Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengalaman kehilangan dan duka cita adalah hal yang esensial dan normal dalam
kehidupan manusia membiarkan pergi melepaskan dan terus melangkah terus terjadi
ketika individu menjalani tahap pertumbuhan dan perkembangan normal dengan
mengucapkan selamat tinggal kepada tempat orang, impian dan benda-benda yang
disayangi. Kehilangan memungkinkan individu berupa dan terus berkembang serta
memenuhi potensi diri. Kehilangan dapat direncanakan diharapkan atau terjadi tiba-tiba
dan proses berduka yang mengikutinya jarang terjadi dengan nyaman atau
menyenangkan. Walaupun tidak nyaman kehilangan kadang-kadang bermanfaat dan
namun kehilangan juga dapat menghancurkan individu.
Oleh karena itu, memenuhi kebutuhan spiritual individu yang berduka merupakan
aspek Asuhan Keperawatan yang sangat penting. Respon emosional dan spiritual klien
saling terkait ketika klien menghadapi penderitiaan dengan kesadaran akan kemampuan
mengkaji penderitaan klien, perawat dapat meningkatkan rasa sejahtera. Memberi klien
kesempatan untuk menceritakan penderitaanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan pembagian dari kehilangan dan duka cita?
2. Bagaimana role play dari gangguan jiwa kehilangan dan berduka

1.3 Tujuan Penyusunan


1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa pada semester IV, dan
diharapkan bagi mahasiswa agar mampu memahami tentang gangguan atas kehilangan dan
duka cita dan dapat membuat asuhan keperawatan serta role play pada pasien dengan
kehilangan dan duka cita.
2. Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan kehilangan dan
berduka
2) Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan kehilangan dan
berduka.
1
3) Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan kehilangan dan
berduka. Mampu melaksanakan tindakan sesuai perencanaan keperawatan pada
klien dengan kehilangan dan berduka.
4) Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan kehilangan dan
berduka.
5) Mampu membuat dan mempraktekkan role play gangguan jiwa kehilangan dan
berduka

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kehilangan (Loss)


Menurut Iyus yosep dalam buku keperawatan jiwa 2007, Kehilangan adalah suatu
keadaan Individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak
ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama
rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan
mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kehilangan merupakan suatu
keadaan gangguan jiwa yang biasa terjadi pada orang- orang yang menghadapi suatu
keadaan yang berubah dari keadaan semula (keadaan yang sebelumya ada menjadi tidak
ada).
Kehilangan dan kematian adalah peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat
universal dan unik secara individu.
1. Kehilangan pribadi adalah segala kehilangan signifikan yang membutuhkan adaptasi
melalui proses berduka. Kehilangan terjadi ketika sesuatu atau seseorang tidak dapat
lagi ditemui, diraba, didengar, diketahui, atau dialami.
2. Kehilangan maturasional adalah kehilangan yang diakibatkan oleh transisi kehidupan
normal untuk pertama kalinya.
3. Kehilangan situasional adalah kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba dalam
merespon kejadian eksternal spesifik seperti kematian mendadak orang yang dicintai
atau keduanya.Anak yang mulai belajar berjalan kehilanga citra tubuh semasa
bayinya,wanita yang mengalami menopause kehilangan kemampuan untuk
mengandung, dan seorang pria yang tidak bekerja mungkin akan kehilangan harga
dirinya.
4. Kehilangan karena kematian adalah suatu keadaan pikiran, perasaan, dan aktivitas
yang mengikuti kehilangan. Keadaan ini mencakup duka cita dan berkabung.
Dukacita adalah proses mengalami psikologis, social dan fisik terhadap kehilangan
yang dipersepsikan(Rando, 1991). Berkabung adalah proses yang mengikuti suatu
kehilangan dan mencakup berupaya untuk melewati dukacita

2.2 Pengertian Berduka Cita (Grieving)

3
Grieving adalah reaksi emosional dari kehilangan dan terjadi bersamaan dengan
kehilangan baik karena perpisahan, perceraian maupun kematian.
Bereavement adalah keadaan berduka yang ditunjukan selama individu melewati
rekasi.

