Anda di halaman 1dari 14

BAB II

ISOLASI CAIR

II.1. Umum

Bahan isolasi cair digunakan pada peralatan-peralatan listrik seperti

transformator, kapasitor, dan pemutus daya (circuit breaker). Selain sebagai isolasi

juga berfungsi sebagai pendingin bagi peralatan. Untuk melaksanakan tugasnya

sebagai bahan isolasi maka bahan-bahan isolasi cair yang digunakan harus

mempunyai tegangan tembus yang tinggi.

Beberapa alasan digunakannya bahan isolasi cair adalah sebagai berikut:

1. Isolasi cair memiliki kerapatan jenis 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan

isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi.

2. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara

serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat

rugi energi.

3. Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi

pelepasan muatan (discharge).

Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.

Adapun sifat-sifat listrik yamg menentukan kerja bahan isolasi cair adalah :

1. Tembus listrik

Yaitu kemampuan untuk tidak mengalami tembus listrik dalam kondisi tekanan

listrik (electric stress) yang tinggi.

Universitas Sumatera Utara


2. Kapasitansi listrik per unit volume.

Kapasitansi listrik per unit volume menentukan permitivitas relatifnya. Pada

minyak petroleum biasanya memiliki permitivitas relatif 2 sampai 2,5 sedangkan

untuk minyak silikon 2 sampai 73 dan asrekal 4,5 sampai 5,0[4].

3. Faktor disipasi (Tg ∂)

Faktor disipasi adalah faktor yang menentukan besarnya rugi-rugi dielektrik pada

bahan isolasi yang dikenai tegangan bolak-balik (AC). Faktor disipasi merupakan

parameter yang penting b. Minyak transformator murni pada frekuensi 50 Hz

memiliki faktor disipasi sebesar 10-4 pada suhu 20 oC dan 10-3 pada 90 oC.

4. Resistivitas

Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resistivitasnya lebih

besar dari 109 Ω-m. Pada sistem tegangan tinggi, resistivitas yang diperlukan

untuk material isolasi adalah 1016 Ω-m atau lebih.

II.2 Jenis-Jenis Bahan Isolasi Cair

Minyak isolasi terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan bahan pembuatnya,

minyak isolasi terdiri dari minyak isolasi yang berasal dari olahan minyak bumi dan

minyak isolasi berasal dari tumbuh-tumbuhan atau disebut minyak nabati ( minyak

organik). Bahan-bahan ini sedang dikembangkan agar layak menjadi bahan isolasi

cair alternatif. Selain ekonomis bahan ini juga terbarukan tidak seperti minyak bumi.

Bahan-bahan ini antara lain adalah minyak jarak, minyak kelapa murni, minyak

jagung, minyak kedelai, dan lain-lain.

Minyak olahan dari minyak bumi terdiri dari minyak isolasi mineral dan

minyak sintesis.

Universitas Sumatera Utara


1. Minyak Isolasi Mineral

Minyak isolasi mineral adalah minyak yang berasal dari minyak bumi yang diproses

secara destilasi. Minyak bumi yang telah didestilasi ini, harus mengalami beberapa

proses lagi untuk mendapatkan tahanan isolasi yang tinggi. Minyak isolasi mineral

umumnya banyak digunakan pada peralatan tegangan tinggi seperti :

- Transformator daya

- Kapasitor daya

- Kabel daya

- Circuit breaker (pemutus daya)

Dalam hal ini minyak isolasi berfungsi sebagai bahan dielektrik, bahan pendingin

dan pemadam busur api.

2. Minyak Isolasi Sintesis

Minyak isolasi sintesis adalah minyak isolasi yang diproses secara kimia untuk

mendapatkan karakteristik yang lebih baik dari minyak isolasi mineral. Minyak

isolasi sintesis memilki beberapa kelemahan, yaitu sifatnya mudah beroksidasi

dengan udara, mengalami pemburukan yang cepat dan sifat kimianya bisa berubah

akibat kenaikan temperatur, serta tidak dapat terurai sempurna, sehingga apabila

mengalami kebocoran bisa menimbulkan pencemaran lingkungan. Beberapa jenis

dari minyak ini antara lain adalah askarel, silikon cair, dan ester sintesis.

II.3. Minyak Transformator

Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh melalui

pemurnian minyak mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas

dari rugi-rugi di dalam transformator akan timbul hidrokarbon. Selain berasal dari

Universitas Sumatera Utara


minyak mineral, minyak transformator dapat pula dibuat dari bahan organik, seperti

minyak transformator piranol dan silicon. Sebagai bahan isolasi minyak

transformator harus mempunyai tegangan tembus yang tinggi.

Pada sebagian besar transformator daya, kumparan-kumparan dan intinya

direndam di dalam minyak, terutama transformator-transformator daya yang

berkapasitas besar, karena selain sebagai bahan isolasi minyak transformator harus

berfungsi sebagai pemindah panas. Untuk itu minyak transformator harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

1. Kekuatan isolasi tinggi.

2. Penyalur panas yang baik.

3. Memiliki berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak

dapat mengendap dengan cepat.

4. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi.

5. Daya hantar panas yang baik.

6. Titik nyala yang tinggi agar tidak mudah terbakar dan tidak mudah

menguap.

7. Tidak merusak bahan isolasi padat.

8. Sifat kimia yang stabil.

II.4 Tembus Listrik Isolasi Cair

Tembus listrik minyak isolasi disebabkan oleh isolasi tersebut sudah lama

dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan karena isolasi tersebut diterpa

tegangan lebih. Pada prinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu desakan

atau tekanan (stress) yang harus dilawan oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar

Universitas Sumatera Utara


isolator tidak tembus. Dalam struktur molekul bahan isolasi, elektron-elektron terikat

sangat erat pada intinya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan

yang disebabkan oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka

sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan

tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul

lainnya sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan

berubah bila bahan tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian(impurity) seperti

adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan kekuatan

tembus listriknya.

Kekuatan dielektrik minyak transformator dapat menurun karena pengaruh

asam dan dapat pula karena kandungan air. Keasaman minyak transformator dapat

dinetralisir dengan menggunakan potas hidroksida (KOH). Sedangkan kandungan air

di dalam minyak transformator dapat dihilangkan dengan memakai bahan

higroskopis yaitu silikagel.

10

Universitas Sumatera Utara


II.5 Pengujian Minyak Transformator

Pengujian tegangan tembus minyak transformator dapat dilakukan dengan

mengunakan peralatan seperti ditunjukan pada Gambar 2.1.

Keterangan : AT = Autotrafo; TU = Trafo Uji; PT = Trafo Ukur; V = Voltmeter AC;

EB = Elektroda Bola

Gambar 2.1. Peralatan Pengujian Tembus Minyak

Bejana uji terbuat dari bahan transparan. Seperti ditunjukan pada Gambar 2.2.
Min 15 mm

46 mm

r = 2,5 mm
82 mm

2,5 mm

90 mm

Gambar 2.2 Bejana Uji Tegangan Tembus Isolasi Cair

Jarak elektoda dibuat 2,5 mm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan

menggunakan auto transformator, sehingga dapat diketahui tegangan saat terjadinya

11

Universitas Sumatera Utara


tembus listrik. Kejadian tembus listrik terlihat jika ada loncatan bunga api pada sela

elektroda.

Beberapa faktor yang diperkirakan mempengaruhi tegangan tembus minyak

transformator pada saat pengujian di atas, adalah

1. Luas permukaan elektroda.

2. Jarak celah (gap spacing).

3. Pendinginan.

4. Perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak).

5. Kekuatan dielektrik dari minyak transformator yang diuji.

Kegunaan minyak transformator adalah selain untuk bahan isolasi juga

sebagai media pendingin antara kumparan kawat atau inti besi dengan sirip

pendingin. Agar minyak transformator berfungsi sebagai pendingin yang baik, maka

kekentalannya tidak boleh terlalu tinggi agar mudah bersirkulasi di dalam tangki

sehingga dapat mendinginkan transformator dengan baik.

II.6 Pemburukan Minyak Transformator

Kualitas minyak isolasi akan semakin memburuk setelah minyak isolasi

digunakan dalam waktu yang lama. Hal ini terjadi karena :

a. Kenaikan temperatur isolasi setelah peralatan beroperasi.

b. Penurunan kemurniaan bahan isolasi.

c. Kontak dengan udara.

d. Korona pada bagian-bagian peralatan yang runcing yang berdekatan

dengan minyak isolasi.

e. Faktor alamiah.

12

Universitas Sumatera Utara


Ad.a Kenaikan temperatur

Pemanasan yang berlangsung cukup lama dan berlangsung secara terus-

menerus dapat merubah struktur kimia dari minyak isolasi tersebut, sehingga

merubah sifat-sifat dasarnya sebagai bahan isolasi.

Ad.b Penurunan Kemurniaan Bahan Isolasi

Ketidakmurniaan bahan dielektrik cair mempunyai pengaruh besar tehadap

sifat isolasi bahan tersebut. Hal ini dapat kita lihat pada minyak transformator.

Jumlah uap air yang ada pada minyak transformator akan mempengaruhi tegangan

tembusnya.

Ad. c Kontak Dengan Udara

Jika minyak isolasi mengalami kontak dengan udara, maka minyak isolasi

akan teroksidasi. Jika hal ini terus terjadi akan menyebabkan penurunan kualitas

minyak yang berdampak pada turunannya kekuatan dielektrik minyak isolasi.

Ad. d Korona

Percikan bunga api dari korona akan meningkatkan kadar karbon pada

minyak isolasi dan menimbulkan gelembung-gelembung gas yang bisa membuat

minyak isolasi mengalami tembus listrik.

Ad. e Faktor Alamiah

Dalam hal ini adalah faktor umur dari minyak isolasi, biasanya semakin lama

minyak isolasi digunakan, maka kualitas dari minyak isolasi tersebut akan berangsur-

angsur menurun. Sehingga pemburukan minyak isolasi lebih mudah terjadi.

13

Universitas Sumatera Utara


Memburuknya minyak isolasi dapat dilihat dari nilai tan δ yang semakin

besar dan tahanan isolasi yang semakin kecil. Oleh karena itu pengukuran tan δ dan

ketahanan isolasi harus rutin dilakukan, agar kondisi buruk yang akan terjadi dapat

dideteksi sedini mungkin.

Untuk mengetahui apakah minyak isolasi sudah mengalami pemburukan atau

belum adalah dengan melakukan pengujian-pengujian yang sifatnya tidak merusak.

Kegagalan minyak isolasi sebagai bahan dielektrik pada peralatan tegangan tinggi,

biasanya terrjadi karena pemburukan dari minyak isolasi itu sendiri.

II.7 Syarat-Syarat Minyak Transformator

Menurut SPLN 49 – 1 :1982, minyak isolasi harus memiliki beberapa syarat

yaitu:

a. Kejernihan

Minyak harus bebas dari materi suspensi atau endapan.

b. Massa Jenis (Density)

Tidak boleh melebihi 0,859 g/cm2 pada suhu 20 oC.

c. Viskositas Kinematik

Tergantung pada kelas minyak, viskositas kinematik tidak boleh melebihi

batas seperti yang ditunjukan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Nilai Viskositas Kinematik Berdasarkan Kelas Minyak

Kelas Minyak
Suhu Kelas I Kelas II
200 C 40 25
-150 C 800 -
0
-30 C - 1800

14

Universitas Sumatera Utara


d. Titik Nyala (Flash Point)

Titik Nyala juga bergantung pada kelas minyaknya, hal ini dapat dilihat pada

Tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Nilai Flash Point Minimun Berdasarkan Kelas Minyak

Kelas Minyak Flash Point Minimun


Kelas I 1400 C
Kelas II 130 oC

e. Titik Tuang (Pour Point)

Titik tuang juga bergantung pada kelas minyaknya, hal ini dapat dilihat pada

Tabel di bawah ini.

Tabel 2.3 Nilai Pour Point Minimun Berdasarkan Kelas Minyak

Kelas Minyak Pour Point Maksimum


Kelas I -30 oC
Kelas II -45 oC

f. Angka Kenetralan (Neutralization value)

Tidak boleh melebihi dari 0,03 mg KOH/g.

g. Korosi Belerang (Corrosive sulphur)

Klasifikasi strip belerang tidak boleh melebihi 2.

h. Tegangan Tembus

Untuk minyak baru tegangan tembus minyak paling tidak 30 kV. Jika nilai ini

tidak terpenuhi, maka minyak perlu dilakukan perawatan. Setelah perawatan

tegangan tembus minyak sekurang-kurangnya 50 kV untuk jarak sela 2,5

mm[7].

15

Universitas Sumatera Utara


i. Faktor Kebocoran Dielektrik ( Tan δ)

Nilai maksimal untuk Tan δ adalah 0,005.

j. Ketahanan Oksidasi (Oxidation Stability)

Setelah mengalami oksidasi minyak harus :

Angka Kenetralan = maksimum 0,40 mg KOH/g

Total Lumpur = maksimum 0,10 % dari beratnya

II.7 Pemurnian Minyak Transformator

Minyak transformator dapat terkontaminasi oleh berbagai macam

pengotor seperti kelembaban, serat, resin dan sebagainya. Ketidakmurnian dapat

tinggal di dalam minyak karena pemurnian yang tidak sempurna. Pengotoran dapat

terjadi saat pengangkutan, penyimpanan; dan ketika pemakaian. Pengotoran dapat

terjadi karena meleleh dan mencairnya bahan-bahan yang digunakan di dalam

transformator. Material yang mengotori minyak transformator antara lain adalah

partikel-partikel yang mengapung pada minyak dan partikel-partikel yang

mengendap di dasar tangki, pada belitan dan pada intinya. Dengan adanya

pengotoran maka tegangan tembus minyak akan menurun dan ini berarti mengurangi

umur pemakaian minyak.

Beberapa metode permurnian minyak transformator adalah sebagai berikut:

1. Pemanasan

Minyak dipanaskan di dalam boiler hingga suhunya mencapai titik didih air.

Air yang ada dalam minyak akan menguap karena titik didih minyak lebih tinggi

dari pada titik didih air. Metode ini merupakan metode yang paling sederhana

namun memiliki kekurangan. Pertama, hanya air yang dipindahkan dari minyak,

16

Universitas Sumatera Utara


sedangkan serat, arang dan pengotor lainnya tetap tinggal. Kedua, minyak dapat

menua dengan cepat karena suhu tinggi dan adanya udara.

Kekurangan yang kedua dapat diatasi dengan memanaskam minyak dalam

sebuah boiler minyak hampa udara (vacum oil boiler). Air mendidih pada suhu

rendah dalam ruang hampa oleh sebab itu air menguap lebih cepat daripada

minyak. Alat ini tidak menghilangkan kotoran pada kendala pertama, sehingga

pengotor tetap tinggal[10].

2. Sentrifugal

Air serat, karbon dan lumpur yang lebih berat dari minyak dapat dipindahkan

minyak setelah mengendap. Untuk masalah ini memerlukan waktu lama, sehingga

untuk mempercepatnya minyak dipanaskan hingga 45 - 550 C dan diputar dengan

cepat dalam alat sentrifugal. Pengotor akan tertekan ke sisi bejana oleh gaya

sentrifugal, sedangkan minyak yang bersih akan tetap berada ditengah bejana. Alat

ini mempunyai efesiensi yang tinggi. Alat sentrifugal hampa merupakan

pengembangannya.

Bagian utama dari alat sentrifugal adalah suatu drum. Di dalam drum

terdapat ±50 piring / pelat yang dipasang pada poros vertikal dan berputar bersama-

sama. Jika poros diputar pengotor berat akan terdorong keluar.

3. Penyaringan

Dengan metode ini, minyak disaring dengan kertas penyaring sehingga

pengotor tidak dapat melalui pori-pori penyaring yang kecil. Embun atau uap

diserap oleh kertas penyaring tersebut karena kertas penyaring mempunyai

hygroscopicity yang tinggi. Cara ini sangat efesien karena dapat memindahkan

pengotor padat dan uap dari minyak. Walaupun cara ini sederhana dan lebih mudah

17

Universitas Sumatera Utara


untuk dilakukan, keluaran yang dihasilkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan

alat sentrifugal. Cara ini cocok digunakan untuk memisahkan minyak dalam circuit

breaker (CB), yang biasanya tercemari oleh partikel jelaga (arang) yang kecil dan

sulit dipisahkan dengan menggunakan alat sentrifugal.

Normalnya, minyak yang akan disaring dimasukkan ke filter atau penyaring

dengan tekanan 3 hingga 5 atmosfir. Biasanya penyaring dilakukans elama 4 jam,

tetapi bila minyaknya sangat kotor, penggantian kertas saring dilakukan setiap 0,5

hinga 1 jam[10].

4. Regenerasi

Material pengotor tidak dapat dipindahkan dari minyak dengan cara

sebelumnya. Penyaringan hanya baik untuk memindahkan bagian endapan yang

masih tersisa dalam minyak. Semua sifat-sifat minyak yang tercemar dapat

dikembalikan kepada sifat semula dengan pemurnian menyeluruh yang disebut

regenerasi, yaitu dengan memasukan adsorben kedalam minyak.

Regenerasi minyak transformator pada gardu induk dan pembangkit sering

digunakan. Adsorben adalah substansi yang partikel-partikelnya dapat menyerap

material pengotor dan air. Hal yang sama dilakukan adsorben dalam ruang

penyaring tabung gas yang menyerap gas beracun dan membiarkan udara bersih

mengalir. Regenerasi dengan adsorben dapat dilakukan lebih baik bila minyak

dicampur dengan asam sulfur (H2SO4). Selanjutnya jika terjadi kelebihan asam

dapat dinetralisir dengan kalium hidroksida (KOH.

Ada dua cara memurnikan minyak dengan adsorben yaitu :

• Pertama, minyak dipanaskan kemudian dicampur dengan serbuk adsorben

dan kemudian disaring.

18

Universitas Sumatera Utara


• Kedua, minyak dipanaskan kemudian dilewatkan melalui lapisan tebal

adsorben yang disebut perkolasi[10].

19

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai