Anda di halaman 1dari 17

PERLAKUAN PERMUKAAN

Dosen pengampu : M. Khumaidi Usman, M. Eng

DI SUSUN OLEH:

NAMA: ZAENAL ABADIN

NIM: 17020051

KELAS: 3B

PRODI: TEKNIK MESIN

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA


KOTA TEGAL
1. Rician proses pelapisan dari awal sampe akhir kabel listrik
Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel
listrik terdiri dari konductor dan isolator. Isolator disini adalah pembungkus
kabel yang biasanya terbuat dari plastik atau karet atau sejenis lainnya
sedangkan konductor terbuat dari logam yang dapat mengantarkan arus listrik.
Benda ini sangat dibutuhkan oleh umat manusia untuk membantu mengantarkan
arus listrik dari satu tempat ke tempat lain, dengan kabel, manusia bias
mendapatkan cahaya penerangan, dan dengan kabel pula energy listrik bisa
ditransmisikan kedalam energy gerak dan lain lain

Dilihatdari segi fungsi, kabel di bedakan atas 3 jenis


a) Kabel instrument
Kabel ini termasuk low voltage, biasanya diameter conductornya hanya
(max 2.5 mm2), kabel ini biasanya di gunakan untuk industry elektronika
dan automotive

b) Kabel optic

Kabel jenis ini tidak menggunakan conductor tetapi menggunakan fiber


optic, tujuan utamanya bukan mengantarkan arus listrik, tetapi mengantarkan
signal dari satu tempat ke tempat yang lain, kabel ini digunakan untuk
mengantarkan signal telepon.
Sebelum Hand phone menjadi trend masa kini, kabel ini sangat laris
dipasaran, tetapi setelah trend hand phone menanjak, produksi kabel ini
menjadi menurun tajam
Ada perbedaan jenis mesin dalam proses pembuatan kabel dalam hal ini
insulationnya, proses kabel untuk low voltage, instrument kabel dan kabel
optic menggunakan mesin extruder biasa sedangkan untuk medium voltage
dan high voltage menggunakan mesin CCV
Konstruksi kabel pun banyak beragam, ada yang menggunakan armour, ada
pula yang tidak tergantung dari lokasi yang akan di pasang kabel

c) Power cable

Kabel ini di pakai pada umumnya, fungsi utamanya adalah mentransmisikan


arus listrik dari satu tempat ketempat lain
Dilihat dari besarnya tegangan, kabel di bedakan atas 3 jenis tegangan :

1) kabel tegangan rendah (low voltalge)


Kabel tegangan rendah biasanya di pakai untuk aliran listrik yang
tegangannya dibawah 1 kV, thickness dari insulationnya biasanya
tidak terlalu tebal, antara 1 sampai 2 mm, biasanya di gunakan untuk
bangunan rumah, apartement dan lain-lain. Insulatinnya terbuat dari
bahan PVC maupun XLPE
2) Kabel tegangan menengah (medium voltage)

Kabel tegangan menengah dipakai untuk alliran listrik dengan


kapasitas sampai 20 kV

3) Kabel tegangan tinggi (high voltage)

Kabel jenis ini merupakan kabel dengan kapasitas diatas 20kV


Pada umumnya bagian-bagian utama kabel adalah sebagai berikut :

1. Conductor

2. Insulation

3. Cabling

4. Taping
5. Inner sheath

6. Armour

7. Sheath

1. Conductor
Conductor adalah bagian utama kabel yang berfungsi untuk
mengantarkan arus listrikl dari satu tempat ke tempat lain, sebenarnya
penghantar listrik yang paling baik adalah logam emas, namun karena
tingginya biaya maka dipilihlah tembaga sebagai conductor, sedangkan
untuk signal, penghantar yang paling baik adalah optik.
Untuk daerah yang mengandung garam biasanya Aluminium atau
tembaga tadi dilapisi dengan timah untuk menghindari terjadinya korosif.
Bahan baku conductor/aluminium tadi di dapat dari peleburan, pabrik kabel
di supply dengan bentuk gulungan dengan diameter yang agak besar (dia 5
mm), kemudian dilakukan proses pengecilan dengan cara di tarik dengan
menggunakan drawing machine

Setelah diameter conductor di\buat sesuai dengan sepsification, proses


selanjutnya adalah memilin conductor dengan menggunakan stranding
machine, maksud memilin ini adalah menggabungkan conductor yang satu
dengan yang lain agar menjadi satu kesatuan.
Dari segi bentuk conductor dapat di bedakan beberapa jenis yaitu Re, Rm,
Cm dan flexible
2. Insulation
Insulation adalah pelindung pertama dari conductor, prosesnya
menggunakan mesin extruder (extrusi untuk low voltage) material yang
digunakan sangat beragam, bisa dari PVC, XLPE, LSOH, XL-LSOH, XL-
HDPE dan lain-lain. Setiap material mempunyai karakteristik dan perlakuan
proses yang beragam, seperti temperature, pemakaian dies nipple dan lain-
lain.

