Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan mampu mendukung pembangunan bangsa dimasa mendatang,

karena melalui pendidikan segala potensi peserta didik dikembangkan. Semakin

tinggi kualitas pendidikan maka kualitas sumber daya yang dihasilkan juga

meningkat. Mata pelajaran matematika merupakan bagian terpenting pendidikan,

dimana matematika sebagai sarana dalam meningkatkan kemampuan dan

keterampilan intelektual. Matematika juga ilmu yang berperan penting dalam

perkembangan teknologi untuk menciptakan generasi yang berkompetensi dan

bekerja sama.

Menguasai ilmu matematika baik itu membaca, memahami dan menulis

berarti akan memberi harapan dalam mempelajari ilmu pengetahuan lain.

Sebagaimana yang terdapat dalam Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 bahwa

mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik untuk

membekalinya dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,

inovatif, kreatif dan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta

didik mampu memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk hidup

lebih baik pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan sangat kompetitif.

Jadi, peserta didik akan merasakan manfaat belajar matematika, seperti mampu

berpikir sistematis, berpikir deduktif, melatih ketelitian, mengajarkan kesabaran

dan terbiasa menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

1
2

Salah satu cabang matematika yang memiliki ruang lingkup cukup luas

adalah geometri. Hal ini karena setiap aspek kehidupan manusia berkaitan dengan

aktifitas mengukur yang mengarah pada konsep geometri, misalnya studi tentang

bangun, ukuran dan posisi. Menurut Walle(2006:150), standar geometri didasari

pada principles and standards yang harus dimiliki peserta didik tentang bentuk

dan sifat, transformasi, lokasi dan visualisasi.

1. Bentuk dan sifat mencakup pembelajaran sifat-sifat dari bentuk-bentuk,


baik bentuk dua dimensi atau tiga dimensi, serta mempelajari tentang
hubungan yang terbangun dari sifat-sifat tersebut.
2. Transformasi mencakup pembelajaran translasi (pergeseran), refleksi
(pembalikan), rotasi (perputaran), pembelajaran simetri dan konsep
kesebangunan.
3. Lokasi mengacu pada geometri koordinat atau cara lain dalam
menentukan posisi benda-benda terletak dalam bidang ataupun ruang.
4. Visualisasi mencakup pengenalan bentuk-bentuk di lingkungan sekitar,
pengembangan hubungan antara benda-benda dua dimensi dengan tiga
dimensi, serta kemampuan untuk menggambar dan mengenal bentuk
dari berbagai sudut pandang.

Teori pembelajaran van Hiele menyatakan bahwa pembelajaran geometri

lebih menekankan pada pentingnya pengajaran ditingkat pemikiran peserta didik.

Pemikiran tersebut menggambarkan proses berpikir yang diterapkan dalam

konteks geometri. Adapun tingkat-tingkat berpikir geometri menurut van Hiele

dalam Walle (2006:151-154) yaitu level 0 adalah visualisasi, level 1 adalah

deduksi formal, level 2 adalah deduksi informal, level 3 adalah deduksi dan level

4 adalah ketepatan (rigor). Tiap-tiap tingkatan pemikiran geometris tersebut

menggambarkan proses berpikir yang diterapkan dalam konteks geometri. Setiap

level dari berpikir geometri melibatkan ide-ide geometri sebagai fokus untuk

objek pemikiran pada level berikutnya. Jadi tingkatan tersebut menjelaskan

bagaimana berpikir dan jenis ide geometri yang dipikirkan.


3

Pada dasarnya ide-ide geometri sudah dikenalkan oleh peserta didik sejak

sebelum masuk sekolah. Akan tetapi tidak semua peserta didik berpikir tentang

ide-ide geometri dengan cara yang sama, tergantung proses berpikirnya dalam

konteks geometri. Menurut Budianto (2002) dalam Utama (2012:52), geometri

diajarkan di sekolah bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis,

intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi lain dan

mampu menginterpretasi argumen-argumen matematika. Jadi materi geometri

mempunyai peluang yang besar untuk dipahami peserta didik.

Kemampuan geometri peserta sangat dipengaruhi oleh faktor pengalaman-

pengalaman geometri yang dimiliki dan dialami oleh peserta didik. Kegiatan-

kegiatan yang memberi kesempatan peserta didik menelusuri, berdiskusi dan

berinteraksi dengan materi pada tingkat selanjutnya (Walle, 2006:151). Dengan

demikian, kegiatan tersebut memberi kesempatan terbaik dalam mengembangkan

tingkat pemikiran peserta didik.

