Anda di halaman 1dari 13

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

BLUD AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB ACEH SELATAN


TAHUN 2018

A. PENGKAJIAN
Tanggal, Bulan, Tahun :
1. Data Umum
a. Kepala Keluarga : Tn M
b. Umur : 50 Tahun
c. Pekerjaan KK : Pedagang
d. Pendidikan KK : SD
e. Alamat /Telp : Gampong Padang
f. Komposisi keluarga : Nuclear Family

NO Nama JK Umur Hub.Kelg Pendidikan Pekerjaan


1 Tn M Lk 50 Tahun Suami SD Petani
2 Ny A Pr 45 Tahun Istri SMP Ibu Rumah
Tangga
3 An.F Lk 23 Tahun Anak SMA Wiraswsta
4 An.a Pr 20 Tahun Anak SMP Pelajar
5 An.r Pr 18 Tahun Anak SMA Pelajar

IMUNISASI
NAMA POLIO DPT CAMPAK KET
BCG
1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3
Tn M             Lengkap
Ny A             Lengkap
An.F             Lengkap
An.a             Lengkap
An.r             Lengkap

Genogram

g. Tipe Keluarga : Nuclear Family


h. Suku Bangsa : Aceh/Indonesia
i. Status Sosek Kelg : sumber pendapatan diperoleh dari berjualan
Rp.1.500.000/bulan. Kebutuhan yang diperlukan buat
makan Rp 500.000
bayar listrik 200.000
biaya sekolah anak 500.000
sisanya dipakai untuk ditabung jika ada keperluan mendadak
j. Aktifitas rekreasi kelg :
rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton tv bersama
dirumah, sedangkan rekreasi di luar rumah kadang-kadang ikut rombongan
pengajian hari jumat

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a. Tahap perkembangan saat ini
Keluarga Tn.M dalam tahap perkembangan keluarga dengan tahap anak usia
dewasa, dengan tugas keluarga:
1. Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi besar.
2. Mebantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
3. Mempertahankan keintiman pasangan
4. Penataan kembali peran orang tua dirumah

b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Untuk saat ini belum ada tugas keluarga yang belum terpenuhi karena usia anak
tertua baru memasuki dewasa sehingga keluarga masih mempertimbangkan anak
nya mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat. Namu sebagai orang tua Tn.M dan
Ny.A belum mampu memenuhi kebutuhan pendidikan yang lebih tinggi untuk anak-
anak nya.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti


Tn.M mengalami kelumpuhan sebagian badan akibat paska stroke 4 tahun yang lalu
dengan kondisi saat ini, Tn.M sering sakit kepala (nyeri yang dirasakan berdenyut,
nyeri dirasakan saat bangun tidur, nyeri dirasakan di daerah tengkuk, skala nyeri 7
(skala nyeri sedang) dan terjadi di pagi dan malam hari) idur tidak nyenyak, tidak
dapat bergerak dengan bebas, dan mudah berkeringat dan tampak gelisah namun
tidak ada anggota keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan pemeliharaan
kesehatan Tn M

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Dari pengakuan keluarga tidak ada anggota keluarga sebelumnya yang mengalami
stroke seperti hipertensi, diabetes maupun kolestrol

3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Tn.M adalah milik pribadi dengan tipe rumah
2
permanen dengan luas 6x7 m dan berlantai keramik didalam rumah ada 3 kamar
dengan entilasi yang bagus namun jarang dibuka, keadaan rumah bersih sumber air
bersih dan sumber air minum berasal dari air mineral isi ulang.

b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya


Keluarga Tn.M tinggal di Kampung Padang Kota Tapaktuan sebagian tetangga
merupakan saudara kandung dari Tn.M. dan hampir semua tetangga nya berprofesi
sebagai petani. Tetangga Tn.M sudah mengetahui kondisi kesehatan anggota
keluarga yang sudah menderita stroke dan sudah lumpuh maka nya tak jarang
saudara tetangga nya sering menjenguk Tn.M

c. Mobilitas geografis keluarga


Tn.M merupakan penduduk asli kampung padang dan sudah tinggal di tempat
tersebut semenjak berkeluarga sekitar 25 tahun yang lalu sedangkan Ny.A bertempat
tinggal di Kampung Hilir

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Tn.M tidak aktif dalam kegiatan di masyarakat dalam 4 tahu terakir karena
penglihatan nya yang kurang jelas dan sering sakit- sakitan dan sudah tidak mampu
berjalan karena lumpuh paska stroke. Sedangkan anak dan istrinya rutin mengikuti
setiap kegiatan di desa nya
e. Sistem pendukung keluarga
Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn.m berada bersampingan dengan saudara nya
jadi jika keluarga Tn.M membutuhkan bantuan akan sangat memudah kan keluarga
dalam kondisi apapun untuk meminta bantuan selain itu keluarga Tn.M juga
mempunyai transvortasi yang memadai untuk berbagai keperluan

4. Struktur keluarga
a. Struktur peran
Tn.M berperan sebagai kepala keluarga yang harus membantu memenuhi kebutuhan
istri dan anak-anak nya, namun belakangan ini tugas Tn.M tidak bisa dipenuhi nya
karena kondisi Tn.M sudah tidak mungkin memenuhi kebutuhan anggota keluarga
nya. Tugas sebagai kepala keluarga kini sebagian diambil oleh istri dan anak tertua
nya. Ny.A membantu ekonomi keluarga dengan menjual dagangan nya yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga sedangkan anak-anak nya sesekali
membantu Ny.A berdagang atau memcari nya pekerjaan sendiri. An .S dan An.M
masih belajar dipondok pesantren sebagai santri dan An.m tidak lagi sekolah dan
membantu Ny.A berdagang dan pekerjaan lain nya untuk membantu ekonomi
keluarga dan memenuhi kebutuhan adik-adik nya.
b. Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma budaya keluarga tidak ada penerapan peraturan khusus dalam
keluarga Tn.M terhadap anggota keluarga nya hanya saja aturan yang sudah biasa
dijalankan seperti saling menghormati yang tua dan menghargai yang muda dan
saling terbuka satu sama lain jika sedang ada masalah.
c. Pola komunikasi keluarga
Keluarga biasanya berkomunikasi saat makan bersama, saat kumpul bersama atau
khusus langsung di panggil bila memang sangat dibutuhkan dengan saling terbuka
satu sama lain, Tn.M selalu menanyakan pendapat keluarga untuk mengambil
keputusan.
d. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga TnM tidak ada yang berlatar belakang pendidikan kesehatan atau setidak
nya mengetahui tentang kesehatan terutama yang berhubungan dengan penyakit
stroke sehingga sangat di kawatirkan keluarga tidak mampu merawat anggota
keluarga yang sakit dan mengambil tindakan yang tepat untuk beupaya meningkat
kan status kesehatan anggota keluarga.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Tn.M mengajarkan kepada anggota keluarga nya terutama anak-anak nya pendidikan
baik pendidikan di dunia maupun akhirat yang selain di dapatkan dari pendidikan
sekolah dan dipesantren. Tn.M ingin memberikan pendidikan yang tinggi untuk anak
nya supaya dapat hidup mandiri di masyarakat kelak.
b. Fungsi sosial
Tn.M mengajarkan anak-anak nya saling menghargai menghormati dan mengasihi
kepada sesama anggota keluarga dan berperilaku baik di rumah dan di masyarakat.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn.M keluarga tidak memiliki keinginan untuk menambah anak lagi, Ny.A
juga pernah menggunakan kontrasepsi pil dan suntik sebelum nya dan 2 tahu
terakhir sudah tidak lagi menggunakan nya.

d. Fungsi ekonomi
Pemenuhan kebutuhan pokok keluarga saat ini hanya bertumpuh pada istri nya yaitu
Ny.A yang sehari-hari nya berjualan dan anak nya sesekali membantu memenuhi
kebutuhan ekonomi keluarga.
e. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
1. Mengenal masalah kesehatan
Saat terjadi stroke pada Tn.M keluarga merasa panik dan tidak mengetahui apa
yang terjadi pada Tn.M tiba-tiba tidak bergerak setelah bangun dari duduk
bersama dan keluarga terlambat membawa Tn,M yang akhirnya mengalami
kelumpuhan sebagian badan hingga saat ini.
2. Mengambil keputusan
Berdasarkan cerita keluarga membuktikan bahwa keluarga kurang mengenal
masalah kesehatan dan tidak tanggap dalam menghadapi masalah kesehatn pada
saat terjadi gangguan kesehatan secara tiba-tiba pada Tn.M.
3. Kemampuan merawat anggota keluarga yg sakit
Keluarga Tn.M tidak bisa mencegah dan mengatasi masalah yang terjadi pada
Tn.M keluarga yang sampai saat ini Tn.M masih mengeluh nyeri dan menderita
kelumpuhan dan tidak mampu bangkit dari tempat tidur.
4. Kemampuan memodifikasi lingkungan
Lingkungan rumah yang sehat karakteristik rumah Tn.M tergolong rumah yang
sehat karena semua fasilitas rumah dalam keadaan yang baik diantara nya
ventilasi yang baik dengan jumlah udara yang masuk cukup, keadaan rumah yang
bersih, dan saluran pembuangan yang tertutup.
5. Kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn.M saat ini sudah jarang membawa Tn.M berobat bila Tn.M tidak
mengeluh sakit kepala dan susah tidur padahal kondisi Tn.M belum sembuh total
dan harus menjalani terapi rehap medik paska stroke dan mengontrol tekanan
darah anggota keluarganya.
6. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
1. Stressor jangka pendek
Saat terjadi masalah kesehatan atau hambatan fisik Tn.M sangat khawatir karena
tidak ada lagi peran Tn.M dalam kegiatan dan mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
2. Stres jangka panjang
Tn.M dan anggota keluarga nya sangat cemas tentang kondisi Tn.M yang sudah
terbaring lama, lemas yang sudah 4 tahun dan entah kapan bisa sembuh supaya
bisa melakukan aktivitas kembali.
b. Kemampuan keluarga perespon terhadap stressor
Tn.M selalu merasa gelisah terhadap diri nya yang tak kunjung sembuh dan sudah di
bawa berobat keman-mana namun anggota tubuh nya tidak kunjung sembuh dan
bahkan sudah pernah berobat keberbagai daerah di seluruh aceh baik secara medis
ataupun secara tradisiaonal.
c. Strategi koping yang digunakan
Ny.A selalu merasa gelisah terhadap Tn.M yang selalu mengeluh sakit dan tak
mampu beraktivitas secara mandiri dan harus terbantu setiap saat sehingga
menghalangi dan menghambat kerja nya untuk memenuhi kebutuhan lain nya.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga merasa cemas dan gelisah namun perilaku keluarga tidak terlihat dalam
menghadapi masalah kesehatan maupun masalah keuangan.
7. Pemeriksaan kesehatan tiap indivdu anggota keluarga
Pemeriksaan kesehatan tiap anggota keluarga (head to toe)
No Area Hasil
pemeriksaan Tn M (KK) Ny.A
1 Kepala Rambut beruban sebagian, lurus, Rambut bersih, lebat, lurus dan
distribusi rata dan sering gatal- bebas ketombe
gatal, dan lembab sering sakit
2 Mata/ wajah Nervus optikus normal namun Sklera mata kiri dan kanan
visus menurun dalam batas 3 tidak anemis dan palpebra
meter. Nervus III, IV, VI tidak ada merah mudah
masalah, wajah asimetris dan
tampak merah dan lebam.
3 Hidung Penciman (nervus olfaktorius) Tidak bersekret, dan tidak ada
tidak dikaji kelainan penciuman
4 Mulut Mulut asimetris, kekuatan Mukosa lembab, tidak ada
menguyah berkurang, lidah kesulitan menelan, gigi utuh
normal, mukosa lembab
5 Leher Nyeri bagian leher hingga bahu, Tidak ada benjolan, tidak ada
tidak ada pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar limpa
limpa
6 Dada Dada simetris, berdebar-debar, dan Simetris, bunyi jantung dan
sering berkeringat paru dalam batas normal
7 Abdomen Nyeri abdomen, sakit perut. tidak Tidak ada distensi, peristaltik
ada masalah BAB (+), tidak terdapat kelainan/
masalah kesehatan
8 Tangan Kelumpuhan (hemiplegia) tangan Tidak terdapat kelainan/
kiri, telapak hingga jari kiri masalah kesehatan
bengkak dan berkeringat dingin
9 Kaki Kelumpuhan (hemiplegia) di kaki Tidak terdapat kelainan/
kiri dan telapak kaki bengkak masalah kesehatan
10 Skala kekuatan 3333 5555 5555 5555
otot ekstremitas 4444 5555 5555 5555
11 Keadaan Umum Lemas, sulit berjalan dan tirah Tidak terdapat masalah
baring. kesehatan
12 Lain-lainnya:
Berat badan 70 Kg 60 Kg
Tinggi badan 170 cm 155 cm
Vital sign TD: 170/120 mmHg, Pulse: 90x/ i, TD: 120/80 mmHg, Pulse: 80x/
RR: 24x/ i, T: 37oC i, RR: 20x/ i, T: 36oC
8. Harapan keluarga
Keluarga beharap dengan adanya perawat yang datang ke rumah nya dapat mengurangi
rasa cemas dan masalah kesehatan anggota keluarga terutama Tn.M yang mengalami
stroke.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Analisis dan sintesis data
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1 Data Subjektif: Ketidakmampuan keluarga dalam Gangguan perfusi
Tn.M mengatakan mengenal masalah pasca stroke. jaringan serebral
nyeri kepala sejak pasca serangan
pagi-malam dan tidak stroke
bisa tidur nyenyak
dimalam hari.

