Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK SINTESIS
“KLOROFORM”

OLEH :

NAMA : CHARUNNISA
STAMBUK : 15020150171
KELOMPOK : III (TIGA)
KELAS : C8
ASISTEN : ISKANDAR

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
SINTESA NITROBENZEN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nitrobenzene termasuk dalam golongan benzene, dengan
beberapa sifat benzene yaitu seperti yang kita ketahui meskipun
benzene tampak sebagai suatu senyawa yang sangat jenuh, namun
tidak mempunyai sifat adisi yang kuat, dimana hydrogen dapat
diadisi hanya jika ada katalis yang tepat, seperti Ni atau Pt halus,
benzene dapat juga mengadisi klorin atau bromine jika terkena sinar
matahari, sehingga terbentuk heksaklorosikloheksana atau heksa-
bromosikloheksana. Sifat selanjutnya yaitu klorine dan bromine
dapat juga mensubtitusi atom-atom hydrogen dari benzene asal ada
katalis yang tertentu.
Yang dimaksud dengan hasil-hasil subtitusi benzene adalah
senyawa-senyawa yang berasal dari C6H6 jika atom-atom H-nya
diganti dengan atom-atom atau gugus-gugus atom lain. Jika hanya
sebuah atom H-nya diganti, terbentuk hasil monosubtitusi. Jika dua
buah atom H yang diganti disebut disubtitusi dan seterusnya.
Karena kegunaannya yang cukup luas itulah maka setiap
mahasiswa farmasi dituntut untuk mengetahui dan memahami
reaksi pembentukan nitrobenzene tersebut

1.2. Maksud Praktikum


Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
dan memahami cara pembuatan Nitrobenzen dengan metode nitrasi
1.3. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari
reaksi nitrasi terhadap benzen dan untuk membuat nitrobenzen
sebagai hasil reaksi substitusi senyawa aromatik.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Teori Umum

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

Benzen merupakan senyawa aromatik sederhana dan


senyawa yang seringkali dijumpai. Untuk pertama kalinya benzene
diisolasi pada tahun 1825 dan residu minyak yang tertimbun dalam
pipa induk gas. Benzena terdistribusi dengan awalan orto, meta dan
para. Dan tidak dengan nomor-nomor posisi seperti hidrokarbon
alifatik dan alisiklik, benzene dan hidrokarbon aromatik lain bersifat
non polar. Maka tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organic seperti dietil eter karbon tetraklorida atau heksana. Benzen
sendiri digunakan secara meluas sebagai pelarut (Respati, 2005 :
31).
Penggolongan senyawa menurut bau (aroma) tidak
dipergunakan lagi dan sekarang disebut senyawa aromatik
merupakan segolongan persenyawaan yang lebih luas lagi, yaitu
yang mempunyai sifat mirip dengan benzene (Respati, 2005 : 32).
Pada tahun 1825 ahli kimia Inggris Michael Faraday
mengisolasi suatu cairan berminyak dari saluran. Senyawa ini
ternyata mempunyai rumus molekul C 6H6 dan diberi nama Benzen.
40 tahun kemudian ahli kimia Jerman, Frederich August Kekule
menemukan struktur ini. Hamir 75 tahun kemudian baru dibentuk
struktur benzene yang modern (Fesenden, 2000 : 135).
Nitrobenzen memusnahkan sel-sel darah merah. Dan dengan
hemoglobin membentuk suatu kompleks yang tidak dapat mengikat
oksigen. Akibat ini “cyanosis” dan pernapasan terhenti. Nitrobenzen
mempengaruhi hati mengakibatkan “atrophy” karena nitrobenzene
beracun maka jangan menghirup dan jangan sampai terkena kulit
(Fessenden, 2000 : 138).
Nitrobenzen merupakan salah satu turunan dari benzene yang
diperoleh dari reaksi nitrasi dengan penambahan katalisator asam
sulfat pekat. Adapun reaksi nitrobenzene yaitu (Besari, 2007 : 89) :
1. Reduksi, hasil tergantung dari syaratnya.
Reduksi sempurna dengan larutan asam misalnya Sn atau Fe
dengan HCl.

