Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Desain penelitian menurut Nazir (2003:11) desain penelitian adalah “semua proses yang

diperlukan dalam perencanaan pelaksanaan penelitian, mulai tahap persiapan sampai tahap

penyusunan laporan “.

Desain penelitian merupakan langkah yang harus dilakukan untuk sebuah penelitian,

sehingga data yang diperlukan dapat dikumpulkan dan dianalisis untuk mendapatkan sebuah

solusi. Menurut Sekaran (2006:155), desain penelitian atau rancangan penelitian memiliki

minimal 6 (enam) aspek yang meliputi:

1. Tujuan Studi
Suatu studi mungkin dapat bersifat eksploratif, deskriptif, atau pengujian

hipotesis. Sifat Studi tersebut bergantung pada tahap peningkatan pengetahuan mengenai

topik yang diteliti


2. Jenis investigasi
Menentukan jenis studi apakah yang diperlukan, studi kausal (hubungan sebab

akibat) atau studi korelasional (hubungan dengan)


3. Intervensi Peneliti

Intervensi Peneliti merupakan tingkat manipulasi dan kontrol peneliti terhadap

studi yang dilakukan baik studi kausal ataupun korelasional. Tingkat intervensi peneliti

terdiri dari lemah, sedang, dan berlebih.

4. Situasi Studi
Situasi studi merupakan gambaran lingkungan suatu penelitian apakah dalam

situasi diatur atau pun tidak diatur atau dalam keadaan artificial dan diatur.

5. Unit Analisis

Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulakan selama

tahap analisis data selanjutnya. Dalam hal ini unit analisis yang dimaksud terdiri dari unit

analisis individual, pasangan, kelompok, organisasi, dan kebudayaan

6. Horizon Waktu

Horizon Waktu merupakan aspek temporal suatu studi dalam megumpulkan data

yang terdiri dari studi cross sectional yaitu pengumpulan data hanya sekali dikumpulkan

dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. Sedangkan studi longitudinal

pengumpulan data lebih dari batas waktu.

Desain penelitian dalam pelaksanaan studi ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tujuan Studi
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis (Hypotesis testing) yang telah

dikembangkan berdasarkan teori teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu. Hipotesis

yang dirumuskan yaitu pengaruh tingkat inflasi, penerapan corporate governcance, dan

investment opportunity set terhadap variabel dependen cash holding.


2. Jenis investigasi
Penelitian ini bersifat kausalitas (Causal studi), yaitu dimana peneliti ingin menemukan

penyebab dari satu atau lebih masalah. Maksud peneliti melakukan penelitian bersifat

kausalitas adalah agar mampu menyatakan bahwa variabel independen yaitu variabel

tingkat inflasi, penerapan corporate governance, dan investment opportunity set

menyebabkan variabel dependen yaitu cash holding.


3. Intervensi Peneliti
Dalam studi peneliti tidak bermaksud untuk melakukan intervensi dan manipulasi data

untuk mempengaruhi hasil. Tingkat intervensi adalah minimal.


4. Situasi studi
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini diperlukan data dari lingkungan yang

sebenarnya pada perusahaan real estate di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan

dalam situasi yang tidak di atur.


5. Horizon waktu
Horizon waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah pooled/panel data, yaitu

gabungan dari time series dan cross sectional, di mana studi ini merupakan studi yang

memerlukan lebih dari satu tahap pengumpulan data pada waktu yang berbeda.
6. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia berupa data laporan keuangan perusahaan 2011-2016.

3.2 Populasi dan sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu,

baik yang terbatas maupun tidak terbatas (Sumarni &Wahyuni, 2005: 68). Populasi yang

digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia dengan tahun pengamatan 2011-2016. Pengambilan sampel menggunakan

metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang diinginkan. Metode

purposive sampling adalah metode pengambilan sampel dengan berdasarkan pertimbangan atau

kriteria tertentu.Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Menerbitkan laporan tahunan lengkap dan laporan keuangan yang telah diaudit dari tahun

2011 sampai 2016 yang berakhir per 31 Desember.


2. Perusahaan properti yang tidak delisting selama tahun 2011-2016
3. Laporan keuangan perusahaan tidak menunjukkan saldo ekuitas yang negatif pada tahun

2011-2016

Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut :


Tabel 3.1
Penentuan Sampel Penelitian

Kriteria sampel Jumlah Perusahaan


Perusahaan Real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek
40
Indonesia tahun 2011-2016
Perusahaan properti yang tidak menerbitkan laporan keuangan
1
tahun 2011-2016
Perusahaan yang memiliki ekuitas negative 1
Perusahaan yang tidak berturut turut terdapat dalam list property
7
dan real estate di Bursa Efek Indonesia 2011-2016
Jumlah sampel 31

Total sampel selama periode pengamatan (6 tahun) 186


Sumber: Data Diolah (2017)

Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh sampel penelitian sebesar 31 perusahaan

dengan total sampel selama periode pengamatan tahun 2011-2016 sebesar 186 perusahaan.

