Anda di halaman 1dari 39

JSA

JOB SAFETY
ANALISIS
Manajemen Risiko pertemuan Ke-8
• Mengetahui dan mengerti tentang JSA
• Memperagakan penggunaan form JSA
• Membuat rekomendasi pengendalian bahaya yang
TUJUAN teridentifikasi
• Mengaplikasikan konsep JSA pada semua tugas
perusahaan
Definisi
• Analisis keselamatan kerja atau JSA merupakan system identifikasi
potensi bahaya di tempat kerja yang dianalisa dan dicatat
• JSA adalah metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi,
menganalisa dan mencatat setiap Langkah dalam meakukan
pekerjaan tertentu, berkaitan dengan potensi bahaya keselamatan,
Kesehatan dan aspek lingkungan yang ada, serta menentukan
Tindakan untuk mencegah/mengurangi bahaya/risiko.
• JSA merupakan bagian dari Manajemen Risiko/ Risk Management
Manfaat
• Menghilangkan adanya Kondisi Tidak Aman (KTA) dan Tindakan Tidak Aman (TTA)
• Pekerjaan lebih aman dilakukan, produktifitas meningkat
• Menjadi standar kerja yang aman dan efektif untuk pencegahan kecelakaan
• Dapat digunakan untuk menganalisa semua jenis pekerjaan
• Meningkatkan komunikasi dgn tim kerja yang baik antara atasan dan bawahan
• Menjadi bahan pelatihan / coaching pekerja
• Menjadi acuan investigasi kecelakaan
• Meningkatkan moral pekerja untuk menjalankan tugasnya
Siapa yang melaksanakan dan
paling bertanggung jawab ?

Pengawas / Supervisor
Mengusai dan mempunyai kepentingan
langsung dengan tiap jenis pekerjaan
yang menjadi tugas anak buahnya.

Mempunyai kepentingan langsung untuk


Mengapa ??? melindungi dan menyelamatkan anak
buahnya dari kecelakaan kerja.

Mempunyai catatan kecelakaan paling


lengkap.
Keterlibatan Pekerja

• JSA dibuat secara TEAM.


• Tim harus dijelaskan dan tahu tujuan membuat JSA dari suatu pekerjaan.
• Inputan teknis didapat dari :
• Karyawan yang berpengalaman dengan pekerjaan yang dilakukan;
• Karyawan yang terlibat dalam pekerjaan;
• Teaga ahli/spesialis seperti mekanik, personel safety, engineer, bila diperlukan;
• Penjelasan lengkap di setiap Langkah;
• Amati pekrjaan yang dilakukan pekerja dan tulis semua Langkah-Langkah kunci;
• Catat semua penimpangan (sangat penting).
Metode JSA
• Metode JSA dapat dilakukan dengan cara sbb :
1. Observasi
2. Interview/diskusi
3. Pengingatan Kembali (incident experient)
Prinip 5W + 1H
• WHAT?
• Apa yang akan dikerjakan?
• Metrial/barang apa yang akan digunakan atau ditangani? Berupa bahan kimia, minyak, gas ? Berapa berat dan ukurannya?
• Perkakas dan peralatan apa yang diperlukan?
• WHY?
• Mengapa pekerjaan itu dikerjakan?
• WHEN?
• Kapan pekerjaan dilakukan? Siang atau malam? Kapan dimulai/selesainya?
• WHERE?
• Dimana pekerjaan akan dilaksanakan? Di worksop, dijalan? Diatas ketinggian? Diruang terbatas? Dilokasi terpencil?
• WHO?
• Siapa yang mengerjakan ? Pria, wanita, pekerja baru, berpengalaman, usia tertentu?
• HOW?
• Bagaimana menimbulkan dampak terhadap manusia/proses/material/ peralatan/lingkungan?
A. Langkah 1 : Memilih tugas yang akan
dianalisa

Tahapan B.

