Anda di halaman 1dari 1

NAMA : Fadil Fitra Kamil

NIM : 1802957

PRODI : Program Magister Pendidikan IPA

ASESMEN KINERJA UNTUK PROSES DAN PRODUK

Secara sederhana, kinerja dapat diartikan sebagai “ability to perform” , yaitu kemampuan untuk
menunjukkan atau menampilkan sesuatu yang dapat mencangkup pengetahuan, keterampilan
(achievement), sikap, atau integrasi ketiganya. Integrasi ketiganya (pengetahuan, keterampilan, dan sikap)
disebut sebagai kemampuan (ability). Jika disandingkan dengan konsep asesmen, maka asesmen kinerja
dapat diartikan sebagai penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam menampilkan kemampuan.

Masih terdapat kesimpangsiuran tentang definisi dan lingkup asesmen kinerja yang benar.
Definisi asesmen kinerja yang dapat dirangkum sebagai berikut. Asesmen kinerja adalah penilaian
terhadap perolehan serta penerapan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skills)
yang menunjukkan kemampuan peserta didik, baik dalam proses maupun produk ( Herman et al., 1992;
Stiggins, 1994; Marzano et al., 1993; Bookhart, 2001; Zainul, 2001; Stiggins & Chappuis, 2012).

Istilah penting lainnya dalam definisi asesmen kinerja adalah proses dan produk. Asesmen kinerja
dapat menilai peserta didik pada saat mengerjakan sesuatu (proses) atau hasilnya (produk). Masih terdapat
pandangan keliru bahwa asesmen kinerja hanya ditujukan untuk menilai proses pada saat peserta didik
bekerja. Padahal menurut para ahli asesmen (Stiggins, 1994; Butler & McMunn, 2006; Stiggins &
Chappuis, 2012; Masole & Howie, 2013) asesmen kinerja dapat digunakan untuk menilai produk yang
dihasilkan peserta didik. Dengan demikian, laporan praktikum, poster, herbarium model roket sederhana,
kertas daur ulang, dan alat penjernih air, dapat dinilai dengan asesmen kinerja. Melalui kualitas produk
yang dihasilkan, guru dapat memperoleh gambaran tentang bagaimana produk tersebut dibuat
(prosesnya).

Asesmen kinerja dapat menilai proses, produk, atau keduanya (proses dan produk). Idealnya
asesmen kinerja dapat dilakukan terhadap keduanya (Masole & Howie. 2013), baik proses pengerjaan,
maupun produk yang dihasilkan. Namun hal tersebut sering tidak dapat dilakukan. Tugas atau proyek
tertentu memerlukan waktu panjang. Tugas tersebut sukar dikerjakan pada jam sekolah. Sebagian dari
tugas tersebut dijadikan tugas rumah. Contohnya tugas membuat produk daur ulang limbah. Pengamatan
terhadap seluruh proses pengerjaan tugas sukar dilakukan. Dengan demikian guru hanya mungkin menilai
produk yang dihasilkan.

Meskipun dalam situasi tertentu asesmen produk paling tepat dilakukan, namun Masole dan
Howie (2013) mengemukakan bahwa asesmen proses lebih utama daripada asesmen produk. Sepanjang
memungkinkan, guru perlu menilai proses kerja peserta didik. Hasil penilaian proses akan menghasilkan
data yang lebih berbobot dan rinci. Apalagi jika penilaian proses tersebut dipasangkan dengan
penggunaan rubrik analitik.

Source: Wulan, A.R. (2018). Menggunakan Asesmen Kinerja untuk Pembelajaran Sains dan Penelitian.
Bandung: UPI Press

Anda mungkin juga menyukai