I. PEKERJAAN PERSIAPAN
❑ Pekerjaan galian tanah untuk pekerjaan pondasi dilakukan dengan cara manual yaitu menggali
tanah dengan alat pembobok tanah dan difinishing sampai diperoleh ukuran dan kedalaman galian
yang sesuai dengan gambar bestek.
❑ Hasil dari pekerjaan tersebut harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas dan direksi.
Tanah hasil galian ditempatkan di samping / tidak jauh dari lokasi galian, akan tetapi tidak
mengganggu pekerjaan selanjutnya.
1
❑ Pasir alami dengan kadar lumpur kurang dari 5 %
❑ Batu kerikil dengan diameter maksimum 25 mm, kadar butir halus kurang dari 1 persen.
❑ Batu Kali
❑ Air untuk pengadukan beton tidak mengandung minyak, asam dan alkali serta gram sehingga dapat
merusak kualitas beton.
❑ Besi beton sesuai dengan gambar bestek .
❑ Kayu dan papan yang sesuai untuk persyaratan bekisting.
Bekisting (cetakan)
❑ Produksi bekisting disesuaikan dengan jenis pekerjaan yaitu pondasi, kolom, sloof, balok lantai dan
ring balk.
❑ Bekisting diproduksi dari bahan papan bekisting dan kayu 5/7 sesuai dengan bentuk dan ukuran
dengan jumlah produksi masing-masing pekerjaan lebih kurang 40 % dari kebutuhan bekisting
(pondasi, sloof dan kolom) sedangkan untuk balok dan bekisting diproduksi sesuai dengan gambar
bestek.
❑ Pemasangan bekisting dilakukan sebelum atau sesudah pemasangan besi, hal ini dilakukan sesuai
dengan kebutuhan masing-masing pekerjaan.
❑ Penyetelan bekisting dilakukan setelah bekisting terpasang yang diperkuat dengan sokongan kayu
5/7 sehingga bekisting kuat, rapi tegak lurus dan segaris.
Pembesian
❑ Produksi besi untuk dipasang dilapangan disesuaikan dengan berdasarkan kebutuhan pekerjaan
seperti pondasi, kolom, sloof, dan balok latai serta ring balk sesuai dengan gambar bestek.
❑ Produksi dilakukan dibarak kerja yang diawasi oleh pengawas kontraktor dan disetujui oleh
konsultan pengawas dan direksi.
❑ Produksi tulangan pokok dan tulangan beugel untuk masing-masing item pekerjaan disesuaikan
dengan diameter, jumlah dan jarak tulangan berdasarkan gambar bestek.
Pengecoran
❑ Pengecoran dilakukan setelah bekisting dan besi selesai dipasang, dan sebalum dilakukan
pengecoran perlu diperiksa kembali bekisting dan pembesian guna menghindari terjadinya
kesalahan dalam pelaksanaan. Sebalum pengecoran dilakukan harus dilaporkan pada konsultan
pengawas untuk mendapat persetujuan pengecoran.
❑ Persiapkan alat dan bahan yaitu concrete mixer, semen type I, pasir dan kerikil alami serta air sesuai
dengan kebutuhan volume pengecoran.
❑ Siapkan proporsi campuran berdasarkan spesifikasi yang telah ditentukan.
❑ Pengadukan dilakukan dengan conrete mixer sampai adukan benar-benar rata.
❑ Tuang adukan beton kedalam cetakan dan pada saat adukan beton dituang dilakukan pemadatan
beton dengan alat concrete vibrator, agar diperoleh beton yang padat yang tidak keropos.
❑ Bila ada sambungan beton lama dan beton yang baru maka pada beton yang lama permukaannya
dikasarkan pada saat beton dilanjutkan maka pada sambungan tersebut diberi pasta semen dengan
fas 0,3 sehingga beton lama dengan beton baru mengikat dengan baik.
❑ Semua tahapan pekerjaan tersebut diawasi oleh pengawas pelaksana dan disetujui oleh konsultan
dan direksi.
TAHAPAN PELAKSANAAN
2
• Pengecoran dilakukan dengan campuran 1ps : 3 psr : 5 kr dihamparkan dan diratakan dengan
cara manual, sedangkan untuk pengadukan beton dilakukan dengan concrete mixer.
3. Sloof 15/20 Cm
• Pasangan tulangan yang telah diproduksi di barak kerja (jumlah tulangan pokok, dan jarak
beugel) harus sesuai dengan gambar rencana.
• Pemasangan bekisting yang telah diproduksi sebelumnya, sesuai dengan ukuran sloof dan
pasangan sokongan samping sebagai pengaku. Pemasangan harus lurus dan kuat sehingga
tidak mengembang pada saat pengecoran.
• Pengecoran sesuai dengan proporsi campuran.
1. Pasangan bata 1 : 2
• Persiapan batu bata ditempat yang akan dilakukan pasangan bata sesuai dengan kebutuhan /
volume kerja pada tempat tersebut.
• Batu bata direndam beberapa menit dalam air agar air semen pada mortal tidak diserap oleh
batu bata sehingga daya rekat akan berkurang.
