Anda di halaman 1dari 9

1

EVALUASI KINERJA PENGOPERASIAN ANGKUTAN PENGUMPAN


(FEEDER) TRANS SARBAGITA TP 02 KOTA DENPASAR

Dewa Ayu Nyoman Sriastuti 1), Ni Komang Armaeni 1)


1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

ABSTRAK

Denpasar sebagai ibukota Propinsi Bali menjadi pusat segala sektor kehidupan yang
mengundang minat masyarakat luar kota untuk turut menikmati segala fasilitas dan
kemudahan yang ada baik untuk tujuan mencari pengidupan maupun untuk tujuan lain seperti
melanjutkan pendidikan, rekreasi dan sebagainya. Untuk mengatasi permasalahan terpusatnya
peningkatan jumlah kependudukan di kota Denpasar, Pemerintah Provinsi Bali telah
menyediakan transportasi publik Trans Sarbagita yang merupakan program penataan
angkutan umum di wilayah penyangga kota Denpasar yaitu Badung, Gianyar dan Tabanan.
Transportasi publik Trans Sarbagita Sarbagita direncanakan beroperasi secara bertahap,
dimana salah satu trayek yang sudah beroperasi sejak tahun 2012 adalah Koridor I trayek
GOR Ngurah Rai – GWK dengan beberapa trayek cabang/pengumpan (feeder) di masing-
masing kabupaten dan kota. Trayek cabang/pengumpan (feeder) merupakan trayek pendukung
trayek utama yang dilayanan oleh angkutan pengumpan (feeder). Angkutan pengumpan
(feeder) adalah angkutan yang bertugas mengumpulkan penumpang untuk disalurkan khusus
ke angkutan trayek tertentu.
Di kota Denpasar terdapat empat trayek cabang/pengumpan (feeder) yang melayani
beberapa rute di kota Denpasar, diantaranya adalah angkutan pengumpan (feeder) Trans
SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar. .Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja
pengoperasia angkutan pengumpan (feeder) Trans SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar
berdasarkan Standar Departemen Perhubungan. Metode pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan melalui pengumpulan data pada instansi terkait dan survai langsung dilapangan.
Berdasarkan hasil analisis evaluasi kinerja pengoperasian angkutan pengumpan
(feeder) Trans SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar yang meliputi indikator waktu tempuh,
kecepatan, waktu antara dan faktor muat diperoleh indikator waktu tempuh dan kecepatan
memenuhi syarat standar kualitas pelayanan angkutan umum sedangkan indikator waktu
antara dan faktor muat tidak memenuhi syarat standar kualitas pelayanan angkutan umum.

Kata kunci: Trans SARBAGITA, Kinerja, Evaluasi.

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN: 2303-2693


2

1 PENDAHULUAN kependudukan di kota Denpasar, Pemerintah


1.1 Latar Belakang Provinsi Bali telah menyediakan transportasi
publik Trans Sarbagita yang merupakan
Permasalahan transportasi merupakan
program penataan angkutan umum di
salah satu permasalahan krusial yang perlu
wilayah penyangga kota Denpasar yaitu
mendapat suatu solusi yang tepat khususnya
Badung, Gianyar dan Tabanan. Transportasi
di wilayah perkotaan. Permasalahan dibidang
publik Trans Sarbagita Sarbagita
transportasi ini akan berpengaruh terhadap
direncanakan beroperasi secara bertahap,
berbagai sektor lain baik menyangkut
dimana salah satu trayek yang sudah
prasarana maupun sarana pendukungnya.
beroperasi sejak tahun 2012 adalah Koridor I
Bagian dari permasalahan tranportasi saat ini
trayek GOR Ngurah Rai – GWK dengan
adalah pengaturan angkutan penumpang
beberapa trayek cabang/pengumpan (feeder)
yang semakin tahun semakin meningkat.
di masing-masing kabupaten kota.
Peningkatn angkutan penumpang tidak
terlepas dari peningkatan berbagai sektor Trayek cabang/pengumpan/feeder
kehidupan masyarakat terutama tingkat merupakan trayek pendukung trayek utama
pendapatan masyarakat yang secara langsung yang dilayanan oleh angkutan pengumpan
akan berpengaruh terhadap peningkatan (feeder). Angkutan pengumpan (feeder)
aktifitas seperti bisnis, sekolah, belanja, adalah angkutan yang bertugas
rekreasi dan sebagainya. Berbagai aktifitas mengumpulkan penumpang untuk disalurkan
tersebut tentunya menggunakan moda khusus ke angkutan trayek tertentu.
transportasi yang sesuai dengan tingkat Di kota Denpasar terdapat empat trayek
kehidupan masyarakat.Dewasa ini cabang/pengumpan (feeder) yang melayani
masyarakat perkotaan cenderung beberapa rute di kota Denpasar, diantaranya
menggunakan angkutan pribadi sebagai adalah angkutan pengumpan (feeder) Trans
moda transportasi dibandingkan dengan SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar.
moda angkutan umum. Hal ini tidak bisa Berdasarkan survai pendahuluan yang
dipungkiri karena angkutan umum belum dilakukan bahwa umumnya angkutan
mampu memberikan pelayanan seperti apa pengumpan (feeder) Trans SARBAGITA
yang dirasakan masyarakat jika sering kosong dan kursi hanya terisi beberapa
menggunakan angkuatan pribadi. Salah satu saja setiap harinya, waktu kedatangan bus
faktor penyebab kurangnya kualitas berikutnya cukup lama, waktu tunggu
pelayanan angkutan umum adalah belum penmpang cukup lama dan kecepatan
optimalnya manajemen pengelolaan perjalanan juga rendah. Hal ini menunjukkna
penoperasian angkuatan umum terutama operasional kinerja angkuatan pengumpan
keseimbangan manfaat yang dirasakan oleh (feeder) Trans SARBAGITA masih kurang
masyarakat sebagai pengguna jasa maupun sehingga perlu kiranya dilakukan penelitian
operator sebagai pengelola baik secara untuk mengevaluasi kinerja operasional
ekonomi maupun secara finansial. Denpasar angkutan pengumpan (feeder) Trans
sebagai ibukota Propinsi Bali menjadi pusat SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar.
segala sektor kehidupan yang mengundang
minat masyarakat luar kota untuk turut 1.2 Rumusan Masalah
menikmati segala fasilitas dan kemudahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang
yang ada baik untuk tujuan mencari
maka dapat dirumuskan permasalahan pada
pengidupan maupun untuk tujuan lain seperti
penelitian ini adalah “Bagaimanakah kinerja
melanjutkan pendidikan, rekreasi dan
pengoperasia angkutan pengumpan (feeder)
sebagainya. Untuk mengatasi permasalahan
Trans SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar?
terpusatnya peningkatan jumlah

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN: 2303-2693


3

1.3 Tujuan Kegiatan manusia yang berbagai macam


Berdasarkan perumusan masalah diatas, menyebabkan mereka saling berhubungan.
maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk itu diperlukan alat penghubung. Salah
mengevaluasi kinerja pengoperasia angkutan satu diantaranya dan yang paling tua adalah
pengumpan (feeder) Trans SARBAGITA TP angkutan. Angkutan penumpang umum
02 Kota Denpasar. adalah setiap kendaraan yang dioperasikan
untuk melayani penumpang dalam
1.4 Manfaat melakukan perjalanan.Jenis angkutan pada
umumnya merupakan jenis angkutan yang
Manfaat yang diharapkan dari penelitian pelayanannya mengikuti lintas tetap.
ini adalah: Perencanaan angkutan yang kurang baik
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat menghasilkan kesemrawutan lalu
menjadi masukan bagi UPT lintas. Perencanaan angkutan itu sendiri
SARBAGITA selaku pengelola dapat didefinisikan sebagai proses yang
angkutan umum Trans tujuannya mengembangkan sistem angkutan
SARBAGITA. yang memungkinkan manusia dan barang
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan dapat bergerak cepat, aman, murah dan
sebagai pedoman oleh peneliti lain nyaman. Sistem (Tamin, 1997).
yang berminat melakukan penelitian
yang sejenis. 2.2 Standar Kualitas Pelayanan Angkutan
umum
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Parameter yang menentukan kualitas
Mengingat keterbatasan waktu, dana dan pelayanan angkut umum mengacu pada
tenaga, maka terdapat beberapa hal yang pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan
dibatasi dalam penelitian ini antara lain: Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan
1. Wilayah Studi dilakukan pada rute Dalam Trayek Tetap dan Teratur, Direktur
angkutan pengumpan (feeder) Trans Jenderal Perhubungan Darat, Departemen
SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar. Perhubungan tahun 2002 seperti yang terlihat
2. Evaluasi mengacu pada peraturan pada Tabel 1.
Direktorat Jenderal Perhubungan Kualitas pelayanan angkutan umum
Darat SK.687/AJ.206/DRJD/2002 ditunjukkan oleh kinerja angkutan umum itu
“Pedoman Teknis Penyelenggaraan sendiri, untuk perlu adanya indikator yang
Angkutan Penumpang Umum di mengatur kinerja angkutan umum.(Analisis
Wilayah Perkotaan dalam Trayek kinerja operasional Direktur Jenderal
Tetap dan Teratur” Direktorat Perhubungan Darat 2002) antara lain:
Jenderal Perhubungan Darat, meliputi
1. Waktu tempuh (Travel Time)
Faktor muat (load factor), waktu Waktu yang digunakan oleh
antara (Headway), kecepatan dan kendaraan untuk melewati suatu rute
waktu tempuh (Travel Time). tertentu atau lama perjalanan ke dan dari
tempat tujuan setiap harinya, termaksud
2 STUDI PUSTAKA waktu berhenti untuk menaikkan dan
2.1 Transportasi menurunkan penumpang dan
Transportasi dapat didefinisikan sebagai perlambatan karena hambatan di jalan.
suatu proses pergerakan atau perpindahan Besar waktu tempuh yang ideal adalah
orang atau barang dari suatu tempat ke antara 1-1,5 jam.Biasanya waktu operasi
tempat lain dengan menggunakan suatu diperoleh berdasarkan dari hasil survai di
sistem tertentu untuk tujuan tertentu. lapangan.

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN: 2303-2693


4

Tabel 1. Parameter Kualitas Pelayanan Angkut lalu lintas. Berikut rumus yang dapa
ASPEK PARAMETER STANDART digunakan untuk menghitung headway:
Waktu Jumlah waktu tunggu
Tunggu penumpang menunggu H= ................................ (1)
angkutan di
pemberhentian (Menit) Keterangan :
- Rata – rata 5 – 10
- Maksimum 10 -20 H = Headway
Jarak Jarak perjalanan menuju P = Jumlah penumpang per jam
Perjalanan rute angkutan kota
Menuju Rute (meter) pada seksi terpadat
Angkutan - Rata – rata 300 – 500 C = Kapasitas kendaraan
Kota - Maksimum 500 – 1000
Pergantian Frekwensi penumpang LF = Faktor muat, diambil 70%
Rute dan yang berganti moda (pada kondisi dinamis)
moda dalam perjalanan dari/ke
perjalanan tempat tujuan (kali)
Adapun dalam menentukan headway
- Rata – rata 0–1 optimum dari suatu sistem angkutan
- Maksimum 2 pada suatu koridor perlu
Waktu Jumlah waktu yang
Perjalanan / diperlukan dalam dipertimbangkan beberapa hal berikut:
Waktu perjalanan setiap hari ke
tempuh dan dari tempat tujuan
a. Ketersediaan armada yang dapat
(jam) disuplai untuk memenuhi demand
- Rata – rata 1,0 – 1,5 penumpang.
- Maksimum 2–3
Waktu antara Waktu antara kendaraan b. Waktu perjalanan.
(Headway ) (menit) c. Waktu tunggu yang dapat
- headway ideal 5 – 10
- headway 2–5 diterima penumpang.
Maksimum d. Tingkat keuntungan yang akan
Kecepatan Berdasarkan kelas jalan diperoleh.
(km/jam)
- Kelas I 30
- Kelas II 30 3. Kecepatan
- Kelas III A 20 – 40 Kecepatan perjalanan adalah
- Kelas III B 20 kecepatan rata-rata melakukan
- Kelas III C 10 – 20
Berdasarkan jenis trayek perjalanan yang ditempuh oleh angkutan
(km/jam) penumpang umum (km/jam).Kecepatan
- Utama 30
- Cabang 20 dibedakan menurut kondisi lalu
- Ranting 10 lintas.Kecepatan perjalanan untuk daerah
- Langsung 30
Faktor Muat Perbandingan antara 70%
yang lenggang.Kecepatan perjalanan
kapasitas terjual dan pada daerah padat lebih rendah dari
kapasitas tersedia untuk daerah yang lenggang. Kecepatan rata-
satu perjalanan (%)
Sumber: Departemen Perhubungan No. rata kendaraan dipengaruhi faktor-faktor
687/AJ.206/DRDJ/2002 sebagai berikut:
a. Jarak pemberhentian,
2. Waktu antara (Headway) b. Jumlah penumpang per trip
Waktu antara (headway) adalah jarak (perjalanan),
waktu antar kendaraan pada jalur suatu c. Waktu naik dan turun rata-rata
jalan yang sama. Semakin kecil nilai penumpang,
headway menunjukkan frekwensi d. Keadaan jalan,
kendaraan semakin tinggi sehingga akan e. Prilaku pengemudi,
menyebabkan waktu tunggu yang f. Banyaknya tanjakan,
rendah, ini merupakan kondisi yang g. Kemacetan lalu lintas.
menguntungkan bagi penumpang, namun Adapun besarnya kecepatan dapat
disisi lain akan mengakibatkan gangguan dihitung dengan formula:

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN: 2303-2693


5

penumpang, serta pada tingkat ini


V= ......................................... (2) kesesakan penumpang di dalam
Dimana: kendaraan masih dapat diterima. Pada
jam-jam sibuk nilai faktor muat bisa
V = Kecepatan (km/jam) melebihi batas-batas yang diinginkan
J = Jarak rute angkutan umum sehingga tingkat pelayanan harus
(km) ditingkatkan agar tidak terjadi
T = Waktu tempuh angkutan perpindahan moda yang dikarenakan
umum (jam) adanya kesan buruk.
Sedangkan menurut Hobbs (1995)
yang dikutip dari Skripsi UNS, Adapun faktor beban ini dapat
Muhamad Nur Aziz (2011) Kecepatan dihitung dengan untuk mengetahui
adalah laju perjalanan yang biasanya besaran nilai faktor muat dapat
dinyatkan dalam km/jam. Klasifikasi digunakan rumus sebagai berikut :
kecepatan antara lain:
LF = X 100% ..................... (3)
a. Kecepatan setempat (Spot Speed)
adalah kecepatan kendaraan pada Dengan:
suatu saat diukur dari suatu
LF : Faktor muatan dinamis (Load
tempat yang ditentukan.
factor).
b. Kecepatan bergerak (Running
JP : Jumlah penumpang per
Speed) adalah kecepatan
kendaraan umum.
kendaraan rata-rata pada suatu
C : Kapasitas penumpang per
jalur pada saat kendaraan
kendaraan.
bergerak (tidak termaksud waktu
berhenti) yang didapat dengan
2.3 Kapasitas
membagi panjang jalur yang
ditempuh dengan waktu Kapasitas kendaraan menurut Direktorat
kendaraan bergerak menepuh Jendral Perhubungan Darat (2002), Kapasitas
jalur tertentu. kendaraan adalah daya muat penumpang
c. Kecepatan perjalanan (Jeouney pada setiap kendaraan angkutan umum, baik
Speed) adalah kecepatan efektf yang duduk maupun yang berdiri.Daya muat
kendaraan yang sedang dalam tiap jenis angkutan umum dapat dilihat pada
perjalanan antara dua tempat. Tabel 2.
Yang merupakan jarak antara dua
Tabel 2. Daya Muat Tiap Jenis Angkutan
tempat dibagi dengan lama waktu
bagi kendaraan untuk Jenis Angkutan Kapasitas
menyelesaikan perjalanan antara Total
dua temat tersebut. Mobil Penumpang Umum 8
Bis Kecil 14
4. Faktor Muat (Load factor)
Bis Sedang 30
Kemampuan operasional kendaraan
Bis besar lantai tunggal 79
pada suatu rute dikaitkan dengan
Bis besar lantai ganda 120
kesesuaian antara penyediaan (supply)
dan permintaan (demand), dinyatakan Sumber: Departemen Perhubungan No.
687/AJ.206/DRDJ/2002
sebagai faktor muat (load factor).
Nilai faktor muat adalah 70% (0,7)
dan terdapat cadangan 30% untuk
mengakomodasi kemungkinan lonjakan

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN: 2303-2693


6

2.4 Trayek/Rute pengawasan kendaraan yang


Trayek/rute angkutan umum dioperasikan.
didefinisikan sebagai tempat-tempat dimana c. Melayani angkutan pada kawasan
angkutan umum secara tetap melayani pendukung, antar kawasan
penumpang yaitu dengan menaikkan dan pendukung dan pemukiman.
menurunkannya (Departemen Perhubungan, d. Pelayanan angkutan umum secara
1996). terus menerus serta berhenti pada
tempat-tempat untuk menaikkun
Suatu trayek/rute biasanya merupakan
dan menurunkan penumpang
satu lintasan tetap dari angkutan umum yang
yang telah ditetapkan untuk
melewati beberapa daerah, dimana angkutan
angkutan kota.
umum secara rutin melayani calon
3. Trayek Ranting
penumpang dan dilain pihak calon
a. Tidak mempunyai jadwal tetap.
penumpang menggunakan angkutan pada
b. Pelayanan angkutan umum secara
rute-rute tersebut.
terus menerus, berhenti pada
Trayek/rute angkutan umum biasanya tempat-tempat untuk menaikkan
ditempatkan pada lokasi yang diperkirakan dan menurunkan penumpang
ada calon penumpang yang telah ditetapkan untuk
Dalam penyusunan jaringan trayek atau angkutan kota.
rute, klasifikasi trayek yang terdapat dalam c. Melayani angkutan dalam
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : kawasan pemukiman.
KM 35 Tahun 2003, Bab III, Bagian Kelima, 4. Trayek Langsung
Pasal 20, tentang angkutan kota yaitu : a. Mempunyai jadwal tetap,
1. Trayek Utama sebagaimana tercantum dalam
a. Mempunyai jadwal tetap, jam perjalanan pada kartu
sebagaimana tercantum dalam pengawasan kendaraan yang
jam perjalanan pada kartu dioperasikan.
pengawasan kendaraan yang b. Pelayanan angkutan umum secara
dioperasikan. terus menerus, berhenti pada
b. Melayani antar kawasan utama, tempat-tempat untuk menaikkan
antara kawasan utama dan dan menurunkan penumpang
pendukung dengan ciri yang telah ditetapkan untuk
melakukan perjalanan ulang alik angkutan kota.
secara tetap. c. Melayani antar kawasan utama
c. Pelayanan angkutan umum secara dengan kawasan pendukung dan
terus menerus serta berhenti pada kawasan pemukiman.
tempat-tempat untuk menaikkan 3 METODOLOGI
dan menurunkan penumpang
3.1 Lokasi Penelitian
yang telah ditetapkan untuk
angkutan kota. Lokasi penelitian ini lakukan pada rute
2. Trayek Cabang angkutan pengumpan (feeder) Trans
a. Berfungsi sebagai trayek SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar, rute
penunjang terhadap trayek utama. Matahari Terbit-Bypass Ngurah Rai - D.
b. Mempunyai jadwal tetap Buyan - Tk.Bilok - Tk.Balian - Tk.Yeh Aya,
sebagaimana tercantum dalam Waturenggong - P.Nias - P.Bali - P.Lombok-
jam perjalanan pada kartu Komodo – Tarakan - SP-6 - P.Kawe - Satelit-
Nusa Penida - P.Lombok - P.Bali - P.Nias –
Diponegoro - Serma Made Oka - Serma

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN: 2303-2693


7

Made Pil - Serma Mendra – Sudirma – 3.3 Alur Pikir Penelitian


Waturenggong - Tk. Yeh Aya - Tk.Balian- Alur piker penelitian dapat dilihat pada
Tk.Bilok - D. Buyan - Bypass Ngurah Rai- gambar di bawah ini:
Matahari Terbit.

3.2 Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan pada hari Senin,
Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu di bulan
Desember 2015.

Start

Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Survai Pendahuluan

Pelaksanaan Survai & Pengumpulan Data

Data Primer Data Skunder


 Waktu Antara Armada(Headway)  Peta Trayek
 Waktu Tempuh Perjalanan (Travel
 Rute (Jaringan Perjalanan bus)
Time)
 Faktor Muat  Kapasitas Kendaraan
 Kecepatan Perjalanan  Faktor maut, waktu antara kendaraan,
waktu tempuh, kecepatan tahun 2011
- 2015

Analisis Kinerja

TidTidak Metode Dep. Perhubungan


Tidak

Waktu
Tempuh(Trave
l Time) Waktu Antara Kecepatan Faktor Muat
Kendaraan
``` Trayek Utama (Load Factor)
Maksimum 3
(headway) dengan Bus
jam Maksimum 5 sedang ≥ 20 = 70%
menit Km/jam

Ya Ya Ya Ya

Kesimpulan & Saran

Selesai

Gambar 1. Alur Pikir Penelitian

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN: 2303-2693


8

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.3 Waktu Antara (Headway)


Data Waktu Antara diperoleh dari data
4.1 Waktu Tempuh (Travel Time) operasional angkutan pengumpan (feeder)
Data waktu tempuh diperoleh dari data Trans SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar
operasional angkutan pengumpan (feeder) bulan Desember tahun 2015, seperti pada
Trans SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar tabel berikut:
bulan Desember tahun 2015, seperti pada
tabel berikut: Tabel 5. Waktu Antara
Waktu Antara (Menit)
Tabel 3. Waktu Tempuh
Senin Rabu Kamis Jumat Sabtu
Waktu Tempuh (menit) Tahun 2015
15 15 15 18 16
Senin Rabu Kamis Jumat Sabtu
15 16 16 16 15
62 61 65 60 60
16 16 15 18 16
62 58 69 60 59
15 15 15 16 15
64 60 61 59 60
16 16 16 16 16
65 63 63 59 61
Sumber: Hasil Analisis, 2016
61,16 55,67 63,42 60,17 60,50
Sumber: Hasil Analisis, 2016 Berdasarkan hasil analisis pada tabel
diatas Waktu antara rata-rata adalah 16
Berdasarkan hasil analisis pada tabel di menit.
atas maka waktu tempuh rata-rata adalah
60,18 menit. 4.4 Faktor Muat
Data Faktor Muat diperoleh dari data
4.2 Kecepatan Perjalanan operasional angkutan pengumpan (feeder)
Data Kecepatan Perjalanan diperoleh Trans SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar
dari data operasional angkutan pengumpan bulan Desember tahun 2015, seperti pada
(feeder) Trans SARBAGITA TP 02 Kota tabel berikut:
Denpasar bulan Desember tahun 2015,
seperti pada tabel berikut: Tabel 6. Faktor Muat
Faktor Muat (%)
Tabel 4. Kecepatan Perjalanan
Senin Rabu Kamis Jumat Sabtu
Kecepatan (km/jam)
30 35 35 38 35
Senin Rabu Kamis Jumat Sabtu
35 34 29 32 33
36.13 37.23 36.67 36.69 37.66
30 35 37 38 34
36.15 37.18 36.67 37.43 37.23
36 34 36 35 42
