Anda di halaman 1dari 6

Fraud

Perbuatan Melinda Dee termasuk kategori fraud karena memenuhi unsur-unsur fraud
sebagai berikut:
- Terdapat salah saji (misrepresentation)
- Masa lampau (past) atau sekarang (present)
- Fakta bersifat material (material fact)
- Kesengajaan atau tanpa perhitungan (make-knowingly or recklessly) - Dengan
maksud (intent) menimbulkan reaksi dari suatu pihak.
- Adanya pihak yang dirugikan terhadap salah saji tersebut
- Menimbulkan kerugian

Segita Fraud
Segitiga fraud pada kasus Melinda dee yaitu:
a. Tekanan (Pressure)
Gaya hidup (life style) super mewah Melinda Dee dari status sosial hingga kepemilikan
asset-asset berharga seperti beberapa mobil mewah, tempat tinggal mewah, dan benda-
benda/perhiasan mewah sehingga diperlukan sumber daya (uang) lebih untuk
memenuhinya.
b. Rasionalisasi
Melinda Dee merasa posisinya sebagai Relationship Manager Citigold dengan
nasabah-nasabah besar patut mendapat penghargaan yang setimpal atas jasa yang diberikan
kepada client (nasabah) tersebut dengan cara mencuri uang sedikit-demi sedikit tanpa
disadari pemilik rekening melalui persekongkolan jahat dengan bawahannya, Dwi
Herawati, Novianty Iriane dan Betharia Panjaitan selaku Head Teller Citibank (merasa
bahwa perbuatan fraud nya tidak dilakukan sendirian atau bersama-sama).
c. Kesempatan
Sistem keamanan bank masih terlau lemah. Karena kasus seperti ini biasanya banyak
melibatkan pihak internal yang mengetahui celah-celah keamanan bank, tetapi tidak
menutup kemungkinan adanya pihak eksternal. Tiga standar operasional yang tidak
diterapkan oleh Citibank yaitu:
1. Tidak ada supervisi oleh atas terhadap Malinda Dee
2. Ada dugaan penyalagunaan blanko yang seharusnya tidak boleh ditandatangani
dulu oleh nasabah
3. Adanya penyetoran uang yang dilakukan nasabah melalui Malinda yang
seharusnya dilakukan melalui Teller
Selain itu, adanya layanan private banking dimana karyawan bank memberikan pelayanan
berlebihan kepada nasabah kelas atas sehingga menimbulkan kepercayaan berlebihan pula
kepada karyawan bank. Telah memberikan kesempatan yang besar kepada karyawan bank
untuk melakukan fraud serta lemahnya pengawasan manajemen dalam memantau kinerja
para anggotanya hal ini dibuktikan dengan baru terungkapnya kasus tersebut yang telah
berjalan 3 tahun.

Ciri-ciri Pelaku Kecurangan


Fenomena Melinda Dee sesuai dengan ciri-ciri pelaku kecurangan berdasarkan:
1. Pendapat Gwynn Nettler (Lying, Cheating, and Stealing), pelaku kecurangan dan penipuan
adalah sebagai berikut:
- Semakin mudah untuk melakukan kecurangan dan pencurian, semakin banyak orang
yang akan melakukannya
Dari kasus Melinda Dee yang dapat berlangsung selama tiga tahun tanpa terdeteksi
mengindikasikan kurang efektifnya kegiatan supervisi atasan, tidak terdapat rotasi
karyawan, pengendalian atas kas belum sesuai prosedur, dan kurangnya komunikasi
antar pihak terkait di dalam Citibank maupun kepada nasabah sehingga memudahkan
Melinda Dee untuk melakukan kecurangan yang dibantu oleh bawahannya.
- Masing-masing orang memiliki tingkat kebutuhan berbeda yang akan mendorong
untuk berbohong, berbuat curang, atau mencuri.
Hal ini berkaitan dengan gaya hidup mewah Melinda Dee sehingga untuk memenuhi
kebutuhannya diperlukan biaya yang tinggi dengan cara menarik dana nasabah melalui
blanko kosong yang sudah ditandatangani nasabah dengan meminta bantuan salah satu
bawahannya untuk menstransfer uang tersebut ke empat perusahaannya atau
menyimpan semua uang itu dengan membuka rekening menggunakan identitas
berbeda dan KTP palsu.
2. Perbuatan kebohongan, kecurangan, dan pencurian di tempat kerja dalam berbagai situasi
diikuti dengan:
a. Variabel Personal
- Bakat/kemampuan
Melinda Dee merupakan seorang karyawati Citibank Senior yang sudah
menangani nasabah kurang lebih 15 tahun. Melinda Dee dikenal sebagai karyawati
yang piawai dalam mengelola hubungan dengan pada nasabah, sehingga ia
mendapat kepercayaan khusus untuk menangani para nasabah yang memiliki
deposito di atas Rp500 juta. Untuk mendapatkan kepercayaan dari para
nasabahnya, Melinda Dee melayani mereka secara istimewa. Hal ini tidak
dilakukannya dalam waktu singkat, tetapi dalam waktu lama dan terus menerus
sampai mendapat kepercayaan dari nasabah. Melinda Dee sangat pintar dalam
melihat pola transaksi para nasabahnya, hal tersebut dijadikan Melinda Dee
sebagai peluang dalam melakukan kecurangan dengan menyodorkan blangko
kosong untuk ditandatangani nasabah yang kemudian dipakai untuk menarik dana.
Untuk mengaburkan bukti kejahatan, Melinda Dee membuat perusahaan
pribadinya yang dialiri dana nasabah Citibank atas nama orang lain.
b. Variabel Organisasi
- Posisi SKAI masih berada dibawah kewenangan langsung pihak top manajemen
dan tidak memiliki hubungan langsung dengan komite audit. Hal ini dapat menjadi
salah satu kelemahan apabila top manajemen melakukan fraud.
- Gagalnya pengendalian pokok terhadap kegiatan operasional bank terkait otorisasi
dan verifikasi serta kaji ulang atas risk exposure.
- Fungsi audit internal kurang efektif dalam menjalankan tugasnya.
- Tidak ada rotasi selama 15 tahun atas posisi pekerjaan Melinda Dee

3. Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) dalam Report To The Nation (RTTN)
ciri-ciri pelaku kecurangan yang didasarkan dalam segi biaya dan kehilangan antara lain:
- Telah lama bekerja di perusahaan
- Memiliki penghasilan yang tinggi
- Berpendidikan tinggi
- Tidak bekerja sendiri, dan
- Tidak memiliki catatan kriminal.

Pihak yang Dirugikan oleh Pelaku Kecurangan


Dari kasus yang dilakukan oleh Malinda Dee ini banyak pihak yang dirugikan, diantaranya
citra Citibank itu sendiri di mata masyarakat apalagi dalam perekonomian secara
keseluruhan permasalahan dari satu bank pasti akan merembet pada bank lain, karena pada
dasarnya hal utama yang harus dijaga oleh bank adalah tingkat kepercayaan para
nasabahnya. Kasus Citibank mengakibatkan tingkat kepercayaan nasabah menurun
(bonafiditas) sehingga para nasabah menarik dananya dari bank tersebut atau menurunkan
tingkat saving di bank yang berimbas pada pendapatannya (rentabilitas). Kasus ini
menimbulkan kerugian dan dampak buruk bagi Citibank khususnya pada manajemen
likuiditasnya. Lalu, nasabah Citibank yang dananya digelapkan oleh Malinda Dee akan
diganti oleh Citibank akibat tindak dugaan penggelapan uang yang dilakukan oleh Melinda
Dee sebagai mantan karyawan bank tersebut. Kasus ini tidak hanya merugikan banyak
pihak, tetapi juga menjadi gambaran buat pemerintah, Lembaga Penjamin Simpanan, Bank
Indonesia dan pihakpihak berkepentingan lainnya untuk mengambil langkah selanjutnya
tentang perbankan agar tidak terdapat lagi celah untuk melakukan kecurangan seperti ini.
Dalam. Kasus Citibank membuat nasabah

Pengklasifikasian Fraud
Pada kasus diatas diklasifikasikan sebagai internal fraud karena dilakukan oleh orang
dalam perusahaan yaitu:
1. Penyimpangan kas dan pencurian
Pada kasus penyimpangan kas, Melinda Dee melakukan pembobolan dana nasabah
sedikit demi sedikit agar tidak diketahui oleh nasabahnya serta melakukan pencucian
uang.
2. Penyalagunaan blangko kosong
Melinda Dee memanfaatkan kepercayaan nasabahnya untuk melakukan fraud. Para
nasabah dikelabui dengan pemberian blangko kosong untuk ditandatangani agar
mudah bertransaksi.
3. Money Laundry
Dalam aksinya melakukan pencucian uang, Melinda Dee bekerja sama dengan bagian
Teller. Hasil uang yang didapatkannya ini kemudian ditransfer ke beberapa
perusahaan yang dimilikinya dengan partner-nya yang lain.

Fraud Tree
Pada kasus diatas sudah dapat dilihat banyak kecurangan yang dilakukan oleh Malinda Dee
di Citibank. Malinda memanfaatkan posisinya untuk melakukan kecurangan yang dibantu oleh
dua orang head teller. Kecurangan yang dilakukan oleh Malinda dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Fraud Terhadap Aset (Asset Misappropriation)
Penyalahgunaan aset perusahaan yang digunakan untuk keperluan pribadi (tanpa ijin
dari perusahaan). Seperti kita ketahui, aset perusahaan bisa berbentuk kas (uang tunai)
dan non-kas. Dalam kasus ini, Malinda melakukan penyelewengan terhadap asset yang
berupa kas yaitu dana nasabahnya.
2. Fraud Terhadap Laporan Keuangan (Fraudulent Statements)
Kecurangan ini dilakukan untuk membuat Laporan Keuangan menjadi tidak seperti
yang seharusnya (tidak mewakili kenyataan). Pada kasus ini, 2 orang head teller yang
membantu Malinda untuk memindahkan dana nasabah untuk kepentingan pribadinya
berkaitan dengan transaksi yang nantinya dilaporkan dalam laporan keuangan.
Tindakan ini tentu saja harus didukung oleh tindakan-tindakan seperti memalsukan
bukti transaksi, mengakui suatu transaksi lebih besar atau lebih kecil dari yang
seharusnya, menerapkan metode akuntansi tertentu secara tidak konsisten untuk
menaikan atau menurunkan laba, menerapkan metode pangakuan liabilitas sedemikian
rupa sehingga liabiliats menjadi nampak lebih kecil dibandingkan yang seharusnya.
3. Korupsi
Bentuk korupsi yang dilakukan oleh Melinda Dee adalah korupsi upeti, dikarenakan
Melinda Dee menjabat Relationship Manager Citigold di bank. Jabatan Melinda dee
merupakan jabatan yang sangat strategis dan memiliki banyak peluang di Citibank,
dimana dalam pekerjaannya Melinda Dee sering bertemu dengan klien-klien dari
berbagai perusahaan hingga rektorat pemerintahan sehingga peluang untuk melakukan
kejahatan korupsi sangat mudah. Selain itu, sitem yang baik sekalipun tidak dapat
berjalan bilamana sekelompok pegawai berkolusi atau bekerjasama untuk melanggar
sistem. Dengan kolusi, akan terlihat di permukaan seolah sistem dipatuhi tetapi pada
hakekatnya dilanggar, antara lain dengan menggunakan dokumen fiktif dan prosedur
yang direkayasa. Prosedur dan proses penyetoran dana nasabah terlihat benar, tapi
sebenarnya direkayasa seperti blanko kosong yang ditandatangani dipicu oleh adanya
layanan private banking dimana karyawan bank memberikan pelayanan berlebihan
kepada nasabah kelas atas.

Anda mungkin juga menyukai