Anda di halaman 1dari 11

PT. WILMAR NABATI INDONESIA No.

Dok WINA/EHS-447-08
PROSEDUR PENYELAMATAN KORBAN Revisi 00
DI ATAS KETINGGIAN Halaman 1 dari 11

JUDUL:

PROSEDUR
PENYELAMATAN KORBAN DI ATAS KETINGGIAN

NOMOR DOKUMEN:

P-WINA/EHS-447-08

PT. WILMAR NABATI INDONESIA


JL. KAPTEN DARMO SUGONDO NO. 56
KELURAHAN INDRO, KECAMATAN KEBOMAS, KABUPATEN GRESIK – 61124
No. Telp: (031) 3989101
No. Fax: (031) 3975601

Prepared by Acknowledge by Confirmed by Approved by

Name : Heri Purwanto Name : Dian N.R Name : Andi Machmud Name : SARONTO
Position : EHS Head Position : MR Position : AdmSub-Div Mgr Position : Direktur
Date : 25-Jan-2019 Date : 25-Jan-2019 Date : 25-Jan-2019 Date : 25-Jan-2019
PT. WILMAR NABATI INDONESIA No. Dok WINA/EHS-447-08
PROSEDUR PENYELAMATAN KORBAN Revisi 00
DI ATAS KETINGGIAN Halaman 2 dari 11

1. KEBIJAKAN

Di PT. Wilmar Nabati Indonesia – Gresik, banyak kegiatan di atas ketinggian dengan berbagai tipe
keadaan di atas ketinggian, dan dengan kegiatan yang bervariasi, sehingga memungkinkan untuk
terjadinya korban di atas ketinggian yang memerlukan penyelamatan secara khusus dan harus dipastikan
aman.
Agar dapat dipastikan mekanisme dan metode penyelamatan yang aman dan tepat terhadap korban di
atas ketinggian, maka Manajemen PT. Wilmar Nabati Indonesia – Gresik mengambil kebijakan untuk
menetapkan Prosedur Penyelamatan Korban di atas Ketinggian ini.

2. TUJUAN

Tujuan ditetapkannya prosedur ini adalah untuk memastikan pelaksanaan penyelamatan korban di atas
ketinggian:
a) Dilakukan secara terencana, cepat, tepat dan aman;
b) Memberikan peluang yang lebih untuk korban dapat diselamatkan dari cidera yang lebih serius, atau
bahkan dari kematian;
c) Pelaksanaan evakuasi korban di atas ketinggian tidak membahayakan Tim Penyelamat.
d) Ada pembinaan Tim Penyelamat melalui training, dan penyempurnaan berkelanjutan penyelamatan
korban di atas ketinggian melalui simulasi dan evaluasi secara regular.

3. RUANG LINGKUP

Prosedur ini untuk digunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan penyelamatan korban di atas
ketinggian khusus untuk unit-unit operasi dan kegiatan di PT. Wilmar Nabati Indonesia – Gresik.
Manajemen perusahaan tidak bertanggung jawab terhadap penyalahgunaan prosedur ini di unit Wilmar
lainnya, dan di kegiatan-kegiatan di luar PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik.

4. DOKUMEN RUJUKAN (ACUAN)

Dokumen rujukan dalam penyusunan Prosedur ini adalah:


1) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Dalam Pekerjaan Pada Ketinggian
3) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep.
325/MEN/XII/2011 tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Sektor Ketenagakerjaan Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sub-Bidang Bekerja di Ketinggian
Menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
4) ISO 18001:2007 Persyaratan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (khususnya
klausal 4.4.7).
5) Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
6) Wilmar Work at Heights Standard (WWAHS) Version 1.0
7) WINA/EHS-446-07 SOP Pekerjaan Di Atas Ketinggian
8) JSA-PKT/2013 _ Job Safety Analysis dan SOP Pekerjaan Di Atas Ketinggian
PT. WILMAR NABATI INDONESIA No. Dok WINA/EHS-447-08
PROSEDUR PENYELAMATAN KORBAN Revisi 00
DI ATAS KETINGGIAN Halaman 3 dari 11