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sekaran dan

Bougie (2011:180), data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh para peneliti

terdahulu, yang diterbitkan, dan tidak perlu dikumpulkan lagi oleh peneliti sekarang. Data yang

digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan yang tergabung dalam perusahaan

property dan real estate secara terus-menerus selama periode 2011-2016. Data tersebut dapat

diperoleh dengan mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi.

Teknik dokumentasi dengan pengumpulan data yang terkait dengan variabel yang diteliti dan

tersedia di BEI .

3.4 Operasionalisasi Variabel

Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai

dapat berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama atau pada waktu yang

sama untuk objek atau orang yang sama (Sekaran, 2006:115). Pada penelitian ini menggunakan

dua variabel, yaitu variabel dependen (cash holding) dan variabel independen (Tingkat Inflasi,

Penerapan Corporate governance dan Investment opportunity set).

3.4.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen/terikat merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku

dalam suatu investigasi (Sekaran, 2006:116). Variabel ini dipengaruhi oleh variabel-variabel

lainnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah cash holding . Cash holding merupakan

sejumlah uang yang ditahan dalam kas untuk rencana rencana atau spekulasi, didepositokan atau

ditabung di bank, dan dibelikan valuta asing atau surat berharga (Gilarso T, 2008:227). Variabel

Cash holding menggunakan sekala rasio. Pengukuran yang digunakan yaitu (Opler et al., 1999):

3.4.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen atau disebut juga variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif maupun negatif. Jika terdapat variabel

bebas, maka variabel terikat juga hadir dan setiap unit kenaikan variabel bebas, terdapat pula

kenaikan atau penurunan dalam variabel terikat (Sekaran, 2006:117). Variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi, Penerapan corporate governance, dan

Investment opportunity set

3.4.2.1 Tingkat Inflasi (X1)

Inflasi adalah kenaikan tingkat harga-harga umum secara terus-menerus yang mempengaruhi

indvidu, perusahaan dan pemerintah. Indikator inflasiyang digunakan dalam penelitian ini adalah

Indeks Harga Konsumen(IHK) Indonesia. Inflasi Indeks Harga Konsumen adalah laju inflasi

yang disebabkan oleh tekanan permintaan barang dan jasa ( permintaan agregat ) dalam

perekonomian. (sumber : Bank Indonesia 2006 )

Rumus perhitungan inflasi sebagai berikut:

INFTt = ( IHKt - IHKt-1)

IHKt-1

Keterangan:

IHKt = IHK pada masa periode

IHKt-1 = IHK pada masa periode sebelumnya.

3.4.2.2 Penerapan Corporate Gorvenance (X2)

3.4.2.2.1 Kepemilikan Manajerial (Manj)

Kepemilikan Manajerial (MANJ) Kepemilikan manajerial menggambarkan jumlah


saham yang dimiliki oleh pihak manajemen pada akhir tahun untuk masing-masing periode
pengamatan. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Masood dan Shah (2014),
kepemilikan manajerial dapat diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
3.4.2.2.2 Kepemilikan Institusional (INST)

Kepemilikan institusional adalah jumlah saham yang dimiliki oleh instusi atau lembaga

seperti perusahaan asuransi. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Masood dan Shah

(2014), kepemilikan institusional dapat diperoleh dari perhitungan menggunakan rumus sebagai

berikut :

3.4.2.2.3 Board Size (KOM)

Board size merupakan jumlah seluruh anggota dewan komisaris yang berada dalam

perusahaan. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ur Rehman dan Wang (2015), jumlah

dewan komisaris dapat diperoleh dari total jumlah anggota dewan komisaris dalam perusahaan

pada periode penelitian.

3.4.2.2.4 Dewan Komisaris Independen (IND)

Dewan komisaris independen menggambarkan proporsi dewan komisaris independen

yang diukur dengan persentase jumlah anggota dewan komisaris independen dari seluruh jumlah

anggota dewan komisaris. Mengacu pada penelitian Sheikh dan Khan (2015), proporsi dewan

komisaris independen dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:


3.4.2.3 Investment opportunity set

Investment opportunity set (IOS) merupakan suatu keputusan investasi yang merupakan

bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki dan pilihan investasi dimasa yang akan datang

(Myers :1977). Terdapat 3 proxy dalam mengukur Investment opportunity set salah satunya

adalah proxy berdasarkan harga.

. Peneliti menggunakan market to book value of asset (MVA/BVA) sebagai alat ukur IOS proxy

harga karena MVA/BVA menghitung dengan dasar pemikiran Rasio ini menjelaskan gabungan

antara aset di tempat dengan kesempatan investasi. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio

MVA/BVA, semakin tinggi kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan tersebut yang

berkaitan dengan aset di tempat. Rumus yang digunakan (Kallapur dan Trombley, 1999 dalam

Erlina,2007:43) sebagai berikut:

3.5 Metode Analisis, Rancangan Analisis, dan Pengujian Hipotesis

3.5.1 Metode Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi

berganda (multiple regression analysis) yang bertujuan untuk menguji tiga variabel independen
terhadap variabel terikat/dependen. Analisis regresi berganda adalah teknik statistik melalui

koefisien parameter untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Pengolahan data penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Package for

Social Sciences) 20. Pengujian terhadap hipotesis dilakukan setelah melakukan uji statistik dan

uji asumsi klasik.

3.5.2 Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Sehingga dapat memberikan gambaran umum

suatu data dan memberikan sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami dari

setiap variabel didalam penelitian. Gambaran umum dapat dilihat dari nilai jumlah sampel, rata-

rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum.

3.5.3 Uji Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi

berganda (multiple regression analysis), maka digunakan pengujian asumsi klasik agar hasil

pengujian tidak bersifat bias dan efesien. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk menguji apakah data yang akan

diolah dalam metode regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian normalitas

dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Nilai residual dapat diketahui

berdistribusi normal atau tidaknya dilihat dari nilai asymptotic significance, jika nilai
asymptotic significance di bawah tingkat signifikan sebesar 0,05 maka diartikan bahwa

nilai residual terdistribusi tidak normal, sebaliknya jika nilai asymptotic significance di

atas tingkat signifikan maka diartikan bahwa nilai residual terdistribusi normal.

(Ghozali, 2011:160).

2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah terdapat korelasi atau hubungan

antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel

independen.Pengujian multikolonieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance

Inflating Factor) < 10 dan tolerance > 0,10 (Ghozali, 2011:105).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya ketidaksamaan variance

residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Jika variance dari residual antar

pengamatan tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Heterokedastisitas dapat dideteksi dengan cara menggunakan uji Glejser

yaitu keputusan dapat diambil jika variabel independen mempunyai nilai signifikan yang

secara statistik mempengaruhi variabel terikat (sig > 0.05) maka tidak terdapat gejala

heterokedastisitas. Sebaliknya jika variabel independen tidak mempunyai nilai signifikan

secara statistik mempengaruhi variabel (sig <0.05), maka dapat dikatakan ada indikasi

terjadinya heterokedastisitas (Ghozali, 2011:139). Model regresi yang baik adalah apabila

tidak terjadi heterokedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi berarti terdapatnya korelasi antar anggota sampel atau data pengamatan

yang diurutkan berdasarkan waktu, sehingga satu data dapat dipengaruhi oleh data
sebelumnya. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1. Uji autokorelasi perlu dilakukan pada penelitian yang menggunakan data time

series. Model regresi yang baik adalah regresi bebas dari autokorelasi. Pada penelitian ini

digunakan uji DW (Durbin-Watson) test.Jika terjadi korelasi, maka dinamakan adanya

problem autokorelasi. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi menurut Ghozali

(2011:110) adalah:

1. 0 < nilai DW < dl = adanya autokorelasi positif


2. dl ≤ nilai DW ≤ du = tidak ada autokorelasi positif
3. du ≤ nilai DW ≤<4-du = tidak ada autokorelasi
4. 4-du ≤ d ≤ 4-dl = tidak ada autokorelasi negatif
5. 4-dl < nilai DW < 4 = ada autokorelasi negatif

3.5.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi adalah upaya untuk menjelaskan dan menguji pengaruh dua atau lebih

variabel independen terhadap satu variabel dependen (Ghozali, 2011:13). Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh tiga variabel bebas (tingkat inflasi, penerapan corporate

governance dan nvestment opportunity set ) terhadap satu variabel terikat (cash holding). Oleh

karena itu, penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple linear regression).

Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = cash holding

= Konstanta
b1, b2 = Koefisien Regresi
X1 = Tingkat inflasi
X2 = penerapan corporate governance
e = Epsilon (errorterm)

3.5.5 Rancangan Pengujian Hipotesis

3.5.5.1 Uji Signifikansi Bersama-sama (Uji Statistik F)

Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen/terikat (Ghozali, 2011:98). Uji statistik F dilakukan dengan cara quick look, yaitu

melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi dengan significance level 0,05 (α= 5%).

Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika F hitung > F tabel atau jika nilai Sig F > 0,05, maka hipotesis diterima.
2. Jika F hitung < F tabel atau jika nilai Sig F < 0,05, maka hipotesis ditolak.

3.5.5.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial (Ghozali, 2011:98). Pengujian dilakukan dengan menggunakan

significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria

sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka hipotesis ditolak. Hal ini berarti, secara parsial

variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.


2. Jika nilai signifikansi t < 0,05 maka hipotesis diterima. Hal ini berarti, secara parsial

variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R2 dalam suatu regresi linier mengukur besarnya perubahan

variabel tak bebas atau independent variable yang dijelaskan oleh perubahan variabel bebas atau

depedent variable (Sartono, 2010:154). Koefisien determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk

mengukur sejauh mana kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi di antara nol dan satu yang menunjukkan persentase pengaruh dari variabel

independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 yang kecil (mendekati nol) berarti kemampuan

variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat amat terbatas, sedangkan nilai yang mendekati

satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel terikat (Subramayam dan Wild, 2013).

Anda mungkin juga menyukai