SMP
SMA
SMK
S1
S2
UMUM
Seluruh perbedaan yang ada di Indonesia menuju tujuan yang satu atau
sama, yaitu bangsa dan Negara Indonesia. Berbicara mengenai Lambang
Negara Kesatuan Republik Indonesia, lambang Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika ditetapkan secara resmi menjadi bagian
dari Negara Indonesia melalui Peraturan Pemerintahan Nomor 66 Tahun
1951 pada 17 Oktober 1951 dan di undang – undangkan pada 28 Oktober
1951 sebagai Lambang Negara. Usaha pada masa Majapahit maupun
pada masa pemerintahan Indonesia berlandaskan pada pandangan yang
sama, yaitu pandangan mengenai semangat rasa persatuan, kesatuan,
dan kebersamaan sebagai modal dasar untuk menegakkan Negara.
Sementara itu, semboyan “Tan Hana Darma Mangrwa” dipakai sebagai
motto lambang Lembaga Pertahanan Nasional. Makna dari semboyan itu
adalah “tidak ada kebenaran yang bermuka dua”.
Dan dikuatkan dengan pilar Sumpah Palapa diikuti oleh Sumpah Pemuda
yang mengikrarkan persatuan dan kesatuan Nusantara / bangsa Indonesia,
serta proklamasi kemerdekaan dalam kesatuan dan persatuan bangsa
Indonesia yang utuh dan menyeluruh. Hal itu tidak terlepas dari
pembentukan jati diri daerah sebagai dasar pembentuk jati diri bangsa.
Bhinneka Tunggal Ika sifatnya inklusif, dengan kata lain segala kelompok
yang ada haruslah saling memupuk rasa persaudaraan, kelompok
mayoritas tidak memperlakukan sebuah kelompok minoritas ke dalam
posisi terbawah, tetapi haruslah hidup berdampingan satu sama lain.
Kelompok mayoritas juga tidak harus memaksakan kehendaknya kepada
kelompok lain.
4. Bersifat Konvergen
Bhinneka Tunggal Ika sifatnya konvergen dan tidak divergen. Segala
macam keaneka ragaman yang ada bila terjadi masalah, bukan untuk
dibesar-besarkan, tetapi haruslah dicari satu titik temu yang bisa membuat
segala macam kepentingan menjadi satu. Hal ini bisa dicapai
bila terdapatnya sikap toleran, saling percaya, rukun, non sectarian, dan
inklusif.
1. Perilaku Inklusif
Seseorang haruslah menganggap bahwa dirinya sedang berada di dalam
suatu populasi yang luas, sehingga dia tidak melihat dirinya melebihi dari
yang lain. Begitu juga dengan kelompok. Kepentingan bersama lebih
diutamakan daripada sebuah keuntungan pribadi atau kelompoknya.
Kepentingan bersama bisa membuat segala komponen merasa puas dan
senang. Masing-masing kelompok mempunyai peranan masing-masing di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.