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

Penggunaan nitrobenzene terutama untuk membuat aniline


keaktifan fisiologis dari nitrobenzene :
Penggunaan nitrobenzene selain untuk membuat aniline, juga
digunaka untuk bahan peledak dan sebagai zat antara pada
sintesis karena gugus nitro mengaktifkan halogen pada tempat
orto atau para dan memperkuat sifat asam atau gugus OH pada
tempat orto atau para.
Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja,
kebanyakan adalah reaksi dapat balik (reversible), pada suatu
awal reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke pembentukan reaktan
dari produk juga mulai berjalan. Jika percepatan reaksi maju dan
reaksi balik adalah sama, dan konsentrasi dan produk tidak
berubah dengan bertambahnya waktu maka dikatakan bahwa
kesetimbangan kimia telah tercapai (Respati, 2005 : 165)
Istilah senyawa aromatic sebelumnya dipakai untuk
menggambarkan senyawa dengan aroma tertentu. Dalam kimia
organic istilah tersebut sekarang mempunyai arti tersendiri yaitu
aromatic dipakai untuk menunjukkan macam ikatan untuk
senyawa tertentu. Umumnya walaupun ada kekecualian senyawa
aromatik adalah senyawa siklik digambarkan dengan rumus yang
mengandung ikatan tunggal dan ikatan rangkap. Istilah aromatik
adalah kebalikan dari istilah alifatik yang menunjukkan senyawa
bukan aromatik seperti alkana. Zat-zat antara (Nitrobenzen dan N-
fenilhidroksil amina) tidak dapat dipisahkan karena amat cepat
direduksi. Maka reduksi dalam suasana asam lambung terjadi
aniline (Fesenden, 2000 : 140).
2. Reduksi dalam larutan netral. Misalnya Zn + NH 4Cl dalam air. Di
sini terjadi N-fenil hidroksilamina sendiri tidak penting tetapi atas
pengaruh HCl mengalami pergeseran intramolekuler sehingga
terjadi p-amino-fenol.

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

3. Reduksi dalam larutan basa, hasilnya tergantung dari pereduksi


yang dipakai, kalau dipergunakan Zn + NaOH dalam air terdapat
hidrazobenzena
Zat-zat antara (nitrobenzene dan N-fenilhidroksil amina)
tidak dapat dipisahkan karena amat cepat direduksi. Maka reduksi
dalam suasana asam lambung terjadi aniline (Fesenden, 2000 :
141).
Siklus asam nitrat adalah serangkaian reaksi kimia dalam
sel, yaitu pada mitokondria, yang langsung secara berurutan dan
berulang, bertujuan untuk mengubah asam piruvat menjadi CO 2,
H2O dan sejumlah energi. Proses ini adalah proses oksidasi
dengan menggunakan oksigen atau aerob. Siklus asam sitrat ini
disebut juga siklus krebs, menggunakan nama Hans Krebs
seorang ahli kimia yang banyak jasanya atau sumbangannya
dalam penelitian (Besari, 2002 : 90).
Masuknya suatu gugusan ke dalam lingkungan benzene
tergantung pada gugus yang telah ada terlebih dahulu. Pada
umumnya, gugus yang masuk pada posisi meta adalah nitro,
asam sulfon, karbon/karbonil, sedangkan yang masuk pada posisi
ortho/para adalah gugus kloro, bromo, alkil, dan amino/hidroksi.
Bila benzene direaksikan dengan asam nitrat pekat, dengan asam
sulfat pekat sebagai katalisator akan terbentuk nitrobenzen
(Fesenden, 2000 : 149).

Turunan dari alanine antara lain (George, 2008 : 77) :


1. Asetanilida
Merupakan hablur tidak berwarna dan berkilau, sukar larut
dalam air tetapi larut dalam alcohol, dibuat dengan
mereaksikan alanine dengan asam asetan anhidrat.
2. Phenacetin
Merupakan hablur tidak berwarna, tidak berbau, mengkilap,
sukar larut dalam air, larut dalam alcohol digunakan sebagai

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

analgetik, antipiretik. Penggunannya lebih asam disbanding


dengan asetanilida.
3. Fenil Isopronil Amin
Benzen mengandung enam anggota cincin datar dari karbon
atom sp2yang hybrid. Tiap karbon terikat pada sebuah atom
hydrogen dan tiap karbon mempunyai sebuah orbital 2p yang
tegak lurus pada mesin (Fessenden, 2000 : 150).
Kecepatan subtitusi dari gugusan nitro sekunder adalah
lebih lambat yang pertama dan gugusan nitro yang kedua ini
masuk dalam tahap yang pertama (Samhoedi, 2006 : 111)

2.2. Uraian Bahan


a. AIr suling ( Ditjen POM. FI III, 1979: 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa.
Penyimpanan : Alam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pelarut.

b. Asam Nitrat (Ditjen POM, 1995)


Nama Resmi : ACIDUM NITRICUM
Nama lain : Asam nitrat
Rumus molekul : HNO3
Rumus bangun :H-O–N=O
O
Berat molekul : 63,01
BJ : 1,41 gr/ml3
Titik lebur : 41,59o C.
Persyaratan :Mengandung tidak kurang dari 69,0 %
dan tidak lebih dari 71,0 % b/b HNO3.

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

Pemeria :Cairan berasap, sangat korosif, bau


khas, sangat merangsang, mendidih
pada suhu kurang lebih 120o C.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan :sebagai pemebentuk gugus nitronium
c. Asam sulfat (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain : Asam sulfat
Rumus moleku : H2SO4
Berat molekul : 98,07
BJ : 1,84
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan
etanol dan menimbulkan panas.
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif,
tidak berwarna, jika ditambhkan ke
dalam air menimbulkan panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai katalisator

d. BENZEN
Nama Resmi : BENZENA
Nama lain : Cyclohextriena
Rumus molekul : C6H6
Berat molekul : 78,0 g/mL
BJ : 0,8787
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Pemerian : Cairan transparant, tidak berwarna dan
mudah menyala.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

Kegunaan :Sebagai inti (induk) senyawa


nitrobenzene
e. Nitrobenzen (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Nitrobenzen
Nama lain : Nitrobenzen
Rumus molekul : C6H5NO2
Berat molekul : 123
Pemeria : Cairan; Kuning pucat ; bau khas
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air.
Kegunaan : Sebagai Bahan yang disintesis
2.3. Prosedur Kerja (Anonim, 2017 : 55)

1. Dalam labu alas bulat dimasukkan 195 g (110 ml) asam sulfat
pekat, tambahkan 120 g (85 ml) asam nitrat pekat (BJ ; 1,4)
sedikit demi sedikit sambil dikocok dan didinginkan.
2. Setelah suhu cairannya sesuai dengan suhu kamar, dipindahkan
ke dalam corong pisah sebesar 125 ml yang ditaruh di atas
lingkaran dibiarkan dalam campuran reaksi selama nitrasi
berlangsung.
3. Campuran dikocok melingkar dan bila suhu naik sampai 50 oC,
segera didinginkan dalam air, agar tetap tercapai suhu antara
50o - 60oC.
4. Bila reaksi eksoterm ini mereda, tambahkan lagi asamnya,
proses ini diulangi sampai semua asamnya habis.
5. Setelah penambahan selesai, pengocokan melingkar dilanjutkan
tanpa pendinginan sampai suhu turun dengan sendirinya sampai
40oC (± 5 menit). Pada akhir tahap ini, labu didinginkan, isi
dipindahkan ke dalam corong pisah yang sesuai dan lapisan
bawah yang mengandung campuran asam dipisahkan.

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

6. Lapisan organik dicuci dengan 100 ml air, lalu 100 ml NaOH 0,5
N dan akhirnya dengan 100 ml air yang lain lagi. Lapisan air
pencuci dibuang.
7. Lapisan nitrobenzennya dipindahkan dan dikumpulkan ke dalam
erlenmeyer dan dikeringkan dengan penambahan ± 10 g
CaCl2anhidrat dan panaskan di atas waterbath sehingga
kekeruhan yang ada tadi hilang.
8. Cairan yang dikeringkan disaring kedalam labu destilasi dan
didestilasi, titik didih akan naik dengan cepat dan hasilnya
ditampung pada suhu 205oC - 212oC.
9. Hitung hasil yang diperoleh.

BAB 3 METODE KERJA

3.1. Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum adalah
aluminiumfoil, batang pengaduk, botol semprot, bulk, corong, corong
pisah, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, klem + statif, kertas
timbang, pipet tetes, pipet volume, sendok tanduk, termometer, dan
timbangan analiti.
3.2. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan adalah asam nitrat pekat
(HNO3), asam sulfat pekat (H2SO4), aquadest, benzen, calsium

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

klorida anhidrat (CaCl2), es batu secukupnya, NaOH 0,5M dan


tissue.
3.3. Cara Kerja
Pada percobaan ini pertama-tama dipipet asam
sulfat sebanyak 50 ml, asam nitrat sebanyak 35 ml dan masing-
masing dimasukkan ke dalam gelas kimia.Kemudian dipipet benzen
sebanyak 20 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah itu,
asam sulfat dimasukkan ke dalam corong pisah dan kemudian
ditambahkan dengan asam nitrat diatasnya. Larutan dikocok
sempurna dengan hati-hati sambil sesekali tutupnya dibuka agar uap
nitrobenzen hilang. Kemudian teteskan sedikit demi sedikit campuran
pada corong pisah ke dalam erlenmeyer yang berisi benzen.
Erlenmeyer tersebut disimpan diatas es batu agar temperatur dapat
tetap terjaga. Temperatur diatur pada suhu 50 oC, lapisan sisa asam
(bagian bawah) dibuang. Lapisan nitrobenzen dicuci dengan
aquadest. Dikocok sebentar, kemudian didiamkan. Terbentuk lagi
dua lapisan yaitu nitrobenzen yang berwarna kuning muda dan
lapisan air berwarna putih keruh. Lapisan air kemudian dibuang dan
selanjutnya lapisan nitrobenzen dicuci dengan menggunakan
NaOH. Setelah itu dicuci lagi dengan menggunakan aquadest yang
baru. Lapisan pencuci kemudian dibuang. Setelah itu lapisan
nitrobenzen dipindahkan ke erlenmeyer dan dikeringkan dengan
penambahan 2 g CaCl2 anhidrat yang bertujuan untuk
menghilangkan sisa-sisa air, karena CaCl2 dapat meyerap air.
Kemudian dipanaskan pada penangas air hingga warnanya menjadi
bening kekuningan. Kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur dan
dilihat volume nitrobenzen yang terbentuk

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Asam sulfat pekat 50

Asam nitrat pekar 35

Benzen 20

Calsium klorida anhidrat 15

Perhitungan :

Mol Kaporit = = 0,1398 mol

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

gr Aseton = Bj v
= 0,789 30 ml
= 23,67 gr

Mol Aseton = = 0,4 mol

Kaporit : Aseton Kloroform


0,1398 mol 0,4 mol
bereaksi 0,1398 mol 0,1398 mol 0,1398 mol
sisa 0 mol 0,2602 mol 0,1398 mol

Berat teori :
gr Kloroform = 0,1398 mol 119,38
= 16,689 gram

Berat praktek kloroform :


gr = Bj V
= 1,480 1,8 ml
= 2,664 gr

%rendamen = 100%

= 100%

= 15,96%
4.2. Pembahasan
Nitrobenzen merupakan senyawa yang umumnya digunakan
sebagai bahan pelarut organik selain dapat juga dijadikan sebagai
bahan peledak selain itunitrobenzene biasa digunakan dalam
pembuatan anilin sebagai pengawet dalam pembuatan cat kuku
dan semir sepatu. Nitrobenzen merupakan senyawa yang
umumnya digunakan sebagai bahan pelarut organik selain dapat
juga dijadikan sebagai bahan peledak.

