Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam tifoid atau typhoid fever adalah suatu sindrom sistemik berat yang secara
klasik disebabkan oleh Salmonella typhi. Salmonella Thypi termasuk dalam genus
Salmonella (Gama,2012).
Demam tifoid sendiri akan sangat berbahaya jika tidak segera ditangani secara baik
dan benar,bahkan menyebabkan kematian. Menurut data WHO (Sworld Health
Organisation) memperkirakan angka insidensi diseluruh dunia sekitar 17 juta jiwa per
tahun, angka kematian akibat demam tifoid mencapai 600.000 dan 70% nya terjadi di
Asia. Di Indonesia sendiri, penyakit tifoid bersifat endemik, menurut WHO angka
penderita tifoid di Indonesia mencapai 81% per 100.000 (Depkes RI, 2013).
Berdasarkan data yang di peroleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
berdasarkan system surveilans terpadu beberapa penyakit terpilih pada tahun 2010
penderita Demam Tifoid ada 44.422 penderita, termasuk urutan ketiga dibawah diare dan
TBC selaput otak, sedangkan pada tahun 2011 jumlah penderita demam tifoid meningkat
menjadi 46.142 penderita. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian demam tifoid di Jawa
Tengah termasuk tinggi.(Dinkes Prov Jateng,2011).
Masalah utama yang sering terjadi pada pasien penderita demam tifoid antara lain
adalah demam, demam sering dijumpai, biasanya demam sering dijumpai, biasanya
demam lebih dari seminggu, pada demam tifoid juga ditemui masalah mual, muntah,
nyeri abdomen atau perasaan tidak enak di perut, diare (Gama,2012).
Untuk itu, kami sebagai kelompok 5 yang telah diberikan tugas kelompok untuk
membuat Asuhan Keperawatan tentang demam tifoid dari mata kuliah KDK2, berusaha
mengerjakan tugas ini dengan sebaik mungkin. Agar kedepannya kami, mahasiswa-
mahasiswi S! Keperawatan dapat membuat asuhan keperawatan dengan akurat,efisien
dan profesional sehingga dapat dipercaya oleh pihak tim medis maupun klien yang
bersangkutan.

1
B. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari Demam Tyfoid?
b. Bagaimana etiologi penyakitnya?
c. Bagaimana patofisiologi Demam Tyfoid?
d. Apa Manifestasi Klinis yang muncul?
e. Apa saja pemeriksaan penunjang?
f. Bagaimana Penatalaksanaan nya?
g. Apa peran perawat pada pasien dengan penyakit demam Tyfoid?

C. Tujuan
a. Mengetahui definisi demam typhoid
b. Mengetahui etilogi penyakit
c. Mengetahui manifestasi klinis demam tifoid
d. Mengetahui pasofisiologi penyakit
e. Mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang
f. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan demam typhoid
g. Mengetahui peran perawat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Tifoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi Salmonella
Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudh terkontaminasi
oleh feses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman Salmonella (Smeitzer & Bare,
2002).

Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkn oleh kuman
Salmonella Thypi (Mansjoer, A, 2009)

Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella typhi dan salmonella para thypi A,B,C. Sinonim dari penyakit ini adalah
Thypoid dan paratyphoid abdominalis (Sudoyo, A.W, & B, Setiyohadi, 2006)

B. Etiologi

Etiologi demam tyfoid adalah salmonella typhi. Sedangkan demam paratyfoid


disebabkan oleh organisme yang termasuk dalam spesies Salmonella enteritidis, yaitu S.
enteritidis bioserotipe paratyphi A, S. enteritidis bioserotipe paratyphi B, S. enteritidis
bioserotipe C.

WOC

Salmonella typhosa

Masuk ke mulut bersama dengan makanan dan minuman

Sampai ke usus halus

Bakteri mengadakan multiplikasi di usus halus

Iritasi mukosa usus halus

3
Pelepasan zat Peningkatan Reaksi Stress fisik Krisis
pirogen pada peristaltik peradangan dan mental situasi
jaringan yang
meradang
Gangguan Nyeri Rangsangan Cemas
eliminasi diare sel pariental
Melalui lambung
peredaran
Out put berlebih
darah sampai
ke hipotalamus Peningkatan
Devisit Volume asam
cairan lambung
Gangguan
fungsi
termoregulasi
Lambung
terisi udara
Peningkatan
suhu tubuh
Kembung

