ABSTRAK
Jembatan merupakan suatu struktur bangunan yang berfungsi untuk menyatukan jalan
yang terputus oleh rintangan, misalnya sungai, rawa, dll. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini
direncanakan jembatan pelengkung type Throught Arch di Desa Korek, Kec. Ambawang, Kab.
Kubu Raya (Ka-Bar).
Tahap awal perencanaan adalah perhitungan struktur atas yang meliputi pipa sandaran,
tiang sandaran, dinding penahan, trotoar, pelat lantai kendaraan, gelegar memanjang, gelegar
melintang, hubungan gelegar memanjang terhadap gelegar melintang dan sekaligus
perhitungan penghubung geser (shear connector). Memasuki tahap konstruksi utama, dilakukan
perhitungan beban-beban yang bekerja kemudian dianalisa dengan menggunakan program
komputer. Setelah didapat gaya-gaya dalam yang bekerja dilakukan perhitungan kontrol
tegangan dan perhitungan sambungan. Bersamaan dilakukan perhitungan konstruksi pemikul
utama juga dilakukan perhitungan konstuksi sekunder yang meliputi ikatan angin bawah, ikatan
angin busur atas dan ikatan angin busur bawah.
Dari hasil perencanaan didapat profil yang dipakai dalam perencanaan jembatan
pelengkung type throught arch di Desa korek, Kec. Ambawang, Kab. Kubu Raya (KALBAR),
yaitu: Gelegar Memanjang IWF 400 x 300 x 16 x 10, Gelegar Melintang IWF 700 nx 300 x 28
x 15, Ikatan Angin Bawah, Ikatan Angin Busur Atas dan Ikatan Angin Busur Bawah IWF 150 x
150 x 10 x 7, Busur Atas 30’’ WF 30 x 15, Busur Bawah 30’’ WF 30 x 15, Gelegar Induk
Bagian Tepi 30’’ WF 30 x 15, Batang Penggantung IWF 200 x 200 x 12 x 8, Batang Tegak IWF
200 x 200 x 12 x 8, Batang Diagonal IWF 200 x 200 x 12 x 8, Batang Tegak Bagian Tepi 30’’
WF 30 x 15 dan Batang Diagonal 30’’ WF 30 x 15.
a. Beban Mati
Semua beban tetap yang berasal dari
berat sendiri jembatan atau bagian jembatan
yang ditinjau termasuk segala unsur
tambahan yang dianggap merupakan satu
kesatuan dengannya. Beban mati terdiri dari
dua jenis beban, yaitu:
Berat sendiri
Berat bahan dan bagian jembatan
Gambar 1. Kondisi Jembatan yang merupakan elemen structural
ditambah dengan elemen non-
struktural yang dianggap tetap.
2. METEDOLOGI PERENCANAAN Beban mati tambahan
2.1. Survey Lapangan Beban mati tambahan adalah berat
Tujuan survey: seluruh beban yang merupakan
Mengetahui gambaran secara detail elemen non-struktural dan
tentag lokasi dan keadaan real di merupakan beban pada jembatan;
lapangan. beban aspal, beban air hujan.
Memperoleh gambaran tentang jenis
dan type jembatan yang akan dipilih b. Beban Hidup
dan sesuai dengan keadaan daerah Beban hidup dalam hal ini adalah
setempat. beban lalu lintas. Beban lalu lintas untuk
perencanaan jembatan terdiri dari beban
2.2. Studi Pustaka lajur “D” dan beban truck “T”.
Tujuan survey: Beban lajur “D”
Dapat memahami, mendefinisikan Beban lajur “D” terdiri dari beban
dan mengidentifikasi jenis-jenis terbagi rata Uniformly Distributed
jambatan sesuai dengan peraturan Load (UDL) yang digabung dengan
yang berlaku. beban garis Knife Edge Load
(KEL).
2.3. Metode Survey
Metode survey yang dilakukan yaitu
pengamatan/observasi yang dilakukan
secara langsung di daerah studi. Hal pokok
yang menjadi tujuan survey yaitu
mengetahui kondisi real dilapangan,
sehingga perencana dapat menentukan atau
mendifinisikan jenis atau type jembatan
yang akan dipilih dan sesuai dengan
keadaan real di lapangan.
3. TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Pembebanan Jembatan
Standar yang dipakai pada
perencanaan adalah RSNI T-02-2005 Badan Gambar 2. Beban Lajur “D”
Standar Nasional yang mana telah mengacu
pada SNI 03-1725-1989 “Tata Cara
2
Beban Truck “T” Tabel 2. Kecepatan angin rencana Vw
Pembebanan truck terdiri dari Lokasi
kendaraan truck semitrailer yang Keadaan Sampai 5
mempunyai susunan dan berat as batas > 5 km
km dari
seperti gambar 3. Berat dari masing- dari pantai
pantai
masing as disebarkan menjadi 2 Daya layan 30 25
beban merata sama besar yang
Ultimate 35 30
merupakan bidang kontak antara roda
dengan permukaan lantai. Jarak
antara 2 as tersebut bisa diubah antara
4,0 m sampai 9,0 m untuk d. Gaya Rem
mendapatkan pengaruh terbesar pada Pengaruh percepatan dan pengereman dari
arah memanjang jembatan. lalu lintas harus diperhitungkan sebagai
gaya dalam arah memanjang dan dianggap
bekerja pada permukaan lantai jembatan.
3
akibat beban terfaktor Nu, harus a. Lendutan sebelum komposit
memenuhi persamaan: Lendutan sebelum komposit yaitu
dengan memperhitungkan beban mati
Nu ≤ Ф Nn yang terdiri dari berat sendiri profil
dan pelat beton:
2 5 𝑞 𝐿4
Nn = [0,66𝜆𝑐 ]Ag fy untuk c ≤ 𝛥𝐷 =
384 𝐸 𝐼𝑠
1,5
b. Lendutan sesudah komposit
0,88
Nn = [ 2 ]Ag fy untuk c≥ 1,5 Beban mati (aspal + air hujan)
𝜆𝑐
5 𝑞 𝐿4
𝛥𝑑 =
384 𝐸 𝐼𝑝
𝜆𝑐 =
𝐿𝑘
√
𝑓𝑦
Beban hidup terpusat (Beban “T”)
𝑟𝜋 𝐸 𝑃 𝐿3
𝛥𝐿 =
48 𝐸 𝐼𝑡
Lk = Kc L Lendutal Total
−
Δ = ΔD + Δd + ΔL < 𝛥
3.4. Perencanaan Komposit
Menurut RSNI T-03-2005, nilai Beff 3.6.Penulangan Pelat Lantai Kendaraan
(lebar efektif) diambil nilai yang terkecil a. Moman nominal (Mn):
dari; Mn = 𝑈
𝑀
1/5 x panjang bentang gelegar untuk Ф
bentang sederhana, Ф = 0,80
b. Luas tulangan perlu (As)
Jarak pusat antara badan gelegar
As = ρ x b x d
12 x tebal pelat kendaraan
dimana:
Asumsikan sumbu netral plastis jatuh di
1 2 𝑥 𝑚 𝑥 𝑅𝑛
pelat beton, sehingga; ρ = [1 − √1 − ]
𝐴𝑠 𝑓𝑦 𝑚 𝑓𝑦
a =
0,85 𝑓𝑐 ′ 𝐵𝑒𝑓𝑓
3.7. Sambungan Baut
Cc = 0,85 fc’ Beff ts Suatu baut yang memikul gaya terfaktor
(𝐴𝑠 𝑓𝑦 )−(0,85 𝑓𝑐 ′ 𝐵𝑒𝑓𝑓 𝑡𝑠 ) Ru, harus memenuhi persamaan berikut;
Cs = N
2
Ru ≤ Ф Rn
Tinggi balok tekan pada sayap profil
bajadihitung sebagai berikut; Nilai Rn yaitu diambil nilai yang terkecil
𝐶𝑠
𝑑𝑓 = diantara persamaan berikut ini:
𝐵𝑒𝑓𝑓 𝑓𝑦
a. Kekuatan tarik desain
Ф Rn = Ф (0,75 Fub ) Ab
Lokasi titik berat dari bagian tarik profil
baja diukur dari serat bawah profil adalah; b. Kekuatan geser desain
𝑑 𝑑𝑓
−
(𝐴𝑠 2 ) − 𝑑𝑓 (𝑑− 2 ) Ф Rn = Ф (0,6 Fub )m Ab
𝑦 =
𝐴𝑠−𝑑𝑓 𝑏
c. Kekuatan desain tumpu baut
𝑡𝑠
d2’ = d + ts – y – ................................ Ф Rn = Ф (2,4 d t fu)
2
𝑑𝑓 d. Jumlah baut
d2” = d – y– .......................... 𝑃𝑈
2 n =
Ф 𝑅𝑛
Mn = Cc d2’ + Cs d2”
3.8.Penghubung Geser (shear connector)
Kekuatan penghubung geser jenis paku
3.5. Lendutan dihitung berdasarkan persamaan berikut;
Besar defleksi atau lendutan ijin
pada gelegar untuk jembatan adalah: Qn = 0,5 Asc(√𝑓𝑐 ′ 𝐸𝑐 ) rs ≤ Asc fu
− 𝐿
𝛥 =
1000
4
𝑉𝑛 b. Data profil
Jumlah penghubung geser n =
𝑄𝑛
Øpipa = 7,63 cm, tpipa = 0,28 cm, Ipipa =
43,7 cm3, gpipa = 5,08 kg/m, Epipa = 2,0 x
4. ANALISA DAN PERENCANAAN 105 Mpa, Wpipa = 1600 kg/cm2
4.1. Data Perencanaan
Type jembatan: Jembatan pelengkung c. Beban yang bekerja:
type throught Arch Mampu menahan beban horizontal
Lokasi: Desa Korek, Kec. sebesar 100 kg/m.
Ambawang, Kab. Kubu Raya (Prov.
Kalimantan Barat) d. Gaya akibat pembebanan
Panjang jembatan: 100 m σ=1062,446 kg/cm2 < 1600 kg/cm2
Kelas jalan: Kelas I
Lebar jalan: 2 x 3,5 m e. Lendutan
Lebar trotoar: 2 x 1 m Δ 0,814 cm < 0,833 cm
Jarak gelegar memanjang: 1,75 m
Jarak antar gelegar melintang: 5 m f. Tiang Sandaran
Tinggi batang tepi: 6 m Data profil: IWF 100 x 100 x 8 x 6
Tinggi fokus: 17 m Sambungan 4 buah baut Ø10 mm
Jarak fokus: 3 m dengan kekuatan tahanan 2525,838 kg
Tinggi total: 20 m dengan besar gaya yang dipikul D =
400 kg
g. Dinding Sandaran
b
1. Data perencanaan:
Htotal
f
Tinggi dinding sandaran = 0,75 m, lebar =
t 0,25 m, mutu beton = 31,2 Mpa,
L
mutu baja tulangan = 390 Mpa,
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
50.00 50.00
h. Trotoar
Gelegar Tepi
a. Penulangan trotoar
1.250
1.250
1.750 1.750
7.000
1.750 1.750 1.250
1.250
- Tulangan utama:
9.500
DTulangan = 13 mm,
- Tulangan pembagi:
Gambar 6. Potongan Melintang ØTulangan = 10 mm,
e e
→ penampang kompak
IWF 400 x 300 X 16 x 10
75 mm
Non Komposit: 44 mm
6
Pelat Lantai Kendaraan
7.6 cm
7.6 cm
15 cm
buhul ikatan busur atas =
1318,282 kg
3. Gaya maksimum yang dipikul
15 cm
38.33 cm 38.33 cm 38.33 cm 38.33 cm 38.33 cm 38.33 cm 38.33 cm 38.33 cm 38.33 cm 38.33 cm 38.33 cm 38.33 cm
L 2 = 460 cm
L / 2 = 475 cm
akibat pembebanan:
Gambar 8. Pemasangan Penghubung 4. P Tarik Mak = 9073,40 kg
Geser (shear connector) 5. P Tekan Mak = 909,82 kg
6. Kekuatan bahan:
- Terhadap tarik maksimum:
4.2.3. Perencanaan Ikatan Angin δ = 165,935 kg/cm2 ≤ 3075
kg/cm2 → Profil Aman
R Hb
- Terhadap tekan maksimum:
δ = 3209,905 kg/cm2 ≤ 4100
3.00
kg/cm2 → Profil Aman
R Hb
A6 S1
3.00 S1 36
S124
35
S103 S1
34
S123
A5 S116
S1 S115
33
S102 S114 B7 B8
A4 S1
B6
32
S113 B5
S101
A3 S1
B4
31 S112
S120
S100
A2 S13 B3
0 11
S1
S119
S9 Pg.6
B1 Pg.5
pembebanan:
S1
9
A S10 Pg.4
28
S117
Pg.3
B Pg.2
6.00 08
S1
27
S97
Pg.1
G. U1 G. U2 G. U3 G. U4 G. U5 G. U6 G. U7 G. U8 G. U9 G. U10
C C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10
4. Kekuatan bahan: 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
7
a. Pembebanan:
- Beban Transper dari gelegar
melintang = 68393,320 kg.
- Akibat beban angin pada rangka
busur (rangka pemkul utama) =
2123,138 kg.
- Berat sendiri profil rangka busur
(rangka pemikul utama)
- Berat ikatan angin rangka busur
(rangka pemikul utama) dan
ikatan angin bawah.
b. Akibat Pembebanan:
i. Busur atas Gambar 13. Sambungan Gelegar
Tekan mak = 810958,82 kg Memanjang Terhadap Gelegar
Tekan min = 68311,09 kg Melintang
ii. Busur bawah
Tekan mak = 149324,16 kg
Tekan min = 699537,88 kg
iii. Batang penggantung
Tarik mak = 68731,50 kg
iv. Gelegar induk
Tarik mak = 8877719,31 kg
8
b. Demensi profil gelegar memanjang adalah
IWF 400 x 300 x 16 x 10, lendutan yang
terjadi sebesar 3,31 mm dan lendutan ijin
5,00 mm.
c. Dimensi profil gelegar melintang adalah
IWF 700 x 300 x 28 x 15, lendutan yang
terjadi sebesar 3,79 mm dan lendutan ijin
9,00 mm.
d. Sambungan gelegar memanjang terhadap
gelegar melintang menggunakan 3 buah baut
Ø22 mm dengan profil pelat penyambung L
120 x 120 x 11.
e. Dimensi profil ikatan angin (angin bawah,
busur atas dan busur bawah) adalah IWF
Gambar 16. Perletakan Jembatan 150 x 150 x 10 x 7 dan sambungannya
menggunakan sambungan baut Ø22 mm,
pelat penyambung t = 10 mm.
f. Dimensi profil batang tegak bagian tepi,
batang diagonal bagian tepi, busur atas,
busur bawah dan gelegar induk bagian tepi
adalah 30’’ WF 30 x 15 dan sambungannya
menggunakan sambungan baut dan
sambungannya menggunakan sambungan
baut Ø30 mm, pelat penyambung t = 20 mm.
g. Dimensi profil batang penggantung, batang
tegak dan batang diagonal adalah IWF 200 x
200 x 12 x 8 dan sambungannya
menggunakan sambungan baut Ø22 mm,
Gambar 17. Perletakan Roll pelat penyambung sambungan batang
penggantung, batang tegak dan batang
diagonal ke rangka utama menggunakan
pelat t = 20 mm dan data pelat diambil dari
profil L 200 x 200 x 20.
h. Sambungan ikatan angin busur atas dan
busur bawah ke rangka utama menggunakan
sambungan las sudut t = 6 mm dengan
asumsi sambungannya hanya
menggandalkan kekuatan sambungan las
(sambungan baut rangka utama yang
mengenai tapak sambungan ikatan angin ke
rangka utama diabaikan).
DAFTAR PUSTAKA
5. KESIMPULAN
—. 2005. Pembebanan untuk Jembatan, RSNI
Beberapa kesimpulan yang dapat
T-02-2005. Badan Standardisasi
dikemukakan dalam perencanaan jembatan
Nasional.
pelengkung type throught desa Korek, Kec.
Ambaang, Kab. Kubu Raya (Prov.
—. 2005. Perencanaan Struktur Baja
Kalimantan Barat), yaitu sebagai berikut:
untuk Jembatan, RSNI T-03-2005.
a. Demensi melintang lantai kendaraan Badan Standardisasi Nasional.
dengan trotoar + dinding penahan
adalah 9,50 m untuk jalan 2 jalur 2
arah. Lantai kendaraan berupa pelat
beton bertulang dengan tebal 200 mm.
9
Faisal, Razi. 2014. Perhitungan Struktur
Jembatan Lengkung Rangka Baja
Dua Tumpuan Bentang 120 Meter.
Pontianak: Universitas Tanjung
Pura.
10