Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Untuk menjalankan suatu usaha maka kita memerlukan modal yang tidak sedikit. Apalagi
kita juga membutuhkan barang-barang modal untuk menjalankan suatu usaha tersebut, agar kita
dapat menjalankan suatu usaha dengan lancar maka kita membutuhkan suatu lembaga untuk
memperoleh suatu dana usaha, lembaga ini dinamakan leasing.
Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam
bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka
waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih
bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli
untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangs

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Bagaimana Sejarah dari Leasing ?
2. Apakah pengertian dari Leasing ?
3. Siapakah pihak – pihak yang terlibat dari Leasing ?
4. Bagaimana jenis dari Leasing ?
5. Apakah pengertian dari Leasing Syariah ?
6. Apa syarat dan rukun Leasing Syariah ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH LEASING

Leasing merupakan bagian dunia keuangan yang paling menakjubkan, dinamis, dan
sering disalahpahami. Sebagai sebuah industri besar di Amerika Serikat, tumbuh dari kecil
setelah perang dunia ke II menjadi multimiliar dolar termasuk ribuan perusahaan leasing dan
jutaan penyewa. Tingkat pertumbuhannya bervariasi seiring biaya dana di pasar uang dan modal
dan dapat diharapkan mengalami perubahan lebih jauh saat prosedur pencatatan leasing yang
baru direvisi sudah diterapkan.

Di pantai Barat Laut Mediterania, sekitar 1400 SM, pendudukan oleh bangsa
PHOENICIAN berkembang. Selain mengembangkan abjad yang lebih baik yang mendahului
orang Yunani, mereka terlibat dalam leasing. Di lembah Mesopotamia leasing digunakan untuk
mengembangkan penggunaan tanah terbengkalai. Leasing perumahan yang diukir di batu (seperti
beberapa saat ini) dan tahun 551 SM disekitar Babilon menglarang penyewaan kembali dan
mewajibkan penyewa menanam pohon-pohon dan menjaga keteraturan rumah.

Bangsa Amerika ketika itu menemukan teknik leasingnya lewat perkembangan leasing
persentase. Leasing persentase yang pertama dicatat adalah dari sebuah tukang cukur di Grang
Terminal Building sekitar 1905-1906. Leasing persentase berkembang di era depresi, sejak sewa
disesuaikan pada kondisi ekonomi yang berubah. Tuan tanah yang kelebihan rumah kosong
melihat leasing persentase sebagai sebuah metode untuk mencari pekerja-pekerja baru.1

Sebuah faktor yang menarik untuk diperhatikan dalam perkembangan leasing, yaitu
bahwa tujuan utamanya adalah meningkatkan penggunaan asset (biasanya perumahan) dibagian
si pemilik. Baru pada tahun 1936 konsep leasing sebagai sebuah alat keuangan disadari.
Pemikiran aman menyadari struktur jual sewa kembali yang potensial dan berkembang ini.
Banyak leasing semacam ini yang bertransaksi dengan organisasi nirlaba, yang tidak perlu
membayar pajak dan karena itu dapat menyimpan bagian ini bagi penyewa. Tahun 1949 Macy’s
dari New York membangu tokoh senilai 4,5 juta dolar dan menjualnya pada Connecticut Boola,

1
Prof. DR. H. VEITHZAL RIVAI, SE., MM., MBA. dkk, Bank & Financial Institution Management Conventional & Sharia
System,(Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 1203.

2
Inc. Yang seluruhnya dimiliki universitas YAL. Kerugian dalam pendapatan pajak meyebabkan
dimulainya serangkaian tindakan pembaruan pajak dan keputusan pengadilan mengenai definisi
pajak dan alat ukur resmi sewa guna usaha.2

Perusahaan leasing sebagai perusahaan yang memberikan jasa berupa pengadaan barang
modal atau alat produksi, dalam jangka waktu menengah dan jangka waktu panjang. Perusahaan
leasing membayar sejumlah uang secara berkala, yang terdiri dari nilai penyusutan suatu objek
lease ditambah dengan bunga, biaya-biaya lain, serta keuntungan yang diharapkan lessor.
Kehadiran perusahaan leasing di Indonesia telah mampu menciptakan konsep baru untuk
mendapatkan barang modal tanpa harus membeli atau memiliki barang tersebut.

