Anda di halaman 1dari 6

JOM Vol 2 No 1, Januari 2015

PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN


INTENSITAS NYERI PADA PERAWAT YANG MENDERITA
LOW BACK PAIN (LBP)

Wiwit Nurdiati¹, Gamya Tri Utami², Sri Utami³

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau1


Departemen Keperawatan Komunitas Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau2
Departemen Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau3

Email: Wiwit_nurdiati14@yahoo.com

Abstract
This study aimed to determine the effect of stretching exercises to decrease pain intensity on a nurse who suffered from
LBP . This study used a quasi experiment research design with pretest - posttest control group. The number of samples
taken is 30 people and is divided into 2 groups: 15 in the experimental group and 15 control group . Nurse pain
intensity was measured using observation sheet Numeric Rating Scale ( NRC ). Analysis of the research is the analysis
of univariate and bivariate . Based on the results of independent t-test showed a significant difference in pain intensity
after the LBP given stretching exercises with a p value of 0.000 ( p < 0.05 ), so in this study showed that there was an
effect of stretching exercises to decrease the intensity of pain in nurses suffering from LBP .

Keywords: LBP, nurses, pain, streching exercises

PENDAHULUAN dari 80 makalah tentang LBP pada perawat,


setiap tahun angka kejadian LBP di dunia
Low Back Pain (LBP) atau nyeri antara 40%-50%. Sementara itu tinjauan dari
punggung bawah adalah sindroma klinik yang berbagai penelitian yang dilakukan di Italia
ditandai dengan gejala utama nyeri atau menunjukkan prevalensi LBP dalam waktu 12
perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang bulan antara 33%-86% terjadi pada perawat di
punggung bagian bawah (Sunarto, 2005). LBP Italia. Prevalensi lebih tinggi melaporkan
disebabkan oleh berbagai penyakit dan bahwa dari penelitian yang dilakukan di Turki
aktivitas tubuh yang kurang baik (Hartiyah, didapatkan angka kejadian LBP pada perawat
2008). Rasa nyeri yang dirasakan pasien LBP antara 62%-88% (Karahan, 2009).
bersumber dari tulang belakang daerah spinal Perawat merupakan tenaga kesehatan
(punggung bawah), otot dan saraf di sekitar yang berhubungan langsung dengan pasien.
daerah tersebut (Suma’mur, 2009). Salah satu intervensi yang sering dilakukan
Hasil studi Depkes tentang profil perawat adalah memobilisasi pasien, seperti
masalah kesehatan di Indonesia menunjukkan mengangkat, mendorong, serta memindahkan
bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pasien. Posisi yang salah atau tidak ergonomis
pekerja berhubungan dengan pekerjaannya. dalam melakukan pekerjaan sering
Menurut studi yang dilakukan terhadap 9.482 menimbulkan ketidaknyamanan, dan kondisi
pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia, yang sering dikeluhkan adalah LBP (Karahan,
gangguan kesehatan yang dialami pekerja 2009).
umumnya penyakit musculoskeletal (16%), Manusia dalam menjalankan
Kardiovaskuler (8%), gangguan syaraf (6%), pekerjaannya dipengaruhi oleh berbagai
gangguan pernafasan (3%), dan gangguan faktor, ada yang bersifat menguntungkan
THT (1,5%) (Depkes RI, 2006). maupun yang merugikan yang dapat
Dalam penelitian Engels (1996) menyebabkan penyakit akibat kerja seperti
didapatkan bahwa berdasarkan tinjauan lebih LBP. Faktor tersebut antara lain adalah faktor
600
JOM Vol 2 No 1, Januari 2015

fisiologis, faktor usia, dan faktor aktivitas Kerja (K3) Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru
(Karahan, 2009). pada tahun 2014, terdapat 39 orang perawat
Secara teori didapatkan bahwa posisi (19,5%) dari total 200 orang perawat yang
tubuh dan cara kerja yang tidak benar atau berada di beberapa bagian ruang pelayanan di
melebihi kemampuan merupakan salah satu Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru yang
penyebab LBP (Suma’mur, 2009). Posisi menderita LBP. Jumlah tersebut meliputi
duduk yang tidak ergonomis akan ruangan Instalasi Rawat Darurat/IGD sebesar
menimbulkan kontraksi otot-otot punggung (5%), bedah sentral sebesar (5%), ruang Cath
secara isometris (melawan tahanan) pada otot- Lab dan Hemodialisa sebesar (5,5%), ruang
otot utama yang terlibat dalam pekerjaan. Bedah sebesar (2%), ruang Internis sebesar
Otot-otot punggung akan bekerja keras (1,5%) dan ruang Endoscopy sebesar (1,5%),
menahan beban anggota gerak atas, akibatnya (K3 Rumah Sakit Awal Bros, 2014).
beban kerja bertumpu di daerah pinggang Berdasarkan hasil survei yang dilakukan
sebagai penahan beban utama sehingga akan pada bulan Agustus 2014 terhadap 15 orang
mudah mengalami kelelahan dan selanjutnya perawat yang menderita LBP di Rumah Sakit
akan terjadi nyeri pada otot punggung bawah Awal Bros Pekanbaru yang dilakukan dengan
(Risyanto, 2008). wawancara dan observasi, penulis
Hal-hal tersebut yang dapat mendapatkan nyeri yang dirasakan perawat
menyebabkan munculnya rasa nyeri terutama adalah pada punggung bawah dan keluhan lain
pada daerah tulang belakang bagian bawah. yang dirasakan seperti pegal pada tangan, kaki,
Nyeri merupakan faktor utama yang bahu dan tengkuk dengan skala nyeri 3-4. Hal
menyebabkan seseorang merasakan yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri
ketidaknyamanan dan menghambat adalah saat perpindahan posisi dari duduk ke
kemampuan serta keinginan individu untuk berdiri dan saat melakukan transportasi pasien.
beraktivitas. Kenyamanan merupakan suatu Berdasarkan latar belakang dan
keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar fenomena diatas, peneliti tertarik untuk
manusia. Maka dari itu individu yang melakukan penelitian tentang pengaruh latihan
mengalami nyeri akan berupaya peregangan terhadap penurunan nyeri pada
mengembalikan kenyamanan tersebut dengan perawat yang menderita LBP di rumah sakit
mencari pengobatan dan perawatan kesehatan. Awal Bros Pekanbaru.
Salah satu upaya untuk mengatasi LBP adalah
dengan latihan peregangan (Potter & Perry, TUJUAN
2006). Untuk mengetahui pengaruh pemberian
Dari penelitian Putra (2012) yang latihan peregangan terhadap penurunan
berjudul Pengaruh latihan peregangan terhadap intensitas nyeri pada perawat yang menderita
keluhan nyeri punggung bawah didapatkan LBP di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru.
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
intensitas nyeri punggung bawah posttest MANFAAT PENELITIAN
kelompok perlakuan dengan kelompok Bagi Instansi Kesehatan dapat menjadi
kontrol. Latihan peregangan dapat sumber referensi dalam penanganan segera
meningkatkan sirkulasi darah dan memperkuat bagi karyawan khususnya perawat yang
tulang belakang penderita sehingga menderita LBP tanpa harus mendahulukan
meringankan rasa sakit dengan baik dan obat-obatan ataupun tindakan operasi.
meningkatkan fleksibilitas tulang belakang Bagi Instansi Pendidikan dapat menjadi
(Alter, 2008). Penelitian Dachlan (2009) bahan masukan bagi mahasiswa keperawatan
membuktikan bahwa dengan latihan back khususnya mahasiswa Program studi Ilmu
exercise secara rutin dapat mengurangi Keperawatan Universitas Riau tentang
keluhan nyeri punggung bawah. pemberian latihan peregangan terhadap
Berdasarkan data awal yang diperoleh penurunan intensitas nyeri pada penderita LBP
dari bagian tim Keamanan dan Keselamatan secara nonfarmakologi, serta diharapkan dapat

601
JOM Vol 2 No 1, Januari 2015

menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya Distribusi Frekuensi Responden dan Uji
mengenai LBP. Homogenitas Berdasarkan Umur, Jenis
Kelamin dan lama bekerja

METODE Kelom Kelom Total


Design: Penelitian ini menggunakan pok pok p value
eksperi- kontrol (n=30)
rancangan penelitian Quasi Experiment Karakteristik men (n=15)
dengan rancangan pretest-posttest with control (n=15)
group. rancangan ini melibatkan kelompok N % N % N %
eksperimen dan kelompok kontrol Umur
(perbandingan). Dalam rancangan ini, Dewasa 13 86,7 12 80 25 83,3 0,345
kelompok eksperimen diberi perlakuan awal (<35
sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada tahuh)
Dewasa 2 13,3 3 20 5 16,7
kedua kelompok perlakuan diawali dengan akhir (>35
pretest dan setelah pemberian perlakuan tahuh)
diadakan pengukuran kembali (posttest).
Populasi dan sampel: Populasi pada Jenis Kelamin
penelitian ini adalah semua perawat yang Laki-laki 5 33,3 6 40 11 36,7 0,478
Perempuan 10 66,7 9 60 19 63,3
menderita LBP yang bekerja di bagian
pelayanan di Rumah Sakit Awal Bros Lama bekerja
Pekanbaru yaitu sebanyak 39 orang. Teknik <10 tahun 15 100 15 100 30 100
pengambilan sampel yang digunakan adalah >10 tahun
purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak
30 orang. Sampel yang diambil adalah sampel Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa
yang masuk dalam kriteria inklusi yaitu mayoritas responden pada kelompok
menderita LBP, usia diatas 20 tahun, bekerja eksperimen dan kontrol adalah responden usia
lebih dari 1 tahun, dan tidak sedang dalam dewasa awal umur < 35 tahun (83,3%),
program terapi dan tidak sedang berjenis kelamin perempuan (63,3%) dan
mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri. memiliki lama bekerja <10 tahun (100%).
Instrumen: Instrumen yang digunakan Setelah dilakukan uji homogenitas
dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan uji Levene’s didapatkan
mennggunakan lembar observasi yang terdiri karakteristik jenis kelamin dengan p value
dari intensitas nyeri pretest dan posttest yang 0,478 (p>0,05) dan p value umur 0,345
dilakukan selama 3 kali. (p>0,05) berarti karakteristik jenis kelamin dan
Prosedur: Responden dibagi menjadi umur responden pada kelompok eksperimen
dua kelompok , yaitu kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen.
dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen
mendapat perlakuan latihan peregangan terdiri B. Analisa bivariat
dari 6 gerakan dengan durasi 2-3 menit yang Tabel 2
dilakukan selama 3 kali dalam seminggu. Pada Distribusi Intensitas Nyeri pada Kelompok
kelompok kontrol tidak diberikan latihan Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sebelum
peregangan. Setelah penelitian selesai, Diberikan Latihan Peregangan
kelompok kontrol diberikan latihan
peregangan. Variabel Jumlah Mean SD ρ value
Tingkat
HASIL intensitas nyeri
rata-rata
A. Karakteristik responden sebelum
Tabel 1 diberikan latihan
peregangan
602
JOM Vol 2 No 1, Januari 2015
- Kelompok 15 3,28 0,586 0,247 tidak diberikan latihan peregangan pada
Eksperimen kelompok kontrol.
- Kelompok 15 3,62 0,606
Kontrol

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat rata- Tabel 4


rata (mean) intensitas nyeri sebelum diberikan Perbedaan intensitas nyeri sesudah dilakukan
latihan peregangan pada kelompok eksperimen latihan peregangan pada kelompok
(3,28) dengan standar deviasi 0,586, eksperimen dengan kelompok kontrol
sedangkan kelompok kontrol (3,62) dengan
standar deviasi 0,606. Hasil analisa bivariat p
Variabel Jumlah Mean SD
dengan menggunakan uji Levene’s diperoleh P value
value = 0,247 berarti intensitas nyeri pada Rata-rata
posttest
kelompok eksperimen dan kontrol sebelum
- Kelompok 15 2,593 0,6541 0,000
diberikan latihan peregangan adalah homogen. Eksperimen
- Kelompok 15 3,940 0,5938
Tabel 3 Kontrol
Perbedaan intensitas nyeri sebelum dan
sesudah diberikan latihan peregangan pada Berdasarkan tabel 4 di atas, didapatkan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. mean intensitas nyeri pada kelompok
eksperimen sesudah diberikan intervensi
P value adalah 2,593 dengan standar deviasi 0,6541
Variabel Jumlah Mean SD
sedangkan kelompok kontrol adalah 3,940
Kelompok
eksperimen dengan standar deviasi 0,5938. Dari hasil
- Pretest 15 3,28 0,586 0,003 analisa uji t independen diperoleh p
- Postest 15 2,59 value 0,000 (p<0,05), berarti ada perbedaan
yang signifikan antara intensitas nyeri sesudah
Kelompok diberikan latihan peregangan pada kelompok
kontrol
- Pretest 15 3,62 0,654 0,048 eksperimen dengan intensitas nyeri yang tidak
- Posttest 15 3,94 diberikan latihan peragangan pada kelompok
kontrol.
Berdasarkan tabel 3 di atas didapatkan
0,606
mean intensitas nyeri pada PEMBAHASAN
0,594 kelompok
eksperimen sesudah diberikan latihan 1. Karakteristik responden
peregangan lebih rendah pada saat pretest a. Umur
yaitu 3,28 dengan standar deviasi 0,586 dari Dari hasil penelitian yang dilakukan
pada saat posttest yaitu 2,59 dengan standara pada perawat di Rumah Sakit Awal Bros
deviasi 0,654. Dari hasil analisa menggunakan Pekanbaru didapatkan bahwa penderita LBP
uji t dependen diperoleh p value 0,003 mayoritas berumur kurang dari 35 tahun
(p<0,05) berarti ada perbedaan yang signifikan (83,3%). Menurut Santoso (2004) nyeri
intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan punggung bawah mulai dirasakan pada usia
latihan peregangan pada kelompok 20-40 tahun yang disebabkan oleh faktor
eksperimen. Pada kelompok kontrol sebelum degenerasi dan beban statistik. Umur
dan sesudah yang tidak diberikan latihan merupakan faktor yang mendukung terjadinya
peregangan nilai mean pada pretest yaitu 3,62 LBP. Hal ini disebabkan oleh adanya
dengan standar deviasi 0,606 lebih rendah dari hubungan dari penurunan fungsi diskus
pada posttest yaitu 3,94 dengan standar deviasi invertebralis dan penurunan fungsi kondrosit.
0,594. Dari hasil analisa menggunakan uji Proses penuaan menyebabkan terjadinya
dependen diperoleh P value 0,048 (p<0,05) penurunan kemampuan dalam aktivitas sintesis
berarti ada perbedaan yang signifikan sel yang baru, penurunan kemampuan
intensitas nyeri sebelum dan sesudah yang
603
JOM Vol 2 No 1, Januari 2015

pembentukan matriks dan penurunan kelompok eksperimen yaitu 3,28 dengan


penyampaian sinyal faktor pertumbuhan standar deviasi 0,586 dan sesudah diberikan
seperti IGF, FGF dan TGF-β. Selain itu, proses intervensi latihan peregangan rata-rata
penuaan juga menyebabkan terjadinya intensitas nyeri LBP menurun menjadi 2,59
peningkatan denaturasi dari kolagen sehingga dengan standar deviasi 0,654. Dari hasil
mengakibatkan berkurangnya elastisitas analisa menggunakan uji dependen diperoleh p
kondrosit. value 0,003 (p<0,05) berarti ada perbedaan
b. Jenis kelamin yang signifikan intensitas nyeri sebelum dan
Berdasarkan hasil penelitian yang sesudah diberikan latihan peregangan pada
dilakukan terhadap 30 orang responden, kelompok eksperimen. Sedangkan nilai rata-
diperoleh responden yang berjenis kelamin rata intensitas nyeri LBP sebelum diberikan
perempuan berjumlah 19 orang (63,3%), intervensi latihan peregangan pada kelompok
sedangkan untuk responden yang berjenis kontrol yaitu 3,62 dengan standar deviasi
kelamin laki-laki berjumlah 11 orang (36,7%). 0,606 dan tanpa diberikan intervensi latihan
Faktor jenis kelamin dan hormonal seseorang peregangan rata-rata intensitas nyeri LBP
dapat mempengaruhi timbulnya LBP. Jenis meningkat menjadi 3,94 dengan standar
kelamin perempuan lebih sering mengalami deviasi 0,594. Dari hasil analisa menggunakan
LBP dibandingkan laki-laki karena adanya uji dependen diperoleh p value 0,048 (p<0,05)
faktor dari hormon estrogen. Proses berarti ada perbedaan yang signifikan
kehamilan, penggunaan kontrasepsi, dan intensitas nyeri sebelum dan sesudah yang
menopause yang terjadi pada perempuan tidak diberikan latihan peregangan pada
mempengaruhi peningkatan dan penurunan kelompok kontrol.
kadar estrogen. Peningkatan estrogen pada Nyeri pada punggung bawah
proses kehamilan dan penggunaan kontrasepsi disebabkan oleh peningkatan asam laktat
menyebabkan terjadinya peningkatan hormon didalam otot. Degenerasi dari nukleus yang
relaxin. Meningkatnya hormon relaxin dapat menonjol keluar yang disertai dengan
menyebabkan terjadinya kelemahan pada sendi pembentukan kapur dan peradangan sinovial,
dan ligamen khususnya daerah pinggang kapsul, lordosis bertambah, menyebabkan
(Wijnhoven, 2006). penyempitan foramen intervertebral dan
c. Lama bekerja mengakibatkan penekanan. Penekanan ini
Secara umum LBP terjadi pada perawat akan disampaikan ke saraf motori, sensori, dan
yang bekerja lebih dari 5 tahun. Dari hasil reflek. Saraf tersebut akan melaporkan adanya
penelitian yang didapatkan, seluruh perawat rasa nyeri sehingga otak menangkap rasa nyeri
yang menderita LBP bekerja kurang dari 10 tersebut dan tubuh akan bereaksi atas sensasi
tahun yaitu (100%). Pembebanan otot dan nyeri (Wolf,2000 dalam Sa’adah, 2007).
tulang dalam waktu yang lama mengakibatkan 3. Pengaruh latihan peregangan terhadap
rongga diskus menyempit secara permanen intensitas nyeri LBP pada perawat
dan juga dapat menyebabkan degenerasi Berdasarkan penelitian yang telah
tulang. Hal ini menyebabkan timbulnya LBP. dilakukan pada perawat di Rumah Sakit Awal
Masa kerja menyebabkan beban statis terus- Bros Pekanbaru, pada kelompok eksperimen
menerus apabila pekerja tidak memperhatikan menunjukkan p value (0,000) < α (0,05),
faktor ergonomis (Tarwaka, 2004). artinya ada perbedaan yang signifikan antara
rata-rata intensitas nyeri LBP sesudah
2. Nilai rata-rata tingkat nyeri LBP sebelum diberikan latihan peregangan. latihan
dan sesudah diberikan intervensi pada peregangan dapat membantu meningkatkan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol fleksibilitas otot-otot yang menegang dan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mempengaruhi saraf. Latihan peregangan juga
pada perawat di Rumah Sakit Awal Bros dapat membantu menjaga tubuh tetap sehat
Pekanbaru dapat dilihat nilai rata-rata tingkat dan bugar dalam jangka waktu panjang. Selain
nyeri LBP sebelum diberikan intervensi pada itu latihan ini juga dapat meningkatkan

604
JOM Vol 2 No 1, Januari 2015

sirkulasi darah dan meningkatkan oksigenasi Potter & Perry. (2006). Buku ajar fundamental
sel karena menekankan pada metode Keperawatan vol.2. Jakarta: EGC
mengkontraksikan otot punggung bagian Risyanto. (2008). Pengolahan dan analisa
bawah sehingga otot menjadi rileks dan data kesehatan. Yogyakarta: Nuha
menjadi lebih kuat. Dengan cara latihan Medika
peregangan dapat mengurangi gejala Sa,adah. (2007). Pengaruh latihan streching
kekurangan oksigen sel yang dapat terhadap tingkat nyeri punggung bawah
menyebabkan peningkatan asam laktat yang pada lansia. Jurnal: diakses pada 24
dapat menimbulkan nyeri. November 2014 dari
copertis7.go.id/uploadjurnal/kamidatul
KESIMPULAN DAN SARAN sa,adah.pdf
Berdasarkan hasil penelitian, Santoso, M. (2004). Pengaruh posisi kerja
didapatkan responden rata-rata perempuan terhadap timbulnya nyeri punggung
sebanyak 19 responden yang berusia <35 pada pengrajin rotan di desa Trangsan
tahun dengan lama bekerja <10 tahun. Kabupaten Sukoharjo. Infokes vol.8 no.1
Sementara itu dari hasil pengukuran diperoleh Sunarto. (2005). Latihan pada penderita nyeri
intensitas nyeri LBP setelah dilakukan latihan punggung bawah. Jakarta: Medika
peregangan pada kelompok eksperimen terjadi Jwalita
penurunan sebesar 0,69. Sedangkan intensitas Suma’mur, P. K. (2009). Higiene perusahaan
nyeri LBP pada kelompok kontrol tanpa dan kesehatan kerja. Jakarta: sagung
dilakukan latihan peregangan terjadi Seto
peningkatan nyeri sebesar 0,32. Berdasarkan Tarwaka, BS. (2004). Ergonomi untuk
hasil uji statistik menunjukkan p value 0,000 keselamatan kesehatan kerja dan
(p<0,05) yang menunjukkan adanya pengaruh produktivitas. Surakarta: Uniba press
latihan peregangan terhadap penurunan Wijnhoven, A.H. (2006). Hormonal and
intensitas nyeri pada perawat yang menderita reproductive factors are associated with
LBP. chronic Low Back Pain and chronic
upper extremity pain in women. Diakses
pada 1 februari 2015 dari rivm.
DAFTAR PUSTAKA Openrepository.com.pdf

Alter, M. J. (2008). 300 teknik peregangan


olahraga. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Dachlan, L. M. (2009). Pengaruh back
exercise pada nyeri punggung bawah.
Tesis. diakses pada 29 oktober 2014 dari
http://www.eprints.uns.ac.id
Departemen kesehatan RI. (2006). Glosarium
data dan informasi kesehatan RI. diakses
pada tanggal 7 september 2014 melalui
www.depkes.go.id/download.php
?file/pusdatin/glosarium-2006.pdf
Hidayat, A. A. A. (2012). Metode penelitian
dan teknik analis data. Jakarta: Salemba
medika
Karahan, A., Kav, S. ,Abbasoglu, A., Dogan,
N., (2009). Prevalensi and associated
risk factors among hospital staff. Jurnal:
diakses pada 20 Oktober 2014 melalui
journals.lww.com

605

Anda mungkin juga menyukai