Belajar matematika pada materi geometri akan bermakna apabila peserta

didik terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru dapat memberi kesempatan kepada

peserta didik menelusuri, berdiskusi, berinteraksi dan berpartisipasi untuk

meningkatkan pengalaman mereka dalam belajar geometri. Seperti pendapat

Ruseffendi (1991) dalam Putra (2011:294), apabila menginginkan peserta didik

belajar geometri secara bermakna, sebaiknya tahap pengajaran disesuaikan dengan

tahap berfikir untuk memperkaya pengalaman peserta didik dalam memahami

materi yang dipelajari.


4

Ada tiga unsur utama pengajaran geometri menurut van Hiele dalam Walle

(2006:151) yaitu waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran yang

diterapkan. Apabila ketiga unsur tersebut dilalui secara terpadu, maka akan

meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada tahap yang lebih tinggi.

Namun, kebanyakan peserta didik yang memasuki sekolah menengah atas

memiliki pengetahuan ataupun pengalaman yang terbatas mengenai materi

geometri. Hal ini terjadi karena penguasaan konsep geometri yang dimiliki peserta

didik masih rendah dan perlu ditingkatkan. Seperti pendapat Jiang (2008) dalam

Putra (2011:294) menyatakan bahwa salah satu materi matematika yang sangat

lemah diserap oleh peserta didik di sekolah adalah geometri.

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di MAN 1

Bukittinggi, diperoleh informasi bahwa proses belajar mengajar pada materi

geometri terkendala dengan materi pengajaran. Hal ini dikarenakan objek kajian

geometri yang abstrak menyulitkan dalam memahami materi-materi yang

berkaitan dengan geometri, salah satunya materi transformasi geometri. Seperti

pendapat Umardiyah (2015:192) yang menyatakan bahwa kebanyakan peserta

didik menemui kesulitan ketika membayangkan suatu benda yang abstrak ke

dalam pikiran mereka.

Transformasi geometri merupakan materi geometri yang mengkaji tentang

perubahan pada posisi atau ukuran bentuk. Pengetahuan transformasi geometri

sangat berguna bagi peserta didik untuk membangun kemampuan spasial, yaitu

kemampuan untuk mengenali berbagai hubungan dalam bentuk gambar.

Pengetahuan tersebut juga dapat meningkatkan kemampuan penalaran geometri


5

peserta didik dan memperkuat pembuktian matematika. Peserta didik dapat

mengeksplorasi konsep matematika yang abstrak tentang konsep kongruen,

simetri, kesebangunan dan garis paralel. Dengan begitu, materi transformasi

geometri sangat bermanfaat dipelajari oleh peserta didik, karena meningkatkan

pemikiran, imajinasi geometri dan kemampuan spasial, serta memperkaya

pengalaman belajar peserta didik.

Peserta didik kesulitan dalam memahami materi transformasi geometri. Hal

ini terjadi karena kesulitan peserta didik dalam memikirkanperubahan suatu objek

geometrike posisi yang baru dan bukti transformasi geometri secara aljabar.

Dalam penelitiannya, Rollick (2009:397) mengungkapkan bahwa peserta didik

kesulitan dalam memahami konsep dan variasi yang dimunculkan dan kesulitan

dalam mengidentifikasi transformasi meliputi translasi, refleksi, rotasi dan

kombinasi transformasi. Selain itu, peserta didik kurang memahami bagaimana

suatu bangun direfleksikan atau dicerminkan. Hal ini sejalan dengan penelitian

Morris & Paulsen (2011:129)yang mengungkapkan bahwa beberapa peserta didik

sudah bisa melakukan transformasi untuk objek geometri yang sederhana, akan

tetapi mereka kesulitan ketika menemukan permasalahan rotasi dan refleksi untuk

bangun yang lebih kompleks.

Kesulitan peserta didik dalam memahami materi transformasi geometri juga

ditemukan di MAN 1 Bukittinggi. Berawal dari pertanyaan yang diajukan kepada

beberapa peserta didik yaitu “apabila suatu objek benda bergerak dan berhenti

pada suatu tempat, bagaimana posisi objek benda tersebut: apakah objek tersebut

berubah? apakah ukuran objek tersebut berubah? atau apakah posisi dan letak
6

objek berubah?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ternyata peserta didik

butuh waktu yang tidak sebentar. Kebanyakan dari mereka menjawab dengan

menebak-nebak tanpa menghubungkan pertanyaan dengan konsep materi

transformasi geometri. Selain itu, peserta didik belum dapat menggeneralisasikan

bahwa refleksi titik A(x,y) ke sumbu X akan menghasilkan bayangan A’(x,-y).

Dengan begitu, peserta didik kesulitan dalam memahami arah transformasi pada

materi transformasi geometri.

Fakta di sekolah, kebanyakan peserta didik mengalami kesulitan dalam

menginterpretasikan soal cerita ke gambar dan kesulitan menyelesaikan soal. Saat

peserta didik dihadapkan pada situasi masalah, mereka lebih cenderung

menyelesaikan permasalahan sesuai dengan rumus yang ada, apabila maksud

permasalahan tersebut dirubah maka mereka merasa kebingungan. Penggunaan

rumus secara berlebihan mengakibatkan terabainya pemahaman konsep yang

seharusnya dikuasai, sehingga dasar ilmu matematika kurang tertanam oleh

peserta didik. Dengan demikian, konsep transformasi geometri dianggap sulit

karena peserta didik merasa kebingungan dalam membayangkan atau

merealisasikan arah transformasi dalam pelajaran transformasi geometri.

Hasil observasi proses pembelajaran matematika di sekolah menunjukkan

bahwa guru terbiasa mencatatkan konsep materi, contoh soal, latihan soal dan

pembahasan latihan soal di papan tulis. Kegiatan tersebut banyak menyita waktu

pembelajaran, latihan soal terbatas dan bahkan guru tidak sempat membahas

latihan. Ditambah lagi dengan keterlibatan peserta didik masih kurang aktif dalam

proses pembelajaran. Peserta didik belum mampu menyatakan pendapat, masih


7

ragu-ragu menjawab saat diberi suatu masalah/soal atau tidak melakukan apa yang

diinstruksikan guru. Jadi guru lebih aktif menjelaskan materi dan peserta didik

hanya mendengar, mencatat penjelasan dan menyelesaikan latihan soal-soal yang

ditentukan oleh guru. Hal tersebut membuat pembelajaran matematika yang masih

bersifat teacher centered atau pembelajaran masih cendrung satu arah yaitu dari

guru ke peserta didik.

Di sisi lain, kelengkapan bahan ajar yang digunakan guru dalam kegiatan

pembelajaran masih terbatas. Peserta didik belajardengan buku matematika

Kemendikbud RI. Pada buku tersebut perubahan posisi atau ukuran bentuk pada

materi transformasi geometri ditandai dengan tanda panah. Akan tetapi, peserta

didik merasa kebingungan dalam memaknai arah perubahan tersebut. Dengan kata

lain, perlu adanya media pembelajaran yang dapat memperjelas materi

transformasi geometri, sehingga peserta didik dapat merasakan manfaat mengenal

konsep matematika dan guna matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil observasi peneliti di MAN 1 Bukittinggi juga diketahui bahwa sekolah

tersebut telah memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan

pembelajaran menggunakan media pembelajaran, seperti laboratorium komputer

dan infocus. Peserta didik telah terbiasa menggunakan komputer baik dalam

belajar ataupun menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Selain itu, salah seorang guru

matematika di sekolah itu mengungkapkan bahwa media pembelajaran telah

digunakan guru saat belajar, tetapi fasilitas tersebut masih kurang dimanfaatkan.

Guru juga terkendala dalam pembuatan media pembelajaran, sehingga media


8

pembelajaran yang digunakan kurang mewakili materi transformasi geometri.

Dengan demikian, hal ini memungkinkan pengembangan media pembelajaran.

Kesenjangan dalam pembelajaran tersebut berdampak pada rendahnya hasil

belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari masih banyaknya peserta didik yang

belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar ≥ 80. Sebanyak 12

peserta didik dari total 32 peserta didik (37%) yang belum tuntas dan sebanyak 20

peserta didik (63%) yang telah tuntas. Data ini didukung dari hasil observasi

terhadap data ulangan harian peserta didik pada materi transformasi geometri.

Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa rendahnya hasil belajar peserta didik pada

pelajaran matematika materi transformasi geometri dikarenakan oleh (1) peserta

didik belum memahami konsep transformasi geometri, (2) peserta didik belum

aktif dalam belajar dan (3) bahan ajar yang digunakan masih terbatas, khususnya

pemanfaatan media pembelajaran pada materi transformasi geometri.

Terkait dengan permasalahan tersebut, sangat jelas bahwa tanggung jawab

seorang guru tidak mudah dalam mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran. Peran guru sebagai motor penggerak sangat diperlukan untuk

menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif. Kreatifitas

guru juga diperlukan untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran dan memahami

perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Salah satu cara yang dapat membuat

belajar matematika lebih menyenangkan, bermanfaat dan diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah penggunaan media pembelajaran.

Media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pada kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Perkembangan tersebut membawa implikasi


9

pada perubahan dunia pendidikan. Terbukti dengan terwujudnya pembaharuan

dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi pada kegiatan pembelajaran. Salah satu

bentuk perkembangan teknologi adalah komputer.Komputer dipandang sebagai

salah satu produk teknologi yang digunakan sebagai alat pengajaran. Berdasarkan

hasil penelitian Hembree dan Dessart (1986) dalam Kadir (2015:2) menyatakan

bahwa komputer membuat peserta didik senang dalam belajar matematika.

Komputer juga sangat bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan dalam

memecahkan masalah, sehingga penggunaan komputer dapat menumbuhkan

motivasi dan kesan positif peserta didik dalam belajar matematika.

Media pembelajaran berbantuan komputer membuka peluang dalam

memberi fasilitas belajar dan peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Peran guru sebagai mediator dan fasilitator yang akan membentuk

dan mengembangkan pengetahuan peserta didik dalam belajar dengan media

pembelajaran. Seperti pendapat Arsyad (2011:4) yang menyatakan bahwa media

pembelajaran membawa pesan-pesan, informasi yang bertujuan instruksional atau

yang mengandung maksud-maksud pengajaran. Dengan begitu, peserta didik

dapat aktif mengkonstruksi pengetahuan baru melalui pengalaman belajar baik di

kelas maupun belajar mandiri dengan media pembelajaran berbantuan komputer.

Jadi komputer sebagai salah satu media yang tepat dan sesuai dalam

pembelajaran, sehingga media pembelajaran berbantuan komputer akan

membantu peserta didik untuk memperjelas konsep materi transformasi geometri.

Media pembelajaran sebagai sarana penting yang dapat memperjelas

penyajian informasi dalam proses pembelajaran. Materi transformasi geometri


10

yang bersifat abstrak dapat dipelajari dengan mudah dengan menyajikan materi

tersebut dalam bentuk kongkrit berupa model, gambar dan animasi. Peserta didik

dapat menggunakan daya abstraksinya membayangkan simbol, model benda

geometri ataupun hal-hal yang bersifat abstrak, karena pemahaman materi

transformasi geometri membutuhkan visualisasi dalam dipikiran peserta didik.

Kebutuhan visualisasi peserta didik dapat terpenuhi apabila proses belajar dengan

menggunakan media pembelajaran. Artinya materi transformasi geometri dengan

media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang nyata bagi

peserta didik. Dengan demikian, media pembelajaran memudahkan peserta didik

memahami materi, pembelajaran lebih variatif, mengkongkretkan suatu yang

abstrak dan menerangkan konsep materi yang sulit dipahami secara verbal.

Penggunaan media pembelajaran dapat menjadi komponen sumber belajar

yang mengandung materi pembelajaran. Menurut Nadira(2014), media

pembelajaran dapat menarik minat peserta didik untuk belajar matematika dan

memudahkan peserta didik untuk mempelajari matematika. Hal ini juga didukung

dengan pendapat Arsyad (2011) yaitu media pembelajaran adalah komponen

sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di

lingkungan peserta didik, sehingga dapat merangsang peserta didik untuk belajar.

Selama ini ada beberapa program komputer yang lazim digunakan untuk

media presentasi pembelajaran, seperti microsoft powerpoint, autoplay, media

studio dan lain-lain. Namun, sebagian besar program tersebut hanya dapat

digunakan untuk media presentasi pembelajaran. Sesuai dengan uraian di atas,

diperlukan software untuk membuat media pembelajaran yang lengkap, handal


11

dan cocok. Untuk itu media pembelajaran matematika terutama materi

transformasi geometrididesain dengan macromedia flash.