Dari sisi pmbangunan ekonomi, leasing dapat dikatakan sebagai salah satu cara
menghimpun dana yang terdapat didalam masyarakat, serta menginvestasikan kembali dalam
sektor-sektor ekonomi tertentu yang dianggap produktif dan menguntungkan. Oleh karena itu,
leasing merupakan suatu alternatif pembiayaan yang baik bagi perusahaan yang kekurangan
modal, atau yang hendak menghemat pemakaian dana, tanpa kehilangan kesempatan untuk
melakukan investasi. Perusahaan yang membutuhkan jasa leasing meliputi segala bentuk, yaitu
mulai dari usaha yang bergerak dalam industri, perkantoran, jasa, perdagangan, kesehatan,
kontraktor, perbankan dan lain-lain bentuk usaha yang memerlukan peralatan yang bersifat
produktif. Dengan demikian, untuk semua perusahaan yang membutuhkan penambahan
peralatan modal bagi pengembangan usahanya, leasing memberi peluang yang bermanfaat dan
menarik. Selain itu, juga mempunyai beberapa keunggulan tertentu sebagai salah satu alternatif
bagi pembiayaan atau pengadaan barang modal yang diperlukan dalam rangka produksi dari
perusahaan. Hal itu disebabkan dasar kemudahan bagi setiap perusahaan untuk mendapatkan
barang-barang modal yang dibutuhkan.3

2
Ibid., hlm. 1204.
3
Ibid., hlm. 1206.

3
2.2 PENGERTIAN LEASING

Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau umumnya diartikan sewa
menyewa, yaitu pembiayaan peralatan atau barang modal yang digunakan untuk proses produksi
oleh perusahaan. Leasing menciptakan konsep baru untuk mendapatkan barang modal tanpa
harus membeli memiliki barang tersebut. Dilihat dari sisi ekonomi, leasing dapat pula dikatakan
sebagai salah satu cara untuk menghimpun dana dan menginvestasikannya kembali dalam sector-
sektor ekonomi tertentu yang dianggap produktif. Leasing merupakan alternative bagi
perusahaan yang kekurangan modal atau hendak menghemat dana tanpa harus kehilangan
kesempatan untuk melakukan investasi kembali dalam sektor-sektor ekonomi tertentu yang
dianggap lebih produktif.4

Perusahaan sewa guna di Indonesia lebih dikenal dengan nam leasing. Kegiatan utama
perusahaan leasing adalah bergerak di bidang pembiyaan untuk keperluan barang – barang modal
yang diinginkan oleh nasabah. Pembiyaan disini maksud jika seorang nasabah membutuhkan
barang-barang modal seperti perlatan kantor atau mobil dengan car disewa atau dibeli secar
kredit dapat diperoleh di perusahaan leasing. Pihak leasing dapat membiayaai keunginan nasabah
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak.

Perusahaan leasing dapat diselenggarakan oleh badan usah uyang berdiri sendiri.
Keterbatasan usaha leasing adalah tidak boleh melakukan kegiatan yang dilakukan oleh bank
seperti memberikan simpanan dan kredit dalam bentuk uang. Oleh karena itu, perusahaan leasing
harus pandai-pandai dalam memberikan atau memilih sasarannya jangan sampai bertentangan
dengan jasa yang di berikan oleh lembaga keuangan bank.

Pengertian leasing secara umum adalah perjanjian antara lessor ( perusahaan leasing)
dengan lessee ( nasabah ) diamana pihak lessor menyediakan barang dengan penggunaan oleh
lease dengan imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan pengertian
leasing sesuai dengan keputusan menteri keuangan nomor 1169/KMK.01/1991 adalah kegiatan
pembiyaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak
opsi maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi untuk digunakan oleh lease selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaraan secara berkala. Selanjutnya yang dimaksud dengan hak opsi

4
Ibid., hlm. 1209.

4
adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lease pada akhir masa kontak mempunyai hak opsi
untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati.5