C.
Langkah 2 : memecah Langkah tugas
menjadi detail pokok
Langkah 3 : mengidentifikasi bahaya

pembuatan D.
(potensial + actual)
Langkah 4 : menentukan Tindakan
pencegahan untuk emngontrol bahaya
JSA E. Langkah 5 : penilaian ulang dan
perbaikan
FORM JSA
MEMILIH TUGAS YANG AKAN
Langkah 1 DIANALISA
INVENTARISASI TUGAS KRITIS

• Bukan “pekerjaan” dalam arti luas (jabatan), Seperti : tukang las, mekanik, tukang listrik, tukang
masak, dsb.
• Selanjutnya langkah pertama menyusun atau melakukan inventarisasi tugas yang krtis yaitu membuat
suatu daftar yang sistematis dari semua jabatan diatas.
• Membagi seiap jabatan ke dalam tugas sehingga setiap tugas dapat diteliti dengan seksama untuk
menentukan tugas mana yang kritis.
• Contoh tugas atau pekerjaan dalam arti kecil (tugas/ single task)
• Mengganti lampu alat berat
• Mengganti ban kempes alat berat
• Memindahkan mesin las
• Pengangkatan beban berat (mengangkat girder pembangunan jalan layang)
Penerapan JSA

• Job safety analysis dapat diterapkan pada beberapa jenis


pekerjaan/tempat kerja. Prioritas utamanya adalah jenis pekerjaan
sebagai berikut :
1. Pekerjaan yang frekuensi kecelakaannya sering terjadi (termasuk
nearmiss)
2. Pekerjaan yang ada riwayat kecelakaan sebelumnya
3. Pekerjaan yang potensi bahaya /risiko tinggi
4. Pekerjaan dimana salah satu kesalahan sederhana manusia yang
bisa menyebabkan kecelakaan atau cedera
5. Pekerjaan yang baru beroperasi atau telah mengalami perubahan
dalam proses dan prosedurnya
MEMECAH LANGKAH TUGAS
Langkah 2 MENJADI DETAIL POKOK
STRATEGI MEMECAH LANGKAH

• Melakukan dengan cara diskusi dan observasi adalah yang palling efektif
• Menentukan Langkah-Langkah kerja pokok
• Melihat langkah-lengkah kerja dari awal hingga akhir
• Secara berurutan, lakukan identifikasi aktifitas masing-masing Langkah
kerja
• Diskusikan tahapan kegiatan dengan pekrjaan bersangkutan
• Menggunakan “kata kerja”
Pemilahan sangat detil sehingga
langkah-langkah kerja yang tidak
perlu juga dimasukan

Membuat langkah-langkah kerja


yang sangat umum sehingga
HINDARI!! langkah dasarnya menjadi tidak
terlihat

Pada umumnya, JSA dari suatu


aktifitas pekerjaan adalah antara 5-
15 Langkah kerja
CONTOH PEMECAHAN LANGKAH
1. TERLALU DETIL 2. TERLALU PENDEK 3. SEBAIKNYA
• Keluar dari Jalan raya • Parkirkan kendaraan • Parkirkan kendaraan
• Posisikan kendaraan di • Pasang rem
tempat parkir • Buka ban yang kempes
• Keluarkan dongkrak dan
• Pasang rem • Pasang ban serep ban serep
• Hidupkan lampu bahaya • Lanjutkan perjalanan • Buka baut ban
• Buka pintu mobil • Lepas ban yang kempes
• Keluar dari obil • Pasang ban serep
• Masukan kunci kedalam • Turunkan dongkrak
lubang kunci • Kencangkan semua baut
• Buka bagasi ban
• Keluarkan dongkrak • Simpan dongkrak dan
• Keluarkan ban serep ban bocor
MENGIDENTIFIKASI BAHAYA
Langkah 3 (POTENSIAL + ACTUAL)
IDENTIFIKASI BAHAYA

• Identifikasi bahaya adalah suatu proses kajian kualitatif untuk


mengetahui adanya potensi bahaya dari suatu peralatan,
material, proses, lingkungan kerja, dan / atau kegiatan kerja
manusianya (4M+1E)
• Identifikasi bahaya merupakan landasan dari Langkah
pencegahan kecelakaan yang disebabkan adanya Tindakan
tidak aman (unsafe act dan kondisi tidak aman (substandard
condition))
Sumber Bahaya (4M + 1E)

1. Pelaksanaan pekerjaan (MAN)


2. Peralatan yang digunakan (MACHINE)
3. Material yang terllibat (MATERIAL)
4. Prosedur pekerjaan (METHODE)
5. Lingkungan tempat kerja (ENVIRONMENT)
BAHAYA

• Adalah segala sesuatu (sumber/kondisi/Tindakan) berpotensi merugikan /


mencederakan pada ;
1. Manusia
2. Kerusakan alat/harta benda
3. Gangguan proses produksi
4. Kerusakan lingkungan
CONTOH :
Berkendara overspee / dipengaruhi alcohol / narkoba
Bekerja di ketingguan tanpa menggunakan APD / Sarana pelindung jatuh
Menggunakan alat kerja / APD tidak layak/ tak sesuai
RISIKO

• Besarnya kemungkinan dan akibat/dampak atau kemungkinan terjadinya celaka :


• Cedera pada manusia
• Kerusakan pada alat / proses / lingkungan sekitar
• Karena terpapar suatu bahaya
• Contoh kemungkinan ter- ;
• -pleset jatuh karena lantai licin
• -jerembab karena housekeeping buruk
• -kilir punggung karena cara angkat salah
• -tabrak kendaraan karena cuaca kabut tebal
• Jatuh dari ketinggian karena tangga patah/APD cacat
• -tersengat listrik karena kulit kabel terkelupas
IDENTIFIKASI BAHAYA

• Bagaimana Mengidentifikasi Potensi-potensi Bahaya ?


• Aspek safety ? Health? Environmental ?
• Gunakan Analisa “what if” ! (Gunakan apa yang terjadi jika)
• Apa yang terjadi jika lantainya licin?
• Apa yang terjadi jika ada kabel melintang ?
• dst
MENENTUKAN TINDAKAN PENCEGAHAN
Langkah 4 UNTUK MENGONTROL BAHAYA
LANGKAH PENGENDALIAN BAHAYA

1. Menemukan cara baru dalam melakukan suatu pekerjaan


2. Mengubah kondisi lingkungan kerja yang menimbulkan bahaya
3. Menguah prosedur kerja yang tidak aman
4. Mengurangi frekuensi pekerjaan yang menimbulkan risiko tinggi
TIPS PENGENDALIAN BAHAYA
1. Menggunakan konsep Hirarki Pengendalian
2. Rekomendasi/Tindakan pengendalian sebaiknya dibuat di lokasi pekerjaan
3. Tindakan pengendalian dibuat secara berurutan dimulai dari bahaya pertama yang
dijumpai
4. Tindakan pengendalian harus spesifik terukur
5. Hindari kata-kata umum (hati-hati, pastikan, dll)
6. Gunakan Kalimat perintah / intruksi
7. Bahasa simple/sederhana langsung pada pemecahan solusi terkait
Catatan : Buatlah JSA To The Point
(Kepentingan untuk Anak Buah di Lapangan)
HIRARKI PENGENDALIAN

• Menetapkan pengendalian control


• Semua risiko perlu Tindakan pengendalian baik sederhana
ataupun membutuhkan tenaga ahli
• Pastikan paham sepenuhnya penerapan “hirarki control”
• Rekayasa (Eliminasi, Subtitusi, Isolasi)
• Administrasi
• Praktek kerja
• APD
HIRARKI PENGENDALIAN
Langkah 5 PENILAIAN ULANG DAN PERBAIKAN
KAPAN JSA DITINJAU ULANG???

