PENDAHULUAN
1
atau dianggap sebagai pertanda bahwa anak akan bertumbuh atau berkembang.
Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar dapat mengurangi kewaspadaan orang
tua. sehingga mungkin saja diare akan membahayakan anak.
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk tujuan –tujuan yang diharapkan dan dapat
bermanfaat bagi kalangan mahasiswa.secara terperinci tujuan dari pembuatan
makalah ini Adalah
:
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih
dalam sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja, kadang-
kadang juga disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono, 2008).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan, peningkatan
volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih dari
3 kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari (Hidayat, Aziz Alimul, 2008).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer
atau cair (Suriadi dan Rita Yulianni, 2006).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari empat kali pada
bayi dan lebih dari tiga kali pada anak : konsistensi feses encer, dapat berwarna
kehijauan dan dapat pula bermpur lender dan darah (Ngastiah : 1997)
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal
yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau
tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada
lambung.
3
(Suharyono,2008). Infeksi Rotavirus menyebabkan sebagian besar perawatan
rumah sakit karena diare berat pada anak- anak kecil merupakan infeksi nasokomial
yang signifikan oleh mikroorganisme pathogen. Salmonella, Shigella dan
Campylobacter merupakan bakteri pathogen yang paling sering di isolasi.
Mikroorganisme Giardia lamblia dan Cryptosporodium merupakan parasit yang
paling sering menimbulkan diare infeksius akut (Wong,2009). Selain Rotavirus,
telah ditemukan juga virus baru yaitu Norwalk virus. Virus ini lebih banyak pada
kasus orang dewasa dibandingkan anak- anak (Suharyono, 2008). Kebanyakan
mikroorganisme penyebab diare disebarluaskan lewat jalur fekal oral melalui
makanan, air yang terkontaminasi atau ditularkan antar manusia dengan kontak
yang erat (Wong, 2009).
2.3 Patogenesis
2.4 Patofisiologi
1. Diare adalah ketidakseimbangan antara absorpsi air dan sekresi air atau
elektrolit. Pada keadaan normal, absorpsi air dan elektrolit lebih besar di
bandingkan ekskresi.
4
2. Empat mekanisme yang menyebabkan ketidakseimbangan dan elektrolit,
adalah :
7. Diare sekretori dapat terjadi jika dalam saluran pencernaan terdapat zat-zat
sejenis vasoaktif peptide intestinal atau toksin bakteri yang meningkatkan
sekresi atau menghambat absorbs air atau elektrolit dalam jumlah yang
besar.
10. Adanya infeksi baik non invesif atau invasive. Pada non invasive
(enterotoksigenik) toksin yang diproduksi akan terikat pada mukosa usus
halus, namun tidak termasuk mukosa. Pada diare invasive, diare
menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulcerasi dan
menyebabkan sekretorik eksudatif. Penyebab diare lainnya, seperti parasit
menyebabkan keruakan berupa ulkus yag besar ( hystolitica), kerusakan vili
yang penting untuk penyerapan air, elektrolit da zat makanan (G. lambria).
11. Obat antimikroba dapat merubah flora normal dalam saluran pencernaan,
sedangkan obat lain seperti laksatif dapat meningkatkan motilitas saluran
pencernaan.
5
2.5 Faktor – Fakor Penyebab Diare
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asdil (2000), ditinjau dari sudut
patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu :
1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi
bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie).
Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing
(ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba
histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida
albicous).
6
b) Infeksi parenteral
Ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut
(OMA) tonsillitis / tonsilofaringits, bronco peneumonia, ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur
dibawah dua (2) tahun.
2. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein
3. Faktor makanan
7
8. Dehidrasi (kekurangan cairan)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
a. Dehidrasi Ringan
Muka memerah, rasa haus yang sangat, kulit hangat dan kering, tidak buang
air atau volume urine berkurang atau berwarna lebih gelap, pusing dan
lemah, kram pada otot kaki dan tangan, menangis dengan sedikit atau tidak
ada air mata, mengantuk, mulut dan lidah disertai berkurangnya air liur.
b. Dehidrasi Sedang
Tekanan darah menurun, pingsan, kontraksi yang kuat pada otot lengan,
kaki, perut dan punggung, kejang, perut kembung, gagal jantung, dan ubun-
ubun cekung, denyut nadi cepat dan lemah.
c. Dehidrasi Berat
Gejala-gejala dehidrasi ringan terlihat semakin jelas dan mengarah pada
keadaan yang lebih berat dengan tanda dan gejala sebagai berikut :
Berkurangnya kesadaran, tidak buang air kecil, tangan teraba dingin dan
lembab, denyut nadi yang semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba,
tekanan darah yang menurun hingga tidak terukur, kebiruan pada ujung
kuku, mulut, dan lidah. Jika tidak diatasi keadaan ini dapat mengancam jiwa
atau kematian.
8
2.7 Derajat Dehidrasi
Tabel 2.1
9
2.8 Komplikasi
1. Kekurangan Cairan
Komplikasi diare ini dapat terjadi akibat buangan yang banyak ataupun
konsumsi cairan yang kurang selama diare berlangsung. Pada kekurangan
cairan yang ringan hingga sedang, gejala diare yang timbul mulai dari rasa
kering di mulut dan kulit, lemas, pusing, rasa ingin minum terus – menerus,
serta rewel pada anak. Sedangkan pada kasus dengan kekurangan cairan
berat, dapat terjadi penurunan kesadaran. Jika terdapat tanda – tanda
kekurangan cairan berat (penurunan kesadaran, tangan kaki terasa dingin,
mata dan ubun – ubun nampak cekung pada anak, serta kulit tak lekas
kembali bila dicubit, atau tidak kencing > 6 jam pada dewasa dan > 3 jam
pada anak) segera cari pertolongan medis terdekat untuk mendapat
pengobatan diare yang tepat.
2. Infeksi Berat
Pada penyakit diare akibat infeksi yang tak teratasi dengan baik, dapat
terjadi komplikasi diare berupa perluasan infeksi ke dalam darah (sepsis),
atau ke otak maupun selaput otak (meningitis, ensefalitis, maupun
meningoensefalitis).
3. Malnutrisi
Pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, diare merupakan salah satu
penyebab malnutrisi, dan malnutrisi akan menyebabkan kekebalan tubuh
anak menurun dan lebih mudah terserang diare. Komplikasi diare ini apabila
terjadi diare terus – menerus, tentu fungsi usus yang utamanya adalah untuk
menyerap nutrisi dari makanan pun akan terganggu dan menyebabkan
malnutrisi. Oleh karena segera lakukan pencegahan diare agar diare pada
anak tidak dibiarkan berlarut – larut.
10
4. Ketidakseimbangan Elektrolit
Elektrolit akan ikut terbawa keluar bersama dengan air yang keluar saat
diare. Hal yang dapat menjadi tanda terjadinya ketidakseimbangan elektrolit
ini adalah lemas, kesulitan menggerakkan anggota tubuh, hingga kejang.
Buang air besar yang sering ditambah lagi pH tinja yang asam bila diare
diakibatkan oleh intoleransi laktosa, dapat menyebabkan terjadinya iritasi
pada kulit sekitar anus.
1. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi bila
seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari
sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah atau
tercemar pada saat disimpan di rumah.pencemaran di rumah terjadi bila
tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar
menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
2. Melalui tinja terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung
virus/bakteri dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh
binatang dan kemudian binatang tersebut hinggap di makanan, maka
makanan itu dapat menularkan diare ke orang yang memakannya.
11
Membiasakan cara hidup sehari-hari, seperti : mencuci tangan dengan
sabun.
5. Menjaga kebersihan alat-alat rumah tangga
a. Biasakan mencuci alat-alat makan dan minum dengan sabun.
b. Jangan mencuci pakaian penderita ke sungai dan sumber air lainnya.
6. Makanan yang bergizi
Makanan yang bergizi bukan berarti makanan yang mahal. Supaya tidak
membosankan, penyajian makanan dapat berganti-ganti.
7. Lingkungan yang bersih dan sehat.
2.11 Pentalaksanaan
1. Medis
12
1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus
set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set
infus 1 ml=20 tetes).
7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt
(infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set
infus 1 ml=20 tetes).
16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
d) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250
ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5%
+ 1 bagian NaHCO3 1½ %. Kecepatan : 4 jam pertama :
25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8
tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1
(4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
2. Pengobatan dietetic
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan :
Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak
tak jenuh
Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
13
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang
berantai sedang atau tak jenuh.
3. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
1. Pemberian ASI
ASI memiliki antibodi yang dapat membantu tubuh melawan kuman
penyakit
2. Membiasakan mencuci tangan:
Kebiasan seluruh anggota keluarga untuk selalu mencuci tangan dengan
sabun:
c. Sebelum makan
14
b. Air yang digunakan harus bersumber dari air bersih
c. Air harus dimasak sampai mendidih sebelum diminum
7. Menjaga kebersihan lingkungan
8. Diare terjadi akibat sanitasi dan lingkungan yang tidak bersih. Membiarkan
anak bermain,merangkak di tanah akan mengakibatkan anak terpapar bibit
penyakit dari kotoran manusia,dan hewan Berak dikakus,tidak
dikali,pantai,sawah atau sembarang tempat.
9. Menjaga kebersihan perabotan makanan ataupun alat bermain anak
Cara pembuatan larutan gula garam yaitu dua sendok teh gula pasir dan
seujung sendok teh garam halus dalam satu gelas air masak, kemudian diaduk rata
dan diberikan kepada anak sebanyak mungkin ia mau minum.
Tabel 2.2
15
Anak 200-300 ml 800-1000 ml / hari (4-5 bungkus)
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diare adalah perubahan pola defekasi (buang air besar) yakni pada bentuk
atau frekuensinya dimana bentuk feses (tinja) berubah menjadi lunak atau cair, atau
frekuensinya yang bertambah menjadi lebih dari tiga kali dalam sehari.Bila hal ini
terjadi maka tubuh anak akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan
dehidrasi.Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat
membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang tua. Diare ini bisa
menyebapkan beberapa komplikasi,yaitu dehidrasi, renjatan hivopolemik, kejang,
nbakterimia, mal nutrisi,hipoglikemia,intoleransi skunder akibat kerusakan mukosa
usus.
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai0. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
19i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian .............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diare ................................................................................3
2.2 Etiologi Diare .....................................................................................3
2.3 Patogenesis .........................................................................................4
2.4 Patofisiologi ........................................................................................4
2.5 Faktor-faktor Penyebab DIare ............................................................6
2.6 Tanda-tanda Penyakit Diare ...............................................................7
2.7 Deraja Dehidrasi ................................................................................9
2.8 Komplikasi ........................................................................................10
2.9 Cara Penularan Diare .........................................................................11
2.10 Pencegahan Penyakit Diare ................................................................11
2.11 Penatalaksanaan ..................................................................................12
2.12 Cara Pencegahan Diare .......................................................................14
2.13 Cara Penanggulangan Diare ...............................................................15
20
ii
MAKALAH
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
21