2.3 PIHAK- PIHAK YANG TERLIBAT DALAM LEASING

Ada beberapa yang telibat dalam pemberian fasilitas leasing dan masing-masing pihak
mempunyai hak dan kewajibannya. Masing-masing pihak dalam melakukan kegiatannya selalu
bekerja sama dan saling berkaitan satu sama lain melalui kesepakatan yang dibuat bersama.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah sebagai
berikut:

1. Lessor
Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan para nasabahnya untuk
memperoleh barang-barang modal.
2. Lessee
Adalah nasabah memajukan permohonan leasing kepada lessur untuk memperoleh
barang modal yang diinginkan.
3. Suplier
Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan di leasing sesuai perjanjian antara
lessor dan lease.
4. Asuransi
Merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian antara lessor
dan lease.6

5
Kasmir SE, MM, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 242
6
Ibid.

5
2.4 JENIS-JENIS LEASING

Secara umum leasing dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu financiallease,
dan operating lease. Hal yang membedakan keduanya adalah terkait dengan hak kepemilikan
secara hukum, cara pencatatan dalam akuntanasi serta besarnya biaya rental.

1. Financial Lease

Perusahaan leasing pada jenis ini berfungsi atau berlaku sebagai suatu lembaga keuangan.
Lessee yang membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis dan spesifikasi barang
yang dibutuhkan dan mengadakan negosiasi langsung dengan suplier mengenai harga, syarat-
syarat pemeliharaaan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut.

Lessor hanya berkepentingan terhadap kepemilikan barang tersebut secara hukum. Lessor
akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang teserbut kepada suplier dan barang tersebut
kemudian diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa penggunaan barang tersebut,
lessee akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah uang rental untuk jangka waktu
tertentuyang telah dispekati bersama. Jumlah rental ini secara keseluruhan akan meliputi harga
barang yang dibayar lessor ditambah faktor bunga serta keuntungan untuk pihak lessor. Suatu
leasing diklasifikasikan sebagai leasing modal, jika memiliki salah satu dari kondisi berikut;
Menurut perjanjian leasing, kepemilikan barang beralih secara efektif dari lessor ke lesse, lesse
boleh membeli barang yang bersangkutan di bawah harga pasar saat jatuh tempo leasing.

Jangka waktu jatuh leasing sama atau lebih panjang dari 75% umur aktiva yang
bersangkutan. Jadi, kalau umur aktiva 10 tahun sedangkan jangka waktu leasing 8 tahun, maka
leasing harus dikapitalisasikan. Nilai sekarang dari pembayaran sewa adalah sama ata lebih besar
90% daripada nilai aktiva dikurangi keringanan pajak yang diterima oleh lessor. Financial lessee
dapat dibedakan menjadi dua, pertama; Direct financial lease: transaksi ini terjadi jika lessee
belum pernah memiliki barang yang dijadikan objek lease. Lessor membeli barang atas
permintaan lessee dan akan digunakan oleh lessee. Kedua, Sale and lease back: dalam transaksi
ini lessee menjual barang yang sudah dimiliki kepada lessor, atas barang ini kemudian dilakukan
suatu kontrak antara lessor dan lessee. Lessee menerima harga penjualan dari lessor, pada saat
yang sama lessee tetap dapat menggunakan aktiva tersebut dengan disertai daftar pembayaran
lease.

6
2. Operating Lease

Operating lease atau lease service meliputi jasa keuangan maupun jasa perawatan. Jenis
barang yang ditawarkan seperti komputer, mesin potokopi, dan mobil. Dalam kontrak, lessor
wajib memelihara dan merawat peralatan yang di-lease, dan biaya perawatan ini sudah termasuk
dalam biaya lease atau diatur dalam kontrak tersendiri.

Peralatan yang di-lease biasanya tidak diarmortisasi secara penuh-pembayaran sewa


selama masa lease tidak cukup untuk menutup seluruh harga peralatan. Namun, perjanjian
mencakup waktu yang lebih pendek dari umur peralatan yang dilease dan lessor mengharapkan
bahwa harga peralatan tersebut akan tertutup dengan perpanjangan kontrak lease atau kontrak
lease yag baru atau dari hasil pernjualan alat tersebut.

