Anda di halaman 1dari 8

SUMITA KELISTA NURFI ASTANI

03411640000013
TUGAS 01
ASISTENSI PRAKTIKUM EKSPLORASI SESIMIK

ELASTIC PROPERTIES
Karakteristik zat padat seperti batuan dapat dipelajari melalui sifat elastisitasnya.
Elastisitas merupakan materi yang membahas tentang masalah strain (regangan) yang terjadi pada
suatu bahan/benda bila bahan/henda tersebut dikenai stress, sehingga mengakibatkan bahan
tersebut mengalami deformasi. Dalam kasus ini, bahan dikatakan mempunyai sifat elastis jika
bahan tersebut merenggang bila dikenai stess dan kembali keadaan semula bila stress dihilangkan

Salah satu sifat zat padat seperti batuan yang cukup penting dalam Fisika adalah sifat
elastisitas yang banyak memberikan informasi tentang kekuatan dan daya tahan dari batuan
tersebut. Banyak cara dan instrumen yang dapat digunakan untuk menyelidiki sifat elastisitas
batuan. Salah satu diantaranya adalah cara kinetik, yaitu dengan merambatkan gelombang
ultrasonic pada zat padat.
Ketika gaya mekanis diterapkan pada suatu material, gaya itu mungkin mengalami
perubahan dalam volume dan / atau bentuk. Jika deformasinya elastis, berarti bahwa setelah gaya
yang dilakukan dan kemudian dihapus, material akan kembali ke volume dan bentuk aslinya.
Akibatnya, deformasi elastis menghemat energi. Deformasi elastis umumnya digambarkan dalam
bentuk stres dan ketegangan.
Energi elastis menyebar melalui bumi dengan cara yang berbeda dan pada kecepatan yang
berbeda. Jenis gelombang utama adalah gelombang tubuh (gelombang P dan S) dan gelombang
permukaan (Rayleigh dan gelombang Cinta). Sedangkan gelombang tubuh bergerak melalui
medium, gelombang permukaan bergerak di sepanjang permukaan dan antarmuka. Setiap
gelombang memiliki gerakan partikel yang berbeda, deformasi elastis dan kecepatan propagasi.
Kecepatan propagasi tergantung pada sifat elastis dan kepadatan medium.
Teori elastisitas yang erat hubungannya dengan karakteristik gelombang seismik antara lain :
1. Stress (Tegangan)
Stres didefinisikan sebagai gaya eksternal yang diterapkan pada tubuh dibagi dengan luas
penampang tubuh di mana gaya diterapkan. Ada dua jenis utama stres: stres normal dan tegangan
geser. Stres normal tegak lurus terhadap permukaan suatu objek sedangkan tegangan geser bersifat
tangensial. Tekanan normal dapat dibagi lagi menjadi tegangan tekan dan tegangan tarik. Stres
tekan, tarik dan geser diilustrasikan pada gambar di sebelah kanan. Stres adalah gaya per satuan
luas dan memiliki unit SI unit N / m 2
𝐹
𝜎=
𝐴
SUMITA KELISTA NURFI ASTANI
03411640000013
TUGAS 01
ASISTENSI PRAKTIKUM EKSPLORASI SESIMIK

Gambar 1. Tegangan
2. Strain (Regangan)
Strain mendefinisikan deformasi material di bawah pengaruh stres yang diterapkan. Ketika
tubuh ditekankan, ia mungkin mengalami perubahan dalam ukuran dan bentuk. Jika ini terjadi,
tubuh dikatakan “tegang”. Untuk strain yang relatif kecil, tubuh akan memulihkan bentuk dan
volumenya yang asli ketika stres dihilangkan. Ini dikenal sebagai "regangan elastis". Jika
ketegangannya terlalu besar, maka tubuh akan berubah bentuk secara plastis dan bahkan bisa
patah. Tidak seperti regangan elastis, regangan plastik mengubah bentuk tubuh secara permanen.
Gambar di bawah ini menggambarkan bagaimana strain (sumbu horizontal) terakumulasi
ketika tegangan (sumbu vertikal) diterapkan. Sementara perilaku elastis, peningkatan atau
penurunan stres tidak mengubah materi secara permanen. Setelah stres cukup untuk membuat
material berperilaku plastis, mengurangi hasil stres dalam mengurangi ketegangan sepanjang jalur
yang berbeda pada grafik. Setelah titik fraktur tercapai, strain dilepaskan dengan melanggar.