a) Polyvinil klorida
Polivinil klorida disingkat dengan PVC, adalah polimer urutan ketiga
dalam jumlah pemakaian di duniasetelah polietilena dan poliprolena.
diseluruh dunia lebih dari 50% PVC yang di produksi dan dipakai
dalam konstruksi sebagai bahan bangunan. PVC relatif muran tahan
lama dan mudah di rangkai. PVC bisa di buat lebih elastis dan
fleksibel dengan menambahkan plastiziser, umumnya ftalat. PVC
yang fleksibel umumnya di pakai sebagai bahan pakaian, perpipaan,
atap dan inuslasi kabel listrik. PVC diproduksi dengan cara
polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=CHCI). karenad 57%
massanya adalah klor, PVC adalah polimer yang menggunakan bahab
baku minyak bumi terendah diantara polimer lainnya Proses produksi
yang dipakai pada umumnya adalah polimerisasi suspensi. pada
proses ini monomer vinil klorida dan air diintroduksi ke reaktor
polimerisasi dan inisiator polimerisasi bersama bahan kimia tambahan
untuk mempertahankan suspensi dan memastikan keseragaman urutan
partike resin PVC. Reaksinya adalah eksotermik dan membutuhkan
mekanisme pendinginan untuk mempertahankan reaktor pada
temperatur yang dibutuhka. karena volume berkontaksi selama reaksi
(PVC lebih padat dari pada monomer vinil klorida), air secara kontinu
di tambah kecampuran untuk mempertahankan suspensi. Ketika reaksi
sudah selesai, hasil cairan PVC harus di pisahkan dari kelebihan
monomer vinil klorida yang akan di pakai lagi untuk reaksi
berikutnya. lalu cairann PVC yang sudah jadi akan di sentrifugasi untu
memisahkan kelebihan air. Cairan lalu dikeringkan dengan udara
panas dan hasilkan butiran PVC. Pada proses operasi normal,
kelebihan monomer vinil klorida pada PVC hanya seesar kurang dari
1 PPM Proses produksi lainnya seperti suspensi mikro dan
polimerisasi emulsi menghasilkan PVC dengan butiran yang
berukuran lebih kecil dengan sedikit perbedaasifat dan juga perbedaan
aplikasinya. Produk proses polimerisasi adalah PVC murni. Sebelum
PVC menjadi produk akhir membutuhkan konversi dengan
menambahkan heat stabilizer, UV stabilizer, pelumas, platicizer,
bahan penolong proses, pengatur thermal, pengisi, bahan penahahan
api, biosida, bahan pengembang dan pigmen lainnya.
b) Polietilena
Polietilena (disingkat PE) adalah thermoplasyic yang di gunakan
secara luas oleh konsumen produk sebagai kantong plastik. sekitar 60
juta ton plastik ini diproduksii setiap tahunnya. Polietilena adalah
polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena
(IUPAC:etena). Diindustri polimer , polietilena ditulis dengan
singkatan PE, perlakuan yang sama yang dilakukan oleh polistirena
dan (PS) dan polipropilena (PP). Molekul etena C2H4 adalah
CH2=CH2. dua grup CH2 bersatu dengan ikatan ganda. Polietilena
dibentuk melalui proses polimerisasi dari etena. Polietilena bisa di
produksi melalui proses polimerisasi radikal, polimerisasi adisi
anionik, polimerisasi ion koordinasi, atau polimerisasi adisi kationik.
setiap metode menghasilkan tipe polietilena yang berbeda.
c) High density polietilena
HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan
0.941 g/cm3. HDPE memiliki derajat rendah dalam percabangannya
dan memiliki kekuatan antar molekul yang sangat tingga dan kekuatan
tensil. HDPE bisa diproduksi dengan katalis kromium/silika, ziegler-
natta, atau katalis metallocene
d) Low Density Polietilena (LDPE)
LDPE dicirikan dengan densitas 0.910-0.940 g/cm3. LDPE ini
memiliki derajat tinggi terhadap struktur percabangan rantai panjang
dan pendek yang berarti tidak akan berubah menjadi stuktur kristal.
Ini juga mengindikasikan bahwa LDPE memiliki kekuatan antar
molekul yang rendah ini mengakibatkan LDPE memiliki kekuatan
tensil yang rendah. LDPE dirpoduksi dengan polimerisasi radikal
bebas
e) Cross link Polietilena
PEX adalah polietilena dengan kepadatan menengah hingga tinggi
yang memiliki sambungan cross link pada strukur polimernya. sifat
ketahana pada temperatur tinggi meningkat seperti juga ketahanan
terhadap bahan kimia
Proses Extrusi
proses ini adalah proses pelelehan material dengan menggunakan
screw didalam cylinder yang berpemanas kemudian di tekan oleh
sebuah kondisi sehingga menghasilkan penampang yang continue,
Proses dengan material PVC

PVC merupakan material dengan tingkat kesuliat yang sedang, temperature


cylinder pada mesin extrusi antara 130oC sampai dengan 150oC, sedangkan
untuk cross head temperaturenya biasanya antara 150oC sampai dengan
180oC. temperature ini juga tergantung dari grade dari PVC itu sendiri, saat
ini industry ada yang menggunakan PVC dengan grade low smoke (bila
terbakar asapnya tidak terlalu banyak dan tingkat ketahanan terhadap api
sangat tinggi), bahkan PVC saat ini ada yang lead free

Screw untuk proses material PVC biasanya mempunyai compression ratio


antara 1.5 sampai 2.3, pada prinsipnya semua jenis screw bisa digunakan
untuk PVC, tetapi untuk mendapatkan output yang maksimal ada baiknya
menggunakan compression ratio diatas 2.0

Alur screw sendiri mempunyai jenis yang bermacam-macam, ada type single
flight, double flight, madox type dan lain-lain, saya akan membahasnya
dilain kesempatan
Proses dengan material Polyethelene (PE)

Material ini adalah material yang paling mudah di extrusi, semua jenis screw
bisa di gunakan untuk proses dengan material PE, temperature cylinder di
mesin extrusi biasanya antara 130oC sampai dengan 160oC, sedangkan untuk
bagian cross head temperaturnya antara 180oC sampai dengan 220oC

Proses dengan menggunakan Cross link polyethelene

Material ini merupakan material yang mempunyai tingkat kesulitan yang


sedang, bila kondisi prosesnya tidak sesuai dengan type materialnya maka
akan terjadi banyak masalah, contohnya bila temperature terlalu rendah
maka ketika material sudah di extrusi (sudah dalam bentuk kabel) material
ini tidak bisa cross link dengan baik sehingga karakteristiknya seperti
elongation, variation elongation tidak mencapai standard yang diinginkan,
tetapi bila temperature terlalu tinggi ada kemungkinan terjadi cross link pada
saat proses (pre curing).

Cross link terjadi biasanya satu sampai dua minggu (suhu ruang) setelah
proses, namun untuk material XPE yang baik bisa 3 hari setelah proses bisa
cross link.

Dalam pameran beberapa waktu yang lalu (Dijakarta) ada alat yang bisa
mempercepat cross link suatu material, namun sayangnya harganya sangat
mahal dan equipnmentnya sangat complex, saya berpikir tidak perlu untuk
membeli alat tersebut karena material ini akan cross link dengan sendirinya,
lead time dari pembuatan kabel sampai dengan pengiriman kira-kira 2
minggu, jadi pada saat pengiriman, kabel dengan material XPE sudah
dipastikan cross link.

Proses dengan material LSOH (low smoke zero halogen)

Material ini merupakan material yang ketahanan terhadap api sangat tinggi,
ketika sebuah gedung mengalami kebakaran, material ini dapat menahan api
kira-kira selama 40 menit (cable dengan category A), sehingga penghuni di
dalamnya dapat menyelamatkan diri dengan penerangan yang cukup

Kondisi proses untuk material ini menggunakan screw dengan low


compression, CR untuk screw kira-kira 1.2 sampai dengan 2.7, biasanya
masalah yang timbul pada saat proses adalah terjadinya porosity (adanya
lubang-lubang kecil setelah material di extrusi). Hal ini bisa terjadi apabila
actual temperature material pada saat proses diatas 180oC

Proses dengan material XL-LSOH (Cross link low smoke zero halogen)

Jenis material ini adalah material yang paling dari segi proses, compound ini
harus di campur dengan catalyst dengan prosentase tertentu, masalah yang
timbul pada saat proses adalah mudah terjadinya scorch dan tidak terjadinya
cross link setelah proses.

Putaran screw sangat berpengaruh untuk terjadinya cross link, bila RPM
rendah, cross link mungkin tida bisa di capai

Sedangkan untuk mencegah terjadinya scorch, hindari nmaterial berhenti di


ddalam barrel, lakukan putaran screw secara continue, jangan sampai
putaran screw berhenti, adanya fasilitas by pass pada cross head sangat
membantu untuk menghindari stopnya putaran srew mesin extrusi
3. Cabling/Taping

Proses cabling adalah penggabungan antara insulation yang satu dengan


yang lain agar menjadi satu kesatuan.

Masalah yang timbul pada saat proses cabling adalah pitchnya tidak sesuai
dengan yang diinginkan

4. Taping

Proses ini adalah proses pengisian sela-sela kabel agar mendapatkan visual
yang bulat

5. Inner sheath

Setelah proses cabling, dilakukan extrusi kembali, orang kabel akan


menyebutnya proses bedding. Sama halnya dengan proses insulation,
materialnya pun sangat beragam seperti yang telah di sebutkan sebelumnya.
6. Armour

Armour berfungsi sebagai pelindung mekanis kabel, material dari armour


umumnya adalah steel tape atau steel wire

7. Outer Sheath
Sheath adalah lapisan bagian paling luar dari kabel, material sheath sangat
beragam, proses pembuatan sheath melalui proses extrusi, sama halnya
dengan proses insulation dan inner sheath.

Anda mungkin juga menyukai