Anda di halaman 1dari 5

A.

DEFINISI
Cystoma ovarii adalah pertumbuhan yang berlebihan pada ovarium oleh karena suatu
sebab jadi membesar dan berisi cairan kadang berlendir, sehingga tumor tersebut membentuk
suatu kantong yang besar yang dinamakan kista. (prof.dr.Bari Syaifuddin, 2000)
Cystectomy adalah tindakan insisi / mengangkat pertumbuhan jaringan otot polos
dalam dinding uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan
dikenal juga dengan istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid.

B. INDIKASI
a. Jika abses tubo ovari tidak ruptur dan tidak bergejala, dapat diberikan antibotik. Jika
massa tidak menyusut dalam waktu 2-3 minggu setelah pemberian antibiotik atau
bertambah besar..
b. Wanita dengan usia antara 50 -70 tahun dengan kista ovarium, maka resiko tinggi
menjadi kanker.

C. KONTRAINDIKASI
a. Pasien sedang menstruasi
b. Keadaan pasien buruk sehingga tidak dimungkinkan untuk dilakukan tindakan
definitif.
c. Pasien berstatus nona sehingga hanya dilakukan incomplete surgical staging
meliputi Apendiktommi, Omentektomi, dan limfadenektomi.

D. TUJUAN
a. Mengatur alat secara sistematis di meja instrumen
b. Memperlancar handling instrument
c. Mempertahankan kesterilan alat-alat selama operasi

E. PERSIAPAN PASIEN
a. Memeriksakan faal hemostasis saat pasien berada di rawat inap
b. Mempuasakan pasien 6 - 8 jam sebelumnya.
c. Mengganti baju pasien dengan baju operasi saat pasien berada di premedikasi.
d. Melepas semua perhiasan pasien termasuk jika pasien memiliki gigi palsu.
e. Periksa rekam medik pasien terutama nomor register dan lembar inform consent
tindakan operasi.

F. PERSIAPAN LINGKUNGAN
a. Memastikan mesin couter berfungsi dengan benar
b. Memastikan mesin suction berfungsi dengan benar
c. Memastikan lampu operasi berfungsi dengan benar
d. Memastikan tersedianya tiang infus
e. Menyiapkan tempat sampah medis
f. Menyiapkan peralatan non steril seperti gunting verband, plat diatermi, dll.
g. Menyiapkan meja instrumen, meja mayo, dan troli baskom.
G. PERSIAPAN ALAT
1. ALAT ON STERIL
a. Meja operasi
b. Lampu operasi
c. Mesin coutter, mesin suction
d. Tempat sampah
e. Lampu foto radiologi, dll.

2. ALAT STERIL
a. Di Meja Instrumen
1. Duk besar : 2 buah
2. Duk panjang : 4 buah
3. Duk kecil : 4 buah
4. Scort steril : 6 buah
5. Handuk steril : 4 buah
6. Sarung meja mayo : 1 buah
7. Tempat jarum dan benang sisa : 1 buah
8. Instrumen set (yang tidak di meja mayo) : 1 set
9. Kabel coutter dan handpeice : 1 buah
10. Baskom besar / bengkok : 1 / 1 buah
11. Cucing / kom : 1 / 1 buah
12. Selang suction : 1 buah

b. Di Meja Mayo
1. Handvad mess no. 4 : 1 buah
2. Gunting metzenbaum : 1 buah
3. Gunting jaringan kasar : 1 buah
4. Pinset anatomis / cirurgis : 2 / 2 buah
5. Disinfeksi klem : 1 buah
6. Duk klem : 5 buah
7. Klem mosquito : 2 buah
8. Klem pean bengok sedang : 2 buah
9. Klem pean bengkok tanggung : 3 buah
10. Klem pean bengkok besar : 3 buah
11. Kokher bengkok sedang : 4 buah
12. Mosqoito klem pean bengkok panjang ( manis ) : 1 buah
13. Needle holder : 2 buah
14. Kokher lurus panjang : 2 buah
15. Gunting lurus (gunting benang) : 1 buah
16. Ring klem : 4 buah
17. Klem 90 : 1 buah
18. Peritoneum klem : 4 buah
19. Double langenbeck : 1 buah
20. Haak berdaun dalam : 1 buah
21. Haak besar : 1 buah
22. Darm spatel : 1 buah
23. Canule suction : 1 buah
24. Jarum
- Round sedang : 1 buah
- Cutting sedang : 1 buah

3. BAHAN HABIS PAKAI


1. Handscone steril : sesuai kebutuhan
2. Paragon mess no. 22 : 1 buah
3. NS 0,9% twist 1L : 2 flash
4. Povidon iodine 10% : 100 cc
5. Savlon : 50 cc
6. Vycril no.0 / no.1 / no.2-0 : 1 / 1 / 1 buah
7. Side no 1 : 1 buah
8. Plain no 1 : 1 buah
9. Monocryl no 3-0 : 1 buah
10. Deepers / Kassa kecil : 5 / 30 biji
11. Big kass : 1 buah
12. Supratule / Hipavik 15 x 20 cm : 1 / 1buah
13. U-pad on / steril : 1 / 1 buah
14. EMP : 1 buah
15. Catheter no.16 + urobag : 1 / 1 buah
16. Spuit 10 cc : 2 buah

4. TEKNIK INSTRUMENTASI
1) Sign in sebelum dilakukan induksi anestesi, meliputi:
a. Konfirmasi identitas, area operasi, tindakan operasi, dan lembar persetujuan
operasi.
b. Penandaan area operasi
c. Kesiapan mesin anestesi dan obat-obatannya
d. Kesiapan fungsi pulse oksimeter
e. Riwayat alergi pasien
f. Adanya penyulit airway atau resiko aspirasi
g. Resiko kehilangan darah
2) Bawa masuk pasien kemudian posisikan pasien di atas meja operasi dengan posisi
supinasi.
3) Pasien dibius secara general anestesi oleh dokter anestesi
4) Perawat sirkuler memasang catheter
5) Pasang plat diatermi di betis pasien kemudian cuci area operasi dengan hibiscrub cair
dan keringkan dengan duk kecil steril.
6) Instrumentator melakukan scrubing, gowning, dan gloving
7) Instrumentator membantu tim bedah melakukan gowning dan gloving
8) Perawat instrumen memberikan desinfeksi klem dan cucing yang didalamnya telah
diberi deppers dan povidon iodine 10% pada operator untuk desinfeksi area operasi
dengan deppers
9) Lakukan draping area operasi, meliputi :
a. Pasang u-ped diatas simfisis
b. Pasang duk besar untuk bagian atas dan bawah pasang duk sedang/panjang pada
sisi kanan dan kiri
c. Pasang duk kecil di bagian bawah diatas simfisis dan bagian sudut di fiksasi dengan
towel klem.
10) Pasang selang suction dan kabel coutter, ikat dengan kassa dan fiksasi pada draping
dengan duk klem (1 buah), kemudian cek fungsi kelayakan alat.
11) Lakukan time out sebelum dilakukan insisi, meliputi:
a. Konfirmasi pengenalan nama dan tugas masing-masing tim bedah
b. Konfirmasi nama pasien, jenis tindakan, dan area yang akan dioperasi
c. Pemberian antibiotik profilaksis 60 menit sebelum operasi.
d. Antisipasi kejadian kritis yang berkaitan dengan operator, anestesi maupun
instrumen.
e. Penggunaan instrumentasi radiologi
f. Sebelum operator memimpin do’a untuk kelancaran operasi.
12) Berikan pada operator kassa alkohol (1) + kassa kering (1) untuk membersihkan bekas
povidon iodin.
13) Berikan pinset cirurgis (1) pada operator untuk menandai area insisi
14) Berikan mess no.22 (1) untuk menginsisi kulit pada operator, dan berikan kassa kering
dan klem mosquito (1) pada asisten untuk rawat perdarahan.
15) Operator menginsisi kulit + 15 cm secara midline s/d fat dengan handvat mess no 22,
rawat perdarahan
16) Berikan langenbeck untuk memperluas lapang operasi
17) kemudian tampak fasia, diinsisi dengan memberikan mess no 22 (1) + dijepit dengan
memberikan kokher bengkok sedang (2)
18) Berikan gunting jaringan (1) pada operator untuk melebarkan fasia sampai otot.
Sedangkan asisten melebarkan lap. Operasi dengan langenbeck.
19) Berikan kokher (2) pada operator untuk menjepit fasia di bagian proximal dan distal.
Otot, di split / dibuka dengan tangan operator / dengan punggung pinset anatomis.
20) Berikan pada operator gunting metzenbaum (1) dan pinset anatomis (2) untuk
menggunting peritonium
21) Idntifikasi posisi kista, berikan pada operator haak berdaun dalam untuk melebarkan
lapangan operasi.
22) Berikan operator klem pean panjang (2) untuk menjepit ovarium bagian distal dan
proximal.
23) Berikan gunting metzenbaum untuk menggunting mukosa ovarium kemudian keluar
cairan kista berwarna cokelat dan cairan tersebut di keluarkan (disuction) sampai habis
pada ovarium kanan.
24) Berikan gunting metzenbaum dan pinset chirrugis untuk mengambil jaringan ovarium.
25) Berikan needle holder dan vycril 2-0 jarum round untuk menjahit bekas insisi ovarium
memutar (marsupialisais). Rawat perdarahan dengan coutter bila ada perdarahan.
26) Tindakan tersebut diulang pada ovarium bagian kiri dengan tindakan yang sama
27) Berikan klem bengkok panjang 2 buah untuk menjepit omentum
28) Berikan naldfoeder dan ziede no.1(tanpa jarum) untuk mengikat omentum.
29) Jaringan yang diambil diberikan pada perawat circuler
30) operator membersihkan rongga abdoment dengan mengeluarkan big kass, kemudian
siapkan NS 0,9 % hangat untuk mencuci rongga abdomen. Memberikan steel deepers
pada operator dan di suction sampai bersih dan tidak tampak perdarahan.
31) Sebelum menutup lapang operasi, lakukan sign out meliputi:
a. Jenis tindakan
b. Kecocokan jumlah instrumen, kasa, dan jarum sebelum dan sesudah operasi
c. Label pada spesimen
d. Permasalahan pada alat yang digunakan
e. Perhatian khusus pada masa pemulihan
32) Menutup peritonium, berikan darm spatel untuk menutupi usus, berikan peritonium
klem untuk menjepit peritonium. Jahit dengan cutgut plain no 1 jarum round sedang
dan menggunakan pinset anatomis.
33) Berikan 2 kokher keada operator untuk menjahit fasia distal proximal jahit dengan
vichryl no 1 dan menggunakan pinset chirurgis. Berikan gunting kasar.
34) Lemak dijahit dengan vycril no. 0 (jahitan satu-satu)
35) Menjahit kulit secara subkutikuler dengan monocryln no 3-0 dengan menggunakan
pinset chirurgis, dan berikan gunting kasar.
36) Setelah luka tertutup, bersihkan luka dengan kassa basah + NS 0,9 %, lalu keringkan
dengan kassa kering, beri supratule sesuai panjang luka, dan tutup dengan hypavik.
37) Operasi selesai, rapikan pasien.
38) Perawat instrumen menginventaris alat-alat dan bahan habis pakai pada depo farmasi,
kemudian mencuci dan menata kembali alat-alat pada intrumen set (yang akan
disterilkan), serta merapikan kembali ruangan.

5. EVALUASI
Operasi berjalan lancar sekitaran kurang lebih 70 menit dari awal persiapan.
Lebar insisi 2-3 cm tertutup tulle dressing, kasa steril, hipafix. Jumlah alat lengkap 45
buah, kassa steril 20 lengkap terpakai 18 sisa 2, deppers 10 lengkap terpakai 3 sisa 7
Bigkass 2 terpakai semua.

Anda mungkin juga menyukai