• Persiapkan as / posisi pemasangan pada kolom agar posisi pasangan bata tepat dan sesuai
dengan gambar bestek.
• Pengadukan mortal dengan concrete mixer (campuran 1 : 2) sampai campuran homogen dan
mortal tidak boleh encer atau terlalu kental.
• Pemasangan batu bata, (sebellum dimuali pemasangan bata, dipasang benang agar pasangan
rapi dan rata.
2. Pasangan bata 1 : 4
• Persiapan batu bata ditempat yang akan dilakukan pemasangan bata sesuai dengan kebutuhan /
volume kerja pada tempat tesebut.
3
• Batu bata direndam beberapa menit dalam air agar air semen pada mortal tidak diserap oleh
batu bata sehingga daya rekat akan berkurang.
• Persiapkan as / posisi pemasangan pada kolom agar posisi pasangan bata tepat dan sesuai
dengan gambar bestek.
• Pengadukan mortal dengan concrete mixer (campuran 1 : 4) sampai campuran homogen dan
mortal tidak boleh encer atau terlalu kental.
• Pemasangan batu bata, (sebelum dimulai pemasangan bata, dipasang benang agar pasangan
rapi dan rata.
3. Plesteran 1 : 2
• Pembuatan marking untuk diperoleh ketebalan plesteran yang sesuai dan rata. Pekerjaan ini
dilakukan dengan cara lot dengan benang dari atas ke bawah.
• Penyiraman dinding pasangan bata dengan air, agar pada saat dilakukan plesteran batu bata
tidak menyerap air yang ada pada mortal.
• Pengadukan mortal (campuran 1 : 2) dengan concrete mixer sampai campuran homogen.
• Persiapkan mistar dari aluminium (minimal 1 m), untuk membuat permukaan plesteran rata.
4. Plesteran 1 : 4
• Pembuatan marking untuk diperoleh ketebalan plesteran yang sesuai dan rata. Pekerjaan ini
dilakukan dengan cara lot dengan benang dari atas ke bawah.
• Penyiraman dinding pasangan bata dengan air, agar pada saat dilakukan plesteran batu bata
tidak menyerap air yang ada pada mortal.
• Pengadukan mortal (campuran 1 : 4) dengan concrete mixer sampai campuran homogen.
• Persiapkan mistar dari aluminium (minimal 1 m), untuk membuat permukaan plesteran rata.
7. Bon-bon Keramik
Pada sudut pasangan keramik/pada sikuan pasangan keramik dipasang bon-bon keramik, mengenai
warna bon-bon keramik disesuaikan dengan warna keramik atau dengan persetujuan
direksi/Konsultan Pengawas.
4
2. Lisplank Papan 2/25 Cm
Lisplank papan dibuat dari bahan papan yang berkualitas baik, lisplank dipasang harus rata dan rapi,
untuk sambungan dibuat dari sambungan ekor burung.
• Pekerjaan elektrikal pelaksanaannya harus melibatkan PLN dan instalatur listrik untuk proses
pemasukan arus listrik.
• Pekerjaan instalasi dapat dikerjakan sendiri atau diserahkan pada instalatur listrik agar pemasangan
benar dan aman.
• Pekerjaan instalasi meliputi pemasangan instalasi titik lampu/stop kontak, lampu dan saklar mengenai
jumlah untuk tiap item disesuaikan dengan gambar kerja dan RAB.
• Pekerjaan plumbing terdiri dari instalasi air bersih dan instalasi air kotor.
• Instalasi air bersih meliputi pekerjaan pipa distribusi dan pipa supply dan pasangan titik air.
• Pekerjaan untuk pipa supply dan pemasangan titik air dan pipa distribusi dapat dilakukan sendiri
dengan cara menggali tanah sesuai dengan ukuran pipa dan kedalaman serta kemiringan pipa.
Selanjutnya dilakukan pemasangan pipa distribusi sesuai dengan jalur distribusi air untuk kebutuhan
sanitasi.
• Instalasi air kotor terdiri dari jaringan pipa air kotor atau air buangan sehingga sampai pada
pembuangan akhir yaitu septictank yang dilengkapi dengan beberapa buah bak kontrol.
• Untuk sumber air dibuat sumur gali dengan kedalaman hingga mendapatkan air yang layak untuk
konsumsi, sumur digali dengan cara manual dipasang cincin sumuran yang terbuat dari beton
kemudian diberi penutup yang terbuat dari beton bertulang, untuk rumah pompa air dibuat pada tempat
yang disetujui oleh direksi teknis.
• Pekerjaan ini meliputi klosed jongkok, wastafel, kaca cermin westafel, bak cuci piring dari logam, kran
air, floor drain, pipa air bersih, pipa air bersih & kotor, Septictank, sumur + Piringan dan pompa air +
rumah pompa.
X. PEKERJAAN LAIN-LAIN
- Pembersihan Akhir
Setelah pekerjaan selesai, lokasi harus dibersihkan dari bahan bekas seperti potongan kayu, besi dan
lainnya, bahan tersebut harus disingkirkan dari lokasi atau dibakar.
5
Lhokseumawe, 27 Mei 2008
CV. PULO TANJOENG
ZAINUDDIN HUSIN
Direktur