Metabolisme
meningkat Mual, Muntah,
Anoreksia

Menginvasi hati
dan limfa Penurunan
nafsu makan

Pembesaran Mendesak
hati dan limfa lambung
Defisit
Nutrisi

4
C. Patofisiologi Penyakit

Proses infeksi dari penyakit typhoid menurut Rampengan (2001) disebabkan oleh
kuman Salmonella Typhi yang masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut dengan
perantara makanan dan minuman yang tercemar. Cara penularannya dikenal dengan 5 F
yaitu food (makanan), fingers (Jari), fomitus (muntah), fly (lalat), dan feces. Sebagian
kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan terjadi meningkatan produksi asam lambung
yang menimbulkan perasaan yang tidak enak di perut mual, muntah, anoreksia, dan
mengakibatkan terjadi iritasi mukosa lambung sebagian lagi masuk ke dalam usus halus
sehingga terjadi infeksi yang merangsang peristaltik usus sehingga menimbulkan diare
atau konstipasi. Kuman juga sering mencapai jaringan limfoid plaque peyeri di ileum
terminalis yang mengalami hipertropi. Di tempat ini terjadi komplikasi perdarahan,
kuman salmonella kemudian menembus ke krina propia, masuk ke aliran limfe dan
mencapai kelenjar limfe mesentrial, yang juga mengalami hipertropi. Selanjutnya kuman
Salmonella Typhi lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella Typhi
bersarang di plaque peyeri, limpa hati, dan bagian-bagian lain system reticuloendotelia.
Endotoksik Salmonella Typhi menyebabkan terjadinya proses inflamasi lokal pada
jaringan tempat Salmonella Typhi berkembangbiak. Sementara demam pada Typhus
Abdominalis disebabkan karena Salmonella Typhi dan endotoksik merangsang sintesis
dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang. Kuman yang
berkembangbiak juga dapat mengakibatkan hipertropi hepatomegali sehingga
menyebabkan nyeri.

D. Manifestasi Klinis

Typhus Abdominalis yang tidak diobati seringkali merupakan penyakit berat yang
berlangsung lama dan terjadi selama 4 minggu atau lebih. Adapun manifestasi klinik yang
bisa ditemukan pada demam typhoid menurut. Nelson, (2001) dan Mansjoer (2000),
antara lain:
1. Demam
Demam biasanya berlangsung 3 minggu, bersifat febris remitten dan suhu tidak
tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari,
biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Suhu
tubuh meningkat dan dapat terjadi serangan kejang. Kejang yang terjada pada anak

5
biasanya ditandai dengan lengan dan kaki bergerak tidak terkontrol, bola mata tampak
menatap keatas, dan kadang hingga anak tersebut kehilangan kesadarannya.

2. Nyeri
Endotoksik Salmonella Typhi menyebabkan terjadinya proses inflamasi lokal
pada jaringan tempat Salmonella Typhi berkembangbiak. Kuman yang
berkembangbiak juga dapat mengakibatkan hipertropi hepatomegali sehingga
menyebabkan nyeri.
3. Gangguan Sistem Pencernaan
Mulut berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah. Lidah tertutup selaput
putih kotor (coated tongue). Ujung dan tepinya kemerahan jarang disertai tremor.
Pemeriksaan abdomen di temukan keadaan perut kembung (meteorismus), hati dan
limpa membesar di sertai nyeri perabaan. Biasanya sering terjadi konstipasi,kadang
diare atau BAB tanpa kelainan. Pasien juga akan mengalami mual, muntah, dan
distensi abdomen, selain itu biasanya juga dijumpai ikterik.
4. Gangguan Kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak teraba demam yaitu apatis
sampai somnolen. Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan
terlambat mendapatkan pengobatan).
5. Gejala lain
Disamping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung
dan anggota gerak dapat ditemukan roseola, yaitu bintik-bitik kemerahan karena
emboli basil dalam kapiler kulit, yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam
kadang-kadang di temukan pula bradikardia dan epistaksis pada anak besar.

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada klien dengan typhoid menurut Widodo (2006) adalah
pemeriksaan laboratorium , yang terdiri dari :
a. Pemeriksaan leukosit
Biasanya pada klien dengan demam typhoid terdapat leukopenia dan limposistosis,
tetapi kenyataannya leukopenia jarang dijumpai. Pada kebanyakan kasus Typhus
Abdominalis, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal
bahkan kadang kadang terdapat leukosit walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi

6
sekunder. Oleh karena pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosa
Typhus Abdominalis.
b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali
normal setelah sembuhnya Typhus Abdominalis.
c. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan Typhus Abdominalis, tetapi bila
biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam.
d. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin).
Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan
typhoid juga terdapat pada orang yang pernah di vaksinasikan. Antigen yang
digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah
di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin
dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh salmonella
thypi klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :
1) Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman).
Makin tinggi titter O makin besar jumlah kuman Salmonella Typhi di dalam tubuh.
2) Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman).
Makin tinggi titter H makin besar jumlah kuman Salmonella Typhi di dalam tubuh.
3) Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari sampai
kuman)

F. Penatalaksanaan

Sampai saat ini masih dianut trilogi penatalaksanaan demam tifoid, yaitu:
1. Pemberian antibiotik; untuk menghentikan dan memusnahkan penyebaran kuman.
Antibiotik yang dapat digunakan :
a. Kloramfenikal; dosis hari pertama 4x250 mg, hari kedua 4x500 mg, diberikan
selama demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam, kemudian dosis diturunkan
menjadi 4x250 mg selama 5 hari kemudian. Penelitian terakhir (Nelwan, dkk. Di
RSUP Persahabatan), penggunaan kloramfenikol masih memperlihatkan hasil
penurunan suhu 4 hari, sama seperti obat-obat terbaru dari jenis kuinolon.
b. Ampisilin/Amoksisilin; dosis 50-150 mg/kg BB, diberikan selama 2 minggu.

7
c. Kotrimoksazol; 2x2 tablet diberikan selama 2 minggu.
d. Sefalosporin generasi II dan II. Di Subbagian Penyakit Tropik dan Infeksi FKUI-
RSCM, pemberian sefalosporin berhasil mengatasi demam tifoid dengan baik.
Demam pada umumnya mereda pada hari ke-3 atau menjelnang hari ke-4. Regimen
yang dipakai adalah:
 Seftriakson 4g/hari selama 3 hari.
 Norfloksasin 2x400 mg/hari selama 14 hari.
 Siprofloksasin 2x500 mg/hari selama 6 hari.
 Ofloksasin 600 mg/hari selama 7 hari.
 Pefloksasin 400 mg/hari selama 7 hari.
 Fleroksasin 400 mg/hari selama 7 hari.
2. Istirahat dan Perawatan; bertujuan mencegah komplikasi dan mempercepat
penyembuhan. Pasien harus berbaring minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih
14 hari. Mobilisasi bertahap sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien. Dalam
perawatan perlu sekali dijaga hygiene perseorangan, kebersihan tempat tidur, pakaian,
dan peralatan yang dipakai pasien. Pasien dengan keadaran menurun, posisinya perlu
diubah untuk mencegah decubitus.
3. Diet
Pertama pasien diberi bubur saring, kemudian bubur kasar, dan akhirnya nasi sesuai
tingkat kesembuhan pasien. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat dini dan lauk pauk rendah selulosa dapat diberikan dengan
aman. Juga diperlukan pemberian vitamin dan mineral yang cukup untuk mendukung
keadaan umum pasien. Diharapkan dengan menjaga keseimbangan dn homeostasis,
sistem imun akan berfungsi dengan optimal.

G. Peran Perawat
a. Memberikan Asuhan Keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Pada pasien penderita demam Tyfoid banyak sekali gejala yang muncul pada pasien.
Peran perawat adalah dengan mengatasi gejala-gejala tersebut. Missal dengan gejala
sebagai berikut :
1. Demam = Memberikan kompres hangat kepada pasien agar dema segera
turun.

8
2. Bau mulut = Melakukan tindakan personal hyginene gosok gigi agar pasien
merasa nyaman.
3. Konstipasi = Kolaborasi dengan dokter memberikan obat supositoria guna
melancarkan BAB pasien.
Masih banyak lagi contoh asuhan keperawatan yang dapat diberikan kepada pasien
penderita demam typhoid, yang tentunya askep tersebut harus sesuai dengan gejala
yang dialami pasien.
b. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga.
Selain memberikan asuhan keperawatan pada pasien, memberikan edukasi sangatlah
penting agar asuhan keperawatan dan terapi obat yang diberikan dapat berjalan sesuai
rencana dan tidak menimbulkan komplikasi. Memberikan edukasi tentang makanan
apa yang harus dihindari agar penyakit tersebut kunjung sembuh, meminimalkan
aktifitas karena penyakit demam typhoid membutuhkan pola istirahat total agar segera
pulih. Hindari stress yang dapat memicu kambuhnya penyakit tersebut.

G. DAMPAK HOSPITALISASI
1. Pada Keluarga
a. Perasaan cemas dan takut
Perasaan cemas ini tmbul ketika orang tua melihat anaknya mendapat
prosedur menyakitkan seperti injeksi pengambilan darah dan prosedur
infasif lainya
b. Perasaan sedih
Perasaan sedih sering muncul ketika anak pada saat berada pada posisi
termal dan orang tua megetahui bahwa anaknya hanya memiliki
sedikitt kemungkinan untuk dapat sembuh
c. Perasaan frustasi
Orang tua merasa frustasi dan putus asa krtika melihat anaknya yang
telah dirawat cukup lama namun belum mengalami perubahan
kesehatan menjadi lebih baik
d. Perasaan bersalah
Muncul karena orang tua menganggap dirinya telah gagal dalam
memberikan perawatan kesehatan pada anaknya
2. Pada Anak
a. Masa Bayi 0-1 tahun)
9
Dampak perpisahan, usia anak >6 bulan terjadi stanger anxiety (cemas)
- Menangis keras
- Pergerakan tubuh yang banyak
- Exspresi wajah yang tidak menyenangkan
b. Masa todler (2-3 tahun)
Cemas akibat perpisahan. Disini respon perilaku anak dengan tahapnya
c. Masa prasekolah (3-6 tahun)
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman, sehingga
menimbulkan reaksi agresif
- Menolak makan
- Sering bertanya
- Menangis perlahan
- Tidak kooperatif terhadap petugas keshatan
d. Masa sekolah (6-12 tahun)
Perawatan di rumah sakit memaksakan
- Meninggalkan keluarga
- Kehilangan kelompok sosial, sehingga menimbulkan kecemasan
e. Masa Reamaja (12-18 tahun)
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebanyaknya
reaksi yang muncul :
- Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
- Tidak kooperatif dengan petugas
- Bertanya-betanya
- Menarik diri
- Menolak kehadiran orang lain

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

CONTOH KASUS :

Pada tanggal 8 Maret 2018 an.A datang ke rumah sakit bersama orang tuanya dengan keluhan
demam tinggi pada malam hari, perut kembung, sudah 1 minggu mengalami diare 1 hari
sampai 5 kali. Ibu pasien mengatakan anaknya selalu rewel menangis pada malam hari dan
mengatakan anaknya juga merasakan sakit kepala mual muntah dan nyeri pada perut. Selama
sakit an.A lesu dan tidak mau bermain sama teman-temanya. Setelah dilakukan vital sign dan
pemeriksaan fisik di temukan data, nadi=120X/menit RR=26x/menit suhu=39, keadaan lidah
yang khas putih kotor, mukosa bibir kering. Klien lalu di priksa lab dan semua hasilnya
positif deman typhoid,
A. PENGKAJIAN
I.Biodata
A. IdentitasKlien
1. Nama/Namapanggilan : An. A
2. Tempat tgl lahir/usia : Kediri,12 Februari 2013
3. Jeniskelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Jln. Penanggungan no 18B. Kec. Mojoroto
Kota kediri
7. Tgl masuk : 8 Maret 2018 (jam 10.00)
8. Tgl pengkajian : 8 Maret 2018 (jam 14.00)
9. Diagnosa medik : Demam Typoid
10. Rencana terapi : Belum ada
B. Identitas Orang tua
Ayah
1. Nama : Tn B
2. Usia : 27 thn
3. Pendidikan :S1
4. Pekerjaan/sumberpenghasilan:PNS
5. Agama : Islam

11
6. Alamat : Jln. Penanggungan no 18B. Kec. Mojoroto Kota
kediri
Ibu
1. Nama : Ny C
2. Usia : 25 thn
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan/Sumber penghasilan: Pegawai Bank
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jln. Penanggungan no 18B. Kec. Mojoroto Kota
Kediri

C. Identitas Saudara Kandung

STATUS
No NAMA USIA HUBUNGAN
KESEHATAN

1 Brilian putri 10 th Kakak kandung Tidak sakit

II.Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami demam tinggi pada malam hari
kemudian tidak BAB selama satu minggu An.N juga mengalami mual dan mutah

Riwayat Keluhan Utama


klien mengalami demam sekitar 2 minggu naik turun meningkat pada malam hari,
mual, muntah, nafsu makan menurun dan gangguan BAB. Ibu pasien mengatakan
anaknya merasa nyeri kepala dan kemudian pada tanggal 8 maret 2018 di bawa ke
RS

Riwayat Penyakit Keluarga


Tida ada yang mengalami riwayat penyakit yang sama dengan klien.

12
B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
1. Prenatal care
a. Ibu pasien mengatakan sejak usia kehamilan memasuki bulan pertama
sampai usia bulan ke 7 ibu rutin memeriksakan kandungannya 2 bulan
sekali dipuskesmas setempat. kemudian memasuki usia kehamilan 8
bulan ibu rutin memeriksakan kandungannya 1 minggu sekali.
b. Riwayat terkena radiasi : tidak ada
c. Riwayat berat badan selama hamil : 80 kg
d. Riwayat Imunisasi TT : 2 kali
e. Golongan darah ibu AB Golongan darah ayah O
2. Natal
a. Tempat melahirkan : di Puskesmas Sukorame
b. Jenis persalinan : Spontan / lahir normal
c. Penolong persalinan : Bidan dan perawat
d. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan : -
3. Post natal
a. Anak pada saat lahir tidak mengalami : Asfiksia berat
b. (Untuk semua Usia)
Klien pernah mengalami penyakit: Influenza
Pada umur : 6 bulan, 12 bulan, 16 bulan, 20 bulan
Diberikan obat oleh : dokter
Riwayat kecelakaan : -
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter dan
menggunakan zat/subtansi kimia yang berbahaya : -
Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : baik
c. Genogram
Struktur Keluarga (genogram)

13
Keterangan:
Laki – laki Permpuan Pasien

I.Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)

Jenis Waktu Reaksi setelah


NO Frekuensi Frekuensi
immunisasi pemberian pemberian

BCG Setelah 2 minggu


terdapat
1. pembengkakan
Usia 2 bln 1 kali 1 kali
warna merah
kecil di daerah
penyuntikan
DPT (I,II,III) Usia 3 bln,4
Panas selama 2
2. bln dan 5 3 kali 1 kali
hari
bln

Polio Usia 0 bln,


3. (I,II,III,IV) 1 bln,2bln 4 kali - -
dan 3bln

4. Campak Usia 9 bln 1 kali - -

Hepatitis Usia 0 bln,2


5. bln,3 bln, 4 4 kali - -
bln

II.Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 25 kg

14
2. Tinggi badan :110 cm.
3. Waktu Tumbuh Gigi: usia 7 bulan
Gigi Tanggal: -
Jumlah Gigi 30 buah.
B. Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat
1. Berguling : 4 bulan
2. Duduk : 5 bulan
3. Merangkak : 6 bulan
4. Berdiri : 9 bulan
5. Berjalan : 1 tahun
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : 1 bulan
7. Bicara pertama kali : 3 bulan
8. Berpakaian tanpa bantuan : -

III.Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
Bayi berhenti minum susu ibu di usianya yang ke 1.5 tahun
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : sebagai susu pendamping dikarenakan ibu bekerja
2. Jumlah pemberian : 3 x sehari sebanyak 450cc
3. Cara pemberian : dengan menggunakan dot/botol susu
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

0-16 bulan ASI 2 jam/sewaktu bayi


membutuhkan

1-24 bulan Susu formula 3 x sehari

6-24 bulan Bubur dan nasi 3 x sehari

15
IV.Riwayat Psikososial
Anak tinggal bersama : kedua orang tua di : rumah
Lingkungan berada di : perumahan
Rumah dekat dengan : Pusat pendidikan tempat bermain
kamar klien : pasien tidur dengan kedua orang tuanya
Rumah ada tangga : ada
Hubungan antar anggota keluarga : baik dan harmonis
Pengasuh anak : seorang baby sister
V.Riwayat Spiritual
Support sistem dalam keluarga : anak di ajarkan untuk berdoa.
Kegiatan keagamaan : berdoa
VI.Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Ibu membawa anaknya ke RS karena demam tinggi dan perut kembung, anak
juga tidak mengalami BAB
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : ya
- Perasaan orang tua saat ini : cemas dan khawatir
- Orang tua selalu berkunjung ke RS : ya
- Yang akan tinggal dengan anak : baby sister dan ibu
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap: -
VII.Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Selera makan Nafsu makan baik dan Nafsu makan menurun


makan sebanyak 3x dalam dan tidak suka ngemil
sehari selain itu juga suka
ngemil

B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

16
1. Jenis minuman Susu formula Susu formula

3 x sehari 3 x sehari dan ketika bayi


2. Frekuensi minum ingin minum susu atau
rewel

3. Kebutuhan 250-300cc 250-300cc


cairan

minum susu formula ketika minum susu formula


bangun tidur, tidur siang, ketika
4. Cara pemenuhan tidur malam bangun tidur, tidur siang,
tidur malam dan ketika
ingin minum susu atau
rewel

C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Tempat pembuangan
Di kamar mandi Di kamar mandi
(BAK ± 5x sehari/ (BAK ± 3x sehari/
2. Frekuensi (waktu) BAB ±1x sehari BAB ± 5 kali sehari)
sekali)
BAK banyak
BAK banyak berwarna kuning dan
3. Konsistensi berwarna kuning dan bau / BAB warna
bau / BAB warna kuning encer
feces kuning kunyit
- -
BAB terus
4. Kesulitan -
5. Obat pencahar

D. Istirahat tidur

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Pola tidur Klien dapat tidur Klien tidak dapat


dengan nyenyak tanpa tidur dengan nyenyak
arus digendong dan harus digendong

Minum susu formula Minum susu formula


dan di nyayikan lagu dan digendong
17
2. Kebiasaan sebelum tidur nina bobok

Tidak rewel
Rewel

3. Kesulitan tidur

E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Program olah raga Belum bisa berolahraga Belum bisa berolahraga

2. Jenis dan frekuensi Belum bisa berolahraga Belum bisa berolahraga


Belum bisa berolahraga
3. Kondisi setelah olah Belum bisa berolahraga
raga

F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Mandi
- Cara Dimandikan baby sister Dimandikan baby sister
- Frekuensi 2 x sehari 2x sehari
- Alat mandi Sabun mandi dan bak Sabun mandi dan bak
mandi mandi

2. Cuci rambut 1x sehari


- Frekuensi 1x sehari
Dengan menggunakan
- Cara Dengan menggunakan
sampo dan untuk anak
sampo dan untuk anak
1 x seminggu
3. Gunting kuku 1 x seminggu Dengan menggunakan
- Frekuensi Dengan menggunakan pemotong kuku
- Cara pemotong kuku

4. Gosok gigi 3 x sehari 3 x sehari


- Frekuensi Dengan menggunakan Dengan menggunakan
- Cara sikat gig dan odol sikat gig dan odol

G. Aktifitas/Mobilitas Fisik

18
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Kegiatan sehari-hari
Jarang main di
Suka main ditaman taman , rewel dan
bersama teman teman selalu minta
2. Pengaturan jadwal gendong
harian -
-
3. Penggunaan alat Bantu -
aktifitas -
-
4. Kesulitan pergerakan -
tubuh

H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Perasaan saat sekolah - -


2. Waktu luang - -
3. Perasaan setelah rekreasi - -
4. Waktu senggang klg - -
5. Kegiatan hari libur - -

VIII.Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda – tanda vital :
1) RR: 26x/menit ,
2) Nadi: 120 x/menit,
3) Suhu:39,C
4. Berat Badan : 25 kg sebelum sakit// 20 kg selama sakit
5. Tinggi Badan : 110 cm
6. B1-B6
PENGKAJIAN B6

Breath ( B1 ) Pergerakan dada  Simetris


o Tidak simetris

19
Pemakaian otot bantu nafas o Ada
Jenis :
o Tidak ada
Suara nafas  Vesikuler
o Wheezing
o Ronki
lokasi :

Batuk o Produktif
 Tidak produktif
Sputum o Coklat
o Kental
o Berdarah
o Encer
 Tidak ada
Alat bantu nafas o Ada
 Tidak ada
Lain – lain

Blood ( b2 ) Suara jantung S1 S2 S3 S4


o Tunggal
o Gallop
o Murmur
Irama jantung  Regular
o Tidak regular
CRT o ≤ 2 dtk
 ≥ 2 dtk
JVP  Normal
o Meningkat
CVP o Ada
 Tidak ada
Edema o Ada
 Tidak ada

20
Tempat :

Lain – lain

Brain ( B3 ) Tingkat kesadaran  Kualitatif


o Kuantitatif (
GCS )
Reaksi pupil  ada , diameter
 Kanan o tidak ada
 Kiri  ada , diameter
o tidak ada
Reflek fisiologis o ada
o tidak ada
Refleks patologis o brudzinki
o babinzinki
Menigeal sign o ada
o tidak ada
Lain – lain

Bladder ( B4 ) Urin o jumlah :


o warna :
Kateter o ada
hari ke :
jenis :
 tidak ada
Kesulitan BAK o ya
 tidak
Lain – lain

Bowel ( B5 ) Mukosa bibir  kering


o lembab
Lidah o kotor
o bersih
Keadaan gigi  lengkap
o gigi palsu

21
Nyeri telan o ya
 tidak
Abdomen o distensi
o tidak distensi
Persitaltik usus o normal
o menurun
 meningkat
Mual  ya
o tidak
Muntah  ya
o tidak
jumlah :

Hematemesis o ya
o tidak
jumlah :

Melena o ya
 tidak
jumlah

Terpasang NGT o ya
 tidak
Diare o ya
 tidak
jumlah

Konstipasi o ya
 tidak
sejak :

Asitesis o ya
o tidak
Lain – lain

Bone ( B6 ) Turgor o baik

22
 jelek
Pendarahan kulit o ada
 tidak ada
jenis

Icterus o ya
o tidak ada
Akral o hangat
o kering
o merah
 dingin
o pucat
o basah
Pergerakan sendi  bebas
o terbatas
skala

Fraktur o ada
 tidak ada
jenis
lokasi

Luka o ada
 tidak ada
jenis
lokasi

Lain – lain

IX.Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 Tahun )


Dengan menggunakan DDST
1. Motorik kasar (berjalan dengan baik, dan loncat)
2. Motorik halus(memindahkan kubus,dan mengambil dua buah kubus)
3. Bahasa(Mengoceh dan papa/mama spesifik)
4. Personal social(tepuk tangan, menyatakan keinginan, daag-daag dengan tangan

23
B. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1 SUBJEKTIF : Salmonella Thypy Defisit Volume
Cairan
 Ibu klien mengatakan
anaknya merasakan panas Masuk ke dalam
tubuh
dan kering pada bibir
 Ibu klien mengatakan
Bereplikasi pada
anaknya muntah 4x sehari usus halus
 Ibu klient mengatakan
anaknya diare 5 kali sehari Mengiritasi mukosa

OBJEKTIF :
Peningkatan
 Pasien tampak lemas peristaltic
 Turgor kulit menurun
 Mukosa bibir kering Diare
 Bising usus meningkat
 CRT > 3 detik
 Nadi = 120 x/menit
 RR = 26 x/menit
 Suhu = 39o C

2 SUBJEKTIF : Salmonella Thypy Hipertermi


 Ibu pasien mengatakan
anaknya panas tinggi Masuk ke dalam
tubuh
terutama malam hari
 Ibu pasien mengatakan
Bereplikasi pada
anaknya selalu menangis usus halus

OBJEKTIF : Mengiritasi mukosa


 Tubuh pasien terasa panas

24
 Pasien terus menerus
Pelepasan zat
menangis pirogen pada
 Mukosa bibir pasien kering jaringan yang
meradang
 Pasien tampak
menggunakan slimut
Melalui peredaran
 Nadi = 120x/ menit darah, masuk ke
 RR = 26x/ menit hipotalamus

 Suhu = 39o C
Gangguan
termoregulasi

4 SUBYEKTIF Salmonella typhi Defisit Nutrisi


 Ibu Klien mengatakan
mual muntah
Pembesaran hati dsn
 Muntah 4x sehari limfa
 Ibu Klien mengatakan
anaknya tidak nafsu makan
 Ibu pasien mengatakan BB Mendesak lambung

anaknya dulu 25 kg dan


sekarang menjadi 20
Tidak nafsu makan

OBYEKTIF
 Wajah tampak pucat Intake tidak adekuat
 Konjungtiva anemis
 Pasien tampak tidak mau
makan
 IMT = 16.2
 CRT > 3 detik

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


a. Defisit volume cairan b.d output berlebih
b. Hipertermi b.d peradangan pada usus halus
c. Defisit nutrisi b.d intake tidak adekuat

25
D. INTERVENSI
NO PERENCANAAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Dx 1. Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda 1. Hipotensi, Takardi,


1 tindakan keperawatan vital. demam, dapat
2x24 jam kebutuhan menunjukan respon
cairan terpenuhi. pada efek kehilangan
cairan

2. Observasi kulit 2. Dapat mengetahui


Dengan kriteria hasil :
kering berlebihan kehilangan cairan
a. Tidak adanya tanda dan membrane berlebihan dan
dehidrasi mukosa, penurunan dehidrasi.
b. Turgor kembali dalam turgor kulit.
kurang dari 2 detik
3. Kolon diistirahatkan
c. Meningkatkan asupan 3. Pertahankan
untuk peyembuhan
cairan hingga jumlah pembatasan per oral,
dan untuk
tertentu sesuai usia dan tirah baring, hindari
menurunkan cairan
kebutuhan metabolik kerja atau batasi
usus
aktifitas.

4. Diet tak adekuat dan


4. Observasi penurunan absorbsi
perdarahan dan tes dapat memasukan
feses tiap hari untuk defisiensi Vitamin K
adanya darah samar. dan merusak
koagulasi, potensial
resiko pendarahan.

5. Mempertahankan
istirahat usus akan

26
5. Kolaborasi memerlukan
pemberian cairan penggantian cairan
parenteral sesuai untuk memperbaiki
indikasi. kehilangan atau
anemia
Dx 1. Setelah dilakukan 1. Kaji peningkatan 1. Suhu 38,9o C
2 tindakan keperawatan suhu. menentukan proses
suhu tubuh normal. penyakit infeksi abut

2. Suhu lingkungan
2. Pantau suhu
Dengan kriteria hasil : atau jumlah slimut
lingkungan, batasi
harus dibatasi untuk
a. Mengembalikan atau tambah linen
mempertahankan
Suhu tubuh kembali tempat tidur sesuai
suhu mendekati
normal 36-37°C indikasi.
normal.
b. bibir tidak kering,
c. pasien tampak rileks,
3. Membantu
d. turgor kulit baik,
mengurangi demam
tidak terjadi resiko 3. Berikan kompres air
(penggunaan air es
kekurangan volume hangat, hindari
menyebabkan
cairan. penggunaan air es.
peningkatan suhu
secara aktual).

4. Digunakan untuk
mengurangi demam.

4. Kolaborasi
pemberian
5. untuk mengatasi
Antipiretik.
peradangan yang
terjadi dalam tubuh.
5. Kolaborasi
pemberian Antibiotik

27
dan Antimikroba.
Dx 1 Setelah dilakukan 1. Dorong tirah baring 1. Menurunkan
3 tindakan 3x24 jam atau pembatasan kebutuhan metabolik
pemenuhan kebutuhan aktifitas selama fase untuk mencegah
nutrisi pasien terpenuhi. sakit akut. penurunan kalori dan
simpanan energi.

Kriteria hasil :
2. Menenangkan
- BB stabil atau 2. Anjurkan klien
peristaltik dan
peningkatan BB, tidak istirahat sebelum
meningkatkan energi
ada makan.
untuk makan
- Malnutrisi
- nafsu makan
3. Lingkungan yang
meningkat, pasien
menyenangkan dapat
mengmhabiskan porsi 3. Sediakan makanan
menurunkan stress
makan yang sudah dalam keadaan
dan lebih kondusif
disediakan rumah sakit hangat, lingkungan
untuk makan.
menyenangkan, dan
kondisi tidak
terburu-buru

4. Memberikan rasa
4. Catat masukan kontrol pada klien
makanannya. dan memberikan
kesempatan untuk
memilih makanan
yang diinginkan,
5. Berikan nutrisi dinikmati, dapat
parental total, terapi meningkatkan
Intra Vena sesuai masukan.
indikasi.
5. Dapat
mengistirahatkan
saluran sementara

28
6. Timbang berat memberikan nutrisi
badan setiap hari penting.

6. memberikan
informasi tentang
kebutuhan diet atau
keefektifan terapi.

E. IMPLEMENTASI
Nama pasien : An. A No. RM : 102100
Dx medis : demam typoid
Tanggal / Paraf
Dx keperawatan Catatan keperawatan
Waktu
8 Maret 2018 Defisit volume cairan 1. menkaji tanda-tanda
7.00 berhubungan dengan vital
output yang berlebihan 2. mengbservasi kulit
kering berlebihan dan
membrane mukosa,
penurunan turgor kulit.
3. mempertahankan
pembatasan per oral,
tirah baring, hindari
kerja atau batasi
aktifitas.
4. berkolaborasi
pemberian cairan
parenteral sesuai
indikasi.

29
8 Maret 2018 Hipertermi 1. Kaji peningkatan suhu.
7.00 berhubungan dengan 2. Pantau suhu
proses peradangan pada lingkungan, batasi atau
usus halus tambah linen tempat
tidur sesuai indikasi.
3. Berikan kompres air
hangat, hindari
penggunaan air es.
4. Kolaborasi pemberian
Antipiretik.

8 Maret 2018 Perubahan nutrisi 1. Anjurkan klien istirahat


7.00 kurang dari kebutuhan sebelum makan.
berhubungan dengan 2. Sediakan makanan
mual, muntah, nafsu dalam keadaan hangat,
makan menurun. lingkungan
menyenangkan, dan
kondisi tidak terburu-
buru
3. Catat masukan
makanannya.

30
F. EVALUASI

NAMA : An. A

Hari / UMUR : 5 tahun


EVALUASI
tgl/ jam NO RM: 102100

PARAF

12 Maret S:
 Ibu pasien mengatakan anaknya
mengalami BAB 2x sehari dengan
konsistensi lunak
 Ibu pasien mengatakan anaknya
tidak muntah

O:

 Pasien masih tampak lemas


 Turgor kulit baik
 Mukosa bibir masih kering
 Bising usus normal
 CRT = 2 dtk
 Nadi = 100x/menit
 RR = 22x/ menit
 Suhu = 37.8o C

A : Masalah Teratasi sebagian

P : Lanjutkan semua intervensi

31
8 Maret S:

 Ibu pasien mengatakan panas ankanya


mulai turun
 Ibu pasien mengatakan anaknya tidak
menangis dan bisa tidur

O:
 Tubuh pasien teraba hangat
 Mukosa bibir kering
 Pasien tampak bisa tidur
 Nadi = 100x/menit
 RR = 22x/ menit
 Suhu = 37.8o C

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

32
3 S:

 Ibu pasien mengatakan anaknya tidak


muntah
 Ibu pasien mengatakan anaknya mau
makan tapi sedikit-sedikit

O:
 Wajah tampak pucat
 Konjungtiva merah muda
 Pasien tampak mau makan
 IMT = 16.2 (Belum naik)
 CRT = 2 dtk

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan tindakan Asuhan Keperawatan selama kurang lebih 5 hari di
Rumah Sakit, An. A yang menderita Demam Tyfoid dan MRS pada tanggal 8 Maret 2018
didapatkan beberapa diagnosa keperawatan yaitu :
a. Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan terhadap
demam dan muntah.
b. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada usus halus.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah,
nafsu makan menurun.

33
keperwatan sesuai dengan intervensi keperawatan. Evaluasi dilakukan 2 hari sekali
secara menyeluruh dan pada hari kelima dirawat di RS masalah pasien teratasi.

B. Saran
a. Diharapkan bagi institusi untuk menmbah bacaan diperpustakaan sehingga mudah
dalam pembuatan tugas
b. Mahasiswa dalam mengerjakan tugas harus berpedoman pada sumber-sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan.
c. Dalam pengumpulan tugas hendaknya Mahasiswa bersikap tepat waktu

34

Anda mungkin juga menyukai