𝐹 = 𝑘. ∆𝐿

Di mana
F adalah gaya (Newton)

K adalah pembanding
∆𝐿 adalah perubahan panjang
SUMITA KELISTA NURFI ASTANI
03411640000013
TUGAS 01
ASISTENSI PRAKTIKUM EKSPLORASI SESIMIK

Gambar 2. Grafik Elastik dan Deformasi


3. Hukum Hooke
Hukum Hooke adalah hukum yang menyatakan bahwa tegangan dan regangan mempunyai
hubungan yang linier.

Gambar 3. Hubungan Tegangan dan Regangan

Dalam sebagian besar analisis seismik akan mengasumsikan bahwa gelombang seismik
menyebabkan bumi mengalami deformasi elastis linier. Dengan kata lain, kami mengasumsikan
hubungan linear antara stres dan ketegangan. Ini dikenal sebagai hukum Hooke. Untuk material
yang diberikan, hubungan itu dapat dikarakterisasi oleh satu set dua parameter material independen
yang mencirikan strain yang dihasilkan sebagai akibat dari berbagai tekanan. Parameter ini adalah
sifat intrinsik dari material. Parameter, atau modulus elastis, dapat didefinisikan dalam beberapa
cara dan juga dikenal sebagai parameter Lamé. Set parameter yang paling umum dalam seismologi
adalah modulus bulk dan geser. Rasio modulus dan Poisson Young juga umum digunakan.

Batuan sebagai bahan utama pembentuk kerak bumi berperan penting pada tata ruang pada
kerak bumi mempunyai parameter elastik, seperti Poisson ratio, mudulus kekakuan (modulus of
SUMITA KELISTA NURFI ASTANI
03411640000013
TUGAS 01
ASISTENSI PRAKTIKUM EKSPLORASI SESIMIK

rigidity), modulus Young, modulus Bulk dan tetapan Lame, serta porositas. Semua parameter
elastik ini disebut dengan konstanta elastik. Berdasarkan harga konstanta ini dapat diketahui
kekuatan dan daya dukung (bearing capacity) bantuan terhadap beban yang dikenakan padanya.
Harga porositas suatu batuan sangat membantu dalam menentukan kandungan fluida seperti gas
alam, minyak bumi, atau air tanah dalam suatu reservoir.
1. Poisson Ratio
Poisson ration adalah sebagai kontraksi lateral yang berhubungan dnegan perbandingan antara
perpanjangan longitudinal (s12) terhadap perubahan lateralnya (s11), untuk kasus stress unaksial
adalah :
𝑆12
𝛾=
𝑆11
𝜆
𝛾=
2(𝜆 + 𝐺)

Dimana 𝜆 adalah konstanta lame dan G adalah modulus geser

Harga maksimum Poisson ratio (𝛾) adalah 0.5 sampai 0.05 unutk batuan yang sangat keras dan
0.45 batuan sedimen rapuh. APabila ratio ini 0.33 kecepatan gelombang-S setengah
darigelombang P (Raynold: 1997). Bila stress diberikan tidak searah, maka kemungkinan
deformasi terjadi pada semua arah.

2. Modulus Young
Modulus young € dikenal juga dengan modulus elastisitas merupakan perbandingan antara stress
normal (stress longitudinal) ∆𝐹/𝐴 dengan strain longitudinal (kontraksi secara lateral) ∆𝑠/𝑠,
diukur dalam arah yang sama, atau untuk kasus stress unaksial ditulis :
𝜎11
𝐸=
𝑠11
𝐺(3𝜆 + 2𝐺)
𝐸=
𝜆−𝐺
Persamaan di atas berlaku untuk strain tiga arah (triaxial strain). Apabila tidak terdapat strain
dalam arah lateral kasus disebut dengan modulus aksial.
3. Modulus Geser

Modulus geser (G) merupakan perbandingan antara komponen stress geser (𝜎𝑖𝑗 ) dengan strain
geser (𝑠𝑖𝑗 ) hubungannya :
SUMITA KELISTA NURFI ASTANI
03411640000013
TUGAS 01
ASISTENSI PRAKTIKUM EKSPLORASI SESIMIK

𝜎𝑖,𝑗
𝐺=
2𝑠𝑖,𝑗

Dimana range harga G = 0 , cair sempurna dan 0,5 benda tegar

4. Modulus Bulk
Modulus Bulk (K) disebut juga dengan modulus rigiditas atau incompressible dari stress
hidrostatis aksial (ΔP) dengan deformasi volume (strain volume, Δv/v) atau :
∆𝑃
𝐾=
∆𝑣/𝑣
𝜎11 +𝜎22 +𝜎33
Dimana ∆𝑃 = dan 𝜎 adalah strain pada bidang tertentu. Modulis ini menggambarkan
3
kemampuan dari suatu material melawan konstrakksi dibawah pengaruh suatu tekanan
hodrostatik.