1. Terjadi perubahan proses /


prosedur tugas
2. Jika terjadi kecelakaan yang
terjadi pada atau terkait
perkerjaan tersebut
3. Hasil PTO (Plant Task
Observasion)/OTT(Observasi
tugas terencana)/ WTO (Walk
Through Observationan)
PENINJAUAN ULANG
•Dapat dilakukan melalui PTO/OTT/WTO
(apapun istilahnya)
•PTO/OTT/WTO dapat dipakai sebagai dasar
penilaian apakah JSA yang ditetapkan masih
memadai dan masih bisa digunakan?
APA BEDA JSA DAN PTS ???

• PTS (Prosedur Tugas Spesifik) dan/atau IK (Intruksi Kerja Aman) adalah


prosedur pelaksanaan aktivitas yang telah dilengkapi dengan Langkah
pengendalian bahaya dan risiko sesuai dengan JSA
• Berarti JSA merupakan dasar pembuatan PTS/IK
• Dan setelalh PTS/IK ditetapkan maka ini menjadi prosedur operasional
standar yang dijadikan rujukan dalam menjalankan suatu tugas dengan
cara aman
CARA MENGGUNAKAN JSA
1. Lakukan pengamatan terencana untuk memastikan
penerapan JSA di lapangan melalui PTO/OTT/WTO.
2. Usahakan form dan isian JSA mudah didapat.
3. JSA yang sudah disetujui harus dibahas dengan semua
krew/tim sebelum melakukan pekerjaan. Pembahasan dapat
dilakukan dalam safety talk.
PENYIMPANGAN DALAM PEMBUATAN JSA

• Penyimpangan umum terjadi saat pembuatan JSA :


1. Dikerjakan sendiri, tidak secara tim
2. Diserahkan ke safety untuk membuatnya
3. Deskripsi tugas terlalu detil atau sebaliknya terlalu umum
4. Mancatat “bagaimana, bukan, apa, yang dilakukan (mencatat kegiatan atasi bahaya)
5. Mengidentifikasi risikonya bukan bahayanya
6. Langkah pengendalian dengan kata-kata tidak terukur “hati-hati, pastikan”
7. Langkah pengendalian bahya langsung ke APD
8. Menggunakan Bahasa yang tidak membumi (kelas tinggi)
9. Terlalu banyak uraian tidak langsung poin teknis di lapangan.
10. Belum ada approval sudah digunakan di lapangan.
11. JSA tidak disosialisasikan ke karyawan sebelum mereka berkerja
TEORINYA MUDAH, APLIKASI SUSAH MENGAPA?

Hambatan dilapangan saat implementasi JSA diantaranya :


• “Urgent nih, biar cepet kelar?”
• “Mau buat, form JSAnya mana?”
• “Saya sudah 20 th tidak pakai yang JSA-JSA-an tidak ada masalah tuh!”
• “Buatnya gimana?”
• “Memang tugas seperti apa yang harus ada JSAnya?”
LALU APA STRATEGINYA?

• Berikut beberapa pendekatan untuk mempermudah implementasi, jadikan sebegai program


pencegahan kecelakaan
• Komitmen &leadership, minta dukungan
• JSA masuk dalam akuntabilitas K3 pengawas
• Pelatihan JSA untuk pengawas
• Proses pembuatan dan approval JSA
• Pengelolaan administrasi JSA
• Memberi contoh dan membantu pembuatan JSA untuk tahap-tahap awal.
RANGKUMAN
MENENTUKAN AKTIFITAS MENENTUKAN LANGKAH MENENTUKAN RISIKO MENENTUKAN
• Pekerjaan dgn risiko • Langkah dibuat LANGKAH PERBAIKAN
tinggi seefektif mungkin • Gunakan konsep 4m + • Gunakan konsep
• Pekerjaan yang belum menjadi Langkah 1E hirarki pengendalian
ada SOP pokok • Perhatikan 3 aspek • Gunakan kalimat
• Pekerjaan yang sudah • Gunakan kalimat aktif penting perintah/intruksi
ada catatan insidennya dalam setiap • Aspek • Tindakan
langkahnya keselamatan pengendalian harus
• Aspek Kesehatan terukur / hindari kata-
kata yang umum (hati-
• Aspek lingkungan
hati, pastikan dll)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai