Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan pipa banyak digunakan oleh umum, baik perusahaan-
perusahan sebagai pendistribusian air minum, minyak maupun gas bumi.
Demikian juga dengan kebutuhan air pada rumah tangga, penggunaan pipa ini
paling banyak digunakan baik untuk penyaluran air bersih maupun sanitasi.
dikarenakan pipa merupakan sarana pendistribusian fluida yang murah,
memiliki berbagai ukuran dan bentuk penampang. Baik berpenampang
lingkaran maupun kotak. Material pipa bermacam-macam, yaitu baja, plastik,
PVC, tembaga, kuningan, acrylic, dan lain sebagainya.
Pada dunia industri tentunya efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan
akan mempunyai nilai lebih, karena dengan efisiensi produk yang tinggi maka
biaya yang diperlukan dapat ditekan dan harga jual produk lebih kompetitif.
Dan salah satu teknologi yang berguna untuk meningkatkan efisiensi yang
tinggi adalah dalam penggunaan pipa dalam pendistribusian fluida cair untuk
proses produksi dan kebutuhan air minum, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya aliran fluida dalam pipa akan mengalami penurunan
tekanan atau pressure drop seiring dengan panjang pipa ataupun disebabkan
oleh gesekan dengan permukaan saluran, dan juga ketika aliran melewati
sambungan pipa, belokan, katup, difusor, dan sebagainya. Dan pada semua
pipa lengkung fluida akan mengalami pressure drop, termasuk pada pipa
lengkung 900, tetapi yang menjadi catatan perbedaan besar pressure drop
tersebut terhadap jari- jari lengkung dan diameter pipa lengkung tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kehilangan tekan?
1.2.2 Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kehilangan tekanan?
1.2.3 Bagaimana kehilangan tekanan primer (mayor losses)?
1.2.4 Bagaimana kehilangan tekanan sekunder (minor losses)?
1.2.5 Bagaimana kehilangan tekanan akibat gesekan?

1
1.2.6 Bagaimana kehilangan tekanan akibat sambungan-sambungan dan
belokan pipa?

1.2 Tujuan Umum


Mempelajari secara garis besar tentang rugi tekanan dalam aliran pipa yang
termasuk dalam materi transfortasi fluida.

1.4 Tujuan Khusus


1.4.1 Mengetahui apa itu kehilangan tekanan?
1.4.2 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehilangan tekanan.
1.4.3Mengetahui kehilangan tekanan primer (mayor losses)
1.4.4 Mengetahui kehilangan tekanan sekunder (Minor losses)
1.4.5 Mengetahui kehilangan tekanan akibat gesekan.
1.4.6Mengetahui kehilangan tekanan akibat sambungan-sambungan dan
belokan pipa?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian kehilangan tekanan (pressure drop)


Pressure drop merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan
penurunan tekanan dari satu titik didalamsistem (misalnya aliran didalam pipa) ke
titik yang lain yang mempunyai tekanan lebih rendah. Pressure drop juga
merupakan hasil dari gaya-gaya friksi terhadap fluida yang mengalir didalam pipa,
yang disebabkan oleh tahanan fluida untuk mengalir (Geankoplis C. J., 1997).

Pressure drop didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara dua titik dari
jaringan pembawa cairan. Pressure drop terjadi dengangesekan kekuatan, yang
disebabkan oleh resistensi terhadap aliran, pada fluida yang mengalir melalui
tabung. Penentu utama resistensi terhadap aliran fluidaadalah
cairan kecepatan melalui pipa dan cairan viskositas. Pressure drop meningkat
sebanding dengan gesekan gaya geser dalam jaringan pipa. Sebuah jaringan pipa
yang mengandung kekasaran relatif tinggi serta banyak pipa fitting dan sendi,
konvergensi tabung, divergensi, ternyata, kekasaran permukaan dan sifat fisik
lainnya akan mempengaruhi penurunan tekanan. Kecepatan tinggi aliran dan /atau
viskositas fluida tinggi menghasilkan penurunan tekanan yang lebih besar di
bagian pipa atau katup atau siku. Kecepatan rendah akan menghasilkan lebih
rendah atau tidak ada penurunan tekanan(wikipedia, 2013).