Modulus bulk (k) mendefinisikan ketahanan material terhadap kompresi elastis.


Akibatnya, kadang-kadang disebut sebagai modulus ketidak mampuan. Ketika blok material
dikenai tekanan tekan, volumenya menurun dan menjadi lebih padat (lihat gambar). Setelah gaya
tekan dihilangkan, blok material kembali ke ukuran semula jika deformasi elastis. Modulus bulk
mencirikan deformasi kompresi sebagai berikut:
di mana V0 adalah volume asli material, ΔP menunjukkan tekanan yang diterapkan pada material
dan ΔV adalah perubahan volume yang dihasilkan.

Gambar 3. Modulus Bulk

5. Konstanta Lame
Konstanta Lame digunakan untuk menentukan modulus geser (rigiditas) metupakan
perbandingan antara stress geser (𝜏) dengan strain geser (𝜀) atau
𝜏
𝐿=
𝜀
SUMITA KELISTA NURFI ASTANI
03411640000013
TUGAS 01
ASISTENSI PRAKTIKUM EKSPLORASI SESIMIK

Besarnya harga konstanta Lame di atas adalah

1-7x104 MPa
L=
0; untuk fluida

Konsep fisika yang berperan untuk menentukan elastisitas bahan dengan metoda peralatan Sonic
Viewer adalah kondisi seimbang gelombang elastis. Untuk membahas ha1 ini ditinjau terlebih
dahulu elemen volume benda 6x1, 6x2, 6x3, yang mempunyai rapat massa p beserta komponen
gaya gravitasi tiap satuan volume masing adalah fl, f2, dan f3. Persamaan kesetimbangan dalam
arah i jika gaya gravitasi diabaikan untuk setiap satuan volume adalah

Dimana 𝜎𝑖,𝑗 adalah strain pada bidang i,j.

Jika vector V (V1, V2, V3) erupakan simpangan partikel benda, maka persamaan gerak elastis
dalam arah I dengan mengabaikan gaya gravitasi dapt ditulis menjadi

Dimana 𝜆= konstanta lame , 𝜌 = rapat jenis zat padat, G = modulus geser, dan Δ= strain volume.

Secara umum gelombang merambat ke semua arah, dengan demikian persaam dapat ditulis :

**
Bila persamaan di atas di operasi divergensi akan menghasilkan persamaan gelombang tekanan
yaitu :

Dengan kecepatan rambat gelombang adalah :

(Pers. 1)
SUMITA KELISTA NURFI ASTANI
03411640000013
TUGAS 01
ASISTENSI PRAKTIKUM EKSPLORASI SESIMIK

Kemudian apabila pada persamaan (**) dikenakan operasi curl, akan menghasilkan persamaan
gelombang geser yaitu :

Dengan kecepatan rambat gelombangnya adalah :

(Pers. 2)

Dalam hal ini ∆ adalah strain volume yaitu perubahan volume benda persatuan volume apabila
suatu benda dikenai stress. Persamaan (!) dan (2) dapat digunakan untuk mendapatkan hubungan-
hubungan berikut:

Berdasarkan persamaan di atas dapat dirumuskan persamaan porositas dalam batuan dengan :
SUMITA KELISTA NURFI ASTANI
03411640000013
TUGAS 01
ASISTENSI PRAKTIKUM EKSPLORASI SESIMIK

REFERENSI
Reynold, J. M, 1997, An Introduction to Applied and Enviromental Geophysics, John Wiley,
Singapore
Telford, W.M, L.P. Geldart, R.E. Sheriff dan D.A. Keys, 1975, Applied Geophysics, Cambridge
University Press. London
http://repository.unp.ac.id/1089/1/AKMAN_441_02.pdf diakses pada tanggal 14 September 2018
pukul 17.00 WIB
https://gpg.geosci.xyz/content/physical_properties/seismic_velocity_duplicate.html diakses pada
tanggal 15 September 2018 pukul 09.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai