Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang berperan menerima


makanan dari luar dan mempersiapkan nya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan
proses pencernaan,mulai dari mulut sampai dengan anus.Setiap organ saluran cerna
memiliki tugas khusus dan saling mempengaruhi antara organ satu dengan organ
yang lain sehingga apabila terjadi gangguan pada slah satu organ akan berdampak
pula pada proses pencernaan itu sendiri maupun pada sistem lain,misalnya
gangguan pada lambung dan usus yang disebut gastroentritis. Gastroentritis
merupakan proses peradangan yang terjadi pada daerah lambung dan usus yang
biasanya disertai dengan gejala diare secara terus menerus. Angka kejadian
gangguan gastoenteritis yang disertai dengan adanya gejala diare masih merupakan
penyebap kesakitan dan kematian bila tidak ditangani secara cepat,tepat,dan sesuai
prosedur yang benar.

Dampak penyakit diare bila dibiarkan berlarut-larut maka akan


menimbulkan komplikasi seperti ; dehidrasi (kehilangan cairan),hipokalemia
(kekurangan kalium),hipokalsemia (kekurangan kalsium),dan lain-lain
(Suriadi,2001) yang kemudian berlanjut pada kematian.

Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit


yang masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit
yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun
(balita). Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal
yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada
orang tua yang bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang
mengalami diare. Misalnya, pada sebagian kalangan masyarakat, diare dipercaya

1
atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak akan bertumbuh atau berkembang.
Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar dapat mengurangi kewaspadaan orang
tua. sehingga mungkin saja diare akan membahayakan anak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Diare?


2. Jelaskan faktor- faktor penyebabnya diare?
3. Apa tanda –tanda penyakit diare?
4. Jelaskan apa akibat dari diare?
5. Jelaskan komplikasi dari enyakit diare?
6. Bagaimana derajat dehidrasi?
7. Jelaskan cara penularan diare?
8. Bagaimana cara pencegahanan diare?
9. Bagaimana penanggulangan diare?

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini dilakukan untuk tujuan –tujuan yang diharapkan dan dapat
bermanfaat bagi kalangan mahasiswa.secara terperinci tujuan dari pembuatan
makalah ini Adalah
:

1. Diajukan untuk memenuhi tugas Mata kuliah Neonatus.


2. Agar dapat mengetatahui pengetian diare
3. Agar dapat mengetahui faktor –faktor penyebab Diare
4. Agar dapat mengetahui tanda –tanda penyakit diare
5. Agar dapat mengetahui akibat dari penyakit Diare
6. Agar dapat mengetahui komplikasi penyakit diare
7. Agar dapat mengetahui derajat dehidrasi
8. Agar dapat maengetahui cara penularan diare
9. Agar dapat mengetahui pencegahan diare
10. Agar dapat mengetahui penanggulangan diare

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih
dalam sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja, kadang-
kadang juga disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono, 2008).

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan, peningkatan
volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih dari
3 kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari (Hidayat, Aziz Alimul, 2008).

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer
atau cair (Suriadi dan Rita Yulianni, 2006).

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari empat kali pada
bayi dan lebih dari tiga kali pada anak : konsistensi feses encer, dapat berwarna
kehijauan dan dapat pula bermpur lender dan darah (Ngastiah : 1997)

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal
yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau
tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada
lambung.

2.2 Etiologi Diare

Rotavirus merupakan etiologi paling penting yang menyebabkan diare pada


anak dan balita. Infeksi rotavirus biasanya terdapat pada anak umur 6 bulan- 2 tahun

3
(Suharyono,2008). Infeksi Rotavirus menyebabkan sebagian besar perawatan
rumah sakit karena diare berat pada anak- anak kecil merupakan infeksi nasokomial
yang signifikan oleh mikroorganisme pathogen. Salmonella, Shigella dan
Campylobacter merupakan bakteri pathogen yang paling sering di isolasi.
Mikroorganisme Giardia lamblia dan Cryptosporodium merupakan parasit yang
paling sering menimbulkan diare infeksius akut (Wong,2009). Selain Rotavirus,
telah ditemukan juga virus baru yaitu Norwalk virus. Virus ini lebih banyak pada
kasus orang dewasa dibandingkan anak- anak (Suharyono, 2008). Kebanyakan
mikroorganisme penyebab diare disebarluaskan lewat jalur fekal oral melalui
makanan, air yang terkontaminasi atau ditularkan antar manusia dengan kontak
yang erat (Wong, 2009).

2.3 Patogenesis

Mekanisme yang menyebabkan timbulnya diare adalah gangguan osmotik,


gangguan sekresi, dan gangguan motilitas usus (Suraatmaja, 2007).

Pada diare akut, mikroorganisme masuk ke dalam saluran cerna, kemudian


mikroorganisme tersebut berkembang biak setelah berhasil melewati asam
lambung, mikroorganisme membentuk toksin (endotoksin), lalu terjadi rangsangan
pada mukosa usus yang menyebabkan terjadinya

hiperperistaltik dan sekresi cairan tubuh yang mengakibatkan terjadinya diare


(Suraatmaja, 2007).

2.4 Patofisiologi

1. Diare adalah ketidakseimbangan antara absorpsi air dan sekresi air atau
elektrolit. Pada keadaan normal, absorpsi air dan elektrolit lebih besar di
bandingkan ekskresi.

4
2. Empat mekanisme yang menyebabkan ketidakseimbangan dan elektrolit,
adalah :

3. Perubahan transfor aktif yang berakibat pada pengurangan absorpsi sodium


(Na) dan peningkatan sekresi klorida

4. Perubahan motilitasnsaluran pencernaan.

5. Peningkatan osmolaritas luminal saluran pencernaan

6. Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan

7. Diare sekretori dapat terjadi jika dalam saluran pencernaan terdapat zat-zat
sejenis vasoaktif peptide intestinal atau toksin bakteri yang meningkatkan
sekresi atau menghambat absorbs air atau elektrolit dalam jumlah yang
besar.

8. Adanya gangguan absorpsi suatu zat dalam intestinal yang menyebabkan


diare osmotic

9. Inflamasi di usus halus yang menyebabkan diare eksudatif dan terjadi


sekresi mucus, protein atau darah dalam usus halus.

10. Adanya infeksi baik non invesif atau invasive. Pada non invasive
(enterotoksigenik) toksin yang diproduksi akan terikat pada mukosa usus
halus, namun tidak termasuk mukosa. Pada diare invasive, diare
menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulcerasi dan
menyebabkan sekretorik eksudatif. Penyebab diare lainnya, seperti parasit
menyebabkan keruakan berupa ulkus yag besar ( hystolitica), kerusakan vili
yang penting untuk penyerapan air, elektrolit da zat makanan (G. lambria).

11. Obat antimikroba dapat merubah flora normal dalam saluran pencernaan,
sedangkan obat lain seperti laksatif dapat meningkatkan motilitas saluran
pencernaan.

5
2.5 Faktor – Fakor Penyebab Diare

Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asdil (2000), ditinjau dari sudut
patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu :

1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh :


a. Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella,
salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings,
stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-
bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang
pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan
saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b. Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan
jamur terutama canalida.
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh :
a. malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan
mineral.
b. Kurang kalori protein.
c. Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam


beberapa faktor yaitu:

1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi
bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie).
Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing
(ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba
histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida
albicous).

6
b) Infeksi parenteral
Ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut
(OMA) tonsillitis / tonsilofaringits, bronco peneumonia, ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur
dibawah dua (2) tahun.
2. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein
3. Faktor makanan

2.6 Tanda-tanda Penyakit Diare

1. Balita biasanya rewel karena diare menyebabkan kekurangan cairan,


sehingga perlu diberi minum yang banyak.
2. Pada keadaan dehidrasi ringan-sedang, balita akan terlihat gelisah.
3. Diare ditandai disentriform yaitu tinja berlendir, cair dan kadang-kadang
berdarah.
4. Diare disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang ditandai dengan suhu
tubuh meningkat.
5. Nafsu makan menurun akibat diare harus diimbangi makan yang cukup
supaya kondisi tubuh membaik.
6. Balita biasanya akan muntah sebelum atau sesudah makan
karena merupakan gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan
makanan, infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain
yang merupakan factor penyebab diare.
7. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya
perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,
dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak
segera diatasi klien akan meninggal.

7
8. Dehidrasi (kekurangan cairan)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

Tingkatan dehidrasi ada tiga, yaitu :

a. Dehidrasi Ringan
Muka memerah, rasa haus yang sangat, kulit hangat dan kering, tidak buang
air atau volume urine berkurang atau berwarna lebih gelap, pusing dan
lemah, kram pada otot kaki dan tangan, menangis dengan sedikit atau tidak
ada air mata, mengantuk, mulut dan lidah disertai berkurangnya air liur.
b. Dehidrasi Sedang
Tekanan darah menurun, pingsan, kontraksi yang kuat pada otot lengan,
kaki, perut dan punggung, kejang, perut kembung, gagal jantung, dan ubun-
ubun cekung, denyut nadi cepat dan lemah.
c. Dehidrasi Berat
Gejala-gejala dehidrasi ringan terlihat semakin jelas dan mengarah pada
keadaan yang lebih berat dengan tanda dan gejala sebagai berikut :
Berkurangnya kesadaran, tidak buang air kecil, tangan teraba dingin dan
lembab, denyut nadi yang semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba,
tekanan darah yang menurun hingga tidak terukur, kebiruan pada ujung
kuku, mulut, dan lidah. Jika tidak diatasi keadaan ini dapat mengancam jiwa
atau kematian.

8
2.7 Derajat Dehidrasi

Tabel 2.1

No Tanda dan Dehidrasi Ringan Dehidrasi Sedang Dehidrasi Berat


Gejala

1 Keadan umum Sadar Gelisah,lemah dan Tidak sadar


rewel

2 Denyut nadi Normal kurang Cepat dan lemah: Cepat, halus,


dari 120-140/menit kadang tidak
teraba
120/ menit

3 Pernafasan Normal Dalam dan cepat Dalam dan cepat

4 Ubun-ubun Normal Cekung Sangat Cekung

5 Kelopak mata Ada Cekung Sangat cekung

6 Air mata Ada Tidak ada Sangat kering

7 Selaput lender Lembab Kering Sangat kering

8 Turgor kulit Jika dicubit Untuk kembalinya Untuk


kembalinya cepat lambat kembalinya
sangat lambat

9 Air seni Normal Berkurang Tidak kencing

10 Rasa haus Minum baik Haus Malas minum


atau tidak mau
minum

9
2.8 Komplikasi

Komplikasi diare yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:

1. Kekurangan Cairan

Komplikasi diare ini dapat terjadi akibat buangan yang banyak ataupun
konsumsi cairan yang kurang selama diare berlangsung. Pada kekurangan
cairan yang ringan hingga sedang, gejala diare yang timbul mulai dari rasa
kering di mulut dan kulit, lemas, pusing, rasa ingin minum terus – menerus,
serta rewel pada anak. Sedangkan pada kasus dengan kekurangan cairan
berat, dapat terjadi penurunan kesadaran. Jika terdapat tanda – tanda
kekurangan cairan berat (penurunan kesadaran, tangan kaki terasa dingin,
mata dan ubun – ubun nampak cekung pada anak, serta kulit tak lekas
kembali bila dicubit, atau tidak kencing > 6 jam pada dewasa dan > 3 jam
pada anak) segera cari pertolongan medis terdekat untuk mendapat
pengobatan diare yang tepat.

2. Infeksi Berat

Pada penyakit diare akibat infeksi yang tak teratasi dengan baik, dapat
terjadi komplikasi diare berupa perluasan infeksi ke dalam darah (sepsis),
atau ke otak maupun selaput otak (meningitis, ensefalitis, maupun
meningoensefalitis).