Suatu fluida dapat mengalir melalui pipa dengan cara yang berbeda–beda,
ketika suatu fluida mengalir dalam pipa silinder dan velositasnya diukur pada
jarak yang berbeda dari dinding pipa ke pusat pipa, ini telah ditunjukkan bahwa
keduanya beraliran laminer dan turbulen. Dimana fluida dalam pusat itu berpindah
lebih cepat daripada fluida yang dekat dengan dinding. Dalam sejumlah aplikasi
teknik, hubungan antara velositas rata-rata(Vav) dalam pipa dan velositas
maksimum(Vmax) itu sangat bergantung, karena dalam beberapa masalah hanya V-
max pada titik pusat pipa yang diukur. Selanjutnya hanya pengukuran satu titik
hubungan antara Vmax dan Vav ini dapat digunakan untuk menetapkan Vav.
Velositas rata-rata itu lima kali velositas maksimum pada pusat pipa dimana ini

3
diberikan oleh kesetimbangan momentum shell untuk aliran laminer. Sedangkan
untuk aliran turbulen, velositas rata-ratanya itu delapan kali velositas maksimum.

(Geankoplis C. J., 1997)

Pressure drop merupakan hasil dari gaya-gaya terhadap fluida yang


mengalir didalam pipa, yang disebabkan oleh tahanan fluida yang mengalir.

Gambar 1. Penurunan tekanan yang terjadi pada pipa

Gambar diatas berdasrkan prinsip bernouli :

Δ E dalam + Δ E kinetik + Δ E Potensial +ΔE tekan = 0

Persamaan pressure drop atau pressure loss karena friksi menurut hagen
poiseuille untuk aliran laminar didalam pipa horizontal adalah sebagai berikut :

 Tekanan pada pipa 1


𝑃1 = 𝜌𝑔ℎ1 + 𝑃0

 Tekanan pada pipa 2


𝑃2 = 𝜌𝑔ℎ2 + 𝑃0

Dimana :

∆𝑃 = perbedaan tekanan dari titik 1 ke titik 2 (N/m2)

𝜌 = densitas fluida (gr/ml)

4
𝑔 = gravitasi (m/s2)

∆ℎ = ketinggian fluida h1 dan h2 (m)

Ketika suatu fluida mengalir dalam pipa silinder dan velositasnya diukur
pada jarak yang berbeda dari dinding pipa ke pusat pipa, ini telah ditunjukkan
bahwa keduanya beraliran laminer dan turbulen. Dimana fluida dalam pusat itu
berpindah lebih cepat daripada fluida yang dekat dengan dinding(Geankoplis C.
J., 1997).

Jika fluida mengalir dalam pipa, belokan-belokan (elbow), katup-katup


(valves) dan tee, maka akan terjadi hambatan. Hambatan tersebut akan
mengurangi tekanan, terutama disebabkan gesekan antara aliran dan dinding
dalam yang dilewati fluida tersebut dan akibat terjadinya turbulensi dari fluida
tersebut. Sebab-sebab terjadinya pressure drop (penurunan tekanan dalam pipa)
antara lain adalah :

1. Diameter pipa yang dilewati fluida sangat kecil.


2. Suhu fluida sangat tinggi.
3. Panjang pipa yang terlalu besar.
4. Velositas massa fluida yang terlalu besar.
(Geankoplis C. J., 1997)

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kehilangan tekanan.


Adapun hal-hal yang mempengaruhi pressure drop (P) antara lain adalah :

 Diameter pipa (D)


Semakin besar diameter pipa, maka semakin kecil penurunan tekanannya
(pressure dropnya)
 Berat molekul fluida yang mengalir (M)
Semakin besar berat molekul fluida yang mengalir, maka semakin kecil
presure dropnya
 Faktor friksi (f)

5
Semakin besar faktor friksinya, maka semakin besar pula pressure
dropnya(P).
 Panjang pipa((L)
Semakin besar panjang suatu pipa, maka semakin besar pula pressure
dropnya.
 Suhu aliran (T)
Semakin besar suhu suatu aliran, maka semakin besar pula pressure
dropnya
 Velositas massa aliran (G)
Semakin besar velositas massa aliran suatu aliran fluida, maka semakin
besar pula pressure dropnya..

Hal ini sesuai dengan rumus :

LG 2 RT
(p12-p22) = 4 f
DM

(Geankoplis C. J., 1997)

2.3 Kehilangan Tekanan Primer (Mayor Losses)


Head loss mayor dapat terjadi karena adanya gesekan antara aliran fluida
yang mengalir dengan suatu dinding pipa.Pada umumnya kerugian ini dipengaruhi
oleh panjang pipa.Untuk dapat menghitung head loss mayor , perlu diketahui
lebih awal jenis aliran fluida yang mengalir.Jenis aliran tersebut dapat diketahui
melalui Reynold number. Head loss mayor dapat dihitung dengan menggunakan
salah satu dari dua persamaan berikut:
1. Persamaan Darcy– Weisbach yaitu:
𝑙𝑣 2
𝐻𝑓 = 𝑓
𝑑2𝑔
Dimana:
Hf = head loss mayor (m)
F = faktor gesekan (diperoleh dari diagram Moody)
d = diameter pipa (m)
L = panjang pipa (m)

6
V = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Diagram Moody telah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan aliran fluida


di dalam pipa dengan menggunakan faktor gesekan pipa (f) dari rumus Darcy –
Weisbach. Untuk aliran laminar dimana bilangan Reynold kurang dari 2300,
faktor gesekan dihubungkan dengan bilangan Reynold, menurut Streeter (1992)
dinyatakan dengan rumus:
64
𝑓=
𝑅𝑒
Sedangkan untuk aliran turbulen nilai faktor gesekan diperoleh dengan
menggunakan diagram moody sebagai fungsi dari angka Reynold ( Reynolds
Number ) dan kekasaran relative ( Relative Roughness nilainya dapat dilihat pada
tabel 2.1 sebagai fungsi dari nominal diameter pipa dan kekasaran permukaan
dalam pipa ( e ) yang tergantung dari jenis material pipa.

Gambar 2. Diagram moody Darcy friction (henrynasution, 2012)

Table 1. Nilai kekasaran dinding untuk berbagai pipa komersil.


KEKASARAN
BAHAN
FT M
Riveted Steel 0,003 – 0,0009 –

7
Concrete 0,001 – 0,0003 –
Wood Stave 0,0006 – 0,0002 –
Cast Iron 0,00085 0,00026
Lanjutan.
KEKASARAN
BAHAN
FT M
Galvanized 0,0005 0,00015
Asphalted 0,0004 0,0001
Commercial 0,00015 0,000046
Drawn Brass 0,000005 0,0000015
Glass and “smooth” “smooth”

Untuk menentukan koefisien gesekan (f), Balsius memberikan persamaan


koefisein gesek untuk pipa halus pada batasan angka bilangan Reynolds tertentu.
Prandtl mengusulkan suatu rumus semi empiris yang dapat digunakan secara
menyeluruh (berbagai angka Reynolds). Koefisien gesek juga dipengaruhi oleh
jenis aliran, untuk aliran laimner (bilangan Reynolds kecil),
64
𝑓=
𝑅𝑒
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Blasius, mengemukakan koefisien gesekan
f untuk pipa halus dalam bentuk,
0,316
𝑓=
𝑅𝑒 0.25
Rumus ini berlaku untuk 4.000 < Re< 10
Untuk pipa kasar nilai f tidak hanya tergantung pada angka Reynolds, tetapi juga
pada dinding pipa yaitu kekasaran relative k/D, atau :
𝑓 = ∅ (𝑅𝑒, 𝐾/𝐷)
Nikuradse melakukan percobaan tentang pengaruh kekasaran pipa. Percobaan
tersebut meliputi daerah aliran laminar dan turbulent sampai pada angka Reynolds
Re = 106, dan untuk nilai k/D yang bervariasi antara 0.0333 sampai 0.0009. hasil
percobaan merupakan hubungan antara f, Re dan K/D
Untuk menetukan nilai koefisien gesek (f) untuk alian melalui pipa hidraulis licin
dan untuk aliran pipa kasar.