2.3 Bentuk-Bentuk Kehilangan


1. Kehilangan orang yang berarti.
2. Kehilangan kesejahteraan.
3. Kehilangan milik pribadi.

2.4 Sifat Kehilangan


1. Tiba – tiba (Tidak dapat diramalkan)
Kehilangan secara tiba-tiba dan tidak diharapkan dapat mengarah pada pemulihan
dukacita yang lambat. Kematian karena tindak kekerasan, bunuh diri, pembunuhan
atau pelalaian diri akan sulit diterima.
2. Berangsur – angsur (Dapat Diramalkan)
Penyakit yang sangat menyulitkan, berkepanjangan, dan menyebabkan yang
ditinggalkan mengalami keletihan emosional (Rando:1984).

2.5 Tipe Kehilangan


1. Actual Loss
Kehilangan yang dapat dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, sama dengan
individu yang mengalami kehilangan. Contoh : kehilangan anggota badan, uang,
pekerjaan, anggota keluarga.
2. Perceived Loss ( Psikologis )
Kehilangan Sesuatu yang dirasakan oleh individu bersangkutan namun tidak dapat
dirasakan / dilihat oleh orang lain. Contoh : Kehilanga masa remaja, lingkungan yang
berharga.
3. Anticipatory Loss
Perasaan kehilangan terjadi sebelum kehilangan terjadi. Individu memperlihatkan
perilaku kehilangan dan berduka untuk suatu kehilangan yang akan berlangsung.
Sering terjadi pada keluarga dengan klien (anggota) menderita sakit terminal.

2.6 Lima Kategori Kehilangan

4
1. Kehilangan objek eksternal.
Kehilangan benda eksternal mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi usang
berpinda tempat, dicuri, atau rusak karena bencana alam. Kedalaman berduka yang
dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang bergantung pada nilai yang dimiliki
orng tersebut terhadap nilai yang dimilikinya, dan kegunaan dari benda tersebut.
2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal
Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang telah dikenal
mencakup lingkungan yang telah dikenal Selama periode tertentu atau kepindahan
secara permanen. Contohnya pindah ke kota baru atau perawatan diruma sakit.
3. Kehilangan orang terdekat
Orang terdekat mencakup orangtua, pasangan, anak-anak, saudara sekandung, guru,
teman, tetangga, dan rekan kerja. Artis atau atlet terkenal mumgkin menjadi orang
terdekat bagi orang muda. Riset membuktikan bahwa banyak orang menganggap
hewan peliharaan sebagai orang terdekat. Kehilangan dapat terjadi akibat perpisahan
atau kematian.
4. Kehilangan aspek diri
Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis, atau
psikologis. Orang tersebut tidak hanya mengalami kedukaan akibat kehilangan tetapi
juga dapat mengalami perubahan permanen dalam citra tubuh dan konsep diri.
5. Kehilangan hidup
Kehilangan dirasakan oleh orang yang menghadapi detik-detik dimana orang tersebut
akan meninggal.

2.7 Tahapan Proses Kehilangan Dan Berduka


Menurut Kubler Ross ( 1969 ) terdapat 5 tahapan proses kehilangan:
1. Denial ( Mengingkari )
1) Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya
atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi, dengan mengatakan
“Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi”, ”itu tidak mungkin”.
2) Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit terminal, akan terus
menerus mencari informasi tambahan.

5
3) Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengingkaran adalah letih, lemah, pucat,
mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis gelisah, tidak
tahu harus berbuat apa.
2. Anger ( Marah )
1) Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya
kehilangan.
2) Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering diproyeksikan
kepada orang yang ada di lingkungannya, orang tertentu atau ditujukan kepada
dirinya sendiri.
3) Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan,
dan menuduh dokter dan perawat yang tidak becus.
4) Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi
cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
3. Bergaining ( Tawar Menawar )
1) Fase ini merupakan fase tawar menawar dengan memohon kemurahan Tuhan.
2) Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata ”kalau saja kejadian itu bisa
ditunda maka saya akan sering berdoa”.
3) Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka pernyataannya sebagai
berikut sering dijumpai ”kalau yang sakit bukan anak saya”.
4) Cenderung menyelesaikan urusan yang bersifat pribadi, membuat surat warisan,
mengunjungi keluarga dsb.
4. Depression ( Bersedih yang mendalam)
1) Klien dihadapkan pada kenyataan bahwa ia akan mati dan hal itu tidak bias di
tolak.
2) Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak
mudah bicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik dan
menurut, atau dengan ungkapan yang menyatakan keputusasaan, perasaan tidak
berharga.
3) Gejala fisik yang sering diperlihatkan adalah menolak makanan, ,susah tidur, letih,
dorongan libido menurun.
4) Acceptance (menerima)
a. Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan.
b. Menerima kenyataan kehilangan, berpartisipasi aktif, klien merasa damai dan
tenang, serta menyiapkan dirinya menerima kematian.

