Anda di halaman 1dari 10

REFLEKSI KASUS Februari, 2018

HERPEZ ZOSTER

Disusun Oleh:

NAMA : Mauren Chesaria W


NIM : N 111 17 039

PEMBIMBING KLINIK
dr. Diany Nurdin, Sp. KK M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
2

STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama pasien : Tn. H
2. Umur : 42 Tahun
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. Agama : kristen
5. Alamat : Morowali Utara
6. Pekerjaan : petani
7. Tanggal pemeriksaan : 22 februari 2018

II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama:
Nyeri Pada daerah paha belakang bagian kiri
2. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien laki-laki usia 42 tahun di rawat pada perawatan dahlia
RSUD Undata Palu dengan nyeri disertai muncul gelembung berisi cairan
yang kemerahan pada paha belakang sebelah kiri, tidak ada sisik, awalnya
pasien muncul kecil dan lama lama membesar dan menyebar pada daerah
tersebut, sebelumnya pasien mengalami lemas dan demam, tidak ada rasa
gatal, muncul sejak 1 minggu yang lalu saat di rawat di rumah sakit .
riwayat pernah menderita cacar air sejak umur 10 tahun, ada riwayat alergi
makanan dan obat obatan , pasien memiliki gangguan pada paru paru, dan
mengkonsumsi obat TB selama 5 bulan ini.

3. Riwayat penyakit terdahulu:


Pasien pernah mengalami hal yang sama sebelumnya, riwayat
alergi obat (+), makanan (+), hipertensi (+), DM (-) HIV (-), TB Paru (+)
3

4. Riwayat penyakit keluarga:


Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa dengan
pasien , riwayat Hipertensi (-) , DM (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. Status generalis:
Kondisi umum : Sakit Ringan
Status gizi : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
2. Tanda vital:
Tekanan darah : 170/90 mmHg
Suhu : tidak dilakukan pengukuran suhu
Respirasi : 28 x/menit
Nadi : 90 x/menit
3. Hygiene: Baik
4. Status dermatologis:
 Kepala : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 Wajah : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 Leher : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 Ketiak : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 punggung : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 Bokong : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 Genitalia : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 Ekstremitas atas : tidak terdapat ujud kelainan kulit
 Ekstremitas bawah : tampak lesi vesikel dan bulla yang eritematus. isi
vesikel dan bulla tampah keruh,berukuran lentikular dan
numular,hepertiformis,dan di beberapa tempat terdapat krusta.
4

IV. GAMBAR

gambar 1. tampak lesi vesikel dan bulla yang eritematus. isi vesikel dan bulla
tampah keruh,berukuran lentikular dan numular,hepertiformis,dan di beberapa
tempat terdapat krusta

gambar 2. tampak lesi vesikel dan bulla yang eritematus. isi vesikel dan bulla
tampah keruh, berukuran lentikular dan numular,hepertiformis. di beberapa
tempat terdapat krusta
5

V. RESUME
Pasien laki-laki usia 42 tahun konsul ke poli deengan nyeri disertai
munculnya gelembung berisi cairan yang kemerahan pada paha belakang
sebelah kiri. muncul sejak 1 minggu yang lalu, tidak disertai gatal ,bisul cepat
menyebar di daerah sekitar paha belakang, demam dan lemas dirasakan saat ini
dan pasien sedang mengkonsumsi obat TB selama 5 bulan ini.
Dari hasil pemeriksaan ditemukan tampak lesi vesikel dan bulla yang
eritematus. isi vesikel dan bulla tampak keruh, berukuran lentikular dan
numular,hepertiformis , dan di beberapa tempat terdapat krusta.
.
VI DIAGNOSA KERJA
Harpes zoster

VII DIAGNOSIS BANDING


1. Dermatitis verenata
2. Dermatitis kontak alergi
3. Dermatitis Kontak Iritan

VIII PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa:
- Tidak menggaruk lesi
- Istirahat yang cukup
- Menjaga kebersihan kulit
- Tidak merokok

Medikamentosa:
- Acyclovir 5 x 400 mg selama 5 hari
- Neurodex (vitamin b mononitrate b6,b12) tablet 1x1
- Asam Fusida cream 20 mg
6

VI. PROGNOSIS
1. Qua ed vitam : ad bonam
2. Qua ed funsionam : ad bonam
3. Qua ed cosmetican : ad bonam
4. Qua ed sanationam : dubia ad bonam
7

PEMBAHASAN
Pasien datang ke rumah sakit dirawat di ruang perawatan dahlia dengan
keluhan batuk yang sudah lama, setelah 1 dirawat selama 1 minggu pasien
mengeluhkan munculah ruam ruam kemerahan pada kaki kiri bagian paha
belakang disertai dengan nyeri dan tidak terdapat gatal.
Herpez zoster merupakan penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus
varicella-zoster pada pasien yang pernah terinfeksi. Penyakit ini ditandai dengan
vesikel-vesikel di suatu dermatom ganglia spinalis atau kranialis, tempat virus
tersebut dorman; dan nyeri radikuler yang intensif di daerah lesi. insiden herpes
zoster meningkat berbanding lurus dengan pertambahan usia. [1]
Selama fase reaktivasi, dapat terjadi infeksi VVZ di dalam sel monokuler
darah tepi yang biasanya subklinis. Penyebab reaktivasi tidak sepenuhnya
dimengerti tetapi di perkirakan terjadi pada kondisi gangguan imunitas selular.
Faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan reaktivasi adalah : pajanan VVZ
sebelumnya (cacar air, vaksinasi), usia lebih dari 50 tahun, keadaan
imunokompromais, obat-obatan imunosupresif, HIV/AIDS, transplantasi sumsum
tulang atau organ, keganasan, terapi steroid jangka panjang, stress psikologis,
trauma dan tindakan pembedaan.[2]
Hampir 90% akan mengalami nyeri. Nyeri akut maupun nyeri kronisnya
dapat mengganggu kualitas hidup. Bahkan berdasarkan pengukuran derajat nyeri
dari literatur Katz & Melzack R, nyeri akut herpez zoster berada pada derajat yang
lebih nyeri dari pada nyeri lesi kulit tampak lebih berat dan terjadi diseminata
pada 6-26% kasus. Lesi dapat menyebar ke organ dalam pada 10-40% kasus; 5-
15% diantaranya meninggal akibat pneumonitis. [2]
Menurut teori Hope-Simpson, sesudah infeksi primer VZV, selain VZV
akan menetap laten di ganglion saraf dorsalis, infeksi ini akan menimbulkan
kekebalan seluler spesifik VZV yang menghambat kemampuan virus untuk
reaktivasi. Kekebalan seluler spesifik VZV ini menurun bertahap sejalan usia
namun secara berkala juga di-booster oleh infeksi subklinis akibat paparan VZV
(misalnya ketika merawat anak yang menderita cacar air). Beberapa episode
reaktivasi terjadi namun dengan cepat dihambat oleh respon imun sehingga tidak
8

ada ruam yang timbul). Hope-Simpson menyebutkan kasus abortif ini “contained
reversions” yang kadang menimbulkan nyeri di dermatom terkait tanpa timbul
ruam, disebut “zoster sine herpete”.seiring berjalannya usia, kekebalan spesifik
terhadap VZV bisa turun dibawah batas ambang, yang menyebabkan reaktivasi
virus, dan menyebabkan herpes zoster. Besarnya jumlah VZV yang diproduksi
selama episode herpes zoster meningkatkan lagi kekebalan terhadap VZV,
sehingga hal ini menjelaskan mengapa jarang terjadi rekurensi pada individu yang
imunokompetent. [2]
Gejala klinis herpes zoster terdiri atas beberapa stadium [3];

a. stadium prodormal
gejala awal adalah berupa gatal/nyeri pada dermatom yang terserang
disetai dengan panas, malaise dan nyeri kepala
b. stadium erupsi
mula-mula timbul papul atau plakat utikaria yang setelah 1-2 hari
akan timbul gerombolan vesikula di atas kulit yang eritematous
sedangkan kulit di antara gerombolan tetap normal. Usia tiap
gerombolan lesi tidaklah sama. Lokasi lesi sesuai dengan dermatom,
unilateral dan biasanya tidak melewati garis tengah tubuh.
c. stadium krustasi
Vesikel berubah menjadi purulen, mengalami krustasi dan lepas
dalam waktu 1-2 minggu. sering terjadi neuralgia pasca herpes
terutama padaa orang tua yang dapat berlangsung berbulan-bulan
paraestesia yang bersifat sementara.

Diagnosis penyakit herpes zoster sangat jelas karena gambaran klinisnya


memiliki karakteristik tersendiri. untuk kasus-kasus tidak jelas, deteksi antigen
atau nucleic acid varicella zoster virus, isolasi virus dari sedian apus lesi atau
pemeriksaan antibodi igM spesifik diperlukan. pemeriksaan dengan Polymerase
Chain Reaction (PCR) merupakan tes diagnostic yang paling sensitive dan
spesifik [4]
9

Hingga saat ini, vaksin herpes zoster hanya direkomendasikan untuk


diberikan satu kali. Beberapa studi menunjukkan bahwa efektivitas vaksin
terhadap pencegahan insidensi herpes zoster dan neuralgia pascaherpetika akan
menurun seiring waktu. Penurunan efektivitas terjadi setelah satu tahun pertama
pemberian, namun tetap efektif hingga 5 tahun pertama. 25 pada studi follow up
tahun 2015 yang melibatkan 6.867 resipienvaksin herpes zoster, ditemukan bahwa
vaksin herpez zoster efektif mengurangi insidensi herpez zoster hanya hingga 8
tahun sejak pemberian. [1]
10

REFERENSI
1. Adiwinata,R., Suseno, E. Peran vaksin dalam pencegahan herpes zoster.
CME-CDK 43(6) th.2016
2. Pusponegoro et al. Buku paduan herpes zoster di Indonesia 2014.FKUI.
3. Murtiastutik,D et al. Atlas Penyakit kulit dan kelamin edisi 2.FK
Unair.2009
4. Pusponegoro,E.H.D ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi ketujuh, cetakan
pertama.FK UI:2015.

Anda mungkin juga menyukai