8
1 𝑅𝑒 √𝑓
pipa hidraulis licin : = 2𝑙𝑜𝑔
√𝑓 2,51
1 3,7 𝐷
aliran pipa kasar : = 2 𝑙𝑜𝑔
√𝑓 𝑘

Untuk aliran didaerah transisi, Colebrook mengusulkan persamaan., yang


merupakan gabungan dari persamaan diatas,
1 𝑘 2,51
= −2 𝑙𝑜𝑔 +
√𝑓 3,7 𝐷 𝑅𝑒 √𝑓

Dimana nilai k, seperti pada tabel 2.


Tabel 2. : Nilai k untuk berbagai jenis pipa
JENIS PIPA (BARU) NILAI K (MM)
Kaca 0.0015
Besi dilapis aspal 0.06 - 0.24
Besi tuang 0.18 - 0.90
Plester semen 0.27 – 1.20
Beton 0.30 – 3.00
Baja 0.03 – 0.09
Baja dikeling 0.90 – 9.00
Pasangan batu 6.00

Persamaan Hazen – Williams,juga dapat digunakan untuk menetukan kehilangan


energi yang primer :
10,666 𝑥 𝑄1,85 𝑥 𝐿
𝐻𝑓 = (𝑚)
𝐶 1,85 𝑥 𝐷4,85
dimana : L = panjang pipa (m)
C = koefisien Hazen-Williams
D = diameter pipa (m)
Q = debit aliran (m³/dtk)
Hitung kehilangan tenaga karena gesekan di dalam pipa sepanjang 1500 m dan
diameter 20 cm, apabila air mengalir dengan kecepatan 2 m/d. Koefisien
gesekan f = 0,02.
Penyelesaian

Panjang pipa : L = 1500 m

9
Diameter pipa : D = 20 cm = 0,2 m

Kecepatan aliran : V = 2 m/d


Koefisien gesekan : f = 0,02

Kehilangan tenaga dihitung dengan rumus berikut :

2.4 Kehilangan Tekanan Sekunder (Minor Losses)


Head loss minor dapat terjadi karena adanya sambungan pipa (fitting)
seperti katup ( valve ) , belokan (elbow) , saringan ( strainer ), percabangan (tee ) ,
losses pada bagian entrance, losses pada bagian exit, pembesaran pipa
(expansion), pengecilan pipa (contraction ) , dan sebagainya.
Head loss minor dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagi
berikut:

𝑣2
𝐻𝑚 = ∑ 𝑛 𝑘
2𝑔

keterangan :

n = jumlah komponen minor losses


v = kecepatan fluida (m/s)
k = koefisien minor losses ( dari lampiran koefisien minor losses peralatan pipa )
L = panjang pipa ( m )

10
Tabel 3. Koefisien kerugian pada komponen-komponen pipa
No. KOMPONEN KL
1. Elbow
Regular 90° flanged 0.3
Regular 90° threaded 1.5
Long radius 90° flanged2 0.2
Long radius 90° threaded 0.7
Long radius 45° flanged 0.2
Regular 45° threaded 0.4
2. return bends
return bend, flanged 0.2
return bend, threaded 1.5
3. Tees
Line flow, flanged 0.2
Line flow, threaded 0.9
Branch flow, flanged 1.0
Branch flow, threaded 2.0
4. Union, threaded 0.08
Lanjutan.
NO. KOMPONEN KL
5. Valves
Globe, fully open 10
Angle, fully open 2
Gate, fully open 0.15
Gate, ¼ closed 0.26
Gate, ½ closed 2.1
Gate, ¾ closed 17
Swing check, forward flow Swing check, 2
backward flow
Ball valve, fully open 0.05