6
c. Klien tampak sering berdoa, duduk diam dengan satu focus pandang, kadang
klien ingin ditemani keluarga / perawat.
d. Fase menerima ini biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti ”saya betul-
betul menyayangi baju saya yang hilang tapi baju baru saya manis juga”, atau
“Sekarang saya telah siap untuk pergi dengan tenang setelah saya tahu
semuanya baik”.

Menurut Lambert and Lambert ( 1985 ) 3 fase :


1. Repudiation ( Penolakan )
2. Recognition ( Pengenalan )
3. Reconciliation (Pemulihan /reorganisasi )

Menurut Stuart and Sunden ( 1991 ) 3 fase :


1. Closed Awareness
Klien dan keluarga tidak menyadari akan kemunkinan dan tidak mengerti mengapa
klien sakit dan mereka merasa seolah-olah klien bias sembuh.
2. Mutual Pretence
Klien dan keluarga mengetahui bahwa prognosa penyakit klien adalah penyakit
terminal, namun berupaya untuk tidak menyinggung atau membicarakan hal
tersebut secara terbuka.
3. Open Awarenes
Klien dan keluarga menyadari dan mengetahui akan adanya kematian dan merasa
perlu untuk mendiskusikannya.

2.8 Prespektif Agama Terhadap Kehilangan


Dilihat dari perpektif agama hal-hal yang harus diperhatikan oleh individu untuk
mengatasi kehilangan yang dialaminya adalah sabar, berserah diri, menerima dan
mengembalikannya pada Allah SWT.

2.9 Contoh Stressor dan Bentuk Kehilangan di Indonesia


No Jenis Stressor Jenis Kehilangan
1 Gempa dan Tsunami diRumah, orang yang berarti, pekerjaan, bagian
Aceh tubuh.
2 Lumpur Lapindo Rumah, tetangga yang baik

7
3 Gempa di Yogjakarta Rumah, makna rumah yang lama, orang yang
berarti, bagian tubuh, pekerjaan.
4 Jatuhnya pesawat AdamOrang yang berarti, bagian tubuh
Air
5 Tenggelamnya KapalOrang yang berarti
Levina
6 Sampah longsor Orang yang berarti
7 Banjir banding Harta benda, orang tercinta, lingkungan yang
baik, kesehatan.
8 PHK di IPTN Pekerjaan, status, harga diri
9 Banjir Jakarta Harta benda, orang tercinta, lingkungan yang
baik, kesehatan.

BAB III
ROLE PLAY

8
NASKAH ROLE PLAY
KEHILANGAN DAN BERDUKA
1. Murni sebagai Perawat 1
2. Maria sebagai Dokter
3. Ulmaifa sebagai Pasien
4. Yuni sebagai Tante Pasien
5. Novirda sebagai Narator
6. Vivi alvio sebagai Ibu Pasien
7. Syifaul sebagai Nenek candra
8. Risky sebagai Perawat 2
9. Ilfi sebagai Ibu candra
10. Dimas sebagai Polisi
11. Ferdinando sebagai Perawat 3
12. Candra sebagai Pacar Pasien