Data Objektif:
- TD : 170/120 mmHg
- Pulse: 90 x/menit
- Tn.M tampak gelisah
- TnM. berkeringat
dingin

P : Nyeri dirasakan
berdenyut
Q : Nyeri ketika
bangun tidur
R : Nyeri pada
tengkuk
S : Skala nyeri 7 (nyeri
sedang)
T : waktu pagi dan
malam hari

2 Data Subjektif: Ketidakmampuan keluarga dalam Hambatan mobilitas


Tn.M. mengatakan merawat anggota keluarga fisik
semenjak terjadi terutama Tn. M yang mengalami
serangan stroke bagian penurunan mobilisasi
tubuh kirinya tidak
bisa digerakkan.

Data Objektif:
- Tn M tidak mampu
berjalan dan hanya
mampu miring kiri
miring kanan di
tempat tidur.
Skala kekuatan otot
ekstremitas :
3333
5555
4444
5555

3 Data Subjektif: Ketidakmampuan keluarga dalam Defisit perawatan


- Tn M. mengatakan merawat anggota keluarga yang diri
susah dengan sakit
keadaanya yang hanya
berbaring di kamar
dan sudah 4 tahun

- Ibu M mengatakan
Bpk. M.Y sering
mengeluh sakit kepala,
susah tidur dimalam
hari dan kesulitan
dalam beraktivitas dan
harus di bantu dalam
memenuhi kebutuhan
hidupnya.

Data Objektif:
- Ibu M dan keluarga
tampak bingung
kerena ketidaktahuan
keluarga tentang
penyakit.
- Keluarga tampak lama
dalam pengambilan
tindakan perawatan
Tn. M.
- Tn.M mengalami
kelemahan dan
penurunan
kemampuan untuk
melakukan aktivitas
mandiri.
Dengan skala
kekuatan otot:
3333 5555
4444 5555
- Keluarga dan Ibu M
tampak bertanya-tanya
tentang penyakit yang
dialami Tn. M
2. Perumusan diagnosis keperawatan : PES
a. Gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Bpk. M.y terutama Bpk M.Y
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah stroke
ditandai dengan Data Subjektif: Bpk M.Y mengatakan nyeri kepala sejak pagi-
malam dan tidak bisa tidur nyenyak dimalam hari, Data Objektif: TD: 170/120
mmHg, Pulse: 90 x/menit, Bpk M.Y tampak gelisah, skala nyeri 7 (nyeri
sedang-berat) dan Bpk M.Y berkeringat dingin.
b. Hambatan mobilias fisik pada keluarga Bpk M.Y terutama Bpk M.Y
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
mengalami penurunan mobilisasi ditandai dengan Data subjektif: Bpk M.Y
mengatakan semenjak terjadi serangan stroke bagian tubuh kirinya tidak bisa
digerakkan, Data Objektif: Bpk M.Y mengalami hemiparesis sinistra, Bpk
M.Y tidak mampu berjalan hanya mampu miring kiri dan miring kanan di
tempat tidur,
c..Defisit perawatan diri pada keluarga Bpk. M.Y terutama Bpk. M.Y berhubungan
dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
ditandai dengan Data Subjektif: Bpk. M.Y mengatakan susah dengan
keadaanya yang hanya berbaring di kamar dan sudah 4 tahun, Ibu M
mengatakan Bpk. M.Y sering mengeluh sakit kepala, susah tidur dimalam hari
dan kesulitan dalam beraktivitas dan harus di bantu dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, Ibu M mengatakan saat terjadi sakit kepala, Bpk. M.Y sangat gelisah
dan keluar keringat yang sangat banyak dan keluarga tidak tahu berbuat apa, di
bawa ke berobat juga susah karena Bpk. M.Y tidak dapat berjalan dan sering di
obati dirumah saja dengan mengambil obat di puskesmas atau di beli di toko
obat. Data Objektif: Ibu M dan keluarga tampak bingung kerena ketidaktahuan
keluarga tentang penyakit, Keluarga tampak lama dalam pengambilan tindakan
perawatan Bpk. M.Y, Keluarga dan Ibu M tampak bertanya-tanya tentang
penyaki yang dialami Bpk. M.Y, Bpk. M.Y mengalami kelemahan dan
penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandiri dengan skala
kekuatan otot:
3333 5555
3. Penilaian (Skoring) Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan 1

Gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Tn. M. terutama Tn M berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah pasca stroke.

Tabel 3.6: Skoring Diagnosa Keperawatan 1


No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah: 3x 1 = 1 Masalah sudah terjadi dengan tanda dan
tidak/ kurang 3 gejala Bpk. M.Y sakit kepala, nyeri
sehat. bahu dan TD 170/120mmHg
2 Kemungkinan 1x2 = 1 Gangguan perfusi terjadi karena
masalah dapat 2 gangguan aliran darah arteriserebral
diubah: salah satu faktornya adalah hipertensi
sebagian ditambah lagi tekanan emosional dan
gangguan pola tidur Bpk. M.Y namun
itu bisa dikendalikan dengan pemberian
terapi farmakologi dan relaksasi.
3 Potensial 2x1 = 2/3 Gangguan perfusi bisa dikendalikan
masalah untuk 3 namun itu hanya bersifat sementara
dicegah : karena permasalahan utamanya adalah
cukup bekuan darah didalam pembuluh darah
otak yang mungkin membutuhkan
penanganan intensif.
4 Menonjalnya 2x1 = 1 Bpk. M.Y mengeluh sakit kepala dan
masalah: 2 tidak bisa istirahat dan sering terbangun
masalah berat, di malam hari.
harus segera
ditangani.
Total skor 3 2/3

Diagnosa Keperawatan 2

Hambatan mobilias fisik pada keluarga Bpk. M.Y terutama Bpk. M.Y berhubungan dengan

ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang mengalami penurunan mobilisasi.

Tabel 3.7: Skoring Diagnosa Keperawatan 2


No Kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah: 3x 1 = 1 Salah satu gejala klinis pasca stroke
tidak/kurang 3 adalah hemiplegia dan merupakan
sehat. hambatan klien dalam beraktifitas dan
berisiko menimbulkan komplikasi
lebih lanjut.
2 Kemungkinan 1x2 = 1 Dari 50% penderita stroke akan
masalah dapat 2 mengalami cacat selamanya.
diubah:
sebagian
3 Potensial 1x1 = 1/3 Stroke merupakan penyakit motor-
masalah untuk 3 neuron atas dan mengakibatkan
dicegah: kehilangan kontrol volunter terhadap
rendah gerakan motorik yang harus
mendapatkan psikoterapi teratur
namun Bpk. M.Y tidak teratur berobat
karena faktor ekonomi keluarga.
4 Menonjolnya 2x1 = 1 Keluarga sangat gelisah dengan
masalah: 2 keadaan Bpk. M.Y yang tidak bisa
masalah berat berjalan dan kesulitan menger- jakan
harus segera tugas rumah.
ditangani
Total skor 3 1/3
Diagnosa Keperawatan 3

Defisit perawatan diri pada keluarga Bpk. M.Y terutama Bpk. M.Y berhubungan dengan

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

Tabel 3.8: Skoring Diagnosa Keperawatan 3


No kriteria Skor Pembenaran
1 Sifat masalah: 2x 1 = 2/3 Bpk. M.Y mengalami kelemahan
ancaman 3 dalam beraktivitas dan hanya
kesehatan terbaring di tempat tidur. Menurut
Ginsberg, L pasien yang mengalami
imobilisasi dengan hemiplegia berat,
rentan terhadap komplikasi yang dapat
menyebabkan kematian lebih awal
yaitu pneumonia, septikemia (akibat
ulkus dekubitus atau infeksi saluran
kemih). Thrombosis vena dalam (deep
veintrombosis, DVT) dan emboli
paru. Infark miokard, aritmia jantung,
dan gagal jantung, dan ketidak
seimbangan cairan.
2 Kemungkinan 1x2 = 1 Bpk. M.Y jarang bergerak dan sering
masalah dapat 2 berkeringat namun personal hygiene
diubah: yang baik dan bantuan aktivitas
sebagian (ROM) akan mampu mengendalikan
masalah yang terjadi.
3 Potensial 2x1 = 2/3 Personal hiegine dan dan dukungan
masalah untuk 3 dari keluarga untuk membantu
dicegah: mobilisasi atau sering mengubah
cukup posisi tidur akan mencegah
komplikasi lebih lanjut.
4 Menonjolnya 1x1 = 1/2 Bpk. M.Y merasakan gatal-gatal dan
masalah: ada 2 sering di garuk namun tidak terlalu
masalah tetapi menghiraukannya. Keluarga tidak
tidak perlu dapat memberikan perawatan seperti
segera membantu Bpk. M.Y bergerak pasif
ditangani dan personal hygiene yang baik.
Total skor 2 5/6

4. Priotitas Diagnosa Keperawatan

Tabel 3.9: Prioritas Diagnosa Keperawatan


Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor
1 Gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga 3 2/3
Bpk. M.Y terutama Bpk. M.Y berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah pasca stroke.
2 Hambatan mobilias fisik pada keluarga Tn. 3 1/3
M.terutama Tn.M berhubungan dengan
ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang
mengalami penurunan mobilisasi.
3 Defisit perawatan diri pada keluarga Bpk. M.Y 2 5/6
terutama Tn M. berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit.

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


HARI/TGL DX TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR

D. IMPLEMENTASI
HARI/TGL/WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
S
O
A
P

Anda mungkin juga menyukai