Macromedia flash adalah salah satu program animasi grafis yang banyak

digunakan para designer untuk menghasilkan karya-karya, seperti pembuatan

media pembelajaran matematika. Program ini cukup fleksibel untuk keperluan

pembuatan media pembelajaran. Macromedia flashjuga dapat menampilkan

informasi yang berupa tulisan, gambar, animasi secara sekaligus dan lebih

interaktif. Dengan kelebihan tersebut, diharapkan akan terwujudnya sebuah media

pembelajaran yang atraktif, interaktif dan menarik secara visual peserta didik.

Hal-hal abstrak atau imajinatif yang sulit dipikirkan peserta didik dapat

dipresentasikan melalui simulasi macromedia flash. Materi transformasi

geometriditampilkan dengan animasi, sehingga arah transformasi padabangun

geometri ditunjukkan secara nyata kepada peserta didik. Media tersebut didesain

untuk memperjelas sajian materi sesuai dengan konsep yang benar. Penyajian

media pembelajaran disertai dengan gambar, animasi dan audio.Tampilan gambar

dan animasi disesuaikan dengan materi transformasi geometri, sedangkan audio

disajikan sebagai unsur hiburan dan menarik perhatian peserta didik. Dengan

begitu, media pembelajaran menggunakan macromedia flash akan membantu

peserta didik memperjelas materi pelajaran dan memberi perhatian peserta didik

terhadap pembelajaran. Hal ini didukung dengan penelitian Kadir (2015:2) yang

menyatakan bahwa pembelajaran matematika menggunakan program macromedia

flash memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas belajar matematika.


12

Dengan demikian, media pembelajaran dapat memudahkan peserta didik

mempelajari dan memahami suatu materi, pembelajaran yang lebih variatif,

mengkongkretkan suatu yang abstrak dan membantu menerangkan konsep materi

yang sulit dipahami secara verbal. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian

dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Menggunakan

Macromedia Flash pada Materi Transformasi Geometri Kelas XI SMA/MA”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana karakteristik media

pembelajaran matematika menggunakan macromedia flash pada materi

transformasi geometri kelas XI SMA/MAyang memenuhi kriteria valid, praktis

dan efektif?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini adalah menghasilkan media pembelajaran matematika menggunakan

macromedia flash pada materi transformasi geometri kelas XI SMA/MAyang

memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran

matematika menggunakan macromedia flash pada materi transformasi geometri

kelas XI SMA/MA. Karakteristik media pembelajaran yang dikembangkan yaitu:

1. Aspek isi

a. Media pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi inti(KI) dan kompetensi

dasar (KD)pada materi transformasi geometri kelas XI SMA/MA semester I.


13

b. Permasalahan menjadi tahapan awal dalam proses pembelajaran, masalah

sesuaidengankehidupan sehari-hari pada materi transformasi geometri.

c. Materi transformasi geometri terbagi atas submateri yaitu translasi, refleksi,

dilatasi dan rotasi.

d. Media pembelajaran disusun secara tutorial terprogram dengan penyajian

materi transformasi geometri secara bertahap.

e. Media pembelajaran memuat intro (bagian pembuka), bagian inti dan bagian

penutup. Bagian pembuka berisikan halaman INTRO dan cover media

pembelajaran. Bagian inti berisikan halaman MENU, pengantar media,

kompetensi (KD dan Indikator), materi, latihan soal dan evaluasi. Kemudian

bagian penutup berisikan halaman referensi, keterangan (profil dan apresiasi)

dan penutup.

f. Halaman MENU pada media pembelajaran terdiri atas menu petunjuk

penggunaan, menu kompetensi, menu materi, menu evaluasi, menu referensi,

menu keterangan.

g. Media pembelajaran digunakan oleh peserta didik baik itu secara individu

ataupun berkelompok sebagai fasilitas belajar pada materi transformasi

geometri.

2. Aspek kebahasaan

a. Kalimat-kalimat disesuaikan dengan tata bahasa EYD.

b. Bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik.

c. Istilah, simbol dan persamaan matematika disesuaikan dengan kaidah

penulisan matematika.
14

3. Aspek penyajian dan kegrafikan

a. Alur media pembelajaran disesuaikan dengan flowchart yang di rancangan.

b. Tata letak media disesuaikan dengan storyboard yang di rancangan.

c. Media dilengkapi dengan tombol navigasi supaya penggunaannya lebih

praktis dan terarah. Tombol-tombol navigasi yaitu tombol MASUK, tombol

MULAI, tombol MENU, tombol NEXT, tombol BACK, tombol YA, tombol

TIDAK, tombol PLAY, tombol CEK dan tombol X (silang).

d. Media pembelajaran didesain dengan warna yang menarik. Berdasarkan studi

pendahuluan, warna yang digemari peserta didik adalah warna biru, hijau,

merah dan kuning karena peserta didik menyukai warna yang cerah. Warna

dominan dipilih warna latar biru,karena warna ini dapat mempengaruhi

peserta didik, kecerdasan, komunikasi, kepercayaan, efisiensi, ketenangan,

tugas, logika, kesejukan, refleksi, sensitif dan tenang.

e. Tipe ukuran huruf yang digunakan bervariasi seperti Script MT Bold, Belwe

Bd Bt, Cooper Std Black dan Harrington, sedangkan ukuran hurufnya juga

bervariasi. Pada judul cover ukuran huruf 50 dan tulisan lainnya 30, pada

tiap-tiap judul layar ukuran huruf 40 dan penjelasan judul tersebut ukuran

huruf 30 atau 25.

f. Bagian judul materi diberi efek animasi untuk mempercantik tampilan,

sedangkan bagian yang perlu mendapat penekanan dicetak tebal atau

dimiringkan.
15

g. Media pembelajaran didesain dengan program macromedia flash 8yang dapat

memuat teks, gambar, animasi (gambar bergerak) dan audio, kemudian media

tersebut dikemas dalam bentuk compact disk (CD).

E. Pentingnya Penelitian

Matematika selalu berkaitan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Setiap

aspek kehidupan manusia berkaitan dengan aktifitas mengukur yang mengarah

pada konsep geometri, misalnya studi tentang bangun, ukuran dan posisi. Pada

dasarnya materi geometri mempunyai peluang besar untuk dipahami peserta didik.

Van De Walle dalam Winasmadi (2011:120) menyatakan ada lima alasan

mengapa geometri sangat penting untuk dipelajari, (1) geometri membantu peserta

didik memiliki apresiasi yang utuh tentang dunianya; (2) eksplorasi geometri

dapat membantu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah; (3) geometri

memainkan peran utama dalam bidang matematika; (4) geometri dapat digunakan

oleh banyak orang dalam kehidupan mereka sehari-hari; dan (5) geometri

merupakan pembelajaran yang menyenangkan.

Geometri memiliki banyak peranan dalam perkembangan matematika

peserta didik, begitu juga pada materi transformasi geometri. Edwards (1997:187)

mengunggkapkan bahwa belajar transformasi geometri menyediakan kesempatan

luas bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan visualisasi spasialnya

dan penalaran geometri untuk memperoleh kemampuan pembuktian matematis.

Akan tetapi, transformasi geometri merupakan konsep yang bersifat abstrak bagi
16

peserta didik. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan peserta didik kesulitan

dalam memahami konsep-konsep matematika pada materi transformasi geometri.

Untuk memahami materi transformasi geometri tentunya membutuhkan

visualisasi peserta didik, supaya kebutuhan visualisasi peserta didik dapat

terpenuhi maka kegiatan pembelajarandapat menggunakan media

pembelajaranmatematika berbantuan komputer. Media pembelajaran dapat

menyajikan materi transformasi geometridalam bentuk kongkrit berupa model,

gambar dan animasi. Peserta didik juga mendapatkan pembelajaran yang lebih

variatif, mengkongkretkan suatu yang abstrak, menyeragamkan penerimaan

peserta didik atas materi pelajaran, meningkatkan daya serap dan membantu

menerangkan hal-hal yang sulit dipahami secara verbal. Jadi pembelajaran

transformasi geometri dengan media pembelajaran berbantuan komputer dapat

memberikan pengalaman belajar yang nyata bagi peserta didik.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

1. Asumsi Pengembangan

Asumsi penelitian ini adalah jika telah dihasilkan media pembelajaran

matematika menggunakan macromedia flash pada materi transformasi geometri

kelas XI SMA/MA yang memenuhi kriteria valid, praktis dan efektifsetelah

dilakukan uji coba, maka diasumsikan juga dapat diterapkan pada peserta didik

lain selain subjek uji coba.

2. Keterbatasan Pengembangan

Agar penelitian yang dilakukan terarah dan mencapai sasaran maka masalah

penelitian ini perlu dibatasi. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah
17

pengembangan media pembelajaran matematika menggunakan macromedia flash

pada materi transformasi geometri kelas XI SMA/MAdisemester II. Tempat

ujicoba terbatas di MAN 1 Bukittinggi karena memiliki fasilitas laboratorium

komputer yang memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran.

Materi yang digunakan untuk pengembangan berdasarkan pada observasi

dan wawancara yang dilakukan peneliti, sehingga diperoleh informasi yaitu materi

transformasi geometri. Konsep transformasi geometri dianggap sulit karena

peserta didik merasa kebingungan dalam mengidentifikasi transformasi meliputi

tanslasi, refleksi, rotasi dan dilatasi, sehingga mereka tidak dapat menentukan

arah transformasi. Materi transformasi geometri yang bersifat abstrak dapat

dipelajari dengan mudah dengan menyajikan materi dalam bentuk kongkrit berupa

model, gambar dan animasi. Hal ini memungkinkan pengembangan media

pembelajaran untuk meningkatkan visualisasi spasial peserta didik.

Media pembelajaran dikembangkan menggunakan program macromedia

flashyang disajikan secara tutorial terprogram.Maksudnya, seperangkat tayangan

baik statis maupun dinamis yang diprogramkan terlebih dahulu (Arsyad,

2011:97).Program macromedia flash cukup fleksibel untuk keperluan pembuatan

media pembelajaran karena dapat menampilkan informasi yang berupa tulisan,

gambar, animasi secara sekaligus dan lebih interaktif.Dengan demikian, media

pembelajaran menggunakan macromedia flash akan membantu peserta didik

mengamati dan memberi perhatian peserta didik terhadap pembelajaran.

G. Definisi Istilah
18

Agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran dalam penelitian, maka perlu

dikemukakan definisi istilah berikut.

1. Pengembangkan

Pengembangan adalah suatu proses, cara atau perbuatan merancang dan

mengembangkan media pembelajaran matematika menggunakan macromedia

flash pada materi transformasi geometri kelas XI SMA/MAdi semester II.

Pengembangan ini sebagai bentuk perluasan, tambahan dan inovasi dari bentuk

yang sudah ada.

2. Media pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan bahan

pembelajaran, sehingga membawa informasi darimateriyang dipelajari. Media

pembelajarandapat menyajikan materi transformasi geometri menjadi lebih jelas,

mengkongkretkan yang abstrak, menyeragamkan penerimaan peserta didik,

meningkatkan daya serap dan menerangkan hal yang sulit dipahami secara verbal.

3. Macromedia flash

Macromedia flash adalahsalah satu program animasi grafis yang banyak

digunakan para designer untuk menghasilkan karya-karya, khususnya dibidang

pembuatan media pembelajaran matematika.Program macromedia flashdapat

menampilkan informasi dengan gabungan antara grafis, animasi (gambar

bergerak) dan audio/suara,sehingga materi matematika lebih menarik atau

mempercantik tampilan presentasi melalui media pembelajaran.

4. Validitas media pembelajaran


19

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau

kesahihan media pembelajaran matematika menggunakan macromedia flash pada

materi transformasi geometri kelas XI SMA/MAyang dihasilkan. Pada penelitian

ini, validitas diukur dari instrumen kevalidan melalui lembar validasi yang diisi

oleh validator terhadap media pembelajaran yang digunakan.

5. Kepraktisan media pembelajaran

Kepraktisan merupakan suatu ukuran dari media pembelajaran matematika

menggunakan macromedia flash pada transformasi geometri kelas

XISMA/MAyang mengacu pada kondisi guru dan peserta didik dapat

menggunakannya dengan mudah. Kepraktisan media pembelajaranpada penelitian

ini diketahui dari hasil respon peserta didik terhadap media pembelajaranyang

digunakan.

6. Keefektifan media pembelajaran

Keefektifan adalah suatu ukuran tingkat keberhasilan media pembelajaran

matematika menggunakan macromedia flash pada transformasi geometri kelas XI

SMA/MAsesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Keefektifan yang diukur

pada penelitian ini berkaitan dengan dampak media pembelajaran terhadap hasil

belajar setelah mengikuti pembelajarandan aktivitas peserta didik saat belajar.

Anda mungkin juga menyukai