Pada suatu siang, di parkiran IIK BW terlihat nanda dan candara sedang bertengkar
pertengkaran mereka terjadi karena kesalah pahaman yang membuat hubungan
mereka berada di ujing tanduk..........
Candra : “ Hay, dengerin aku dulu to?”
Nanda : “Dengerin apa ? aku udah gak butuh penjelasan apapun dari kamu ?”
Candra : “Kamu itu salah paham, aku gak ada hubungan apa-apa sama dia nan?”
Nanda :“Udah cukup aku gak percaya sama omonganmu lagi can, aku udah muak
sama kamu.”
Lalu seketika nanda bergegas dengan mengendarai motornya dengan perasaan yang
marah. Kemudian pada sore hari candra menghubungi nanda.
Nanda : “Telfon dari siapa nih ( smabil mengangat telfon ), hallo ini siapa ya ?”
Candara : “Nanda , ini aku candara ?”
Nanda : “Mau apa kamu telfon aku ?”
Candara : “Aku mau minta maaf nan soalnya aku sudah buat kamau marah dan nangis.”
Nanda : “Ya emang seharusnya kamu minta maaf ke aku.”
Candra : “Ya maka dari itu aku minta maaf ke kamu nan? maafin aku ya ?”
Nanda : “Iya okey aku maafin kamu, asalkan kamu sekarang juga traktir aku nonton?”
Candra : “Okey jam 19.00 WIB aku bakal jemput kamu dan kita pergi berdua untuk
nonton.”
Nanda : “Iya aku tunggu kedatanganmu.”
Pada jam 18.30 candra bersiap-siap untuk pergi menjemput nanda, alangkah naasnya
ditengah perjalaanan terjadi tabrakan yang menyebabkan candara kritis.
Dimas : “Mas, mas, mas sadar mas sadar janagan mati dulu disini.”

9
Candra : “Tolong saya pak?” (dengan suara yang pelan)
Polisi Dimas pun bergegas menelfon ambulan. Kemudian ambulanpun datang dan
segera menganggut candra untuk dimasukan di ambulan, sesampainya di rumah sakit
candrapun segera ditangani oleh dokter tapi naas nyawa candra pun tidak tertolong.
Dokter Maria : “Bisa saya bicara dengan keluarga pasien kecelakaan? (sambil melihat
situasi sekitar).”
Polisi Dimas : “Maaf dok, keluarganya tidak ada disini, saya tadi yang membawa pasien
tersebut kerumah sakit.”
Dokter Maria : “Jadi bapak yang bertanggung jawab ya?”
Polisi Dimas : “Baik dok saya yang akan bertanggung jawab, dok bagaimana keadaan
pasien yang saya bawa?” (penasaran)
Dokter Maria : “Mohon maaf pak sebelumnya kami sudah berusaha untuk menyelamatkan
pasien tapi nasib berkata lain, pasien sudah tidak tertolong lagi! sekali lagi
saya minta maaf pak.” (dengan eskpersi menyesal)
Polisi Dimas : “APA !!!!! meninggal INALILAHIWAINALILROJIUN?” (terkejut)
Dokter Maria : “Iya pak pasien yang ada bawa kemari telah meninggal.”
Polisi Dimas :“Lalu saya harus bagaimana dok, namanya saja saya tidak lalu bagaimana
saya harus menghubungi keluaraga korban?”
Dokter Maria : “Ini pak dompet dan ponsel korban (sambil menyerahkan dompet dan
ponsel pasien). Didalam ada KTP dan alamat rumah yang bisa bapak
datangi.”
Polisi Dimas : “Terimakasih dok.”
Dokter Maria : “Iya pak sama-sama. Kalau begitu saya mohon pergi dulu ada pasien yang
lain yang harus saya urus”(pergi meninggalkan dimas).
Polisi Dimas : “Iya dok.”
Lalu Polisi Dimas pun membuka dompet candra dan mencari alamat rumah candra.
Setelah mencari kesana kemari akhirnya dimas pun dapat menemukan tempat tinggal
candra.
Polisi Dimas : “Oh teryata ini rumahnya pak candara. Permisi ASSALAMUALAIKUM!!”
(sambil mengedor-gedor pintu rumah).
Ibu Ilfi : “WASSALAMUALIKUM, siapasih yang ngedor-ngedor pintu malam-
malam begini? apa mungkin itu candra ya?” (dengan muka penasaran ilfi pun
membuka pintu rumah).
Polisi Dimas : “Selamat malam bu? apakah benar ini kediaman saudara candara?”