5. DEFINISI

5.1. Pekerjaan di atas ketinggian


5.2. Kompetensi Pekerja di Atas Ketinggian
5.3. FM Mgr adalah Factory Manager atau Sub-Division Manager yang membawahi area kegiatan kerja
terkait
5.4. Prj Mgr adalah Project Manager yang membawahi area kegiatan proyek terkait
5.5. Head of Dept adalah Kepala Departemen yang membawahi area kegiatan terkait
5.6. Supervisor Area adalah Supervisor yang membawahi area kegiatan terkait
5.7. EHS Team adalah personil EHS untuk semua level yang sedang bertugas pada shift terkait
5.8. Paramedis adalah personil Klinik yang sedang bertugas pada shift terkait
5.9. TPKD adalah Team Penanggulangan Keadaan Darurat yang bertugas di area terkait
5.10. Safety on Site adalah personil yang ditugaskan untuk pengawasan Safety secara langsung di
lapangan untuk kegiatan terkait (termasuk Personil Safety Contractor di tempat)
5.11. Spv. On Site adalah Supervisor atau Foreman yang bertugas pengawasan pekerjaan secara
langsung di tempat kegiatan (termasuk Supervisor/Foreman Kontraktor/Outsourcing di tempat)
5.12. Worker Team adalah Pekerja yang secara langsung melakukan kegiatan kerja termasuk
Kontraktor/Ousourcing.

6. TANGGUNG JAWAB

A. STRUKTUR TIM TANGGAP DARURAT PENYELAMATAN DI ATAS KETINGGIAN

FACILITATOR

FM Mgr/ Prj Mgr,


Head of Dept

LEADER

Supervisor Area

Supporting On Site On Site


p Rescue Team Rescue Team Security

EHS Team Safety on Site Security Team


Paramedis Spv on Site
TPKD Worker Team
PT. WILMAR NABATI INDONESIA No. Dok WINA/EHS-447-08
PROSEDUR PENYELAMATAN KORBAN Revisi 00
DI ATAS KETINGGIAN Halaman 4 dari 11

B. URAIAN TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

NO FUNGSI TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG


1 Facilitator (Factory 1.1. Bertanggung jawab menyediakan sarana tanggap darurat sesuai
Manager, Head of keperluan
Department 1.2. Bertanggung jawab memberikan arahan untuk keefektifan pelaksanaan
penyelamatan korban di atas ketinggian
1.3. Berwenang untuk menghentikan dan/atau tidak mengizinkan pekerjaan
di atas ketinggian yang belum disiapkan peralatan darurat dan skenario
penyelamatan korban di atas ketinggian.
2 Leader (Supervisor Area) 2.1. Bertanggung jawab untuk memastikan melalui verifikasi lapangan bahwa
setiap pekerjaan di atas ketinggian harus sudah siap dengan peralatan
darurat dan scenario penyelamatan korban di atas ketinggian.
2.2. Bertanggung jawab untuk memimpin dan memastikan berjalannya
penyelamatan korban di atas ketinggian berjalan aman.
2.3. Berwenang untuk merekomendasikan pekerjaan di atas ketinggian untuk
bisa dilakukan, dilanjutkan atau dihentikan.
3 On Site Rescue Team
3.1. Site Safety Personnel 3.1.1. Bertanggung jawab untuk memberikan safety briefing, sehingga Site
Supervisor dan Pekerja mengetahui perannya dalam kegiatan darurat
penyelamatan korban di atas ketinggian
3.1.2. Bertanggung jawab menjalankan simulasi penyelamatan korban di atas
ketinggian.
3.1.3. Bertanggung jawab memastikan Penyelamatan Korban dan P3K
diberikan secepatnya kepada Korban di atas ketinggian, sebelum Tim
Bantuan (EHS, Paramedis, TPKD datang).
3.1.4. Berwenang untuk memegang komando untuk tindakan penyelamatan
korban di atas ketinggian sebelum Tim Bantuan dan Supervisor Area
mengambil alih komando.

3.2. Site Supervisor (Worker 3.2.1. Bertanggung jawab untuk memanggil bantuan Tim EHS, Klinik, Security
Supervisor dan TPKD.
3.2.2. Bertanggung jawab membantu penyelamatan korban di atas ketinggian
sesuai komando “Site Safety Personnel” atau “Supervisor Area”.
3.2.3. Berwenang menghentikan kegiatan di atas ketinggian yang tidak aman,
termasuk dalam rangka penyelamatan korban.

3.3. Worker Team 3.3.1. Bertanggung jawab membantu penyelamatan korban di atas ketinggian
sesuai komando “Site Safety Personnel” atau “Supervisor Area”.
3.3.2. Berwenang untuk mendapatkan pelatihan dan ikut simulasi
penyelamatan korban di atas ketinggian.
4 Supporting Rescue Team
4.1 EHS Team 4.1.1. Setelah mendapat panggilan darurat, bertanggung jawab untuk
berkoordinasi dengan “Supervisor Area” dan “Site Safety Personnel”
untuk melakukan upaya penyelamatan korban di atas ketinggian secara
aman.
4.1.2. Bertanggung jawab membawa korban ke Klinik atau ke Rumah Sakit
rujukan dengan mobil ambulan.
4.1.3. Berwenang untuk menghentikan pekerjaan dan penyelamatan korban
di atas ketinggian yang tidak aman.
PT. WILMAR NABATI INDONESIA No. Dok WINA/EHS-447-08
PROSEDUR PENYELAMATAN KORBAN Revisi 00
DI ATAS KETINGGIAN Halaman 5 dari 11

NO FUNGSI TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG


4.2 Paramedis 4.2.1. Bertanggung jawab untuk melakukan penanganan medis awal untuk
dibawa ke Klinik atau ke Rumah Sakit rujukan.
4.2.2. Bertanggung jawab untuk penanganan medis di Klinik
4.2.3. Bertanggung jawab untuk pendampingan medis terhadap korban yang
dirujuk ke Rumah Sakit.
4.2.4. Berwenang untuk memutuskan bahwa korban diperlukan untuk di
rujuk ke Rumah Sakit atau tidak.

4.3 TPKD 4.3.1. Setelah mendapat panggilan darurat, bertanggung jawab untuk
membantu melakukan upaya penyelamatan korban di atas ketinggian
secara aman di bawah komando “Supervisor Area” dan “Site Safety
Personnel”.
4.3.2. Berwenang untuk menolak kegiatan penyelamatan korban di atas
ketinggian yang tidak aman.

5 On Site Security (Security 5.1. Bertanggung jawab untuk mengamankan area dari personil-personil tidak
Team) berwenang, termasuk memastikan tidak ada pengambilan photo selain
oleh Petugas.
5.2. Berwenang untuk melarang personil selain Petugas ke lokasi kejadian,
dan berwenang untuk mengarahkan personil selain petugas ke area
aman.

7. SARANA TANGGAP DARURAT PEKERJAAN DI ATAS KETINGGIAN

Peralatan tanggap darurat yang harus disediakan dilokasi kegiatan di atas ketinggian adalah sebagai
berikut:

NO JENIS SARANA ILUSTRASI PHOTO SPESIFIKASI JUMLAH KETERANGAN


1 Fall Limitter Minimum Load 1 pcs Ditempatkan di Box -
Capacity 5000 Emergency Rescue at
Lb Height

2 Lifting Pulley Minimum Load 2 pcs Ditempatkan di Box -


Capacity 5000 Emergency Rescue at
Lb Height

3 Webbing Anchorage Minimum 2 pcs Ditempatkan di Box -


Connector length of Emergency Rescue at
webbing 5 ft, Height
and load
capacity 5000 lb
4 Static rope for lifting Minimum 2 pcs Ditempatkan di Box -
length is 50 Emergency Rescue at
meter, and load Height
capacity 5000 lb
PT. WILMAR NABATI INDONESIA No. Dok WINA/EHS-447-08
PROSEDUR PENYELAMATAN KORBAN Revisi 00
DI ATAS KETINGGIAN Halaman 6 dari 11

NO JENIS SARANA ILUSTRASI PHOTO SPESIFIKASI JUMLAH KETERANGAN


5 Tandu (Stretcher) Static stretcher 1 pcs Ready di setiap plant.
completed with
4 lifting point
(for diagonal
rope)

6 Carabiner Carabiner 10 pcs Ready di Box -


Screw/ Autolock Emergency Rescue at
Height.

7 Safety Barrier Cone barrier, Panjang 50 Ready di Box -


dan barricading meters Emergency Rescue at
line. Height.
8 Kotak P3K lengkap NA Sesuai 1 box Ready di Box -
dengan isinya. peraturan Emergency Rescue at
tekait. Height.
PT. WILMAR NABATI INDONESIA No. Dok WINA/EHS-447-08
PROSEDUR PENYELAMATAN KORBAN Revisi 00
DI ATAS KETINGGIAN Halaman 7 dari 11

8. BAGAN ALIR PROSES PENYELAMATAN KORBAN DI ATAS KETINGGIAN

MULAI

Ada korban di atas


ketinggian

YA Ringan?

TIDAK

Calling EHS dan Klinik

Diatas TIDAK Evakuasi korban


lantai? untuk ke posisi lantai

YA

Berikan P3K sesuai


pedoman

Evakuasi korban dari


atas ketinggian

Evakuasi korban Ke
Klinik

Rujuk ke R.S bila


diperlukan.

SELESAI
PT. WILMAR NABATI INDONESIA No. Dok WINA/EHS-447-08
PROSEDUR PENYELAMATAN KORBAN Revisi 00
DI ATAS KETINGGIAN Halaman 8 dari 11

9. PROSEDUR PENYELAMATAN KORBAN DI ATAS KETINGGIAN

9.1. Bila karyawan mengalami kejadian kecelakaan di atas ketinggian dengan luka ringan, segera ambil
posisi aman, lakukan P3K yang sesuai (lihat Bagian 10 dari dokumen ini) dan segera turun dari atas
ketinggian untuk ke Klinik secara mandiri untuk keperluan cek luka dan penanganan medis lebih lanjut.
9.2. Bila terjadi luka serius atau berat, maka segera evakuasi korban ke platform atau lantai kerja terdekat
untuk dilakukan P3K sesuai petunjuk dalam Bagian 10 Dokumen ini.
9.3. Turunkan korban dari atas ketinggian dengan cara-cara sebagai berikut:
a) Korban di atas Platform tidak lebih dari lantai 3:
□ Bila korban bisa secara mandiri turun melalui tangga yang ada, maka korban harus turun
melalui tangga secara aman dan rekan kerjanya harus mendampingi korban turun atau
memapah korban sesuai keperluan (keparahan korban).
□ Bila korban tidak mampu melakukan evakuasi secara mandiri atau membahayakan untuk turun
sendiri melalui tangga, maka rekan kerja harus memanggil bantuan TPKD dan Tim EHS untuk
mengevakuasi korban dari atas ketinggian dengan menggunakan tandu yang diangkat oleh 4
personil menuruni tangga secara aman untuk dievakuasi lebih lanjut menggunakan ambulan
untuk di bawa ke Klinik.
Korban di atas tandu harus dilakukan penguncian atau pengikatan, dan dipastikan tidak potensi
jatus atau lepas dari atas tandu.
b) Korban di atas plantfom lebih dari 3 Lantai:
□ Bila berdasarkan keparahan korban masih memungkinkan untuk turun dari atas ketinggian
secara mandiri melalui tangga atau lift, maka korban harus turun secara mandiri atau diarahkan
turun secara mandiri dengan pendampingan atau dipapah oleh rekan kerjanya untuk
selanjutnya dibawa ke Klinik dengan memanggil ambulan, sehingga secepatnya luka dapat
diperiksa atau diobati lebih lanjut oleh Tim Medis di Klinik.
□ Bila korban tidak memungkinkan secara mandiri turun dari atas ketinggian, maka ambilah
alternatif yang tepat, lebih cepat dan aman dari alternatif berikut di bawah ini:
- Korban diturunkan oleh Tim TPKD melalui tangga dengan ditandu; atau
- Korban diturungkan dengan menggunakan lifting pulley dan dengan pengaman Fall Limiter,
yaitu korban dikunci di atas tandu, kemudian tandu diikat secara diagonal pada 4 lifting
point yang seimbang dan diurunkan melalui tali (rope) yang dikerek oleh Tim TPKD dengan
menggunakan lifting pulley.
Harus dipastikan lifting pulley mengait pada anchorage connector yang sudah terpasang
pada fix construction yang kuat, pengaman fall limiter sudah dipasang dan dikaitkan pada
tandu secara aman, TPKD yang mengerek turun Korban harus minimal 4 orang, dan untuk
megatur keseimbangan dan posisi aman korban selama pengerekan harus ada tali pandu
yang dikendalikan oleh personil yang ditugaskan.
c) Korban di atas ketinggian konstruksi proyek, scaffolding, atap tangki, atap bangunan atau
sejenisnya:
□ Bila korban masih memungkinkan turun dari atas ketinggian secara mandiri melalui tangga
portable atau scaffolding, maka korban harus turun secara mandiri dengan memastikan SFBH
double lanyard-nya harus selalu mengait pada static line.
□ Bila korban tidak memungkinkan turun secara mandiri, maka:
- Rekan kerja atau TPKD harus memasang achorage connector pada konstruksi yang kuat
untuk mengaitkan “lifting pulley”, dan juga “Fall Limiter”.
- Kaitkan D-ring SFBH Korban ke “Fall Limiter’s Hook”.
PT. WILMAR NABATI INDONESIA No. Dok WINA/EHS-447-08
PROSEDUR PENYELAMATAN KORBAN Revisi 00
DI ATAS KETINGGIAN Halaman 9 dari 11

- Kaitkan “lifting pulley’s hook” ke “anchorage connector”


- Kaitkan “Rope connector of lifting pulley” ke D-ring SFBH Korban
- Tahan “rope – lifting pulley” oleh minimal 4 personil untuk menahan korban tidak jatuh.
- Lepaskan “ SFBH Lanyard hook” korban dari static line sebelumnya.
- Kerek turun korban secara perlahan oleh minimal 4 personil sampai ke lantai atau platform
yang aman untuk dilakukan P3K yang sesuai, dan selanjutnya untuk ditandu dan dibawa
dengan ambulan ke Kinik.
9.4. Setelah diturunkan dari atas ketinggian dan telah mendapatkan P3K yang sesuai, korban dengan luka
serius/ berat segera ditandu dan dimasukkan ke Ambulan untuk dievakuasi ke Klinik.
9.5. Tim Medis melakukan pemeriksaan korban dan memberikan pengobatan yang sesuai.
9.6. Terhadap korban luka berat, Tim Medis segera melakukan rujukan dan pendampingan korban untuk
dibawa ke Rumah Sakit rujukan.
9.7. Terhadap korban meninggal dunia, segera evakuasi dan rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah dengan
menggunakan ambulan, dan pastikan sampai dengan serah terima korban ke Pihak Rumah Sakit.
9.8. Selama proses evakuasi korban dari atas ketinggian, area harus diamankan oleh Security dari personil
atau Pihak-Pihak yang tidak berkepentingan.

10.PEDOMAN P3K UNTUK KORBAN DI ATAS KETINGGIAN

NO TYPE KEPARAHAN PEDOMAN P3K RECUE METHOD


1 Luka Ringan - Bersihkan luka (aquades) - Korban bisa diarahkan untuk secara
terbuka - Obati dengan oleskan mandiri ke Klinik.
betadine dengan
bantuan kasa.
- Dibalut perban atau
handsaplast

Serius - Hentikan pendarahan 1. Pedoman P3K dapat dilakukan ketika


dengan metode bebat korban ada diposisi Platform atau lantai
tekan. kerja.
- Dan bila pendarahaan 2. Setelah P3K Korban untuk diturunkan
tidak berhenti ikat dari ketinggan dengan metode sesuai
diposisi bebat yang tepat pedoman penyelamatan korban di atas
menggunakan kain ketinggian yang sesuai (lihat Bagian 9)
mitela. 3. Terhadap korban yang menggantung di
- Cuci luka dan area atas konstruksi beam, atap atau
sekitar luka, kemudian sejenisnya, maka utamakan untuk
bersihkan dengan mengevakuasi korban ke lantai bawah
aquades. atau ke platform atau lantai terdekat
dengan metode aman sesuai pedoman
(lihat Bagian 9) untuk selanjutnya
diberikan P3K yang dimaksud.
4. Korban segera diantar ke Klinik untuk
penanganan lebih lanjut dengan
bantuan ambulan perusahaan.

Berat (putus, - Hentikan pendarahan 1. P3K di lokasi ini bisa dilakukan ketika
patah tulang dengan bebat luka korban ada di lantai kerja/ platform,
terbuka, dan - Terhadap tulang patah, dan bila korban posisi menggantung
sejenisnya) posisikan yang maka harus dievakuasi secara cepat
seharusnya dan ikat untuk P3K ini.
PT. WILMAR NABATI INDONESIA No. Dok WINA/EHS-447-08
PROSEDUR PENYELAMATAN KORBAN Revisi 00
DI ATAS KETINGGIAN Halaman 10 dari 11

dengan spalk. 2. Proses evakuasi lakukan secara aman


sesuai petunjuk (lihat Bagian 9)
3. Secepatnya korban untuk bisa segera
mendapatkan penanganan di Klinik.
4.
2 Luka Ringan - Segera ke Klinik untuk Bisa turun dari ketinggian sendiri.
memar, penanganan.
keseleo
(dislokasi), Serius/Berat - Terhadap luka memar 1. Evakuasi korban dari ketinggian dengan
patah segera diantar ke Klinik. metode sesuai panduan (lihat Bagian 9)
tulang - Terhadap luka keseleo 2. Setelah P3K segera dibawa klinik.
tertutup (dislokasi), patah tulang
atau luka tertutup lakukan viksasi
lain dan lakukan pengikatan
sejenisnya dengan spalk.

3 Gangguan Serius s/d - Pusing: minta 1. Bila di bangunan bertingkat, untuk


kesehatan: berat pendampingan untuk di ditandu/atau dipapah turun dan segera
pusing, bawa ke Klinik. diantar ke Klinik.
pingsan, 2. Di atas konstruksi beam, atap dan
serangan sejenisnya lakukan evakuasi dari
jantung, ketinggian sesuai pedoman (lihat Bagian
sesak 9)
nafas, Pingsan, - Ditempatkan ditempat 1. Setelah P3K di atas plaform atau lantai
kejang- seragnan yang terbuka dengan kerja, evakuasi korban dari ketinggian
kejang jantung udara segar. dengan metode aman (lihat panduan
- Dipicu dengan dipanggil Bagian 9)
nama dan tepuk bahu. 2. Bila korban dalam posisi tidak aman,
- Bila belum sadar angkat segerakan evakuasi ke lantai/plaform
kedua kaki lebih tinggi yang aman untuk dapat dilakukan P3K.
dari kepala. 3. Evakuasi korban dari atas ketinggian
- Bila belum sadar kapas secepatnya dan untuk segera dibawa ke
dibasahi alkohol dan Klinik dengan bantuan Ambulan.
dioleskan sekitar hidung.
- Bila belum sadar juga,
maka cek nadi karotis di
area leher.
- Didengarkan di dekat
hidungnya ada terasa
terdengar hembusan
nafas atau pergerakan
dada.
- Bila nadi tidak teraba,
nafas tidak, maka
lakukan CPR.
Sesak Nafas - Ditempatkan ditempat 1. Korban dievakuasi dari atas ketinggian
yang terbuka dengan secara aman (lihat panduan Bagian 9)
udara segar. 2. Setelah P3K segera dibawa ke Klinik.
- Cek detak jantung, jalan
pernapasan
- Pakaian semua
dilonggarkan (termasuk
ikat pinggang, dan body
harness)
- Jangan diberikan
PT. WILMAR NABATI INDONESIA No. Dok WINA/EHS-447-08
PROSEDUR PENYELAMATAN KORBAN Revisi 00
DI ATAS KETINGGIAN Halaman 11 dari 11

makanan dan minuman


- Hindari menaruh bantal
atau memposisikan
kepala lebih tinggi.
- Segera dibawa ke Klinik.
Kejang-kejang - Korban ditenangkan 1. Bila di atas platform atau lantai
- Lindungi korban dari utamakan P3K
cidera 2. Bila posisi dikonstruksi tidak datar atau
- Dimiringkan tubuh ke beam, dan lainnya sesegera mungkin
satu sisi dievakuasi turun dari atas ketinggian
- Longgarkan pakaian dan secara aman (Liha Bagian 9)
alat-alat yang dikenakan.
- Untuk reaksi menggigit
berikan obyek aman
untuk digigit (kain, atau
lainnya).
- Bawa ke klinik

11. DOKUMEN TERKAIT

- Sekenario Penyelamatan Korban Di Atas Ketinggian

12. CATATAN PERUBAHAN

Terbit perdana (belum ada perubahan).

Anda mungkin juga menyukai