Dalam kontrak operating lease sering dicantumkan klausul khusus yang mengatur bahwa
pihak lessee berhak mengembalikan peralatan yang dilease sebelum kontrak selesai, jika perlatan
yang dilease telah ketinggalan jaman karena perkembangan teknologi atau jika peralatan tersebut
ternyata sudah tidak diperlukan lagi. Bentuk lain dari leasing dalah leveraged leasing. Dalam
leveraged leasing, selain lessee dan lessor, ada pihak ketiga yaitu kreditor yang membantu
menyediakan dana pembelian aktiva yang disewa. Bagi lessor, keberadaan pihak ketiga bisa
membantunya dalam pengadaan aktiva yang hendak disewakan, sehingga lessor, misalnya,
hanya menyediakan 20% hingga 30% dari dana untuk membeli aktiva, sementara sisanya akan
dipinjamnya dari pihak ketiga seperti bank komersial atau perusahaan asuransi.

2.5 KETENTUAN MENGENAI LEASING

Kegiatan leasing secara resmi diperbolehkan beroperasi di Indonesia setelah keluar surat
keputusan bersama antara Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan
Nomor Kep. 122/MK/IV/2/1974, Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kbp/I/74 Tanggal 7
Februari 1974 tentang Perizinan usaha leasing di Indonesia. Wewenang untuk memberikan usaha
leasing dikeluarkan oleh Menteri keuangan berdasarkan surat keputusan nomor
649/MK/IV/5/1974 Tanggal 6 Mei 1974 mengatur mengenai ketentuan tata cara perizinan dan
kegiatan usaha leasing di Indonesia.

7
Perkembangan selanjutnya adalah dengan keluarmya Kebijaksanaan Deregulasi 20
Desember 1988 (Pakdes 20 1988) yang isinya mengatur tentang usaha leasing di Indonesia dan
dengan keluarnya kebijaksanaan ini, maka ketentuan mengenai usaha leasing sebelumnya
dinyatakan tidak berlaku lagi. Kemudian dalam Keppres Nomor 61 Tahun 1998 dan Keputusan
Mentri Keuangan Nomor 1251/KMK. 013/1998 tanggal 20 Desember 1998 diperkenalkan
adanya istilah pembiayaan, yaitu kegiatan pembiayaan dalam bentuk dana atau barang modal
dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.7

Lembaga pembiayaan menurut ketentuan ini dimungkinkan untuk melakukan salah satu
dari kegiatan pembiayaan seperti:

1. Sewa guna usaha (leasing)


2. Modal ventura (venture capital)
3. Anjak piutang (vectoring)
4. Pembiayaan konsumen (consumer finance)
5. Kartu kredit (credit card)

2.6 PERSYARATAN DAN CIRI LEASING


Dari pemaparan penjelasan tentang Leasing, dibawah ini terdapat beberapa persyaratan
dan ciri Leasing antara lain, sebagai berikut :

1. Objek Leasing
Barang-barang yang menjadi objek perjanjian leasing meliputi segala macam
barang modal mulai dari pesawat terbang hingga mesin-mesin dan computer untuk
keperluan perkantran.
2. Pembayaran secara berkala dalam jangka waktu tertentu
Dalam sewa menyewa biasanya cara pembayaran dilakukan sekali untuk suatu
periode tertentu, sedangkan leasing pembayarannya dilakukan secara berkala dan bisa
dilakukan setiap bulan, setiap kuartal atau setiap setengah tahun sekali.

7
Kasmir SE, MM, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 1998), hlm. 275

8
3. Nilai sisa atau residual value
Pada perjanjian leasing ditentukan suatu nilai sisa, sedangkan perjanjian sewa-
menyewa tidak mengenal hal ini.
4. Hak opsi bagi lease
Pada akhir masa leasing, lease mempunyai hak untuk menentukan apakah dia
ingin membeli barang tersebut dengan harga sebesar nilai sisa ataukah mengembalikan
kepada lessor. Pada perjanjian sewa-menyewa jika masa sewa telah berakhir maka
penyewa wajib mengembalikan barang tersebut kepada pihak yang menyewakan.

2.7 PENGGOLONGAN PERUSAHAAN LEASING


Berikut ini terdapat beberapa hal dalam penggolongan Leasing, diantaranya sebagai
berikut :
1. Independent Leasing Company
Perusahaan jenis ini merupakan bagian terbesar dari industry leasing. Perusahaan ini
terlepas dari perusahaan sebagai produsen. Mereka membeli barang modal dari berbagai
perusahaan pembuat, kemudian menyewakannya kepada lessee. Lembaga keuangan yang
terlibat juga bisa bank, yang tidak hanya menyediakan dana untuk lessee, tetapi juga untuk
perusahaan leasing lainnya atau kepada perusahaan pembuat.
2. Captive Lessor
Jenis lessor seperti ini dibentuk oleh perusahaan produsen yang ingin mengatur
perusahaan leasing miliknya untuk membiayai produknya sendiri. Perusahaan ini menyadari
dengan menyediakan pembiayaan bagi penyewanya, maka dapat meningkatkan penjualan
produknya.
3. Lease Broker/Packager
Lessor jenis ini setelah mendapatkan lessee, kemudian membuat perjanjian mengenai
barang modal dengan perusahaan produsen, menjamin pinjaman untuk membiayai bagi
lessor guna membeli barang modal dan menempatkan lessor akhir dalam transaksi leasing.8

8
Prof. DR. H. VEITHZAL RIVAI, SE., MM., MBA. dkk, Bank & Financial Institution Management Conventional & Sharia
System,(Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 1214.

9
2.8 PEMBAYARAN LEASING
Ada beberapa cara dalam melakukan pembayaran Leasing diantaranya sebagai berikut :
1. Pembayaran di muka (payment in advance)
Adalah pembayaran angsuran pertama dilakukan pada saat realisasi. Angsuran ini
hanya mengurangi hutang pokok karena saat itu belum dikenakan bunga. Misalnya, kontrak
leasing dilakukan pada tanggal 1 Januari 1993 untuk jangka waktu 12 bulan, pembayaran
sewa pertama dilakukan pada tanggal 1 Januari 1993.
2. Pembayaran sewa di belakang
Adalah angsuran yang dilakukan pada periode berikutnya setelah realisasi. Angsuran
ini mengandung unsur bunga dan cicilan pokok. Misalnya, kontrak leasing dilakukan pada
tanggal 1 Januari 1993 untuk jangka waktu 12 bulan, pembayaran sewa pertama dilakukan
pada tanggal 1 Februari 1993.9

2.9 MANFAAT LEASING


Dari seluruh pemaparan diatas, terdapat beberapa manfaat dari Leasing diantaranya, yaitu :

 Menghemat modal
 Biaya lebih murah
 Menguntungkan Arus Kas
 Memperoleh Proteksi Inflasi
 Memperoleh Perlindungan Akibat Kemajuan Teknologi dan Keusangan
 Kesederhanaan Dokumentasi
 Sumber Pelunasan Kewajiban
 Kapitalisasi Biaya
 Kemudahan Penyusunan Anggaran
 Pembiayaan Proyek Skala Besar

9
Prof. DR. H. VEITHZAL RIVAI, SE., MM., MBA. dkk, Financial Institution Management (Manajemen Kelembagaan Keuangan),
(Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 134

10
2.10 LEASING SYARIAH

Sewa guna usaha (leasing) pada awalnya di kenal di Amerika Serikat, yaitu berasal dari
kata lease yang berarti menyewa. Sedangkan dalam ekonomi Islam istilah yang berkaitan
dengan leasing adalah Ijarah (al ijarah) yang berasal dari kata al ajru yang berarti al
‘iwadhu (ganti). Untuk memahami lebih lanjut, berikut ini akan dikemukakan definisi dari
penjelasan di atas.

1. Berdasar SK Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21 November 1991, sewa


guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara
sewa guna usaha dengan menggunakan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa
hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala.

2. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah
sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu
sendiri. Dalam konteks perbankan syariah, ijarah adalah merupakan lease contract dimana suatu
bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan (equipment) kepada salah satu nasabahnya
berdasar pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya (fixed charge).
Mekanisme yang dilakukan di sektor Perbankan Syariah adalah sebagai berikut:

a) Transaksi Ijarah ditandai dengan adanya pemindahan manfaat. Jadi dasarnya


prinsip Ijarah sama saja dengan jual beli. Namun, perbedaan terletak pada obyek
transaksinya, pada Ijarah obyeknya adalah jasa.
b) Pada akhir sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakan kepada nasabah.
Karena itu dalam perbankan syariah dikenal ijarah Muntahiya
Bittamlik(Ijarah dengan wa’ad perpindahan kepemilikan objek ijarah pada saat tertentu).
c) Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian antara bank dengan nasabah.
d) Leasing Ijarah adalah pengadaan barang modal oleh lessor diikuti perpindahan
kepemilikan kepada lessee dengan cara pembelian saham kepemilikan secara angsuran.

11
2.11 RUKUN DAN SYARAT LEASING SYARI’AH

Sebagai suatu transaksi umum, leasing baru dianggap sah apabila telah memenuhi rukun
dan syaratnya. Adapun rukun dan syarat leasing adalah:
a) Kedua orang yang berakad telah baligh dan berakal.
b) Adanya kerelaan dari kedua belah pihak untuk melakukan akad.
c) Objek ijarah harus diketahui secara sempurna agar tidak ada perselisihan di kemudian
hari, memiliki manfaat, tidak cacat, dan halal menurut syara’.
d) Barang yang disewakan tidak terpaut utang.
e) Objek leasing diserahkan dan dipergunakan secara langsung.
f) Mengenai upah sewa harus jelas.

2.12 MANFAAT DAN KEUNGGULAN LEASING SYARIAH

Manfaat dan keunggulan dari kegiatan atau industri sewa guna usaha/leasing antara lain :

a) Leasing/sewa guna usaha dapat dijadikan sebagai salah satu sumber dana bagi pengusaha
yang membutuhkan barang modal, selama jangka waktu tertentu dengan membayar sewa.
Usaha leasing/sewa guna usaha dapat memberikan pembiayaan dalam waktu yang cepat.
b) Dengan perjanjian leasing/sewa guna usaha, suatu perusahaan akan terasa lebih
menghemat dalam hal pengeluaran dana tunai dibanding dengan membeli secara tunai.
c) Mempunyai keunggulan–keunggulan sebagai alternative baru bagi pembiayaan di luar
system perbankan

12
BAB III
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau umumnya diartikan sewa
menyewa, yaitu pembiayaan peralatan atau barang modal yang digunakan untuk proses produksi
oleh perusahaan. Leasing menciptakan konsep baru untuk mendapatkan barang modal tanpa
harus membeli memiliki barang tersebut. Dilihat dari sisi ekonomi, leasing dapat pula dikatakan
sebagai salah satu cara untuk menghimpun dana dan menginvestasikannya kembali dalam sector-
sektor ekonomi tertentu yang dianggap produktif.

Dalam ekonomi Islam istilah yang berkaitan dengan leasing adalah Ijarah (al ijarah)
yang berasal dari kata al ajru yang berarti al ‘iwadhu (ganti). Ijarah adalah akad pemindahan
hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Kasmir. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014

(edisi revisi)

Huda, Nurul. dkk. Lembaga Keuangan Islam. Jakarta: Prenadamedia Group, 2010

Huda, Nurul. dkk. Lembaga Keuangan Islam. Jakarta: Kencana, 2013

Hendro, Tri. Bank Dan Institusi Keuangan Non Bank Di Indonesia. Jakarta: UPP STIM YKPN.

2012

Karim, Adiwarman. Islamic Banking. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005

Kasmir, SE, MM. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1998 (edisi revisi)

Rivai Veitzhal. Bank And Financial Institution Management conventional and Sharia System.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007

Rivai Veitzhal. Financial Institution Management (Manajemen Kelembagaan Keuangan).

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007

Sholihin, Ahmad Ifham. Ekonomi Syariah. Jakarta: PT. Gramedia, 2010

http://yusinau.blogspot.com/2016/10/perbedaan-leasing-konvensional-dengan.html?m=1

http://jokosunarto27.blogspot.com/2012/06/leasing-sewa -guna-usaha.html

14
Lampiran

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Anda mungkin juga menyukai