10
Ibu Ilfi : “Iya benar ini rumahnya candra. Ada apa ya pak?”
Polisi Dimas : “Kalau boleh tau anda siapanya saudara candra?”
Ibu Ilfi : “Saya ibunya candra pak, Kenapa pak?”
Polisi Dimas : “Begini bu saya datang kemari untuk memberitahukan berita yang sangat
penting.” (dengen ekspresi takut,sedih)
Ibu Ilfi : “Loh berita apa pak, kenapa anak saya?”
Polisi Dimas : “Bu saudara candara telah mengalami kecelakaan tadi pada jam 19.00 di
jalan semeru. Saya telah membawa saudara candra kerumah sakit tapi nyawa
saudara candra tidak terselamatkan bu.” (dengan ekspersi sedih dan
menundukan kepala)
Ibu Ilfi : “Itu semua pasti bohongkan pak, tidak mungkin lawong anak saya tadi
ijinnya kerumah temannya di jalan bromo kok kenapa sampai di jalan
semeru. Pasti bapak salah orang.”
Polisi Dimas : “Tidak bu saya tidak mungkin salah. Bu mohon ibu bersabar ini COBAAN
DARI ALLAH. MOHON IBU BERSABAR takdir memang seperti ini bu.”
Ibu Ilfi : “Pak bapak jangan bercanda tidak mungkin itu anak saya (menyangkal)
bapak pasti salah orang.”
Polisi Dimas : “Tidak bu, maafkan saya.”
Ibu Ilfi : “Tidak oh tidak tidak mingkin.” (menangis histeris smapai membangunkan
syifaul)
Nenek Syifaul : “Heh ada apa ini malam-malam kok ribut gak ennak didengarin tetangga.”
Polisi Dimas dan Ibu Ilfi diam tanpa jawaban ( ilfi semakain menangis )
Nenek Syifaul : “Ditanya kok pada diem semua sih ada apa ini?”
Ibu Ilfi : “Bu candra bu?”
Nenek Syifaul : “Candra kenapa?” (penasaran)
Ibu Ilfi : “Katanya pak polisi ini candara telah meninggal bu.”
Nenek Syifaul : “Tidak mungkin cucuku tidak mungkin meninggal lawong tadi dia sehat-
sehat saja kok, kenapa sekarang dia tiba-tiba meninggal.”
Polisi Dimas : “Saudara candra mengalami kecelakaan bu dan menyebabkan nyawanya
tidak tertolong.” (tegas)
Nenek Syifaul (tiba – tiba lunglai tak berdaya dan ikut menangis histeris).
Setelah memberitahu keluarga candra polisi dimas pun mengantarkan ibu ilfi dan
nenek syifaul kerumah sakit untuk melihat jenazah candera.kemudian jenazah candra

11
dibawa pulang oleh keluarganya. Di sisi lain nanda yang tidak tahu kalau candra sudah
meninggal gelisah karena candra tidak kunjung datang kerumahnya.
Nanda : “Candra kemana sih kok nggak dateng- dateng? (mengambil ponsel dan
menelfon candra) tu kan kenapa sih kok nggak diangat-angkat apa dia
sengaja buat aku khawatir?”
Sesaat kemudian yuni (tante Nanda) datang ke rumah Nanda. Nanda mengira yang
datang kerumahnya candra tetapi ternyata tantenya dan tantenya tersebut memberi
kabar bahwa candra telah meninggal dunia.
Tante Yuni : “Assalamualaikum!!” (dengan mengetuk-ngetuk pintu).
Nanda : “Wassalamualaikum, itu asti candra (antusias) sambil membuka pintu.”
Tante Yuni : “Nan, ada yang ingin tante kasih tau kekamu?”
Nanda : “Iya te ada apa?” (dengan wajah penasaran)
Tante Yuni : “Nda kamu harus sabar ya?”
Nanda : “Ih tante kenapa sih kok dateng-dateng nyuruh aku SABAR!”
Tante Yuni : “Begini nan (mendekati nanda) candra telah meninggalkan dunia ini untuk
selama-lamanya nan.” (sambil memeluk nanda)
Nanda : “Tante gak lucu tau bercandaan tante.”
Tante Yuni : “Tante gak lagi bercanda nda, candra telah meninggal nda.”
Nanda : “Gak mungkin gak mungkin te candra gak mungkin meninggal.”(seketika
nanda menangis)
Tante Yuni : “Kamu harus sabar nda, kamau harus kuat dan kamu haris meniklaskan
kepergian candra.”
Nanda : “Te sekarang juga anterin aku kerumah candra te.”
Tante Yuni : “Iya nda tante anterin.”
Nanda dan Tante Yuni pun bergegas pergi kerumah candra , sesampainya dirumah
candra nanda tidak kuasa menahan tangisnya namun ibu candra yang melihat
kedatangan nanda tiba-tiba mendatangi nanda sambil mendorng candra.
Ibu Ilfi : “Nagapain kamu kesini, apa kamu kurang puas buat anak saya MATI !”
Nanda : “Maaf tan, Maaf.” (sambil menangis)
Ibu Ilfi : “APA MAAF ! percuma kamu bilang maaf. Maafmu tidak bisa
mengembalikan nyawa putraku.”
Nenek Syifaul:“Dasar wanita hina, teryata kamu yang telah membuat nyawa cucuku
melayang.”

12
Tante Yuni : “Cukup ya mbak jangan ngjelek-jelekin keponakan saya, candra meninggal
itu memang sudah kehendak yang diatas mbak bukan gara-gara keponakan
saya.” (tegas)
Nanda : “Nanda minta maaf te.” (dengan menangis tersendu-sendu)
Ibu Ilfi : “Cukup sekarang juga kamu angakat kaki dari rumah saya.”
Tante Yuni : “Baik mbak saya dan keponakan saya akan pergi dari sini.”

Sesampainya dirumah langsung masuk kekamar dan mengunci pintunya dari dalam. 2
hari berlalu setelah kematian candra nanda belum juga keluar dari kamar dan
membuat ibu nanda khwatir tentang ke adaan putrinya.
Ibu Vivi : “Tok... tokk...... tok.. Nak ayo makan sudah dua hari kamu nggk makan.”
Nanda : “Terdiam tanpa jawaban”
Ibu Vivi : “Nak bukain pintunya dong jangan seperti ini, nanti kamu sakit.”
Nanda : “Nanda nggak mau ma... nanda lebih baik sakit trs mati dibandingkan nanda
harus kehilangan candra.” (sambil menangis dan membanting foto)
Ibu Vivi : “Astagfirullah? nyebut nak nyebut ga baik bilang kaya gitu.”
Lalu vivi menelfon yuni.
Ibu Vivi : “Hallo? yun cepat kamu datang kerumah.”
Tante Yuni : “Ada apa mbak?”
IbuVivi : “Nanda mengamuk yun.”
Tante Yuni : “Baik mbak saya akan segera kesana.”

Beberapa menit kemudian Yunipun tiba dirumah Vivi.


Tante Yuni : “Nanda sekarang dimana mbak?”
Ibu Vivi : “Nanda sekarang ada dikamarnya yuni sudah 2 hari dia ga keluar kamar juga
tidak makan ataupun tidur.”
Tante Yuni : “Coba biar aku aja yang bicara sama nanda mbak.”
Ibu Vivi : “Iya yun coba bujuk dia supaya mau keluar kamar.”

Lalu yuni pergi membujuk nanda.


Tante Yuni : “Nanda ini tante ! tante boleh masuk?”
Nanda : “Tanpa Jawaban.” (diam)
Tante Yuni : “Tante masuk ya ( sambil membukan kunci pintu dari depan dan mendekati
nanda ) kenapa kamu nda ? coba cerita ketante?”

13
Nanda : “Te seharusnya dulu aku gak maksa candra buat ngajak aku nonton pasti
candra gak ada pergi te.”
Tante Yuni : “Nan kamu jangan berfikiran seperti itu candra pergi itu memang sudah
takdrnya dia seperti itu, itu bukan salah kamu.”
Nanda : “Tapi kalau dulu nanda gak egois pasti jadinya gak bakal kaya gini te.”
Tante Yuni : “Kamu sabar nda, lebih baik kamu berdoa buat candra supaya candra tenang
disana.”
Nanda : “Iya te.”
Walaupun tante yuni sudah membuju-bujuk nanda untuk keluar dari kamar, usaha
mereka tetap sia-sia karena nanda tetap tidak mau keluar dari kamarnya. Akhirnya
tante yuni dan ibu vivi pun berinisiatif membawa nanda pergi ke RSJ. Sesampainya
dirumah sakait nanda langsung diperiksa oleh dokter dan dokterpun menyarankan
kepada ibu vivi agar nanda dirawat dirumah sakit jiwa saja karena kondisi nanda yang
sangat mengawatirka.
Perawat Murni: “Selamat pagi mbak (dengan wajah yang bahagia) perkenalkan saya perawat
murni.”
Nanda : (hanya melirik) tanpa menjawab salam.
Perawat Murni: “Mbak namanya siapa ya?”
Nanda : “Nanda.”
Perawat Murni: “Cantik sekali namanya.”
Nanda : “Hanya diam dan menangis.”
Perawat Murni: “Loh mbak kenapa kok menangis”. (murni bertanya kepada nanda)

Nanda pergi meninggalkan perawat. Dan duduk merenung dipojok taman sambil
menangis. Perawat murni menghampiri nanda sambil membawakan makan siang.
Perawat Murni: “Mbak ini saya bawakan makan siang dimakan ya mbak.”
Nanda tetap terdiam dan mengatakan candra... sambil menangis. Perawat Murni
kemudian mendekati nanda.
Perawat Murni : “Kenapa mbak kok menangis?”
Nanda menceritakan masalahnya dari awal hingga akhir
Perawat Murni : “Iya mbak saya paham apa yang mbak rasakan. Tapi sebaiknya mbak jangan
begini semua itu sudah takdir dari Allah.
Nanda : “Tetap terdiam dan menangis.”

14
Perawat Murni : “Begini mbak, mbak jangan terlalu larut dalam kesedihan. Mbak masih
punya orang tua masih punya masa depan dan masih banyak orang yang
menyayangi dan mencintai mbak, mbak harus semangat bangkit kembali. Ya
sudah sekarang mbak makan ya. Saya suapin.”
Pasienpun mau makan dengan disuapin oleh perawat.
Keesokan harinya perawat kiki memasuki ruangan pasien
Perawat Kiki : “Selamat pagi mbak Nanda. Benar ya ini dengan mbak nanda. Perkenalkan
saya perawat kiki yang akan menemani mbak nanda pada pagi hari ini.”
Nanada : “Iyaaaaa.”
Perawat Kiki : “Bagaimana perasaan mbak nanda hari ini?”
Nanda : “Kurang baik.”
Perawat Kiki : “Bagaimana mbak kalau kita ngobrol tentang apa yang sekarang mbak
rasakan.”
Nanda : “(hanya diam)”
Perawat Kiki : “Dimana enaknya ya?”
Nanda : “Disini saja,terserah mbak perawat.”
Perawat Kiki : “Baiklah kalau begitu!!
Mbak Nanda pagi ini sudah makan apa belum?”
Nanda : “Hanya diam dan memasang wajah sediri.”
Perawat Kiki : “Kenapa hari ini mbak nanda terliat sedih? jangan sedih mbak nanda nanti
cantiknya ilang.”
Nanda : “Saya kangen dengan pacar saya kenapa dia meninggalkan saya secepat itu?
(sambil melamun dan menangis).”
Perawat Kiki : “Mbak Nanda tahu kan jodoh, mati, rejeki, semua sudah ada yang mengatur
mbak nanda tidak boleh terpuruk seperti ini. Mungkin ini cara Tuhan untuk
lebih dekat dengan pacar mbak.”
Nanda : “Hanya terdiam dan menagis.”
Perawat Kiki : “Jadi mbak itu harus membuktikan kalau mbak itu wanita kuat. mbakkan
sayang dengan pacar mbak mbak harus membuktikan dan jangan membuat
pacar mbak sedih disana.”
Nanda :”Iya mbak.” (sambil mengusap air mata)
Perawat Kiki : “Sekarang yang dibutuhkan dengan pacar mbak adalah doa. Mbak maukan
berdoa untuk pacar mbak. kalau mau mari kita berdoa bersama sama. (Amin)
Setelah beberapa menit berdoa nanda merenung dan merasa sedikit lega.

15
Nanda : “Iya mbak setelah saya berdoa tadi saya sudah agak sedikit lega rasanya.”
Perawat Kiki : “Kalau begitu seumpama mbak nanti teringat pacar mbak, mbak harus
mendoakannya ya. Dan jangan selalu menangis nanti kalau mbak terus
menangis pacar mbak disana juga ikut sedih lo.
Nanda : “Iya mbak. (sambil mengusap air mata)
Kemudian perawat Kiki berpamitan untuk kembali ke ruang keperawatan. Keesokan
harinya perawat murni mendatangi nanda untuk bertanya keadaanya dan memberikan
saran agar nanda mau menerima koping yaitu membuat kerajinan tangan sebagai
sarana untuk mengalikan pemikirannya agar tidak selalu terpaku pada alm. pacarnya.
Perawat murni : “Selamat pagi mbak nanda masi ka ingat dengan saya?”
Nanda : “Iya masi ingat mbak. mbak perawat murni kan?” (dengan waa datar)
Perawat Murni : “Iya benar sekali mbak. bagaimana mbak keadaannya pagi ari ini?
Nanda : “Alamdulilla baik mbak.”
Perawat murni : “ Suda makan apa belum mbak?”
Nanda : “Suda mbak.”
Perawat Murni : Suda mandika?
Nanda : “ Suda.”
Perawat Murni : ya saya senang sekali mbak sekarang suda tidak murung lagi seperti
kemarin.
Nanda : Terdiam dan sedikit tersenyum
Perawat Murni : “ mbak nanda saya mempunyai saran agar mbak tidak terlalu memikirkan
pacar mbak alangka sebaiknya mbak mengalikan dengan kegiatan positi
misal. membuat suatu keraianan tangan. bagaimana menurut mbak?”
Nanda : “Iya sus bole bole. tapi mau buat kerainan apa saya bingung sus.
Perawat Kiki : “tidak usa bingung nanti perawat nando akan mengaari mbak untuk
membuat kerainan tangan. bagaimana?
Nanda : “ iya bole sus.”
Beberapa saat kemudian perawat nando datang dan mengaari beberapa keraianan tangan
kepada nanda
Perawat Murni : “Na ini dia perawat nando. Perawat nando ini dia mbak nanda tolong ya
diaari cara membuat kerainan tangan.
Perawat nando : iya sus. Perkenalkan saya perawat nando ini dengan mbak siapa ya
Nanda : nama saya Nanda pak

16
Perawat nando : ooo mbak nanda. mbak nanda sebelumnya suda perna buat kerainan apa
belum
Nanda : belum pak
Perawat Nando : ya suda disini saya akan mengaarkan beberapa kerainan untuk mbak yang
tuuannya supaya mbak tidak begitu larut dalam kesedian mbak. mbak perna
tau orang menyongket?
Nanda : Iya perna pak
Perawat Nando : Na sekarang saya mau mengaari mbak cara menyongket. tolong diperatikan
ya mbak seperti ini
Nanda : seperti ini pa?”
Prawat nando : ya benar bagus sekali. nanti kita mau buat yang muda terlebi daulu seperti
taplak mea gimana
Nanda : iya tidak apa apa pak.
Perawat nando : ayo kita mulai
Nanda : apaka seperti ini pak.
Perawat nando : iya benar sekali mbak nanda bagus ekali.
Nanda : iya pak terimakasi
Kemudian perawat nando minta iin kepada pasien nanda untuk mengecek asil karya pasien
lain. dan nanda pun meneruskan kerainan tangannya. beberapa ari kemudian
nanda suda mulai menunukan perubaanyang sangat banyak ya meskipun
terkadang dia menangis. dan setela ampir 3minggu di ruma sakit iwa akirnya
nanda diperbolekan pulang. selain itu dia uga mulai menekuni beberapa
kerainan yang tela dia pelaari waktu diruma sakit iwa kemarin.

17

Anda mungkin juga menyukai