Anda di halaman 1dari 71

UNDANG-UNDANG

KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No. 1918)
 Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup meningkatkan produksi dan produktivitas nasional
 Setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu terjamin
pula keselamatannya
 Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara
aman dan afisien
 Perlu diadakan segala upaya untuk membina norma norma
perlindungan kerja
 Diwujudkan dalam Undang Undang yang memuat ketentuan
ketentuan umum tentang keselamatan kerja,sesuai dengan
perkembangan masyarakat, Industrialisasi, Tehnik dan Tehnologi
PRINSIP DASAR K3
HW HEINRICH ‘ INDUSTRIAL ACCIDENT PREVENTION
 Melakukan usaha inspeksi keselamatan
dan kesehatan untuk mengindentifikasi
kondisi kondisi tidak aman
 Mengadakan usaha pendidikan dan
pelatihan para pekerja untukmeningkatkan
pengetahuan tugas mengenai cara kerja
yang aman
 Membuat Peraturan Keselamatan Kerja
yang harus ditaati semua pekerja
 Pembinaan disiplin dan ketaatan terhadap
semua Peraturan Perusahaan dibidang
keselamatan kerja
PENGERTIAN
Secara Etimologis :

Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga


kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien

Secara Filosofi :

Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin


kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya
beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil,
makmur dan sejahtera

Secara Keilmuan :

Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang


mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di
tempat kerja
* KECELAKAAN KERJA

* KEBAKARAN

* PELEDAKAN

* PENYAKIT AKIBAT KERJA


UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB I - ISTILAH
Pasal 1
(1) Tempat kerja Unsur tempat kerja, ada :
1. Ruangan/ lapangan (1) Pengurus/usaha
2. Tertutup/ terbuka (2) Sumber bahaya
3. Bergerak/ tetap (3) Tenaga kerja
• Pengurus  pucuk pimpinan (bertanggung jawab/ kewajiban)
• Pengusaha
orang/ badan hukum yg menjalankan usaha atau tempat
kerja
• Direktur
pelaksana UU No. 1/1970 (Kepmen No. 79/Men/1977)
(1) Pegawai pengawas
- peg. Pengawas ketenagakerjaan dan spesialis
(1) Ahli Keselamatan Kerja
tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnaker
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB II - RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I :
a. Darat, dalam tanah
b. Permukaan air, dalam air
c. Udara
(2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan
dengan :
a. Keadaan mesin/ alat/ bahan
b. Lingkungan kerja
c. Sifat pekerjaan
d. Cara kerja
e. Proses produksi
(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja
Catatan : peraturan pelaksana digolongkan untuk bidang teknis dan sektoral
a. dibuat, dicoba,dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan;
b. Dibuat, diolah, dipakai dipergunakan, di-perdagangkan, diangkut atau disimpan
bahan atau barang yang: dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan insfeksi, bersuhu tinggi;
c. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan
pengarian, saluran, atau terowongan dibawah tanah dan sebagainya atau dimana
dilakukan pekerjaan persiapan;
d. Dilakukan usaha: pertanian, pekerbunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan;
e. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak atau bijih logam
lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik dipermukaan atau
didalam bumi, maupun didasar perairan;
f. Dilakukan pengangkutana barang, binatang atau manusia, baik didaratan,
melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun diudara;
g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan di-kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun
atau gudang;
h. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain didalam air;
i. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan;
1/25/2020 adiprayitnok3@yahoo.co.id 8
 Ketentuan Tempat kerja Pasal 1 UU No.1 tahun
1970
 apabila terdapat suatu kegiatan dilakukan
pembuatan, pemakaian dipergunakan mesin,
pesawat, alat perkakas ,peralatan atau instalasi
yang berbahaya dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran dan peledakan (butir 2 Sub a)
 Atau terdapat suatu kegiatan pembuatan,
pengolahan, pemakaian, perdagangan
,pengangkutan atau penyimpanan bahan atau
barang yang dapat Meledak, mudah terbakar(
butir 2 sub b )
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Syarat-syarat K3

Pasal 3

• Arah dan sasaran yang akan dicapai melalui syarat-syarat K3


• Pengembangan syarat-syarat K3 di luar ayat (1)  IPTEK

Pasal 4
• Penerapan syarat-syarat K3  sejak tahap perencanaan s/d
pemeliharaan
• Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang bahan dan produksi
teknis
• Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi perkembangan IPTEK
dapat ditetapkan lebih lanjut
a. Mencagah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran
h. Memcegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik physik maupun psychis, peracunan, inspeksi dan
penularan
1/25/2020 11
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB III
Syarat-syarat K3
Pasal 4
(1)Penerapan syarat-syarat K3  sejak tahap
perencanaan s/d pemeliharaan
(2)Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang
bahan dan produksi teknis
(3)Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi
perkembangan IPTEK dapat ditetapkan lebih
lanjut
Pasal 4
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdagangan pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi
suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis
yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan,
perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian, dan pengesahan,
pengepakan atau pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal
atas bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang
melakukannya dan keselamatan umum.

3. Dengan peraturan perudangan dapat dirubah perincian seperti tersebut


dalam ayat (1) dan (2); dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa
yang berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan
tersebut.
1/25/2020 adiprayitnok3@yahoo.co.id 13
Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan
bagi semua tenaga kerja yag berada dibawah
pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberatasan kebakaran serta peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB V- Pembinaan
Pasal 9
(1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan  TK baru
(2) TK dinyatakan mampu dan memahami yakin oleh pengurus 
pekerja dapat melaksanakan
(3) Pengurus wajib  melaksanakan pembinaan K3
(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati syarat-syarat K3 yang
dijalankan di tempat kerjanya

BAB VI
Pasal 10 - Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1987)
BAB VII
Pasal 11 - Kecelakaan
(1) Kewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaan
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan (permen No.
03/Men/1998)
Pasal 3 ayat (1).
Undang-undang No 1 Th 1970

Dengan peraturan perundangan ditetapkan


PENGENDALIAN
syarat syarat keselamatan
ENERGI kerja untuk :
Keselamatan Kerja

• mencegah, mengurangi, dan memadamkan


kebakaran,
tentang

• SARANA
mencegah, mengurangi peledakan
PROTEKSI
• memberikan kesempatan
KEBAKARAN jalan
menyelamatkan diri dalam bahaya
kebakaran
• pengendalian penyebaran asap, gas dan
suhu MANAJEMEN
Pasal 9 ayat (3).K3
Pengurus wajib membina K3 penanggulangan
kebakaran
Maka dengan ketentuan Peraturan perUndangan
ditetapkan syarat k3 dan harus dilakukan usaha untuk
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan
 Mencegah, mngurangi dan memadamkan
kebakaran
 Memberi kesempatan atau jalan menyalamatkan
diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain
yang berbahaya
 Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebar luasnya suhu, kelebaban ,debu, kotoran.
Asap dll
 Tindakan pencegahan agar tidak terjadi kebakaran dengan cara
mengeliminir dan mengendalikan berbagai bentuk perwujudan
energi
 Tindakan dalam rangka upaya mengurangi keparahan resiko
kerugian dan korban jiwa dengan cara
melokalisasi/kompartemensi agar api ,asap dan gas tidak meluas
 Penyediaan alat/sarana proteksi kebakaran seperti sistem
deteksi/alarm kebakaran, Apar, Hidrant, springkler atau instalasi
khusus yang handal ,mandiri, melalui perencanaan, pemasangan,
pemeliharaan yang sesuai kententuan standart
 Terbentuknya organisasi tanggap darurat untuk menanggulangi
bila terjadi bahaya kebakaran
Usaha usaha Penanggulangan Kebakaran di tempat kerja dengan rumusan
sebagai berikut

 Mencegah kebakaran berarti upaya yang dilakukan sejak


prakondisi mengkonstatir dan menghindarkan segala
kemungkinan timbulnya kebakaran
 Penyebab kebakaran pada dasarnya adalah energi yang tidak
terkendali, sehingga pencegahannya adalah melakukan
pengendalian berbagai perwujudan energi baik listrik, mekanik,
kimia, nuklir dll
 Mengurangi kebakaran berarti suatu upaya untuk membatasi
tingkat kerugian atau korban kecelakaan ,dalam hubungan ini
pada dasarnya pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
 Prinsip tehnis pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
adalah disebut dengan system kompartemensi dengan
memberikan pembatas atau jarak dengan mekanisme tertentu
Usaha usaha Penanggulangan Kebakaran di tempat kerja dengan
rumusan sebagai berikut

 Memadamkan kebakaran berarti upaya menghadapi


kebakaran ,disini hal terpenting yang diperhatikan adalah
kesiapan alat pemadam berikut petugasnya.
 Mengamankan dan melindungi semua jenis bangunan,
mempunyai arti mengamanan bangunan itu sendiri dari
ancaman kecelakaan atau bahaya kebakaran
 Pembinaan karyawan erusahaan sebagaiman dimaksud
Pasal 9 Undang undang No1 tahun 1970 merupakan
kewajiban pengurus perusahan ,termasuk lebih lanjut
membentuk organisasi yang dipersyaratkan
 Mengendalikan berbagai bentuk perwujudan energi dengan melakukan
pengawasan, pemeriksaan dan pengujian secara teratur
 Mengendaikan keamanan setiappenanganan dan penyimpanan bahan
yang mudah terbakar dan meledak
 Mengatur kompartemensi ruangan untuk mengendalikan penyebaran
asap, panas dan gas
 Mengatur letak Lay Out proses, letak jarak antara bangunan pembagian
zona menurut jenis dan tingkat bahayanya
 Menerapkan sistim deteksi dini (Early Warning System)
 Menyediakan sarana pemadam kebakaran yang handal
 Menyediakan sarana evakuasi yang aman
 Membentuk satuan tugas penanggulangan kebakaran
 Melaksanakan pelatihan secara teratur
 Mengadakan inspeksi, pengujian, perawatan thd sistem proteksi
kebakaran yang ada
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
SISTEM
PROTEKSI KEBAKARAN
Lihat NFPA No.25- hidrant
NFPA 10 - APAR
- Proteksi kebakaran pasif adalah suatu teknik desain
tempat kerja untuk membatasi atau menghambat
penyebaran api, panas dan gas baik secara vertikal
maupun horizontal dengan mengatur jarak antara
bangunan, memasang dinding pembatas yang tahan
api, menutup setiap bukaan dengan media yang tahan
api atau dengan mekanisme tertentu;
- Proteksi kebakaran aktif adalah penerapan suatu
desain sistem atau instalasi deteksi, alarm dan
pemadan kebakaran pada suatu bagunan tempat
kerja yang sesuai dan handal sehingga pada
bangunan tempat kerja tersebut mandiri dalam hal
sarana untuk menghadapi bahaya kebakaran.
PerMen PU No 26/PRT/M/2008

Sistem proteksi kebakaran pasif adalah :


• sistem proteksi kebakaran yang terbentuk atau terbangun
melalui pengaturan penggunaan bahan dan komponen
struktur bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan
bangunan berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api,
serta perlindungan terhadap
bukaan.
Sistem proteksi kebakaran aktif adalah :
• sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap terdiri atas
sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun
otomatis, sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti
springkler, pipa tegak dan slang kebakaran, serta sistem
pemadam kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR
dan pemadam khusus.
PerMen PU No 26/PRT/M/2008

Sistem proteksi kebakaran pasif terdiri dari :


• Desain massa bangunan
• Penataan tapak & ruang
• Pemakaian bahan tahan api ( sekat,fire-door, bahan konstruksi )
• Pemakaian bahan non-toxic
• Kekuatan & Ketahanan Struktur
• Sistem kompartemensi / sekat tahan api / fire-stop
• Pengendalian asap ( smoke trap & penyaluran asap )
• Akses & Sarana penyelamatan ( untuk petugas )
• Akses & Sarana jalan keluar
• Peralatan penyelamatan diri
• Sarana / prasarana lain untuk perlindungan / penyelamatan
• Arsitektur & Utilitas yang baik
 DETEKSI

AKTIF
 ALARM
 APAR
 SPRINKLER
 HYDRAN

 MEANS OF ESCAPE
PASSIF

 KOMPARTEMEN
 SMOKE CONTROL
 FIRE DAMPER
 FIRE RETARDANT
26
PerMen PU No 26/PRT/M/2008

Sistem proteksi kebakaran aktif terdiri dari :


• Sistem deteksi & alarm kebakaran
• Sistem sprinkler otomatis
• Sistem pipa tegak dan slang kebakaran
• Alat Pemadam Api Ringan (APAR )
• Sistem pengendalian asap kebakaran
• Sistem Pemadaman Utama
• Sarana penunjang : sistem daya darurat, fire pump, lif
kebakaran, pusat kendali kebakaran, sumber air
• Utilitas & Jaminan Power Supply yang baik
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PENGENDALIAN •PERMENAKER 12/2015 K3 LISTRIK
PENGENDALIAN •PERMENAKER 02/89 Prot. Petir
ENERGI •KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
RGI •PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR)
•PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK)

•PERMENAKER 04/80 APAR


SARANA •PERMENAKER 02/83 ALARM
PROTEKSI •INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997
KEBAKARAN •Pedoman Fire Rating
•Pedoman Springkler
•Standar Bangunan Indonesia

• PERMENAKER 04/87 P2K3


• PERMENAKER 05/96 SMK3
MANAJEMEN K3
• KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA

28
 Fire Safety Policy
Fire safety  Pre-fire planning
 Pengorganisasian Fire Teams
management
 Pembinaan dan latihan
 Fire Emergency Respons Plan
 Fire drill/Gladi terpadu
 Inspection & Testing berkala
 Preventive maintenance
MANAJEMEN  Fire safety Audit
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN  System informasi /komunikasi
 POSKO Pengendalian darurat

29
DATA PUSLABFOR MABES POLRI
» 80% kasus kebakaran ditempat kerja
» 34% Disebabkan api terbuka
» 31 % Disebabkan listrik
» 20% kasus kebakaran habis total
» Sarana K3 kurang memadai
- Kegagalan sarana proteksi kebakaran
- Kegagalan petugas tidak terlatih / tidak ada
- Kesalahan prosedur
- Hambatan Access bantuan darurat
DATA FAKTOR PENYEBAB KEBAKARAN :
 API TERBUKA : 415 (37,19%)
 LISTRIK : 297 (26,6 %)
 PEMBAKARAN : 80 (7,17 %)
 PERALATAN PANAS : 35 (3,14 %)
 MEKANIK : 24 (2,15 %)
 KIMIA : 15 (1,34 %)
 PROSES BIOLOGI : 5 (0,45 %)
 ALAM : 2 (0,18 %)
 TIDAK DAPAT DITENTUKAN : 218 (19,53%)
 LAIN LAIN : 25 (0,24 %)
 Pembebanan lebih
 Sambungan tidak sempurna
 Perlengkapan tidak standar
 Pembatas arus tidak sesuai
 Kebocoran isolasi
 Listrik statik
 Sambaran petir
J. TIMBUL PANAS DAN API
1. Kabel skoen / sepatu kabel kendor
( panas api).
2. Mur baut kendor.
( panas api).
87.7ºC
 Perusahaan tidak memiliki gambar instalasi
listrik
 Instalasi listrik mengalami
perobahan/perbaikan
 Pengamanan tidak terpasang tak terpasang
 Pemasangan tidak sesuai gambar
 Tidak dilakukan pemeriksaan dan pengujian
standar
 Tidak memiliki tenaga ahli
1) Tidak komitmen terhadap K3
2) Tidak ada pendekatan,komunikasi
kebijakan Perusahaan
3) Tidak ada struktur organisasi
4) Tidak/kurang ada dukungan dana
5) Tidak ada prosedur kerja
6) Tidak ada standar/code K3
7) Tidak dilakukan evaluasi dan Review
berkala
Kepmenaker No. 186/Men/1999,

Unit Penanggulangan Kebakaran di


Pasal 2 (1) dan (2) mewajibkan kepada
pengurus/ pengusaha untuk mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran,
No Kep 186/Men/1999

melalui :
a) Pengendalian setiap bentuk energi
KEPMENAKER

Tempat Kerja
b) Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam
kebakaran dan sarana evakuasi
Tentang

c) Pengendalian penyebaran asap, panas dan


gas
d) Pembentukan unit penanggulangan
kebakaran di tempat kerja
e) Penyelenggaraan latihan dan gladi
penanggulangan kebakaran secara berkala
f) Memiliki buku rencana penanggulangan
keadaan darurat kebakaran bagi tempat kerja
yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima
puluh )orang tenaga kerja dan atau tempat
kerja yang berpotensi bahaya kebakaran
sedang dan berat.
DOK PENGENDALIAN K3 PEN. KEB
safety review

1. Hazops/Fire risk assessment, & Follow up


2. JSA/JSO, Prosedur kerja dll.
3. Lap. & Rek. Hasil Riksa-uji dan sertifikasi
• peralatan / instalasi teknis (produksi)
• sistem atau peralatan prot keb
4. Sertifikasi kompetensi K3
• Operator
• Keb (A, B, C dan D). Dll.
5. Buku Fire Emergency Plant, Jadwal latihan
Penanggulangan Kebakaran
 Segala daya upaya untuk mencegah timbulnya kebakaran
dengan berbagai upaya pengendalian perwujudan energi,
pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan
serta pembentukan organisasi tanggap darurat
Unit Penanggulangan Kebakaran
 Unit kerja yang dibentuk dan ditugasi untuk menangani masalah
,penanggulangan kebakaran di tempat kerja yang meliputi kegiatan
Administrasi, Identifikasi sumber sumber bahaya, pemeriksaan,
pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi kebakaran
Regu Penanggulangan Kebakaran
 Satuan tugas yang mempunayai tugas khusus fungsional di
bidang penanggulangan kebakaran

Petugas Peran Penanggulangan Kebakaran


 Petugas yang ditunjuk dan diserahi tugastambahan untu men-
Identifikasi sumber sumber bahaya dan melaksanakan upaya
penanggulangan kebakaran di Unit kerjanya
1. Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran dan latihan penanggulangan
kebakaran di tempat kerja

2. Kewajiban mencegah, mengurani dan memadamkan


kebakaran ditempat kerja meliputi :
a. Pengendalian setiap bentuk energi
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran
dan sarana evakuasi
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat
kerja
e. Penyelenggaraa latihan gladi penanggulangan kebakaran
secara berkala
f. Memiliki buku rencana penanggulangan kebakaran darurat
bagi tempat kerja lebih dari 50 orang atau tempat kerja
klasifikasi sedang dan berat
Buku Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat
Kebakaran

a. Informasi Tentang potensi sumber bahaya


kebakaran dan cara pencegahannya
b. Jenis , cara pemeliharaan dan penggunaan sarana
proteksi kebakaran di tempat kerja
c. Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan
pencegahan bahaya kebakaran di tempat kerja
d. Prosedur dalam menghadapi keadaan darurat
bahaya kebakaran
PEMBENTUKAN UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN MEMPERHATIKAN
AKAN JUMLAH TENAGA KERJA DAN ATAU KLASIFIKASI TINGKAT POTENSI
BAHAYA KEBAKARAN : (Pasal 3 )

1. KLASIFIKASI TINGKAT RISIKO BAHAYA KEBAKARAN RINGAN


2. KLASIFIKASI TINGKAT RISIKO BAHAYA KEBAKARAN SEDANG I
3. KLASIFIKASI TINGKAT RISIKO BAHAYA KEBAKARAN SEDANG II
4. KLASIFIKASI TINGKAT RISIKO BAHAYA KEBAKARAN SEDANG III
5. KLASIFIKASI TINGKAT RISIKO BAHAYA KEBAKARAN BERAT

UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN TERDIRI DARI : (Pasal 5 )

a. PETUGAS PERAN KEBAKARAN


b. REGU PENANGGGULANGAN KEBAKARAN
c. KOORDINATOR UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
d. AHLI K3 SPESIALIS PENANGGULANGAN KEBAKARAN SEBAGAI
PENANGGUNG JAWAB TEKNIS.
KLASIFIKASI JENIS TEMPAT KERJA
BAHAYA KEBAKARAN
RINGAN - TEMPAT IBADAH - GEDUNG /RUANG LEMBAGA
TEMPAT KERJA YANG - GEDUNG/RUANG PERKANTORAN - GEDUNG/RUANG RM. SAKIT
MEMPUNYAI JUMLAH DAN - GEDUNG/RUANG PENDIDIKAN - GEDUNG/RUANG MUSEUM
KEMUDAHAN TERBAKAR - GEDUNG/RUANG PERUMAHAN - GEDUNG/RUANG PENJARA
RENDAH DAN APABILA - GEDUNG/RUANG PERAWATAN
- GEDUNG/RUANG RESTORAN
TERJADI KEBAKARAN
- GEDUNG/RUANG PERPUSTAKAN
MELEPASKAN PANAS - GEDUNG/RUANG PERHOTELAN
RENDAH SEHINGGA
MENJALARNYA API LAMBAT

BAHAYA KEBAKARAN
SEDANG I
TEMPAT KERJA YANG MEMPUNYAI - TEMPAT PARKIR - PABRIK PERMATA
JUMLAH DAN KEMUDAHAN - PABRIK ELEKTRONIKA - PABRIK PENGALENGAN
TERBAKAR SEDANG MENIMBUN - PABRIK ROTI - PABRIK SUSU
BARANG , BAHAN DENGAN TINGGI - PABRIK BARANG GELAS - BINATU
TIDAK LEBIH DARI 2,5 M DAN
- PABRIK MINUMAN
APABILA TERJADI KEBAKARAN
MELEPASKAN PANAS SEDANG
BAHAYA KEBAKARAN SEDANG II
TEMPAT KERJA YG MEMPUNYAI JUMLAH DAN -PENGGILINGAN PADI -PENYULINGAN
KEMUDAHAN TERBAKAR SEDANG ,MENIMBUN BAHAN -PABRIK BAHAN MAKANAN -PABRIK BR.KELONTONG
DENGAN TINGGI LEBIH 4 M DAN APABILA TERJADI -PERCETAKAN / PENERBIT -PABRIK BR. KULIT
KEBAKARAN MELEPASKAN PANAS SEDANG SEHINGGA -BENGKEL MESIN -PABRIK TEKSTIL
MENJALARNYA API SEDANG -GUDANG PENDINGINAN -PERAKITAN MOTOR
-PERAKITAN KAYU -PABRIK KIMIA /SEDANG
PABRIK BR. KERAMIK -PERTOKOAN / PRAMUNI
PABRIK TEMBAKAU AGA KURANG 50 ORANG

BAHAYA KEBAKARAN SEDANG III


TEMPAT KERJA YANG MEMPUNYAI JUMLAH DAN -RUANG PAMERAN -PERGUDANGAN
KEMUDAHAN TERBAKAR TINGGI , DAN APABILA TERJADI -PABRIK PERMADANI -PABRIK PESAWAT
KEBAKARAN MELEPASKAN PANAS TINGGI , SEHINGGA -PABRIK MAKANAN -PENGGERGAJIAN
MENJALARNYA API CEPAT -PB. SIKAT,BAN, KARUNG. -PB. MAKANAN,TEPUNG
-PB.SABUN,LILIN,TEMBAKAU -PB. MINYAK NABATI
-BENGKEL MOBIL -PB. PAKAIAN
-STUDIO DAN PEMANCAR -PERTOKOAN / PRAMUNI
-PABRIK BARANG PLASTIK AGA LEBIH 50 ORANG

BAHAYA KEBAKARAN BERAT


TEMPAT KERJA YANG MEMPUNYAI JUMLAH DAN -PB.KIMIA RISIKO
KEMUDAHAN TERBAKAR TINGGI , DAN MENYIMPAN TINGGI -PENGGERGAJIAN KAYU
BAHAN CAIR DAN GAS MUDAH TERBAKAR BANYAK -PB. KEMBANG API -STUDIO FILM&TELEVISI
-PB. KOREK API , CAT -PB. KARET BUATAN
-PB. BAHAN PELEDAK -HANGGAR PESAWAT
-PB. KARET BUSA DAN -PENYULINGAN MINYAK
PLASTIK BUSA BUMI
Tk. Ahli
Madya
Tk. Ahli
Pratama
Tk. Dasar II
Tk. Dasar I

PETUGAS PERAN REGU KOORD. UNIT PEN. JAWAB


PENANGGULANGAN PENANGG. TEKNIK K3
KEBAKARAN KEBAKARAN KEBAKARAN PENANGG.
KEBAKARAN
PERAN & TUGAS UNIT PENANGGGULANGAN

PETUGAS PERAN REGU KOORDINATOR AHLI SPESIALIS


KEBAKARAN PMK UNIT PMK
PMK

• Tanggung jawab di • Tanggung jawab di • Tanggung jawab di • Tanggung jawab


unit kerjanya sendiri. seluruh tempat kerja unit kerja tertentu di seluruh tempat
• Pada waktu jam kerja • Diatur sistem shift kerja

• Mengidentifikasi dan • Mengidentifikasi dan • Memimpin • Membantu


melaporkan tentang melaporkan tentang penanggulangan mengawasi
adanya faktor yang adanya faktor yang kebakaran sebelum pelaksanaan
dapat menimbulkan dapat menimbulkan mendapat bantuan peraturan
bahaya kebakaran; bahaya kebakaran; dari instansi yang perundangan
berwenang penangggula-
ngan kebakaran
PETUGAS PERAN REGU KOORDINATOR AHLI SPESIALIS
KEBAKARAN PMK UNIT PMK PMK

- Memadamkan kebakaran - Melakukan - Menyusun program - Merahasiakan segala


pada tahap awal pemeliharaan sarana kerja dan kegiatan keterangan tentang
proteksi kebakaran tentang cara rahasia perusahaan
- Mengarahkan evakuasi penanggulangan atau instansi yang dapat
orang dan barang - Memberikan kebakaran berhubungan dengan
penyuluhan ttg jabatannya
- Mengadakan koordinasi penanggulangan pada - Mengusulkan
dengan instansi terkait tahap awal anggaran sarana dan - Memimpin
fasilitas penanggulangan
- Mengamankan lokasi - Membantu menyusun penanggulangan kebakaran sebelum
kebakaran buku tanggap darurat kepada pengurus mendapat bantuan

- Mengarahkan evakuasi - Menyusun program kerja


penanggulangan
- Melakukan koordinasi
seluruh petugas - Melakukan koordinasi
dengan instansi terkait
- Memberikan P3K

- Mengamankan lokasi
kerja
PETUGAS REGU KOORDINATOR AHLI
PERAN PMK UNIT SPESIALIS
KEBAKARAN PMK PMK
- SEHAT • SEHAT JASMANI - SEHAT JASMANI • SEHAT JASMANI
JASMANI DAN DAN ROHANI DAN ROHANI DAN ROHANI
ROHANI
• PENDIDIKAN - PENDIDIKAN • PENDIDIKAN
- PENDIDIKAN MINIMAL SLTA MINIMAL SLTA MINIMAL D3
MINIMAL SLTP USIA 25 – 45 TH SUDAH BEKERJA TEKNIK SUDAH
BEKERJA 5 TH
- TELAH KURSUS • TELAH KURSUS - MINIMAL 5 TH
TEKNIS PMK TEKNIS PMK TELAH KURSUS • TELAH KURSUS
TINGKAT TINGKAT PMK TINGKAT PMK DASAR I ,II
DASAR I DASAR II DASAR I,II DAN AHLI AHLI PRATAMA
K3 PRATAMA DAN MADYA
kriiing
RASIO JUMLAH MINIMUM KLASIFIKASI, KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI
PERSONIL PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA DIKAITKAN DENGAN
RESIKO BAHAYA (SK. MENAKER RI No.:KEP.186/MEN/1999)

JUMLAH TINGKAT RESIKO BAHAYA KEBAKARAN


TENAGA
KERJA RINGAN SEDANG I SEDANG II SEDANG III BERAT
2D 2D 3D 4D 5D
- - 2C 3C 4C
25 Orang
- - 1B 1B 1B
- - 1A 1 A 1A
4D 4D 6D 8D 10 D
- - 3C 4C 5C
50 Orang
- - 1B 1B 1B
- - 1A 1A 1A
8D 8D 10 D 12 D 14 D
- - 4C 5C 6C
100 Orang
1B 1B 1B 1B 1B
- - 1A 1A 1A
16 D 16 D 20 D 24 D 28 D
- - 5C 6C 7C
200 Orang
2B 2B 2B 2B 2B
- - 1A 1A 1A
24 D 24 D 30 D 36 D 42 D
300 Orang 6C 6C 7C 8C 9C
atau lebih 3B 3B 3B 3B 3B
1A 1A 1A 1A 1A
 Penaksiran Resiko Kebakaran
 Perancangan Sistem Proteksi Kebakaran berdasarkan Basis Kinerja
 Model dan Simulasi Kebakaran (visualisasi menggunakan komputer)
 Prinsip Analisa Biaya & Metode Penilaian Investasi pada Kebakaran
 Perlindungan Terhadap Bahaya Peledakan
 Sistem Pengendalian Asap
 Konstruksi Bangunan-kaitannya dengan penanggulangan kebakaran
 Dampak Lingkungan pada Penanggulangan Kebakaran
 Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran
 Uji sifat bakar bahan bangunan dan uji ketahanan api komponen
struktur bangunan.
 Teori & Praktek Audit Kebakaran Internal
 Sistem Pengawasan K3
 Sistem Manajemen K3
 Konsep perencanaan & standar sistem proteksi kebakaran
 Teknik Pemeriksaan & Pengujian Sistem Proteksi Kebakaran Aktif
 Standar K3 bidang listrik dan penyalur petir
 Penanganan benda-benda mudah terbakar & meledak
 Identifikasi & Analisis Potensi Bahaya Kebakaran
 Manajemen Penanggulangan Kebakaran
 Sistem pelaporan & analisa kasus kebakaran
 Asuransi Kebakaran
 Perilaku manusia menghadapi kebakaran
 Panduan penyusunan buku rencana menghadapi keadaan darurat : kebakaran,
peledakan, gempa bumi, dan teror bom.
 Panduan membuat skenario latihan kebakaran terpadu
 Gladi simulasi komunikasi darurat kebakaran
 Norma K3 Penanggulangan Kebakaran
 Pemahaman Prosedur Keadaan Darurat Kebakaran pada saat jam
kerja dan diluar jam kerja
 Teori& Praktek Pertolongan Penderita Gawat Darurat
 Teori & praktek penggunaan alat bantu pernafasan
 Teori & Praktek Pencarian dan Penyelamatan korban pada ruang
asap
 Simulasi pemadaman kebakaran terpadu di gedung
 Praktek pemadaman kebakaran fire ground
 Fenomena kebakaran
 Sistem Deteksi & Alarm Kebakaran
 Alat Pemadam Api Ringan
 Sistem Hidran & Sprinkler
 Sistem Pemadam Kimia (Fix System)
 Peralatan Pendukung Pemadaman lainnya
 Sarana Evakuasi dan Jalan Ke Luar
 Penyimpanan Bahan mudah terbakar / meledak, dan metoda
pengendalian proses pekerjaan, instalasi dan energi/panas lainnya
 DASAR-DASAR K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
 TEORI API DAN ANATOMI KEBAKARAN
 PRINSIP PRINSIP PENCEGAHAN KEBAKARAN
 SYSTEM PROTEKSI PASIF / KOMPARTEMENNISASI ,DLL
 SYSTEM PROTEKSI AKTIF ( APAR , HYDRANT ,DLL )
 PENGETAHUAN PROSEDUR MENGHADAPI KEBAKARAN
 PRAKTEK PEMADAMAN DENGAN APAR / HYDRANT
 TEORI & PRAKTEK PENGGUNAAN BREATHING APPARATUS
 TEORI &PRAKTEK PPGD / PENYELAMATAN KORBAN
HARUS DICIPTAKAN SISTEM DAN PROSEDUR
DALAM KONDISI NORMAL
DALAM KONDISI BAHAYA
Lapis III
Bantuan dari lingkungan

Lapis I
Pet. Peran Lapis IV
Kebakaran Dinas
Pemadam
Lapis II
Fire Mans
(SEBELUM)
(SELAMA) (SESUDAH)

SISTEM PENCEGAHAN INVESTIGASI


KEBAKARAN
DETEKSI ALARM ANALISIS
SISTEM PROTEKSI
PEMADAMAN REKOMENDASI
• PASIF
KOMPARTEMENISASI LOKALISIR
SARANA EVAKUASI REHABILITASI
• AKTIF EVAKUASI & (PENGENDALIAN
SARANA /SISTEM RESCUE KEGIATAN
PROTEKSI SEMENTARA)
KEBAKARAN PENGAMANAN
• RENCANA TANGGAP
DARURAT
PEMBINAAN &
LATIHAN
• FIRE AUDIT
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN K3
(Safety Officer)

PENANGGUNG JAWAB
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PETUGAS REGU
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
KOORDINATOR SUB UNIT
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PETUGAS
PERAN KEBAKARAN

60
61
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


……………….. K3 ………………..

DEVISI FIRE DEVISI


1/300 Orang ……….
FIRE MENS
SUB UNIT

FIRE
1/100 Orang

PERAN KEBAKARAN

2/25 Orang
       
62
(Lini I)
PET. PERAN KEBAKARAN (KLAS D)
Tugas pokok sesuai jabatan utamanya

Merupakan tugas tambahan selain tugas pokoknya

• Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana prot. kebakaran


• Melakukan tindakan pemadaman awal bila terjadi kebakaran dan
memandu evakuasi
• Bertanggung jawab di unit kerja tertentu.
• Pada waktu jam kerja

63
(Lini II)
ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C)

TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)

Tugas :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau semua aspek
pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi kebakaran
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan darurat kebakaran
untuk pemadaman dan penyelamatan

64
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN


KLAS B

Tanggung jawab di unit kerja tertentu

Tugas :
 Mengkoordinasikan program penanggulangan kebakaran (inspeksi & latihan)
• Memimpin operasi penanggulangan kebakaran

65
66
67
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

PENANGGUNG JAWAB TEKNIK PEN. KEBAKARAN


KLAS A

Ahli k3 Penangg. Kebakaran

Tanggung jawab di seluruh tempat kerja


Tugas :
• Menyusun, melaksanakan dan evaluasi program kerja pengendalian kebakaran
• Melakukan audit internal dan pengawasan langsung
• Mempertanggung jawabkan pelaksanaan syarat K3

68
KETENTUAN HUKUM

KEWAJIBAN PENGURUS
PENGURUS TEMPAT KERJA , WAJIB
MEMENUHI SEMUA KETENTUAN STANDAR
K3 YANG BERLAKU

SANGSI
PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN DAN
STANDAR K3 DIKENAKAN SANKSI HUKUMAN
SESUAI UNDANG-UNDANG NO. 1 TH 1970

69
RANGKUMAN
1. BAHAYA KEBAKARAN DAPAT TERJADI SETIAP SAAT,
KARENA BANYAK PELUANG YANG DAPAT PEMICU
TERJADINYA KEBAKARAN

2. KEBAKARAN DAPAT DICEGAH, & KERUGIAN DAPAT


DIHINDARKAN

3. FIRE SATEY MANAJEMENT DITUJUKAN UNTUK


MELINDUNGI PENGHUNI, ASSET DAN LINGKUNGAN

4. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN


• AKTIF FIRE PROTECTION
• PASSIF FIRE PROTECTION
• FIRE SAFETY MANAGEMENT

70
5. PENERAPAN SYARAT K3 ADALAH KEWAJIBAB
SEMUA FIHAK DIMULAI DARI
- KOMITMEN MANAJEMEN UNTUK
MENERAPKAN K3 YANG DITUANGKAN
DALAM KEBIJAKAN PERUSAHAAN SECARA
TERTULIS

- PENGORGANISASIAN YANG DIDUKUNG SDM


YANG MEMILIKI KEMAMPUAN TEKNIS DAN
MANAJERIAL

- SOSIALISASI, PEMBINAAN & LATIHAN

71

Anda mungkin juga menyukai