11
Ball valve 1/3 , closed 3.3
Ball valve 2/3 , closed 210

a. Kerugian pada bagian pemasukan


Untuk menghitung kehilangan energi pada bagian pemasukan digunakan
persamaan:
𝑣2
𝐻0 = 𝐾0 (𝑚)
2𝑔
Dimana 𝑘0 = Koefisien gesek pada mulut pemasukan.
b. Kerugian karena sambungan
Untuk menghitung kerugian Head karena belokan digunakan rumus Fuller
ditulis dalam bentuk persamaan yaitu :
𝑣2
𝐻𝑏 = 𝑓 (𝑚)
2𝑔
Dimana f = koefisien kehilangan karena sambungan, seperti pada
persamaan berikut :
𝐷 Ɵ
𝑓 = [0.131 + 1,847 ( )3.5 ] ( )0.5
2𝑅 90
R = jari – jari lengkungan sumbu sambungan.

c. Kerugian karena perubahan penampang


Untuk menghitung kerugian energi karena perubahan penampang
digunakan persamaan berikut :
𝑣2
𝐻𝑐 = 𝐾𝑐 (𝑚)
2𝑔
Dimana 𝑘c = koefisien perubahan penampang.
d. Kerugian pada belokan
Ada dua macam belokan pipa, yaitu lengkung dan patah (mitter atau
multipiece bend). Untuk belokan lengkung sering dipakai rumus Fuller
persamaan ,dinyatakan sebagai berikut :
𝐷 Ɵ
𝐾𝐾𝑏 = [0.131 + 1,847 ( )3.5 ] ( )0.5
2𝑅 90
dimana :

12
Kkb = Koefisien kerugian belokan
R = Jari – jari belokan pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
𝜃 = Sudut belokan (derajat)
Dan untuk belokan lengkung, dimana koefisien kerugian seperti pada
persamaan 15. sebagai berikut :
𝑅
𝐾𝐾𝑏−𝑡ℎ = 0,0175 𝑥 𝜆 ( ) Ɵ
𝐷
dimana:
5 𝑅
𝜆= ( )
𝑅𝑒 0.45 2𝐷
Dan:

𝐷
1400 < 𝑅𝑒 √ < 5000
2𝑅

2.5 Kehilangan Tekanan akibat gesekan.


1. Rugi gesek karena penampang membesar dengan tiba-tiba
Jika penampang pipa membesar secara bertahap, maka kerugian sangat
sedikit atau mungkin tidak terjadi. Jika perubahan itu terjadi secara tiba-
tiba, akan menimbulkan kerugian tambahn karena pusaran dibentuk oleh
jet expansi di bagian yang diperbasar.

Gambar 3. Gambar Friksi Sudden Enlargement Losses

13
Persamaan energi yang diterapkan pada penampang 1 dan 2, dengan suku
kerugian hL adalah:

Dimana :
V1 dan V2 = kecepatan rata-rata pada penampang 1 dan 2 (m/s)
p1 dan p2 = tekanan pada penampang 1 dan 2 (Pa)
γ = berat jenis (N/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
hL = head loss (m)
Menyelesaikan untuk (p1-p2)/γ dalam masing-masing persamaan dan
mempersamakan hasil-hasilnya memberikan:

Mengingat:

Dimana :
V1 dan V2 = kecepatan rata-rata pada penampang 1 dan 2 (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
hL = head loss (m)
A1 dan A2 = luas penampang 1 dan 2 (m2)

14
yang menunjukkan bahwa kerugian dalam aliran turbulen sebanding
dengan kuadrat kecepatan.
Rugi gesek (hfe) yang diakibatkan oleh perluasan penampang secara tiba-
tiba ini sebanding dengan tinggi-tekan kecepatan fluida di dalam saluran
yang kecil, sebesar:

Dimana :
hfe = rugi gesekan (ft-lbf/lb atau N-m/gr)
Ke = faktor kesebandingan atau koefisien rugi ekspansi
(expansion-loss coefficient)
Va = kecepatan rata - rata di dalam saluran yang lebih kecil di
bagian hulu (ft/s atau m/s)
Jenis-jenis Ekspansi
1. Sambungan pipa dengan pipa lain yang mendadak membesar
(sudden enlargement)

2. Sambungan sebuah pipa yang masuk dalam tangki besar.

2. Kerugian yang Disebabkan oleh Penyempitan Pipa yang Mendadak.

15
Ketika penampang dari pipa mengecil secara tiba-tiba, aliran tidak dapat
mengikuti sekitar sudut yang tajam, dan friction loss bertambah karena
terjadi pusaran.(Geankoplis, 1997)

Gambar 4. Gambar Friksi Sudden Contraction Losses


Rugi gesek karena kontraksi tiba – tiba itu sebanding dengan tinggi tekan
kecepatan fluida di dalam saluran yang kecil, sebesar:

Dimana :
hfc = rugi gesekan (ft-lbf/lb atau N-m/gr)
Kc = faktor kesebandingan atau koefisien rugi kontraksi
(contraction – loss coefficient)
Vb = kecepatan rata - rata di dalam pipa hilir yang lebih kecil
(ft/s atau m/s)

Kc dapat ditentukan dengan persamaan :

Dimana :
Kc = faktor kesebandingan atau koefisien rugi kontraksi
(contraction – loss coefficient)
Sa = luas penampang pada bagian hulu (m2)
Sb = luas penampang pada bagian hilir (m2)

Jenis-jenis Kontraksi
1. Diameter pipa yang mendadak berkurang (sudden reduction)

16
2. Sambungan sebuah pipa dengan tanki besar

3. Sambungan sebuah pipa dengan tanki besar yang menonjol ke


dalam (tonjolan > ½ diameter pipa).

4. Sambungan sebuah pipa dengan tanki yang tepinya bulat


(rounded edge), kalau r/D>0,18.

2.6. Kehilangan Tekanan akibat Sambungan dan belokan.


Sambungan pipa dan katup juga mengganggu jalur aliran dalam pipa yang
menyebabkan friction loss bertambah. Dalam sebuah pipa pendek dengan banyak

17
sambungan, friction loss akan lebih besar daripada pipa lurus. Friction loss untuk
sambungan dan katup diberikan sebagai berikut :

𝑣12
ℎ𝑓 = 𝐾𝑓
2

Dimana:
𝐾𝑓 adalah friction loss coefficient dari sambungan dan valve, v1 adalah kecepatan
rata-rata pada kepala pipa untuk sambungan (Geankoplis C. J., 1997).

Tabel 4. Friction loss fitting

Frictional Loss,
Equivalent Length of
Type of fitting or valve Frictional Loss, Kf
Straight Pipe in Pipe
Diameters, L/D
Elbow , 450 0,35 17
Elbow , 900 0,75 35
Tee 1 50
Return Bend 1,5 75
Coupling 0,04 2
Union 0,04 2
Lanjutan.
Frictional Loss,
Equivalent Length of
Type of fitting or valve Frictional Loss, Kf
Straight Pipe in Pipe
Diameters, L/D
Gate Valve
Wide Open 0,17 9
Half Open 4,5 225
Globe Valve
Wide Open 6 300

18
Half Open 9,5 475
Angle valve, wide open 2 100
Check Valve
Ball 70 3500
Swing 2 100
Water Meter, disk 7 350
(Geankoplis C. J., 1997)

19
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat di Tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemakaian variasi sudut belokan menyebabkan perubahan pada head
losses dan pressure drop. Semakin besar sudut belokan, nilai head losses
dan pressure drop yang dihasilkan semakin besar.
2. pemakaian sudut belokan yang semakin besar menyebabkan hubungan
kecepatan air berbanding terbalik dengan head losses. Semakin kecil
kecepatan yang dihasilkan, nilai head losses semakin besar.
4.2 Saran
Makalah ini hanya study psutaka, maka dari itu sebaiknya dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang sebenarnya. Dan dapat menentukan
kehilangan tekanan yang benar.

21
DAFTAR PUSTAKA

Wijayanti,Juwita Arrahma,Novian Aradex Cumbara,Vonie Fani


Dilah.2016.Makalah Mekanika Fluida (Dinamika Fluida). Palembang: Politeknik
Negeri Sriwijaya
Zainudin,dkk.2012.Analisa Pengaruh Variasi Sudut Sambungan Belokan
Terhadap Head Losses Aliran Pipa. Mataram:Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Mataram
Malaw,Juhari.2012.Analisa Pressure Drop Pada Sistem Perpipaan Fuel Oil
Boiler Pada Pt.Pln Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sicanang – Belawan
Dengan Menggunakan Pipe Flow Expert.Sumatera Utara:Departemen Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Simanjuntak,Salomo.2010.Kehilangan Energi Pada Pipa Baja Dan Pipa
Pvc.Medan:Lembaga Penelitian Universitas Hkbp Nommensen

22
LAMPIRAN
Contoh Soal.
1. Air mengalir dalam sebuah pipa 20 cm yang tiba-tiba masuk ke pipa yang
berdiameter 30 cm. Untuk laju aliran 110 L/s, maka:
a. Berapakah rugi head?
b. Berapakah kenaikan tekanan?
c. Berapakah kenaikan tekanan apabila perbesaran pepa bertahap?
d. Berapakah kenaikan tekanan apabila perbesaran dirancang dengan
baik?
PENYELESAIAN:
a. Head loss sebesar :

b. Persamaan energi antara potongan 1 dan 2 adalah :

Jadi.p2 - p1

= 9810 (0,624-0,124-0,192)
= 3020 Pa
c. Untuk perbesaran bertahap, kL = 0,14
p2 - p1

= 9810 (0,624-0,124-(0,14)(0,192))
= 4640 Pa

23
d. Untuk perbesaran yang dirancang dengan baik (menggunakan diffuser)
kL= 0,06 dan
p2 - p1 = 9810 (0,624-0,124-(0,06)(0,192))
= 4790 Pa
Hasil-hasil di atas menunjukkan lebih besarnya pemulihan tekanan bila
perbesaran diberikan secara bertahap dan lebih baik lagi bila kedua
pipa disambung dengan diffuser.

2. Hitung kehilangan tenaga karena gesekan di dalam pipa sepanjang 1500 m


dan diameter 20 cm, apabila air mengalir dengan kecepatan 2 m/d.
Koefisien gesekan f = 0,02.
Penyelesaian
Dik : Panjang pipa : L = 1500 m
Diameter pipa : D = 20 cm = 0,2 m
Kecepatan aliran : V = 2 m/d
Koefisien gesekan : f = 0,02
Kehilangan tenaga dihitung dengan rumus berikut :

Pressure loss akan terjadi jika kekentalan fluida sangat mempengaruhi pada suatu
aliran sehingga akan terjadinya geser. Jadi persamaan bernoulli berikut ini :

tidak berlaku lagi. Maksudnya tidak berlaku lagi karena penjumlahan dari tekanan
(p), tekanan yang disebabkan oleh kecepatan/energi kinetik per volum , dan
tekanan yang disebabkan oleh ketinggian/energi potensial per volum tidak sama
pada satu titik dengan titik lainnya, atau dapat dikatakan berkurang karena
terjadinya tegangan geser. Maka dari itu persamaan Bernoulli diatas dapat dirubah
menjadi :

24
Dimana hf merupakan pressure loss (kehilangan tenaga) . Sebenarnya
tenaga/energi/tekanannnya tidak hilang, hanya saja karena terjadinya tegangan
geser, sebagian energinya akan berubah dalam bentuk lain seperti energi panas,
suara, bunyi dan lain-lain. Contohnya aja pada aliran sungai pasti kita mendengar
suara air yang mengalir, atau misalnya air laut dengan suara ombaknya dan lai-
lain. Pada persamaan diatas dapat diturunkan , sehingga kita mendapatkan rumus
dari hf , yaitu :

Dimana, L merupakan panjang pipanya , v kecepatan rata-rata fluidanya, D


diameter pipanya dan f merupakan koefisien gesekan Darcy-Weisbach yang tidak
berdimensi (f merupakan fungsi dari angka Reynolds). Jika aliran fluida mengalir
pada pipa lingkaran maka nila f :