37.23 36.23 37.13 37.28 37.63
31 33 34 34 37
36.61 37.61 37.13 37.19 38.13
Sumber: Hasil Analisis, 2016
36.53 36,81 36.96 37.59 34,28
Sumber: Hasil Analisis, 2016 Berdasarkan hasil analisis pada tabel
diatas maka Faktor muat rata-rata adalah
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 34%.
diatas maka Kecepatan perjalanan rata-rata
adalah 36,44 km/jam.

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN: 2303-2693


9

4.5 Kinerja Pengoperasian Angkutan 2. Berdasarkan Nilai faktor muat, maka


Pengumpan/Feeder perlu kiranya dilakukan langkah –
Kinerja pengoperasian angkutan langkah peningkatan pelayanan,
pengumpan/feeder bus Trans SARBAGITA seperti mengatur jadwal
TP 02 Kota Denpasar seperti yang disajikan keberangkatan, mengatur rute yang
pada tabel dibawah ini: dilalui berdasarkan jumlah
permintaan.
Tabel 7. Kinerja Pengoperasian 3. Perlu adanya regulasi dari
Standar
Pemerintah untuk mendorong
Hasil penggunaan angkutan umum
Indikator Departemen Ket.
Analisis
Perhubungan daripada angkuatan pribadi.
Waktu
Tempuh 60,18 Maksimum3 Memenuhi
(Travel menit jam syarat 6 DAFTAR PUSTAKA
Time)
Kecepatan 36,44 Memenuhi
Arikunto, Suharsono. 2006. Metodologi
≥ 20 km/jam
Perjalanan km/jam syarat Peneltian. Jakarta: Bina Aksara.
Waktu Tidak Damarjati,
Maksimum 5
antara 16 menit memenuhi Departemen Perhubungan. 1996. Pedoman
menit
(Headway) syarat
Teknis Penyelenggaraan Angkutan
Faktor Muat Tidak
(Load 34 % 70 % memenuhi Penumpang Umum di Wilayah
Factor) syarat Perkotaan dalam Trayek Tetap dan
Sumber: Hasil Analisis, 2016 Teratur, Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat, Jakarta.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
5 SIMPULAN DAN SARAN SK.687/AJ.206/DRJD/2002.Pedom
5.1 Simpulan an Teknis Penyelenggaraan
Angkutan Umum Di Wilayah
Berdasarkan hasil analisis evaluasi
Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan
kinerja pengoperasian angkutan pengumpan
Teratur, Direktorat Jenderal
(feeder) Trans SARBAGITA TP 02 Kota
Perhubungan Darat, Jakarta.
Denpasar yang meliputi indikator waktu
Departemen Perhubungan. 2003. Keputusan
tempuh, kecepatan, waktu antara dan faktor
Menteri Perhubungan Nomor: KM
muat diperoleh indikator waktu tempuh dan
35 Tahun 2003 tentang
kecepatan memenuhi syarat standar kualitas
Penyelenggaraan Angkutan Orang
pelayanan angkutan umum sedangkan
di Jalan Dengan Kendaraan Umum,
indikator waktu antara dan faktor muat tidak
Departemen Perhubungan Republik
memenuhi syarat standar kualitas pelayanan
Indonesia, Jakarta.
angkutan umum.
Tamin, OZ. 2000. Perencanaan dan
Permodelan Transportasi. ITB.
5.2 Saran
Bandung
1. Berdasarkan Waktu antara (headway)
maka dapat disarankan hendaknya
rute yang dilalui trayek angkutan
pengumpan (feeder) Trans
SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar
di tinjau kembali sehingga waktu
tempuh bisa lebih kecil dari yang ada
saat ini.

PADURAKSA, Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN: 2303-2693

Anda mungkin juga menyukai