Anda di halaman 1dari 16

BAB I

LANDASAN TEORI

A. BATASAN
 Bayi adalah anak usia 0-12 bulan
 BBL adalah bayi yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstra uterin.
 BBL adalah bayi yang lahir melalui persalinan normal atau spontan dengan
APGAR SCORE 7-10, berat badan lahir antara 2500-4000 gram dari
kelahiran 37-42 minggu dan tanpa cacat bawaan / kongenital.
 Neonatal adalah jangka waktu sejak bayi lahir sampai umur 28 hari terbagi
atas 2 periode :
1) Neonatal dini : umur 0-7 hari
2) Neonatal lanjutan : umur 8-28 hari
 Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bay
selama jam pertama selama persalinan / kelahiran. Asuhan yang diberikan
setelah bayi lahir antara lain : ( Sarwono, 2007 : 248 )
a) Lakukan pengisapan lendir dan cairan dengan alat penghisap cairan
lendir dari mulut, kemudian dari lubang hidung, supaya jalan nafas
dan bayi dapat bernafas sebaik-baiknya.
b) Nilai pernafasan dan letatakkan bayi dengan handuk diatas permukaan
perut ibu.
c) Dengan kain bersih dan kering / kasa, bersihkan darah / lendir dari
wajah bayi untuk mencegah terhalangnya jalan udara, periksa ulang
pernafasan bayi, sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas
secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir.
d) Bila bayi tersebut menangis bernafas ( terlihat pergerakan dada
minimal 30 kali / menit ) maka berikan bayi tersebut pada ibunya.
e) Bila bayi tersebut tidak bernafas selama 30 detik, segera cari bantuan
dan lakukan resusitasi bayi.
B. CIRI-CIRI BAYI BARU LAHIR
 Berat badan 2500-4000 gram
 Panjang badan lahir 48-52 cm
 Lingkar dada 30-38 cm
 Denyut nadi 120-140 kali / menit
 Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup berbentuk
dan diliputi verniks caseosa
 Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala telah sempurna
 Kuku agak panjang dan lemas
 Genetalia
- Labia mayor sudah menutupi labia minor
- Testis sudah turun ( pada laki-laki )
 Reflex hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
 Reflex moro sudah baik apabila bayi dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti menoleh, reflex rooting baik, bayi menoleh kearah yang
menyentuh pipinya.
 Eliminasi urine, mekonium akan keluar pada 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan.
C. PEMERIKSAAN FISIK DAN BBL
1 Keadaan umum : Baik
2 Kesadaran : Composmentis
3 Kepala : Tidak hematoma, tidak ada caput succedenum,
UUB belum menutup.
4 Muka : Tidak pucat
5 Mata : Simetris, conjunctiva tidak anemis, sclera tidak ikterus
6 Hidung : Tidak ada polip, tidak ada septum nasi
7 Mulut : Bibir simetris dan tidak pucat, tidak ada
labiopalatoskysis
8 Leher : Tidak ada gangguan pada tenggorokan dan tonsil
normal
9 Dada : Thorax bentuk normal, tidak ada tarikan intercostae
paru-paru, ronchi - / -, wheezing - / -
10 Abdomen : Tidak ada perdarahan tali pusat
11 Kulit : Warna kemerahan, turgor baik, ada verniks caseossa
12 Genetalia : Testis sudah turun
13 Anus : Tidak atresia ani
14 Ekstermitas : Tidak ada sindaktil, tidak ada polidaktil
15 Anthropometry : BB : 2500-4000 gram
PB : 48-50 cm
Lila : 9,5-11 cm
Lida : 32-34 cm
Lika :
- Fronto occipito : 34 cm
- Mento occipito : 35 cm
- Suboccipito bregmantika : 32 cm
16 tanda- tanda vital
 Nadi : 120-140 kali / menit
 Suhu : 36,5C – 37,5C
 pernafasan : 30-60 kali / menit

D. PENATALAKSANAAN BBL ( BAYI BARU LAHIR )


1. Pencegahan infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, saat melakukan penanganan
BBL pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi
Cara pencegahan infeksi tersebut, antara lain :
 Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan
kontak dengan bayi
 Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
 Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakan untuk bayi dalam keadaan bersih
 Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop, dan
benda-benda lainnyayang bersentuhan dengan bayi dalam keadaan
bersih ( dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan )
2. Penilaian awal
Segera dilakukan penilaian awal pada BBL, secara cepat dan tepat ( 0-30 detik
) evaluasi data yang terkumpul buat diagnosis dan tentukan rencana untuk
asuhan atau perawatan BBL keadaan bayi dimulai 1 menit setelah lahir dengan
menggunakan APGAR SCORE
ANGKA PENILAIAN
KRITERIA
0 1 2
Apperance ( warna kulit ) pucat badan merah, ekstremitas biru seluruh tubuh kemerahan
pulse rate ( frekuensi nadi ) tidak ada < 100 > 100
Grimace ( reaksi rangsangan ) tidak ada sedikit gerakan mimik batuk / bersin
Activity ( tonus otot ) tidak ada ekstremitas dalam sedikit fleksi gerakan aktif
Respiration ( pernafasan ) tidak ada lemah tidak teratur baik / menangis