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

Senyawa ini dapat disintesis dari benzen dengan asam nitrat


pekat dan menggunakan katalisator asam sulfat pekat. Mekanisme
kerjanya adalah dengan menurunkan energi aktivasi reaksi sehingga
energi yang dibutuhkan untuk bereaksi lebih kecil dan reaksi
semakin mudah terjadi.
Pada percobaan ini pertama-tama disiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Kemudian dimasukkan asam
nitrat 35 ml ke corong pisah kemudian ditambahkan dengan asam
sulfat 50 ml sedikit demi sedikit. Dalam melakukan pencampuran
larutan asam, larutan asam sulfat pekat sebanyak 50 ml
ditambahkan dengan 35 ml asam nitrat pekat, Tujuan dari
pencampuran ini adalah untuk mendapatkan ion hidrogen sulfat yang
akan bereaksi sebagai katalisator dalam reaksi ini. Dalam melakukan
pencampuran larutan asam, larutan asam sulfat pekat ditambahkan
dalam asam nitrat pekat karena mengingat bahwa BJ asam sulfat
pekat lebih besar jika dibandingkan dengan BJ asam nitrat pekat.
Selain itu, karena sifat asam nitrat yang merupakan cairan berasap
sehingga akan mengeluarkan gas membuat ketidakstabilan pada
campuran dan menyulitkan pengamatan, sedangkan asam sulfat
tidak mengeluarkan gas. Oleh karena itu yang dimasukkan sedikit
demi sedikit adalah asam sulfat ke dalam erlenmeyer yang berisi
asam nitrat pekat.
Setelah itu dimasukkan benzen sebanyak 20 ml ke
dalam erlenmeyer . kemudian dititrasi benzene dengan campuran
asam sulfat dan asam nitrat dan dipasang termometer dan dijaga
suhunya agar tetap tercapai suhu 50oC. Ketika larutan asam
ditambahkan pada benzen dan kemudian dikocok, maka akan timbul
panas karena reaksi yang eksoterm. Suhu pada reaksi ini
tidakBOLEH lebih dari 60 o C, disebabkan kemungkinan terjadinya
m-nitrobenzen dan senyawa nitro yang lebih tinggi. Suhu di bawah
50 o C juga tidak dikehendaki, sebab jika reaksi terjadi misalnya pada
CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

suhu sekitar 0o C, maka benzennya ada kemungkinan setelah semua


asamnya ditambahkan, dapat menyebabkan muncratnya campuran
reaksi.
Setelah itu dipindahkan campuran ke dalam corong pisah
kemudian dibuang lapisan asamnya, dan ditambahkan air ke dalam
corong pisah. Kemudian didiamkan hingga terdapat 2 lapisan,
dan dibuang lapisan airnya. Setelah itu ditambahkannatrium
hidroksida ke dalam corong pisah kemudian didiamkan dan dibuang
natrium hidroksidanya. Setelah itu dicuci lagi nitrobenzen dengan air
dan didiamkan dan dipisahkan lagi dan dipindahkan lapisan
nitrobenzennya. Dalam pencucian terhadap nitrobenzen yang
terbentuk, dilakukan sebanyak tiga kali yaitu dengan air pada
pencucian pertama dan ketiga, dan dengan menggunakan NaOH
pada pencucian kedua. Pencucian dengan air dimaksudkan untuk
menghilangkan atau melarutkan senyawa pengotor yang masih
berada dengan nitrobenzen. Sedangkan pencucian dengan natrium
hidroksida dimaksudkan untuk mengikat kelebihan asam yang masih
ada.
Kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan
dengan CaCl2 2 gr. Kemudian dipanaskan, setelah itu disaring ke
dalam labu destilasi dan didestilasi. Kemudian dihitung persen
rendamen. Setelah dicuci nitrobenzen yang terbentuk dikeringkan
terlebih dahulu dengan menggunakan kalsium klorida anhidrat
(CaCl2) ini dimaksudkan untuk mengikat air dari hasil pencucian yang
telah dilakukan sebelumnya. dan dipanaskan di atas water bath, agar
nitrobenzen yang terbentuk benar-benar murni.
Dalam melakukan pencampuran larutan asam, larutan asam
sulfat pekat ditambahkan dalam asam nitrat pekat karena mengingat
bahwa BJ asam sulfat pekat lebih besar jika dibandingkan dengan
BJ asam nitrat pekat. Selain itu, karena sifat asam nitrat yang
merupakan cairan berasap sehingga akan mengeluarkan gas
CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

membuat ketidakstabilan pada campuran dan menyulitkan


pengamatan, sedangkan asam sulfat tidak mengeluarkan gas. Oleh
karena itu yang dimasukkan sedikit demi sedikit adalah asam sulfat
ke dalam erlenmeyer yang berisi asam nitrat pekat.
Mekanisme reaksi yang terjadi adalah proses sintesis
nirobenzen adalah nitrasi yaitu penambahan gugus nitro yang masuk
kedalam sebuah molekul yang mana molekulnya adalah
benzene, benzene itu sendiri adalah senyawa siklik dengan atom
karbon yang yang saling mengikat dan ikatan rangkap terkonjugasi.
Pertama-tama senyawa mononitro yaitu HNO3 P akan bercampur
dengan asam sulfat bereaksi dengan benena. Pada nitrasi akan
terbentuk air, inaktifasi atau penghilangan air adalah perlu untuk
menghindari pengenceran asam nitratnya meskipun merupakan
reaksi irreversible. Nitrobenzen sendiri dapat disubstitusi. Pada
proses ini subtitusi elektrofilik dari NO2 atau gugus nitro diperoleh
dari penarikan air pada HNO3 pekat oleh asam sulfat pekat sebagai
katalis. Pada langkah kedua, nitrobenzena akan
mengalami hidrogenasi.
Dari praktikum yang dilakukan ini didapatkan volume
nitrobenzene sebanyak 19 ml dengan berat praktek 22,895 g dan
berat teori 27,675 g serta rendamen sebanyak 82,73 % . S-elain itu,
dari percobaan ini dapat dinyatakan bahwa nitrobenzen dapat
disintesa dari asam nitrat pekat dan benzen pekat dengan katalisator
asam sulfat pekat dengan berbagai tahap yaitu pencampuran,
pemisahan, pencucian, pengeringan dan destilasi.

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
a. Pada proses pembuatan kloroform meliputi langkah-langkah
reaksi, destilasi, pencucian, pemisahan, dan penimbangan.
b. Bahan dasar pembuatan klorofrom yaitu kaporit, aseton, dan
aquadest.
c. Hasil dari praktikum kali ini dapat dikatakan berhasil karena
kloroform yang diinginkan terbentuk walaupun hanya 1,8 ml.
5.2. Saran
Sebaiknya pada praktikum ini di gunakan pengukur suhu di
sekitar pijaran nyala bunsen untuk menghindari suhu yang tinggi,
agar tidak terjadi letupan..

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017 . Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis.


Universitas Muslim Indonesia : Makassar

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta

Riawan, S. 2001. Kimia Organik Edisi 1. Binarupa : Jakarta

Fessenden. 2001. Kimia Organik Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga :


Jakarta

Soemantri, dkk. 2000. Prinsip Belajar Kimia. Erlangga : Jakarta

Tim Dosen TPB. 2002. Kimia Dasar II. TPB Universitas Hasanuddin.
Makassar

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171
SINTESA NITROBENZEN

LAMPIRAN

CHARUNNISA ISKANDAR
15020150171

Anda mungkin juga menyukai