Pressure loss akan terjadi jika kekentalan fluida sangat mempengaruhi pada suatu
aliran sehingga akan terjadinya geser. Jadi persamaan bernoulli berikut ini :

tidak berlaku lagi. Maksudnya tidak berlaku lagi karena penjumlahan dari tekanan
(p), tekanan yang disebabkan oleh kecepatan/energi kinetik per volum , dan
tekanan yang disebabkan oleh ketinggian/energi potensial per volum tidak sama
pada satu titik dengan titik lainnya, atau dapat dikatakan berkurang karena
terjadinya tegangan geser. Maka dari itu persamaan Bernoulli diatas dapat dirubah
menjadi :

25
Dimana hf merupakan pressure loss (kehilangan tenaga) . Sebenarnya
tenaga/energi/tekanannnya tidak hilang, hanya saja karena terjadinya tegangan
geser, sebagian energinya akan berubah dalam bentuk lain seperti energi panas,
suara, bunyi dan lain-lain. Contohnya aja pada aliran sungai pasti kita mendengar
suara air yang mengalir, atau misalnya air laut dengan suara ombaknya dan lai-
lain. Pada persamaan diatas dapat diturunkan , sehingga kita mendapatkan rumus
dari hf , yaitu :

imana hf merupakan pressure loss (kehilangan tenaga) . Sebenarnya


tenaga/energi/tekanannnya tidak hilang, hanya saja karena terjadinya tegangan
geser, sebagian energinya akan berubah dalam bentuk lain seperti energi panas,
suara, bunyi dan lain-lain. Contohnya aja pada aliran sungai pasti kita mendengar
suara air yang mengalir, atau misalnya air laut dengan suara ombaknya dan lai-
lain. Pada persamaan diatas dapat diturunkan , sehingga kita mendapatkan rumus
dari hf , yaitu :

Dimana, L merupakan panjang pipanya , v kecepatan rata-rata fluidanya, D


diameter pipanya dan f merupakan koefisien gesekan Darcy-Weisbach yang tidak
berdimensi (f merupakan fungsi dari angka Reynolds). Jika aliran fluida mengalir
pada pipa lingkaran maka nila f :

Dengan begitu jika kita tahu angka Reynoldsnya terus kecepatan rata-rata fluidanya kita
dapat mengetahui berapa kehilangan tenaga yang terjadi. Tentu saja kita tidak mau
adanya kehilangan tenaga sehingga harus diminimalkan dengan cara mengatur variable-
variabel yang terdapat pada persamaan tersebut.

26
Nah,pada postingan kita akan mencoba menjawab soal dari Buku Munson 8.20
yang berkaitan dengan bagaimana mencari pressure drop dan ketinggian h pada
aliran. Fenomena Pressure drop atau lebih dikenalkan dengan penurunan tekana
disebabkan adanya gesekana antara partikan fluida tersebut dengan permukaan
benda atau adanya gesekan fluida dengan bdang batas.

Adapun parameter yang diketahui dari soal :


Spesifik weight minyak = 8900 N/m3, densitas (rho) minyak = 890 kg/m3,
viskositas minyak = 0,10 N.s/m2, diameter pipa = 23 mm = 0.023 m, panjang pipa
= 0,5 m.Berapakah pressure drop dan range dari h bila aliran minyak adalah
laminar?

Seperti yang kita ketahui untuk aliran laminar nilai Bilangan Reynolds batasannya
adalah ≤ 2100 sehingga persamaan menjadi :

dengan mengaceu persamaan bernoulli :

27
JIka kita asumsikan z1 = z2 serta v1 = v2 dan karena aliran yang terjadi berupa
aliran viskos laminar, maka persamaan yang berlaku berupa persamaan dengan
adanya penambahan faktor gesek sehingga persamaan akan menjadi :

Sedangkan persamaan pressure drop secara keseluruhan yaitu:

Karena di asumsikan aliran yang terjadi adalah laminar maka dicari dahulu nilai
dari f (friction) dengan men ggunakan persamaan berikut :

Untuk mencari ketinggian manometer dapat digunakan persamaan sebagai berikut


:

Sehingga nilai ketinggian manometer menjadi :

28
29

Anda mungkin juga menyukai