaan dan khusus untuk pelat
lantai digunakan multriplek 12 mm agar pelat lantai tidak melengkung.
❍ Pemasangan bekisting dilakukan sebelum atau sesudah pemasangan besi, hal ini dilakukan
sesuai dengan kebutuhan masing-masing pekerjaan.
❍ Penyetelan bekisting dilakukan setelah bekisting terpasang yang diperkuat dengan
sokongan kayu 5/7 sehingga bekisting kuat, rapi tegak lurus dan segaris.
Pembesian
❍ Produksi besi untuk dipasang dilapangan disesuaikan dengan berdasarkan kebutuhan
pekerjaan seperti pondasi, kolom, sloof, tangga, balok, ring balk serta plat lantai sesuai
dengan gambar bestek.
❍ Produksi dilakukan dibarak kerja yang diawasi oleh pengawas kontraktor dan disetujui oleh
konsultan pengawas dan direksi.
❍ Produksi tulangan pokok dan tulangan beugel untuk masing-masing item pekerjaan
disesuaikan dengan diameter, jumlah dan jarak tulangan berdasarkan gambar bestek.
Pengecoran
❍ Pengecoran dilakukan setelah bekisting dan besi selesai dipasang, dan sebalum dilakukan
pengecoran perlu diperiksa kembali bekisting dan pembesian guna menghindari terjadinya
kesalahan dalam pelaksanaan. Sebalum pengecoran dilakukan harus dilaporkan pada
konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan pengecoran.
❍ Persiapkan alat dan bahan yaitu concrete mixer, semen type I, pasir dan kerikil alami serta
air sesuai dengan kebutuhan volume pengecoran.
❍ Khusus untuk plat lantai dan balok direncanakan pengecorannya dengan menggunakanan
Persiapkan alat dan bahan yaitu concrete mixer, semen type I, pasir dan kerikil alami serta
air sesuai dengan kebutuhan volume pengecoran.
❍ Siapkan proporsi campuran berdasarkan hasil mix design laboratorium untuk mutu beton
yang telah ditentukan.
❍ Pengadukan dilakukan dengan conrete mixer sampai adukan benar-benar rata, homogen
dan kekentalan adukan (slump) sesuai dengan mix design, pekerjaan ini nantinya akan
diawasi oleh tenaga quality control.
❍ Pengambilan sample/benda uji kubus 15 x 15 x 15 Cm untuk menentukan quality control
beton sesuai dengan SNI 91. Sample diambil untuk tiap item beton bertulang dan diuji kuat
tekan dilaboratorium pada saat beton mencapai 7 dan 28 hari.
❍ Tuang adukan beton kedalam cetakan dan pada saat adukan beton dituang dilakukan
pemadatan beton dengan alat concrete vibrator, agar diperoleh beton yang padat yang
tidak keropos.
2
❍ Bila ada sambungan beton lama dan beton yang baru maka pada beton yang lama
permukaannya dikasarkan pada saat beton dilanjutkan maka pada sambungan tersebut
diberi pasta semen dengan fas 0,3 sehingga beton lama dengan beton baru mengikat
dengan baik.
❍ Semua tahapan pekerjaan tersebut diawasi oleh pengawas pelaksana dan disetujui oleh
konsultan dan direksi.
TAHAPAN PELAKSANAAN
3. Pondasi Tapak
• Persiapkan lapisan pasir urug dan cor lantai kerja sebagai alas untuk menempatkan
pembesian tapak dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan tebal 10 Cm atau sesuai
dengan gambar bestek.
• Pemasangan pembesian tapak dan tulangan pasak untuk kolom sesuai dengan gambar
rencana baik dimensi maupun jarak spasi tulangan.
• Pemasangan bekisting sesuai dengan ukuran pondasi baik lebar maupun ketebalannya,
dan pasang sokongan samping agar tidak bocor atau mengembang pada saat melakukan
pengecoran.
• Pengecoran sesuai dengan proporsi mix design dan dipadatkan dengan mesin penggetar
beton.
5. Sloof
• Pengecoran lantai kerja dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr sebagai landasan untuk
menempatkan tulangan balok sloof.
• Pasang tulangan yang telah diproduksi di barak kerja, dimensi tulangan, jumlah dan
jarak sengkang harus sesuai dengan gambar rencana.
• Pemasangan bekisting yang telah diproduksi sebelumnya, sesuai dengan ukuran sloof
dan pasang sokongan samping sebagai pengaku. Pemasangan harus lurus dan kuat
sehingga tidak mengembang pada saat pengecoran
• Pengecoransloof dengan concrete mixer dan pemadatan dengan alat concrete vibrator.
3
• Pemasangan dinding balok sisi luar dan stel posisi balok agar lurus, rapi, kuat dan kokoh.
• Pengecoran balok dan pelat lantai secara monolit dengan menggunakan concrete mixer
setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas dan direksi.
• Pembongkaran bekisting dilakukan setelah umur beton mencapai 28 hari sesuai dengan
ketentuan SNI 91.
• Untuk pekerjaan pengecoran balok dan pelat lantai harus monolit adan apabila tidak
memungkinkan maka pemberhentian pengecoran harus mendapatkan persetujuan dari
direksi atau pada daerah yang tidak memliki momen (daerah ¼ bentang).
1. Pasangan bata 1 : 2
• Persiapan batu bata ditempat yang akan dilakukan pasangan bata sesuai dengan
kebutuhan / volume kerja pada tempat tersebut.
• Batu bata direndam beberapa menit dalam air agar air semen pada mortal tidak diserap
oleh batu bata sehingga daya rekat akan berkurang.
• Persiapkan as / posisi pemasangan pada kolom agar posisi pasangan bata tepat dan
sesuai dengan gambar bestek.
• Pengadukan mortal dengan concrete mixer (campuran 1 : 2) sampai campuran homogen
dan mortal tidak boleh encer atau terlalu kental.
• Pemasangan batu bata, (sebellum dimuali pemasangan bata, dipasang benang agar
pasangan rapi dan rata.
2. Pasangan bata 1 : 4
• Persiapan batu bata ditempat yang akan dilakukan pemasangan bata sesuai dengan
kebutuhan / volume kerja pada tempat tesebut.
• Batu bata direndam beberapa menit dalam air agar air semen pada mortal tidak diserap
oleh batu bata sehingga daya rekat akan berkurang.
• Persiapkan as / posisi pemasangan pada kolom agar posisi pasangan bata tepat dan
sesuai dengan gambar bestek.
• Pengadukan mortal dengan concrete mixer (campuran 1 : 4) sampai campuran homogen
dan mortal tidak boleh encer atau terlalu kental.
• Pemasangan batu bata, (sebelum dimulai pemasangan bata, dipasang benang agar
pasangan rapi dan rata.
3. Plesteran 1 : 2
• Pembuatan marking untuk diperoleh ketebalan plesteran yang sesuai dan rata. Pekerjaan
ini dilakukan dengan cara lot dengan benang dari atas ke bawah.
• Penyiraman dinding pasangan bata dengan air, agar pada saat dilakukan plesteran batu
bata tidak menyerap air yang ada pada mortal.
• Pengadukan mortal (campuran 1 : 2) dengan concrete mixer sampai campuran
homogen.
• Persiapkan mistar dari aluminium (minimal 1 m), untuk membuat permukaan plesteran
rata.
4. Plesteran 1 : 4
• Pembuatan marking untuk diperoleh ketebalan plesteran yang sesuai dan rata. Pekerjaan
ini dilakukan dengan cara lot dengan benang dari atas ke bawah.
• Penyiraman dinding pasangan bata dengan air, agar pada saat dilakukan plesteran batu
bata tidak menyerap air yang ada pada mortal.
• Pengadukan mortal (campuran 1 : 4) dengan concrete mixer sampai campuran
homogen.
• Persiapkan mistar dari aluminium (minimal 1 m), untuk membuat permukaan plesteran
rata.
4
• Lebar celah lantai keramik maksimal 4 mm, pengisisan celah/naad/siar diberi warna
sesuai dengan warna keramik yang dipasang.
6. Bon-bon Keramik
Pada sudut pasangan keramik/pada sikuan pasangan keramik dipasang bon-bon keramik,
mengenai warna bon-bon keramik disesuaikan dengan warna keramik atau dengan
persetujuan direksi/Konsultan Pengawas.
7. Cap Kolom
Kolom di cap dengan spesi beton kemudian diaci, mengenai bentuk dan model harus
mendapatkan persetujuan direksi atau konsultan pengawas.
• Pekerjaan elektrikal pelaksanaannya harus melibatkan PLN dan instalatur listrik untuk proses
pemasukan arus listrik.
• Pekerjaan instalasi dapat dikerjakan sendiri atau diserahkan pada instalatur listrik agar
pemasangan benar dan aman.
5
• Pekerjaan instalasi meliputi pemasangan instalasi titik lampu/stop kontak, lampu dan saklar
mengenai jumlah untuk tiap item disesuaikan dengan gambar kerja dan RAB.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan ornamen selasar depan dan samping yang dibuat sesuai
dengan gambar kerja atau harus dengan persetujuan direksi teknis, untuk kolom direlief
dengan spesi beton sesuai dengan yang termuat dalam gambar bestek. Untuk railing tangga
dibuat dibengkel las kemudian dipasang pada tangga.
4. Pembersihan Akhir
Setelah pekerjaan selesai, lokasi harus dibersihkan dari bahan bekas seperti potongan kayu,
besi dan lainnya, bahan tersebut harus disingkirkan dari lokasi atau dibakar.
CUT MURSYIDAH
Wakil Direktris