Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dwi Zazua Lestari

N.I.M : 15020074098
Kelas : PB 2015

Petunjuk Pengerjaan Soal : Jawablah soal berikut ini dengan bahasa yang baik dan benar!

1. Bacalah buku cerita rakyat yang menjadi tugas Anda!


A. Catatlah kata-kata sulit yang yang ada dalam buku tersebut (minimal sepuluh) dan
berilah definisinya! (skor: 20)
No Kata Sulit Keterangan
1. Keraton Istana/ Tempat kediaman raja atau Ratu
2. Mangkat Mati/ meninggal dunia
3. Kisanak Kamu
4. Ketimpangan hal yang tidak sebagaimana mestinya;
tidak beres
5. Rupa Wujud; apa yang tampak (kelihatan)
6. Cekatan cepat mengerti, pintar, cerdik
7. Meracik mencampur bahan-bahan untuk dijadikan
jamu (obat)
8. Gemar Suka sekali
9. Santun Halus dan baik
10. Hamba Saya
11. Patih
12. Bangsawan Keturunan orang mulia (terutama raja
dan kerabatnya)
13. Hamparan Bentangan
14. Takhta Kedudukan
15. Memadamkan Mematikan
16. Telungkup Berbaring dengan perut di bawah
17. Lelap Nyenyak
18. Jambangan Tempat untuk menaruh bunga untuk
hiasan; belanga besar
19. Gerabah Alat dapur (untuk memasak dan
sebagainya) yang dibuat dari tanah liat
yang dibakar
20. Adipati Gelar raja muda atau wakil raja
21. Perangai Tingkah laku; kelakuan
22. Kadipaten Daerah yang dikuasai oleh Adipati
23. Telaga Danau
24. Cawan Mangkuk
25. Peraduan Tempat peristirahatan
26. Hardik Perkataan yang keras
27. Umpat Perkataan yang keji; cercaan
28. dibalurkannya Dioleskannya
29. Gontai Lambat dan agak terhuyung-huyung
30. Enyah Pergi
31. Ringkih Lemah
32. Raib Hilang
33. Berserakan Berantakan; terletak tidak beraturan
34. Mendengus Mengeluarkan bunyi seperti lembu,
kerbau, kuda menghembuskan nafas
kuat-kuat
35. Tergeletak Terkapar; terletak begitu saja
36. Keangkuhan Kesombongan
37. menaklukkan Menundukkan; mengalahkan
38. Mantra Perkataan atau ucapan yang memiliki
kekuatan gaib
39. Tekad Kemauan
40. Menyelinap Menyusup
41. Mengintai Mengamati dari jarak jauh
42. Jubah Baju panjang (sampai di bawah lutut)
43. Benang sari Bagian dari bunga yang menghasilkan
serbuk sari
44. Pelataran Halaman rumah
45. Meronta Bergerak sekuat-kuatnya hendak
melepaskan diri
46. Genangan Tempat atau daerah yang berair
47. Melekat Menempel

B. Buatlah rangkuman dari cerita tersebut dengan menyebutkan semua nama tokoh
dengan lengkap (maksimal 200 kata)! (skor 20)

Rangkuman Cerita 1. Nyi Rengganis

Keraton Djamin, di tanah Parahyangan, tinggallah seorang penguasa adil


bijaksana. Ia mempunyai seorang putri yang bernama Nyi Dewi Ratna Rengganis,
atau Nyi Rengganis. Sayang, Sang Ratu meninggal dunia saat melahirkan Nyi
Rengganis. Nyi rengganis pun kemudian hanya diasuh oleh ayahandanya.
Walaupun sudah berlalu, kesedihan raja karena ditinggal Sang ratu belum hilang.
Kesedihan itulah yang membuatnya mengambil keputusan untuk meninggalkan
Keraton agar tidak selalu teringat kepada sang ratu. Rakyat sebenarnya keberatan
dengan keputusan sang raja dan telah disampaikan kepada patih kerajaan. Namun
mereka tetap tidak bisa menghalangi kepergiannya. Raja berpesan kepada
penggantinya, Dinda Karanggana agar mendahulukan kepentingan rakyatnya.
Setelah penyerahan kekuasaan, Raja bersama Nyi Rengganis pergi. Setelah
menempuh perjalanan yang jauh akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan, yakni
Argapura. Di sanalah Raja membesarkan putrinya sambil mendekatkan diri kepada
tuhan, menjadi pertapa. Raja dikenal sebagai Raja Pandita. Nyi Rengganis kecil
akhirnya tumbuh menjadi perempuan yang cantik, santun, berbudi luhur, dan
cekatan. Nyi rengganis juga mahir membuat kerajinan tangan. Namun, sang raja
juga membekali Nyi rengganis dengan ilmu kebatinan untuk melindungi diri dari
bahaya.
Suatu ketika, Nyi Rengganis bersama Si Belang, sahabat lebahnya, terbang
berpetualang jauh dari Padepokan. Sampailah mereka di suatu tempat yang sangat
luas dan indah. Nyi Rengganis penasaran dan menelusuri dalamnya. Setelah
menemukan Taman Banjaransari, Nyi Rengganis mengajak Si Belang pulang.
Rangkuman Cerita 2. Di taman Banjaransari

Raja Pandita merasakan keanehan pada tingkah laku Nyi Rengganis. Raja
heran dengan banyaknya bunga yang diletakkan di beberapa jambangan dalam
rumah. Raja penasaran dari mana Nyi Rengganis mendapatkan bunga-bunga
tersebut, karena bunga-bunga yang diambil bukan jenis bunga sembarangan.
Bunga-bunga tersebut hanya dimiliki oleh para bangsawan. Nyi Rengganis juga
bangun lebih pagi dari biasanya. Setelah menyiapkan makanan, Nyi Rengganis
langsung pergi. Malamnya, ketika Raja Pandita pulang dari hutan, Nyi Rengganis
sudah tidur dan Raja Pandita tidak kuasa membangunkannya. Keadaan itulah yang
menghalangi Raja Pandita berbicara dengan putrinya.
Pada hari ketiga, Raja Pandita akhirnya berkesempatan berbicara dengan
putrinya. Setelah mendengar penjelasan putrinya, Raja tau bahwa Tempat yang
dimaksud putrinya adalah Taman Banjaransari. Raja Pandita kemudian menasihati
putrinya agar tidak pergi kesana lagi, karena taman tersebut milik Raden Iwan
Suwangsa, putra dari Baginda Hamzah yang perangainya sangat buruk. Nyi
Rengganis minta maaf kepada ayahnya. Namun sebenarnya, dalam hati Nyi
Rengganis menyimpan tekad yang kuat untuk ke Taman Banjaransari lagi. Nasihat
sang ayah kemudian diabaikannya, Nyi Rengganis bergegas untuk pergi ke Taman
Banjaransari. Bahkan jika nanti ia harus berhadapan dengan Raden Iman
Suwangsa, akan ia lawan, batin Nyi Rengganis dalam hati.

Rangkuman Cerita 3. Tertangkap Basah

Raden Iman Suwangsa tidak dapat menahan gejolak amarahnya setelah


mengetahui bahwa tamannya rusak dan bunga-bunga cantiknya ada yang mencuri.
Emosinya tambah meledak ketika tak satupun dari prajuritnya tahu siapa
pelakunya. Emosi yang tak terkendali itu sampai membuat Raden Iwan Suwangsa
jatuh pingsan. Raden juga tidak mau makan. Kedua orang tua Raden Iman
Suwangsa, Baginda Hamzah dan Putri Kelas, menjenguk dan menasehati putranya.
Tapi mereka kecewa atas sikap putranya yang kelewat batas karena tidak bisa
mengendalikan amarahnya.
Keesokan harinya, Raden Iwan Suwangsa memutuskan untuk mengintip
taman melalui jendela kamarnya. Raden melihat seorang putri cantik jelita datang
ke taman itu. Nyi Rengganis tidak menyadari bahwa ada beberapa pasang mata
yang mengawasinya. Nyi Rengganis menyukai bunga-bunga itu dan
mengangankan bunga-bunga itu ada di Argapura. Namun, Nyi Rengganis tidak
dapat mencabut tanaman itu, karena Raden Iwan Suwangsa telah memantrainya
agar tidak mudah dimiliki orang lain.
Setelah mengamati Nyi Rengganis beberapa saat, Raden Iman Suwangsa
meminta patihnya, Raden Narpatmaja untuk menanyai putri itu. namun, keinginan
Raden Iwan Suwagsa gagal, karena ketika akan membuka pintu, kaki Rden Atya
terpeleset. Suara jatuh itu terdengat oleh Nyi Rengganis dan Nyi Rengganis
bergegas melesat ke angkasa.

Rangkuman Cerita 4. Tangis Nyi Rengganis

Patih Arya meminta maaf kepada Raden Iman Suwangsa atas


kecerobohannya. Raden menyesal karena tidak sempat mendapatkan si pencuri
bunga. Walaupun telah gagal, Raden Iman Suwangsa masih bersikeras ingin
menangkap si pencuri itu.
Keesokan harinya, Nyi Rengganis datang ke taman itu lagi bersama Si Lebah.
Setibanya di taman, Nyi Rengganis menugaskan Si Lebah untuk memastikan si
pemilik taman sedang ada di dalam atau tidak. Si Lebah menuruti majikannya. Ia
mengintip melalui jendela. Namun ketika melihat bunga segar di dalam rumah,
Lebah tidak langsung melaporkan hasil pengamatannya. Si Lebah malah mencari
celah untuk masuk dan menghisap sari bunganya. Setelah menghisap sari bunga
dan kekenyangan, Si Lebah tertidur.
Tanpa diketahui Nyi Rengganis dan Si lebah, Raden Iman Suwangsa juga
melakukan pengintaian. Raden bersembunyi di lahan bawah tanah yang terhubung
ke Taman. Dengan kekuatannya, Raden mengubah rerumputan menjadi sebuah
jubah untuk menyamar. Nyi Rengganis tertangkap. Nyi Rengganis memohon belas
kasih Raden agar mau melepaskan, namun sia-sia. Raden memerintah agar Nyi
Rengganis dimasukkan ke dalam penjara. Nyi Rengganis menangis, dan air
matanya kemudian menjadi genangan. Penghuni istana sibuk menyelamatkan diri.
Tubuh nyi Rengganis terangkat ke angkasa, tanaman-tanaman tercabut dan
mengikuti arus. Lebah meminta maaf kepada Nyi Rengganis. Kini, banjaransari
pindah ke kaki Gunung Argapura. Banjir di Istana kemudian surut dengan
sendirinya.

C. Buatlah cerita tersebut menjadi sepuluh gambar seri dengan sistematika sebagai
berikut! (skor 40)

No Rencana Gambar Kata/Frasa/Kalimat yang Tertera


1 Tokoh A: Raja NARASI: Di Keraton Djamin, tinggallah seorang
Tokoh B: Patih Kerajaan Raja adil bijaksana yang dicintai rakyatnya.
Namun, raja tersebut kini ingin meninggalkan
kerajaan untuk mengobati kesedihannya.
Kesedihan karena sang Ratu telah meninggal dunia
setelah melahirkan puterinya. Raja ingin
Deskripsi: Raja berbicara mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengasuh
dengan patih kerajaan. Patih putrinya. Melalui patih kerajaan, rakyat
kerajaan menyampaikan menyampaikan keberatan mereka atas keputusan
amanat dari rakyat Raja.

DIALOG:
Patih Kerajaan: “Yang Mulia, hamba
mendapatkan amanat dari rakyat di seluruh
Keraton”
Raja: (sambil memangku bayi mungilnya) “Apa
yang telah mereka amanatkan kepada
kisanak?”.
Patih: “seluruh rakyat keraton merasa keberatan
dengan keputusan Yang Mulia untuk pergi
meninggalkan keraton ini. Ampuni hamba,
Yang Mulia, sesungguhnya yang mereka
takutkan adalah pengganti yang mulia”.
Raja: “mereka takut dengan penggantiku? Apa
yang mereka takutkan?”
Patih: “Benar Yang Mulia. Mereka takut
pengganti yang akan menggantikan Yang
Mulia tidak sebaik Yang Mulia.
Raja: “Patih....”.
Patih: “Ampun Yang Mulia”
Raja: “menurutku, Rakyat Keraton harus
menyadari bahwa tampuk kekuasaan
bukanlah benda yang abadi. Kekuasaan akan
berawal dan berakhir. Aku tidak akan
selamanya memimpin keraton ini. kupikir,
sekarang adalah waktu yang tepat untuk
meninggalkan semua.
Patih: “Yang Mulia, menurut hamba, kesedihan
Yang mulia terlalu berlebihan. Hanya karena
Sang Ratu mangkat, Yang Mulia ingin
melepaskan tahta. Bukankah kepergian Sang
Ratu dapat tergantikan?. Semua demi
kepentingan rakyat Yang Mulia”.
Raja: “Patih, mohon maafkan saya. Sampai
kapan pun, ratu tidak akan tergantikan. Coba
mengertilah, bagaimana saya bisa hidup
tenang dengan putri saya jika setiap sudut
istana ini mengingatkan saya kepada Sang
Ratu. Bagaimana juga saya membiarkan
putri saya tumbuh dengan kerinduan akan
kasih sayang seorang ibu? Tentu ia akan
bertanya dan terus bertanya dimana ibunya.
Dan saya akan kesulitan menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu”.
Patih: “tetapi Yang Mulia ...”.
Raja: “Patih, saya tau kalian ingin menahanku di
sini. Tapi sungguh saya tidak bisa
Patih: “baiklah yang mulia jika itu sudah menjadi
keputusan bulat Yang Mulia”
Raja: “saya akan berbicara dengan penggantiku,
Raden Karanggana, agar selalu
mendahulukan kepentingan rakyat. Dan
setelah pelantikannya nanti, saya dan Nyi
Rengganis, putriku, akan segera
meninggalkan Istana ini”.

2 Setelah penyerahan kekuasaan, Raja: “wahai rakyat yang saya cintai, demikianlah
Raja berpamitan dengan rakyat garis hidup yang telah melenyapkan separoh
keraton hidup saya. Sungguh, sebenarnya saya ingin
mengabdikan seluruh hidup saya demi
Tokoh A: Raja melayani kepentingan kalian. Namun apalah
daya. Saya tidak dapat menyeimbangkan
diri, mengatasi kesedihan saya. Saya
memutuskan untuk pergi dan menenangkan
diri. Meskipun demikian, saya tidak akan
melepaskan kenangan saya bersama rakyat
Keraton Djamin. Saya berdo’a semoga Sang
Hyang selalu mencurahkan kesejahteraan
dan kedamaian di bumi Keraton Djamin”.

Narasi: salam perpisahan itu diakhiri dengan


lambaian tangan Sang Penguasa yang sebelah
tangannya memangku putri kecilnya. Setelah itu,
Raja menaiki kendaraan yang telah dipersiapkan.
3
Raja sampai di tempat tujuan, Narasi: setelah melakukan perjalanan selama
yakni Argapura berhari-hari, akhirnya raja dan Nyi Rengganis
sampai di tempat tujuan, yakni Argapura.
Raja tinggal di lingkungan pertapa. Raja dikenal
sebagai Raja Pandita. Beliau melakukan pertapaan
ketika Nyi Rengganis tertidur.

4 Nyi Rengganis menyiapkan Narasi: setelah beranjak dewasa, Nyi rengganis


makanan dan merebus air berubah menjadi perempuan yang cantik, santun,
untuk sang ayah dan cekatan. Nyi rengganis yang menyiapkan
seluruh keperluan ayahnya. Nyi rengganis juga
gemar menolong orang lain.

5 Nyi rengganis terbang Narasi: raja menyadari bahwa kehidupan putrinya


berpetualang dengan Si Belang dekat sekali dengan marabahaya. Oleh karena itu ia
membekali putrinya dengan ilmu kebatinan. Dan
Tokoh C : Nyi Rengganis pada suatu hari, ketika ia terbang dengan Si belang,
Tohoh D : Si Belang ia melihat sebuah tempat yang sangat luas dan
indah.

Nyi Rengganis: “lihatlah belang, itu ada sebuah


tempat yang sangat luas dan indah. Ayo kita
turun ke tempat itu.
Si Belang: “Baik Putri”
Nyi rengganis: tapi sepertinya tempat itu dijaga
ketat, Belang. Jadi aku akan menggunakan
ilmu yang diberikan Ayah supaya kehadiran
kita tidak terlihat.

Setelah menggunakan ilmu agar kehadirannya


tidak terlihat, Nyi Rengganis berjalan-jalan
mengelilingi tempat itu. setelah sampai di sebuah
taman yang indah, Nyi Rengganis mengajak Si
Belang pulang.

6 Nyi Rengganis dan Si Belang Nyi Rengganis: “Belang, aku suka banget di
pergi ke Taman Banjaransari Taman ini. Bunga-bunganya indah dan
harum.
lagi dan ayahnya mulai Si Belang: “aku juga suka di sini, Putri. Di sini
menaruh curiga banyak benang sari, perutku kenyang”.
Nyi Rengganis: “aku akan memetik beberapa
bunga dari sini, Belang. Bunga-bunga ini
akan kutaruh rumah. Sehingga siapapun
yang lewat depan rumahku akan senang”.

Malamnya, saat sang raja pulang dari hutan, Nyi


Rengganis sudah tertidur. Tapi Sang Raja curiga
dengan bunga-bunga yang ada di beberapa
jambangan dalam rumah.

Raja: “dari mana bunga-bunga ini?. Bunga-bunga


ini bukan jenis bunga sembarangan. Hanya
para bangsawan saja yang biasanya yang
memelihara bunga jenis ini. Ah lebih baik
besok saja kutanya Nyi rengganis dari mana
bunga-bunga ini berasal.

7 Raden Iwan Suwangsa marah Raden Iman. S : “Siapa yang sudah berani mencuri
karena Tamannya rusak dan bunga di tamanku, patih?”
bunga-bunganya dicuri. Patih Arya: “maafkan hamba yang mulia, para
prajurit tidak ada yang tahu siapa yang
Tokoh E: Raden Iman mencuri bunga-bunga di taman”.
Suwangsa Raden Iman. S: “Dasar bodoh. Lalu apa gunanya
Tokoh F: Patih Arya kalian berjaga jika tidak tahu siapa
Tokoh G: Baginda Hamzah pencurinya!
dan Putri Kelas (Orang tua Patih Arya: “pencurinya sangat pintar Yang Mulia.
Raden Iman) Menurut kesaksian prajurit, tidak ada orang
yang melintasi gerbang”.
Raden Iman. S: “aku tidak mau tahu. yang penting
aku tidak rela bunga-bungaku dicuri.

Raja dan Ratu terkejut mendengar suara keras


anaknya. Mereka pun menghampiri anaknya

Baginda Hamzah: “sudahlah anakku, kendalikan


dirimu. Bunga-bunga yang dicuri kan bisa
tumbuh lagi”
Raden Iman: “Tidak bisa ayahanda. Itu bunga-
bungaku. Aku tidak rela siapapun
mencurinya”.

8 Raden Iman Suwangsa Raden Iman. S : “Patih, perintahkan para prajurit


mengintip Si Pencuri dari yang menjaga taman untuk pergi semua.
jendela kamarnya Akan kutangkap sendiri pelakunya”
Patih Arya: “tapi pangeran ...”
Tokoh E: Raden Iman Raden Iman: “turuti saja perintahku Patih Arya!”.
Suwangsa Patih Arya: “baik Pangeran”
Tokoh F: Patih Arya
Setelah semua prajurit meninggalkan taman, Raden
Iman mengintai dari balik jendela. Tak lama
setelah itu, ia melihat seorang putri memasuki
tamannya. Namun rencana akan menangkan sang
Putri gagal ketika Patih Arya terpeleset.

Raden Iman: “Patih Arya, ayo kita keluat


menangkap putri itu”
Patih Arya: “baik pangeran”

Patih arya kemudian terpeleset

Patih Arya: “Gedebuk”


Raden Iman. S: “Dasar bodoh”
Patih Arya: “maafkan kecerobohan saya,
Pangeran”.

Nyi Rengganis yang mendengar suara tersebut


langsung melesat ke angkasa dan menghilang.

9 Nyi rengganis dinasehati oleh Raja: “anakku, kemarilah!”.


Ayahandanya Nyi Rengganis : “ada apa ayahanda?”
Raja: “Ayah ingin bertanya putriku, dari manakah
bunga-bunga yang ada di jambangan rumah
kita berasal?
Nyi Rengganis: “maafkan hamba ayah, bunga-
bunga tersebut berasal dari taman
Banjaransari”
Raja: “anakku, tahukah kamu bahwa taman itu
milik dari Raden Iman Suwangsa, Putra dari
Baginda Hamzah yang perangainya sangat
buruk?”.
Nyi rengganis: “hamba tidak tahu ayah”
Raja: “anakku, jangan lagi kau pergi kesana. Ayah
tidak ingin hal buruk menimpamu. Jika
Raden Iman Suwangsa tahu, mereka tidak
akan memaafkanmu:
Nyi Rengganis: “baik ayah”

Narasi: namun, tekad kuat yang ada di hati Nyi


Rengganis untuk datang lagi ke Taman Banjaransari
membuatnya mengabaikan nasihat sang ayah. Nyi
Rengganis bergegas untuk pergi ke Taman
Banjaransari lagi bersama Si Belang.

10 Nyi Rengganis tertangkap Nyi Rengganis: “belang, periksalah rumah itu.


basah oleh Raden Iman pastikan ada di rumah atau tidak pemilik
Suwangsa taman ini”.
Si Belang: “baik Putri”
Narasi: Si belang pun kemudian memeriksa rumah.
Namun, ketika melihat rangkaian bunga yang ada di
dalam rumah, Si Belang malah mencari celah untuk
masuk. Setelah bisa memasuki rumah, Si Belang
menghisap benang sari sampai kekenyangan. Si
Belang pun kemudian tertidur.

Raden Iman yang bersembunyi di lahan bawah


tanah dengan menggunakan Jubah rerumputan
segera menangkap sang putri.

Raden Iman: “Tertangkap kau. Berani-beraninya


mencuri bungaku”
Nyi Rengganis: “maafkan aku pangeran hu..hu..hu
tolong kasihani aku. Tolong lepaskan aku
Raden Iman: Enak Saja minta dilepaskan. Aku
tidak akan melepaskanmu yang sudah
merusak tamanku dan mencuri bungaku”
Nyi Rengganis: “maafkan aku pangeran. Kasihani
aku. Di rumah, ayahku sedang menungguku.
Pasti beliau cemas”
Raden Iman: “jika sudah tertangkap baru kau ingat
ayahmu. Kemarin-kemarin ketika kau
mencuri kenapa kau tidak ingat ayahmu?
Nyi rengganis: “maafkan aku pangeran
hu..hu..hu..”
Raden Iman: “Patih, masukkan dia ke penjara”

Nyi rengganis pun semakin kencang menangis.


Tangisan Nyi Rengganis pun kemudian menjadi
genangan. Para penghuni Istana sibuk
menyelamatkan diri. Nyi rengganis kemudian
terangkat ke angkasa dan pakaiannya berubah
menjadi pakaian kebesaran putri. Si Belang
meminta maaf karena kelalaiannya dan Nyi
Rengganis memaafkannya. Tanaman bunga yang
ada di Taman Banjaransari ikut terbawa arus
kemudian menata dengan sendirinya di kaki gunung
Argapura. Setelah itu, banjir surut dengan
sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai