Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan
tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang
berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian juga ditujukan kepada
sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan
tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja/mesin/
instrumen, dan karakteristik manusia yang menjalankan pekerjaan tersebut
maupun orang-orang yang berada di sekelilingnya (Waluyo, 2009).

Menurut peraturan Menakertans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011 Pasal 1,


tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik
didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang
guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Tempat kerja adalah tiap ruangan
atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja
bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha,
yang dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Salah satu dari faktor yang
terdapat dalam lingkungan kerja adalah kebisingan. Pada tahun 1995 World
Health Organization (WHO) melaporkan, diperkirakan hampir 14 persen dari
total tenaga kerja negara industri terpapar bising melebihi 90 dB.
Diperkirakan lebih dari 20 juta orang di Amerika terpapar bising 85 dB atau
lebih (Roestam, 2004). Terpapar kebisingan dapat mengakibatkan penurunan
fungsi pendengaran atau Noise Induce Hearing Loss (NIHL). NIHL adalah
kelainan atau gangguan pendengaran berupa penurunan fungsi pendengaran
akibat terpajan oleh bising dengan intensitas yang berlebih dan terus menerus
dalam waktu yang lama (Rotinsulu, 2008).

Perusahaan yang menjadi survey kami adalah PTPN VII Unit Usaha Way
Berulu, perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan karet, menggunakan

1
beberapa mesin yang menghasilkan bunyi. Sehingga perlu dilakukannya
survey untuk mengukur kebisingan dan meninjau kembali karena jika
kebisingan terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan adanya gangguan
pekerjaan (kebisingan). Oleh sebab itu kami tertarik untuk melakukan survey
lebih lanjut.

1.2 Tujuan Survei


1. Mengetahui apakah terdapat kebisingan di tempat kerja.
2. Mengetahui adanya kemungkinan risiko terjadi gangguan pendengaran di
tempat kerja.

1.3 Metode
Survei lapangan dilakukan dengan menggunakan alat -stasiun di pabrik karet
Way Berulu. Penghitungan dilakukan dengan jarak (±) 3 m dari sumber suara
mesin pada pabrik Way Berulu, pengukuran ini dilakukan sejajar tepat dengan
posisi para pekerja yang sedang bekerja dan setinggi telinga pekerja.

Anda mungkin juga menyukai