3. Malnutrisi

Pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, diare merupakan salah satu
penyebab malnutrisi, dan malnutrisi akan menyebabkan kekebalan tubuh
anak menurun dan lebih mudah terserang diare. Komplikasi diare ini apabila
terjadi diare terus – menerus, tentu fungsi usus yang utamanya adalah untuk
menyerap nutrisi dari makanan pun akan terganggu dan menyebabkan
malnutrisi. Oleh karena segera lakukan pencegahan diare agar diare pada
anak tidak dibiarkan berlarut – larut.

10
4. Ketidakseimbangan Elektrolit

Elektrolit akan ikut terbawa keluar bersama dengan air yang keluar saat
diare. Hal yang dapat menjadi tanda terjadinya ketidakseimbangan elektrolit
ini adalah lemas, kesulitan menggerakkan anggota tubuh, hingga kejang.

5. Iritasi Pada Kulit Sekitar Anus

Buang air besar yang sering ditambah lagi pH tinja yang asam bila diare
diakibatkan oleh intoleransi laktosa, dapat menyebabkan terjadinya iritasi
pada kulit sekitar anus.

2.9 Cara Penularan Diare

1. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi bila
seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari
sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah atau
tercemar pada saat disimpan di rumah.pencemaran di rumah terjadi bila
tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar
menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
2. Melalui tinja terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung
virus/bakteri dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh
binatang dan kemudian binatang tersebut hinggap di makanan, maka
makanan itu dapat menularkan diare ke orang yang memakannya.

2.10 Pencegahan Penyakit Diare

1. Buang air besar di jamban atau kakus yang sehat


2. Gunakan sumber air minum yang bersih
3. Makanan dan minuman yang dimasak
4. Kebersihan perorangan

11
Membiasakan cara hidup sehari-hari, seperti : mencuci tangan dengan
sabun.
5. Menjaga kebersihan alat-alat rumah tangga
a. Biasakan mencuci alat-alat makan dan minum dengan sabun.
b. Jangan mencuci pakaian penderita ke sungai dan sumber air lainnya.
6. Makanan yang bergizi
Makanan yang bergizi bukan berarti makanan yang mahal. Supaya tidak
membosankan, penyajian makanan dapat berganti-ganti.
7. Lingkungan yang bersih dan sehat.

2.11 Pentalaksanaan

1. Medis

Dasar pengobatan diare adalah:

a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah


pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral
berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk
diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90
mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-
sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit,
sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak
lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan
rincian sebagai berikut:
a) Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg

12
 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus
set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set
infus 1 ml=20 tetes).
 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt
(infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set
infus 1 ml=20 tetes).
 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
d) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
 Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250
ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5%
+ 1 bagian NaHCO3 1½ %. Kecepatan : 4 jam pertama :
25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8
tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
 Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1
(4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
2. Pengobatan dietetic
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan :
 Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak
tak jenuh
 Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)

13
 Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang
berantai sedang atau tak jenuh.
3. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

2.12 Cara Pencegahan Diare

1. Pemberian ASI
ASI memiliki antibodi yang dapat membantu tubuh melawan kuman
penyakit
2. Membiasakan mencuci tangan:
Kebiasan seluruh anggota keluarga untuk selalu mencuci tangan dengan
sabun:

a. Setelah buang air besa

b. Setelah membersihkan tinja anak

c. Sebelum makan

d. Sebelum menyediakan makanan untuk anak

3. Memperkuat pertahanan tubuh


4. Meneruskan pemberian ASI sampai umur dua tahun
5. Memperbaiki status gizi anak dengan memberikan makanan pendamping
ASI yang bergizi
6. Menggunakan air bersih
Air yang gunakan untuk kebutuhan sehari-hari harus memenuhi syarat air
bersih seperti:
a. Sumber air harus terlindung

14
b. Air yang digunakan harus bersumber dari air bersih
c. Air harus dimasak sampai mendidih sebelum diminum
7. Menjaga kebersihan lingkungan
8. Diare terjadi akibat sanitasi dan lingkungan yang tidak bersih. Membiarkan
anak bermain,merangkak di tanah akan mengakibatkan anak terpapar bibit
penyakit dari kotoran manusia,dan hewan Berak dikakus,tidak
dikali,pantai,sawah atau sembarang tempat.
9. Menjaga kebersihan perabotan makanan ataupun alat bermain anak

2.13 Cara Penanggulangan Diare

1. Pemberian ASI dan makanan yang cukup pada anak


2. Beri cairan yang lebih banyak dari biasanya ketika anak diare
3. Berikan cairan rumah tangga seperti,kuah sayur, air putih matang, dan air
tajin
4. Berikan larutan gula garam

Cara pembuatan larutan gula garam yaitu dua sendok teh gula pasir dan
seujung sendok teh garam halus dalam satu gelas air masak, kemudian diaduk rata
dan diberikan kepada anak sebanyak mungkin ia mau minum.

Tabel 2.2

Kebutuhan Oralit Perkelompok Umur

Umur Jumlah oralit Jumlah oralit yang disediakan


yang diberikan dirumah
tiap BAB

< 1 tahun 50-100 ml 400 ml / hari (2 bungkus)

1-4 tahun 100-200 ml 600-800 ml / hari (3-4 bungkus)

15
Anak 200-300 ml 800-1000 ml / hari (4-5 bungkus)

Dewasa 300-400 ml 1200-2800 ml / (6-14 bungkus)

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diare adalah perubahan pola defekasi (buang air besar) yakni pada bentuk
atau frekuensinya dimana bentuk feses (tinja) berubah menjadi lunak atau cair, atau
frekuensinya yang bertambah menjadi lebih dari tiga kali dalam sehari.Bila hal ini
terjadi maka tubuh anak akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan
dehidrasi.Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat
membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang tua. Diare ini bisa
menyebapkan beberapa komplikasi,yaitu dehidrasi, renjatan hivopolemik, kejang,
nbakterimia, mal nutrisi,hipoglikemia,intoleransi skunder akibat kerusakan mukosa
usus.

3.2 Saran

Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penulis, namun masih


banyak kekurangan dalam materi maupun penulisan. diharapkan saran maupun
kritik dari pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Http://augusfarly.Wordpress.com/2008/08/21/asuhan Keperawatan pada anak-


anak dengan broncopeneumoni/

Hasan rusepno dkk. Ilmu Kesehatan Anak. Infomedika . 1981.Jakarta.

Wiknjosastro hanifa dkk. Ilmu Kebidanan. Tridasa printer. 2006.Jakarta.

Ngastiah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


1985.Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3. Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta.

18
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai0. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini dan menjadi acuan perbaikan makalah selanjutnya.

Medan, Oktober 2018


Penyusun

19i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian .............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diare ................................................................................3
2.2 Etiologi Diare .....................................................................................3
2.3 Patogenesis .........................................................................................4
2.4 Patofisiologi ........................................................................................4
2.5 Faktor-faktor Penyebab DIare ............................................................6
2.6 Tanda-tanda Penyakit Diare ...............................................................7
2.7 Deraja Dehidrasi ................................................................................9
2.8 Komplikasi ........................................................................................10
2.9 Cara Penularan Diare .........................................................................11
2.10 Pencegahan Penyakit Diare ................................................................11
2.11 Penatalaksanaan ..................................................................................12
2.12 Cara Pencegahan Diare .......................................................................14
2.13 Cara Penanggulangan Diare ...............................................................15

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................................17
3.2 Saran ..................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................18

20
ii
MAKALAH

“DIARE PADA NEONATUS”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

1. WINDA AFFI FAZRA 171 4153 3015


2. KHAIRANI 171 4153 3007
3. DEWI SINTA 171 4153 3002

AKADEMI KEBIDANAN HAFSYAH MEDAN

TAHUN AJARAN 2018 / 2019

21

Anda mungkin juga menyukai