KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No. 1918)
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup meningkatkan produksi dan produktivitas nasional
Setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu terjamin
pula keselamatannya
Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara
aman dan afisien
Perlu diadakan segala upaya untuk membina norma norma
perlindungan kerja
Diwujudkan dalam Undang Undang yang memuat ketentuan
ketentuan umum tentang keselamatan kerja,sesuai dengan
perkembangan masyarakat, Industrialisasi, Tehnik dan Tehnologi
PRINSIP DASAR K3
HW HEINRICH ‘ INDUSTRIAL ACCIDENT PREVENTION
Melakukan usaha inspeksi keselamatan
dan kesehatan untuk mengindentifikasi
kondisi kondisi tidak aman
Mengadakan usaha pendidikan dan
pelatihan para pekerja untukmeningkatkan
pengetahuan tugas mengenai cara kerja
yang aman
Membuat Peraturan Keselamatan Kerja
yang harus ditaati semua pekerja
Pembinaan disiplin dan ketaatan terhadap
semua Peraturan Perusahaan dibidang
keselamatan kerja
PENGERTIAN
Secara Etimologis :
Secara Filosofi :
Secara Keilmuan :
* KEBAKARAN
* PELEDAKAN
Pasal 3
Pasal 4
• Penerapan syarat-syarat K3 sejak tahap perencanaan s/d
pemeliharaan
• Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang bahan dan produksi
teknis
• Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi perkembangan IPTEK
dapat ditetapkan lebih lanjut
a. Mencagah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran
h. Memcegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik physik maupun psychis, peracunan, inspeksi dan
penularan
1/25/2020 11
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB III
Syarat-syarat K3
Pasal 4
(1)Penerapan syarat-syarat K3 sejak tahap
perencanaan s/d pemeliharaan
(2)Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang
bahan dan produksi teknis
(3)Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi
perkembangan IPTEK dapat ditetapkan lebih
lanjut
Pasal 4
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdagangan pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi
suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis
yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan,
perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian, dan pengesahan,
pengepakan atau pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal
atas bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang
melakukannya dan keselamatan umum.
BAB VI
Pasal 10 - Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1987)
BAB VII
Pasal 11 - Kecelakaan
(1) Kewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaan
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan (permen No.
03/Men/1998)
Pasal 3 ayat (1).
Undang-undang No 1 Th 1970
• SARANA
mencegah, mengurangi peledakan
PROTEKSI
• memberikan kesempatan
KEBAKARAN jalan
menyelamatkan diri dalam bahaya
kebakaran
• pengendalian penyebaran asap, gas dan
suhu MANAJEMEN
Pasal 9 ayat (3).K3
Pengurus wajib membina K3 penanggulangan
kebakaran
Maka dengan ketentuan Peraturan perUndangan
ditetapkan syarat k3 dan harus dilakukan usaha untuk
Mencegah dan mengurangi kecelakaan
Mencegah, mngurangi dan memadamkan
kebakaran
Memberi kesempatan atau jalan menyalamatkan
diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain
yang berbahaya
Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebar luasnya suhu, kelebaban ,debu, kotoran.
Asap dll
Tindakan pencegahan agar tidak terjadi kebakaran dengan cara
mengeliminir dan mengendalikan berbagai bentuk perwujudan
energi
Tindakan dalam rangka upaya mengurangi keparahan resiko
kerugian dan korban jiwa dengan cara
melokalisasi/kompartemensi agar api ,asap dan gas tidak meluas
Penyediaan alat/sarana proteksi kebakaran seperti sistem
deteksi/alarm kebakaran, Apar, Hidrant, springkler atau instalasi
khusus yang handal ,mandiri, melalui perencanaan, pemasangan,
pemeliharaan yang sesuai kententuan standart
Terbentuknya organisasi tanggap darurat untuk menanggulangi
bila terjadi bahaya kebakaran
Usaha usaha Penanggulangan Kebakaran di tempat kerja dengan rumusan
sebagai berikut
AKTIF
ALARM
APAR
SPRINKLER
HYDRAN
MEANS OF ESCAPE
PASSIF
KOMPARTEMEN
SMOKE CONTROL
FIRE DAMPER
FIRE RETARDANT
26
PerMen PU No 26/PRT/M/2008
28
Fire Safety Policy
Fire safety Pre-fire planning
Pengorganisasian Fire Teams
management
Pembinaan dan latihan
Fire Emergency Respons Plan
Fire drill/Gladi terpadu
Inspection & Testing berkala
Preventive maintenance
MANAJEMEN Fire safety Audit
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN System informasi /komunikasi
POSKO Pengendalian darurat
29
DATA PUSLABFOR MABES POLRI
» 80% kasus kebakaran ditempat kerja
» 34% Disebabkan api terbuka
» 31 % Disebabkan listrik
» 20% kasus kebakaran habis total
» Sarana K3 kurang memadai
- Kegagalan sarana proteksi kebakaran
- Kegagalan petugas tidak terlatih / tidak ada
- Kesalahan prosedur
- Hambatan Access bantuan darurat
DATA FAKTOR PENYEBAB KEBAKARAN :
API TERBUKA : 415 (37,19%)
LISTRIK : 297 (26,6 %)
PEMBAKARAN : 80 (7,17 %)
PERALATAN PANAS : 35 (3,14 %)
MEKANIK : 24 (2,15 %)
KIMIA : 15 (1,34 %)
PROSES BIOLOGI : 5 (0,45 %)
ALAM : 2 (0,18 %)
TIDAK DAPAT DITENTUKAN : 218 (19,53%)
LAIN LAIN : 25 (0,24 %)
Pembebanan lebih
Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar
Pembatas arus tidak sesuai
Kebocoran isolasi
Listrik statik
Sambaran petir
J. TIMBUL PANAS DAN API
1. Kabel skoen / sepatu kabel kendor
( panas api).
2. Mur baut kendor.
( panas api).
87.7ºC
Perusahaan tidak memiliki gambar instalasi
listrik
Instalasi listrik mengalami
perobahan/perbaikan
Pengamanan tidak terpasang tak terpasang
Pemasangan tidak sesuai gambar
Tidak dilakukan pemeriksaan dan pengujian
standar
Tidak memiliki tenaga ahli
1) Tidak komitmen terhadap K3
2) Tidak ada pendekatan,komunikasi
kebijakan Perusahaan
3) Tidak ada struktur organisasi
4) Tidak/kurang ada dukungan dana
5) Tidak ada prosedur kerja
6) Tidak ada standar/code K3
7) Tidak dilakukan evaluasi dan Review
berkala
Kepmenaker No. 186/Men/1999,
melalui :
a) Pengendalian setiap bentuk energi
KEPMENAKER
Tempat Kerja
b) Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam
kebakaran dan sarana evakuasi
Tentang
BAHAYA KEBAKARAN
SEDANG I
TEMPAT KERJA YANG MEMPUNYAI - TEMPAT PARKIR - PABRIK PERMATA
JUMLAH DAN KEMUDAHAN - PABRIK ELEKTRONIKA - PABRIK PENGALENGAN
TERBAKAR SEDANG MENIMBUN - PABRIK ROTI - PABRIK SUSU
BARANG , BAHAN DENGAN TINGGI - PABRIK BARANG GELAS - BINATU
TIDAK LEBIH DARI 2,5 M DAN
- PABRIK MINUMAN
APABILA TERJADI KEBAKARAN
MELEPASKAN PANAS SEDANG
BAHAYA KEBAKARAN SEDANG II
TEMPAT KERJA YG MEMPUNYAI JUMLAH DAN -PENGGILINGAN PADI -PENYULINGAN
KEMUDAHAN TERBAKAR SEDANG ,MENIMBUN BAHAN -PABRIK BAHAN MAKANAN -PABRIK BR.KELONTONG
DENGAN TINGGI LEBIH 4 M DAN APABILA TERJADI -PERCETAKAN / PENERBIT -PABRIK BR. KULIT
KEBAKARAN MELEPASKAN PANAS SEDANG SEHINGGA -BENGKEL MESIN -PABRIK TEKSTIL
MENJALARNYA API SEDANG -GUDANG PENDINGINAN -PERAKITAN MOTOR
-PERAKITAN KAYU -PABRIK KIMIA /SEDANG
PABRIK BR. KERAMIK -PERTOKOAN / PRAMUNI
PABRIK TEMBAKAU AGA KURANG 50 ORANG
- Mengamankan lokasi
kerja
PETUGAS REGU KOORDINATOR AHLI
PERAN PMK UNIT SPESIALIS
KEBAKARAN PMK PMK
- SEHAT • SEHAT JASMANI - SEHAT JASMANI • SEHAT JASMANI
JASMANI DAN DAN ROHANI DAN ROHANI DAN ROHANI
ROHANI
• PENDIDIKAN - PENDIDIKAN • PENDIDIKAN
- PENDIDIKAN MINIMAL SLTA MINIMAL SLTA MINIMAL D3
MINIMAL SLTP USIA 25 – 45 TH SUDAH BEKERJA TEKNIK SUDAH
BEKERJA 5 TH
- TELAH KURSUS • TELAH KURSUS - MINIMAL 5 TH
TEKNIS PMK TEKNIS PMK TELAH KURSUS • TELAH KURSUS
TINGKAT TINGKAT PMK TINGKAT PMK DASAR I ,II
DASAR I DASAR II DASAR I,II DAN AHLI AHLI PRATAMA
K3 PRATAMA DAN MADYA
kriiing
RASIO JUMLAH MINIMUM KLASIFIKASI, KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI
PERSONIL PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA DIKAITKAN DENGAN
RESIKO BAHAYA (SK. MENAKER RI No.:KEP.186/MEN/1999)
Lapis I
Pet. Peran Lapis IV
Kebakaran Dinas
Pemadam
Lapis II
Fire Mans
(SEBELUM)
(SELAMA) (SESUDAH)
DEPARTEMEN K3
(Safety Officer)
PENANGGUNG JAWAB
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PETUGAS REGU
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
KOORDINATOR SUB UNIT
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PETUGAS
PERAN KEBAKARAN
60
61
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)
PERAN KEBAKARAN
2/25 Orang
62
(Lini I)
PET. PERAN KEBAKARAN (KLAS D)
Tugas pokok sesuai jabatan utamanya
63
(Lini II)
ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C)
TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)
Tugas :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau semua aspek
pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi kebakaran
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan darurat kebakaran
untuk pemadaman dan penyelamatan
64
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
Tugas :
Mengkoordinasikan program penanggulangan kebakaran (inspeksi & latihan)
• Memimpin operasi penanggulangan kebakaran
65
66
67
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
68
KETENTUAN HUKUM
KEWAJIBAN PENGURUS
PENGURUS TEMPAT KERJA , WAJIB
MEMENUHI SEMUA KETENTUAN STANDAR
K3 YANG BERLAKU
SANGSI
PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN DAN
STANDAR K3 DIKENAKAN SANKSI HUKUMAN
SESUAI UNDANG-UNDANG NO. 1 TH 1970
69
RANGKUMAN
1. BAHAYA KEBAKARAN DAPAT TERJADI SETIAP SAAT,
KARENA BANYAK PELUANG YANG DAPAT PEMICU
TERJADINYA KEBAKARAN
70
5. PENERAPAN SYARAT K3 ADALAH KEWAJIBAB
SEMUA FIHAK DIMULAI DARI
- KOMITMEN MANAJEMEN UNTUK
MENERAPKAN K3 YANG DITUANGKAN
DALAM KEBIJAKAN PERUSAHAAN SECARA
TERTULIS
71