Sumber : ( Sarwono, 2007 : 246 )


Catatan :
A-S 1 menit > 7 ( bayi normal 7-10 ) tidak perlu resusitasi
A-S 1 menit 4-6 ( asfiksia sedang ) bag and mack ventilation
A-S 1 menit 0-3 ( asfiksia berat ) lakukan inkubasi
Identifikasi bayi segera setelah lahir dan bila ibu sadar, bayi diperlihatkan
kepadanya dan teliti apakah ada tanda pengenal bayi yang sama dengan tanda
pengenal ibu, bila ibu tidak sadar, bayi diperlihatkan kepada ayah atau
keluarga yang menunggunya. Hal ini perlu dilakukan untk mencegah
kekeliruan dikemudian hari. ( Sarwono, 2007 : 30-31 )
3. Pencegahan kehilangan panas
BBL tidak dapat mengatur temperature, timbulnya secara memadai dan cepat
kedinginan juga, kehilangan panastidak segera dicegah, bayi mengalami
hipotermi beresiko tinggi untuk jatuh sakit / meninggal. Jika nayi dalam
keadaan basah atau tidak ditutupi mungkin akan mengalami hipotermi
meskipun dalam ruangan yang relative hangat, cara mencegah kehilangan
panas, yaitu :
a. Keringkan bayi secara seksama
b. Selimuti dengan selimut atau kain bersih dan kering
c. Tutup bagian kepala janin
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayi
e. Jangan segera menimbang / memandikan bayi
f. Tempatkan bayi dilingkungan hangat
g. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15
menit, apabila telapak kaki bayi terasa dingin periksa suhu axilla bayi
h. Berikan bayi pada ibunya secepat mungkin, kontak dini antara ibu
damn bayi penting untuk kehangatan. Mempertahankan panas dengan
benar pada BBL
4. Rangsangan taktil
Mengeringkan tubuh bayi juga m,erupakan tindakan stimulasi untuk bayi yang
sehat biasanya cukup untuk merangsang pernafasan. Jika bayi tidak
menunjukkan respon atau tanda-tanda kegawatan segera lakukan tindakan
untuk membantu pernafasan
5. Asuhan tali pusat
a. Mengikat tali pusat
Setelah plasenta dilahirkan dan ibu dianggap stabil, ikat tali pusat pada
putting tali pusat
 Celupkan tangan yang masih menggunakan handscoon ke
dalam larutan chlorine 0,5 % untuk membersihkan darah atau
cairan tubuh yang lain
 Bilas tangan dengan air matang atau DTT kemudian keringkan
dengan handuk bersih dan kering
 Ikat putting tali pusat sekitar 1 cm dari tali pusat dengan
menggunakan benang DTT atau klem plastik tali pusat ( DTT /
steril )
 Lepasklan klem penjepit tali pusat dan letakkan dalam larutan
chlorine 0,5 %
 Selimuti ulang penjepit dengan kasa steril dan kering
b. Perawatan tali pusat
1) Jangan membungkus tali pusat atau mengoleskan bahan atau
ramuan apapun keputing tali pusat dan menasehati keluarganya
untuk tidak memberikan apapun pada pusat bayi
2) Pemakaian alcohol maupun bethadine sudah tidak
diperkenankan
3) Beri nasehat pada ibu dan keluarganya sebelum penolong
meninggalkan bayi dan ibu
a Lipat popok dibawah tali pusat
b Jika putting tali pusat kotor, cuci secara lembut dengan
air matang / DTT dan sabun dan keringkan secara
seksama
c Jika pusat menjadi merah atau mengeluarkan nanah /
darah segera rujuk bayi ke fasilitas yang mampu
memberikan perawatan BBL secara lengkap
4) Memulai pemberian ASI ( JHPIEGO dan DEPKES RI : 4-9 )
Pastikan bahwapemberian ASI segera setelah bayi lahir, jika
mungkin anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
segera setelah bayi lahir. Tentramkan ibu bahwa anda
membantu ibu menyusukan setelah plasenta lahir dan
penjepitan laserasi. Menjelaskan pada ibu hal yang
berhubungan dengan ASI yaitu :
a Keuntungan pemberian ASI secara dini
b Janganmemberikan makan dan minuman lain pada bayi
( misalna air madu, larutan air gula atau pengganti susu
ibu ) kecuali diinstruksikan oleh dokter anak ( atas alas
an medis ) jarang sekali para ibu tidak memiliki air susu
sehingga bayi memerlukan asupaan susu buatan
tambahan
c Barikan ASI pada bayi sesuai kebutuhannya baik siang
dan malam ( 8kali atau lebih dalam 24 jam ) selama
bayi menginginkan dan berikan ASI saja selama 6 bulan
pertama kehidupannya
d Posisi yang tepat untuk menyusui
e Jelaskan pada ibu bagaimana memeluk bayi dan
menyusukan bayi
Bayi normal sudah dapt disusui segera setelah lahir lamanya
disusui hanya1-2 menit, akan terjadi rangsangan terhadap
pembentukan ASI dan secara tidak lansung dapat mempercepat
pengecilan uterus walaupun ASI yang berupa kolostrum hanya
dapat dihisap. Beberapa tetes ini sudah cukup untuk kebutuhan
bayi dalam hari-hari pertama, pada hari-hari pertama sampai
pada hari ke-3 bayi harus sudah menyusui selama 10 menit
pada mammae ibu dengan jarak 3-4 jam atau ketika bayi
menangis karena lapar agar kebutuhan on demand dapat
terpenuhi ( Sarwono , 1999 : 259 )
6. Upaya profilaksis terhadap gangguan mata
Bayi bias diberi ASI dan bertemu dengan ibu dan keluarganya sebelum
mendapatkan tetes mata profilaksis ( larutan perak nitrat 1 % atau setiap
tetrasiklin 1 %, salep eritromisin 0,5 % ). Tapi tetes mata atau salep antibiotika
tersebut harus diberikan pada 1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya
profilaksis tidak akan efektif untuk gangguan mata, apabila tidak diberikan 1
jam masa kehidupannya.
Teknik memberikan profilaksis mata
 Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir
 Jelaskan pada keluarga tentang apa yang anda lakukan, yakinkan
mereka bahwa obat tersebut sangat menguntungkan
BAB II

KONSEP ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL


I. PENGKAJIAN
- Hari / Tanggal :
Untuk mengetahui kapan pasien datang untuk melakukan pemeriksaan
- Jam :
Untuk mengetahui waktu dilakukannya pemeriksaan

A. DATA SUBJEKTIF
Data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dari pasien atau keluarga
pasien
Biodata
a. Bayi
Nama : Untuk mengenal bayi dan agar tidak tertukar dengan
bayi lain
( Zr. Dra. Christina I, tahun 1981 )
Umur : Untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan
bayi serta pedoman pemberian terapi
( Obstetri, 1984 )
Tanggal /Jam lahir : Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
bayi serta pedoman pemberian terapi
Jenis kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin bayi
( Sarwono P, 2002 : 35 )
Jumlah saudara : Jumlah anak yang banyak dalam keluarga akan
mengakibatkan kurangnya perhatian dan kasih sayang
terutama jika jarak anak terlalu dekat pada social
ekonomi
Status : Untuk mengetahui anak kandung / anak adopsi
b. Orang tua ( Ayah dan Ibu )
Nama : Orang tua ditanyakan untuk mengenal dan
memanggil mereka agar tidak keliru
Umur : Untuk mengetahui usia orang tua
Pendidikan : Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektual
tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku
kesehatan seseorang
Pekerjaan : Untuk mengetahui taraf hidup dan social ekonomi
keluarga agar nasihat yang diberikan sesuai
Agama : Berhubungan dengan perawatan penderita yang
berkaitan dengan ketentuan lain dalam keadaan yang
gawat ketika member pertolongan dan perawatan dapat
diketahui dengan siapa berhubungan
Alamat : Untuk mengetahui orang tua tinggal, menjaga
kemungkinan bila ada nama orang tua yang sama dan
juga memastikan bayi mana yang akan ditolong bila
mengadakan kunjungan pada penderita

B. DATA OBJEKTIF
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan petugas kesehatan
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Baik / Cukup Baik / Lemah
b. Gerakan tubuh : Aktif / Tidak
c. Inspeksi : Pemeriksaan dengan cara melihat
Kepala : Simetris / tidak, ada molase / tidak, ada caput
succedenum / tidak, ada chepal hematoma/ tidak
Muka : Simetris / tidak, pucat / tidak
Mata : Simetris / tidak, conjunctiva anemis / tidak, sclera
ikterus / tidak
Hidung : Ada polip / tidak, ada septum nasi / tidak
Mulut : Simetris / tidak, pucat / tidak, adakah labiopalatoskysis
Leher : Adakah gangguan pada tenggorokan, tonsil normal /
tidak, adakah pembengkakan kelenjar
Dada : Ada tidaknya cedera pada waktu persalinan, Thorax :
Normal / tidak, adakah retraksi rongga dada, Paru-paru
: Ronchi / Wheezing
Abdomen : Ada / tidak pembesaran abnormal, ada / tidak
pernafasan diafragma, ada / tidak perdarahan tali pusat,
pada tali pusat sudah diikat / belum
Kulit : Adakah verniks kaseosa, warna kulit bayi, turgor baik
/ tidak
Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum / tidak
Anus : Adakah anus, adakah atresia ani
Ekstremitas : Adakah sindaktil, adakah polidaktil
Anthropometri :
Berat badan : normalnya 2500 – 4000 gram
Panjang badan : normalnya 48-50 cm
Lila : normalnya 9,5-11 cm
Lingkar dada : normalnya 32-34 cm
Lingkar kepala : Fronto occipito : normalnya 33-34 cm
Mento occipito : normalnya 34-35 cm
Suboccipito Bregmantika : normalnya 32-33 cm
Tanda-tanda vital
- Nadi : normalnya 120-140 kali / menit
- Suhu : normalnya 36,5°C – 37,5°C
- Pernafasan : normalnya 30 – 40 kali/ menit
Reflex
 Reflex moro : bayi akan tersentak kaget dan mengangkat dua
kaki dan tangannya ketika rangsangan dilakukan
 Reflex rooting : bayi akan menoleh pada pipi yang
dirangsang dengan jari atau dengan cara membuka mulutnya
 Reflex sucking / swallowing : bayi akan menghisap dan
menelan apapun yang ada dalam mulutnya
 Reflex genggam : dengan meletakkan jari telunjuk pada
palmar, tekanan dengan gentle, normalnya bayi akan
menggenggam dengan kuat

II. INTERPRETASI DATA DASAR


o Diagnosa
Hasil analisa data sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pemberian HE dan
terapi atau tindakan yang akan dilakukan
Dx : bayi “X” usia 2 jam
o Data subjektif
Data yang berasal dari keluarga yang dapat mendukung dalam menentukan
diagnosa
o Data objektif
Data yang berasal atau didapat dari hasil pemeriksaan petugas kesehatan
sehingga dapat digunakan untuk mendukung diagnosa
o Masalah
Suatu keadaan diman pasien mempunyai keluhan-keluhan yang membutuhkan
suatu pemecahan
o Kebutuhan
Suatu informasi yang diperlukan oleh pasien untuk dapat mengatasi masalah
yang dialaminya

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


a. Diagnosa potensial : Mengidentifikasi diagnosa potensial lain berdasarkan
diagnosa yang ada
b. Masalah potensial : Mengidentifikasi masalah potensial yangmungkin
terjadi berdasarkan masalah yang berkelanjutan
Diagnosa dan masalah potensial perlu dicantumkan bila keadaan yang
patologis

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Mengidentifikasi kebutuhan segera yang diperlukan oleh pasien untuk menghindari
hal-hal yang dapat mengancam jiwa pasien sehingga harus dilakukan tindakan seperti
kolaborasi / rujukan dan observasi
V. INTERVENSI
Berdasarkan diagnosa yang telah ditegakkan, bidan menyususn rencana tindakan pada
klien sesuai kebutuhan klien

VI. IMPLEMENTASI
Melaksanakan rencana asuhan secara menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke-5 sesuai intervensi dan kondisi bayi

VII. EVALUASI
Tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana bidan melalui evaluasi sesuai
criteria yang telah ditetapkan dalam rencana kegiatan. Biasa dibuat dalam bentuk
narasi / SOAP
BAB III
STUDI KASUS
PADA BAYI “X” BBL NORMAL USIA 2 JAM

I. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Senin / 7 Desember 2009
Pukul : 15.30 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
BIODATA
 Nama Bayi
Nama Bayi : “X”
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke :4
Tanggal / Jam Lahir : 7 Desember 2009 / 13.30 wib
 Nama Orang Tua
Nama ibu : Ny “S” Nama Suami : Tn “H”
Umur : 32 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku / Bangsa : Mdr / Indonesia Suku / Bangsa : Mdr /
Indo
Alamat : Bangkalan Alamat :
Bangkalan
B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik, bersih ( bayi sudah dibersihkan )
b. Gerak tubuh : Aktif
c. Inspeksi
Kepala : Bentuk simetris, tidak ada chepal hematoma,
tidak ada caput succedenum, UUB sudah
menutup, UUK sudah menutup
Muka : Tidak pucat
Mata : Simetris, conjunctiva tidak anemis, sclera tidak
ikterus, sudah diberi profilaksis salep mata
Mulut : Bibir simetris, tidak ada labioskysis, tidak
pucat
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tidak
ada gangguan tenggorokan, tonsil normal
Dada : Tidak ada retraksi rongga dada, tidak ada
pigeon chase atau barrel chase
Abdomen : Tidak ada bayangan pembuluh darah, tidak ada
perdarahan tali pusat, tali pusat sudah diikat dan
dibungkus dengan kasa steril
Kulit : Tidak ada verniks kaseosa, warna kemerahan,
turgor baik
Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum
Anus : Tidak ada atresia ani
Ekstremitas : Tidak ada sindaktil dan polidaktil, tidak ada
genum verum ( bentuk O ), genu valgum (
bentuk X)
d. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tidak
ada bendungan vena jugularis
Abdomen : Tidak ada pembesaran abdomen / hepar
e. Auskultasi
Dada : Bunyi nafas normal, bunyi jantung normal,
tidak ada ronchi / wheezing
Abdomen : Bising usus normal
f. Perkusi
Abdomen : Tidak kembung
g. Anthropometri
Berat badan : 3000 gram
Panjang badan : 50 cm
Lingkar lengan atas : 9,5 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar kepala :- FO : 33 cm
- MO : 34 cm
- SOB : 32 cm
h. Tanda-tanda vital
Nadi : 128 kali / menit
Suhu : 36,5°C
Pernafasan : 30 kali / menit
i. Reflex
Reflex moro : positif
Reflex rooting : positif
Reflex sucking dan swallowing : positif
Reflex genggam : positif

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa : Bayi “X” usia 2 jam
Ds :-
Do :-
Masalah :-
Kebutuhan : Perawatan bayi baru lahir, terdiri dari :
- Kehangatan
- Nutrisi
- Pencegahan infeksi
- Pemberian imunisasi
-
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
- Hipotermi
- Hipoglikemia
- Infeksi Tali Pusat

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


-

V. INTERVENSI
1. Berikan suasana aman dan nyaman atau hangat pada bayi
Rasional : Mencegah hipotermi pada bayi
2. Berikan imunisasi Hb uniject
Rasional : Hb uniject diberikan untuk mencegah infeksi hepatitis B pada
bayi
3. Motivasi ibu untuk memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan
Rasional : Kebutuhan nutrisi pada bayi baru lahir untuk mencapai
kenaikan BB ( Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi )
4. Anjurkan ibu untuk membawa bayinya kontrol 7 hari lagi
Rasional : Untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi
5. Mandikan bayi setelah 6 jam post partum
Rasional : Bayi mampu beradaptasi dengan lingkungan setelah maksimal
6 jam post partum dan untuk mencegah hipotermi

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 7 Desember 2009 Pukul : 15.40 WIB – 16.10 WIB

1. Memberikan suasana aman dan nyaman pada bayi dengan menyelimuti bayi
menggunakan kain bersih dan kering serta menutup kepala bayi dan
menempatkan bayi di lingkungan yang hangat
Pukul : 15.40 wib
2. Memberikan imunisasi Hb uniject 0,5 cc
Pukul : 15.10 wib
3. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan
Pukul : 16.00 wib
4. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya kontrol 7 hari lagi
Pukul : 16.10 wib

VII. EVALUASI
Tanggal : 7 Desember 2009
Pukul : 16.15 wib

S :-
O :- K/u : Baik
- TTV N : 128 kali /menit S : 36,5°C Rr : 30 kali / menit

A :- Tidak ada tanda-tanda bahaya, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak
ada hipotermi

- Tujuan Berhasil
- Bayi boleh pulang
P : Beri penjelasan tentang :
- Kunjungan ulang
- ASI eksklusif
- Perawatan bayi di rumah
ASUHAN KEBIDANAN PADA
BAYI BARU LAHIR ( BBL ) NORMAL USIA 2 JAM
DI PUSKESMAS AROSBAYA, BANGKALAN

Disusun Oleh :
SRI JUMAATIN NAJJAH
NIM P 27824308033

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA JURUSAN
KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BANGKALAN
2009-2010

Anda mungkin juga menyukai