Anda di halaman 1dari 6

BEDAH PAPER FISIKA BATUAN

Sumita Kelista Nurfi Astani Syarfa Monita Wahjudi Maratus Salimah

TUGAS KELOMPOK BEDAH PAPER


Analisis Konduktivitas Termal dan Porositas Sinter Silika Sumber Mata Air Panas di
Sapan Maluluang, Kecamatan Alam Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan
Secara umum reservoir panas bumi yang produktif harus memiliki porositas rendah,
konduktivitas termal dan permeabilitas yang tinggi, ukuran volume cukup besar, suhu tinggi,
kandungan fluida yang cukup, dan kandungan silika pada batuan reservoirnya (Suparno, 2009).
Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui karakteristik reservoir
panas bumi berdasarkan sinter silika di daerah sumber mata air panas ditinjau dari kandungan
silika, konduktivitas termal dan porositas sinter silika. Konduktivitas termal batuan
mengindikasikan seberapa cepat panas dalam reservoir mengalir sampai ke permukaan bumi.
Tinggi rendahnya nilai konduktivitas termal batuan reservoir menentukan potensi reservoir dari
panas bumi sebagai energi geothermal.
Porositas batuan menentukan kapasitas penyimpanan fluida dalam batuan yang
berpengaruh dalam menghasilkan uap panas. Reservoir panas bumi sebagai sumber energi
geotermal harus menghasilkan suhu yang sangat tinggi agar uap yang dihasilkan memiliki
tekanan yang kuat untuk memutar turbin pembangkit listrik. Batuan dengan porositas tinggi
lebih cenderung memiliki kandungan air yang banyak sehingga uap yang dihasilkan lebih
basah dan tekanan uap yang dihasilkan juga lebih berat karena mengandung banyak air,
sehingga batuan reservoir dengan porositas tinggi tidak cocok sebagai sumber energi geotermal
(Suparno, 2009).
Porositas

dengan ϕ adalah porositas (%), A adalah massa kering batuan (g), C adalah massa basah batuan
(g), dan D adalah massa batuan dalam air setelah dilap (g).
Konduktivits Thermal

dengan λr adalah konduktivitas panas batuan (W/m°C), λc adalah konduktivitas panas udara
(celah antara logam dan sampel batuan yang besarnya 0,24 W/m°C), λb adalah konduktivitas
panas logam (W/m°C), d merupakan tebal sampel batuan (m), l adalah tebal sampel
masingmasing logam (m), δ merupakan celah bidang kontak antara logam dan sampel batuan
(m), TH adalah temperatur antara reservoir panas dan logam atas (°C), T1 adalah temperatur
antara logam atas dan sampel batuan (°C), T2 temperatur antara sampel batuan dan logam
bawah (°C), dan Tc adalah temperatur antara logam bawah dan reservoir bawah (°C).
Cara Melakukan Uji
a. Uji Porositas
Langkah-langkah pengujian porositas adalah sebagai berikut :
1. Sampel yang akan diuji dikeringkan dalam oven bersuhu 100-110°C selama 14 jam.
Kemudian sampel didiamkan hingga mencapai suhu kamar dan ditimbang massa A.
BEDAH PAPER FISIKA BATUAN
Sumita Kelista Nurfi Astani Syarfa Monita Wahjudi Maratus Salimah

2. Sampel direbus selama 5 jam, dan dilakukan pengukuran massa C.


3. Sampel yang masih basah dilap terlebih dahulu menggunakan kain yang memiliki
daya serap kecil, dan ditimbang massa D.
4. Porositas sampel dihitung mengikuti aturan ASTM D7263-09, Standard Test
Methods for Laboratory Determination of Density (Unit Weight) of Soil Specimens.
Secara matematis dapat dinyatakan sebagai Persamaan 2:

b. Uji Konduktivitas Thermal


Untuk mengukur konduktivitas termal sampel, dilakukan langkah-langkah berikut:
1. Persiapan sampel yang akan di uji. Sampel sinter silika berbentuk pasir dipadatkan dalam
cetakan berbentuk balok dengan ukuran 15 × 10 × 5 cm3.
2. Alat dirangkai seperti Gambar 2, dimana nilai konduktivitas panas besi atau plat besi
penghubung (λb) adalah 45,3 W/m°C.

Gambar 2. Skema rangkaian alat uji konduktivitas termal


3. Reservoir bawah diisi dengan air dingin dan reservoir atas diisi dengan air panas.
4. Pada reservoir atas, dipasang heater (pemanas) untuk memanaskan air hingga mencapai titik
didih.
5. Menunggu keadaan tunak (steady state), yaitu saat temperatur reservoir menunjukkan angka
98-99 °C konstan selama 10 menit.
6. Pada menit ke sebelas, temperatur pada masing-masing termometer dicatat, dengan urutan
TH, T1, T2, Tc selama 30 menit berikutnya dan dicatat setiap 1 menit sekali.
7. Dihitung nilai rata-rata dari TH, T1, T2,dan Tc. Selanjutnya nilai konduktivitas panas
dihitung menggunakan Persamaan 1.
Data Hasil Percobaan
a. Uji Porositas
BEDAH PAPER FISIKA BATUAN
Sumita Kelista Nurfi Astani Syarfa Monita Wahjudi Maratus Salimah

b. Uji Konduktivitas Thermal

Hubungan antara Porositas dan Konduktivitas Thermal


Berdasarkan nilai rata–rata dari konduktivitas termal dan porositas sinter silika, dapat
diketahui bahwa nilai porositas mempengaruhi besar kecilnya nilai konduktivitas termal,
semakin besar porositas maka akan semakin rendah nilai konduktivitas termal dan begitu
juga sebaliknya.
BEDAH PAPER FISIKA BATUAN
Sumita Kelista Nurfi Astani Syarfa Monita Wahjudi Maratus Salimah

Grafik Hubungan Konduktivitas Termal dan Porositas

Grafik Porositas Setiap Sampel


35
y = 1.1369x + 7.1893 29.26
30
Porositas (%)
R² = 0.0499
25
20
15 11.72
9.12 8.77
10 6.77
5 1.37
0
1 2 3 4 5 6
Sampel

Gambar 1 Grafik Hubungan Porositas masing-masing sampel

Grafik Konduktivitas Termal Sampel


2500 y = 7.3548ln(x) + 1162.3
Konduktivitas Termal (W/m.°C)

1915.01 R² = 0.0002
2000
1500 1254.83
1052.62 1078.64
860.65 860.46
1000
500
0
1 2 3 4 5 6
Sampel

Gambar 2 Grafik Hubungan Konduktivitas Thermal Setiap Sampel

konduktivitas termal (W/m.°C)


2500
y = 1294.9e-0.013x
Konduktivitas Termal (W/m.°C)

1915.01
2000 R² = 0.1629
1500 1254.83
1052.62 1078.64
860.65 860.46
1000

500

0
9.12 1.37 8.77 29.26 11.72 6.77
Porositas (%)

Gambar 3 Grafik Hubungan Porositas dan Konduktivitas Batuan


BEDAH PAPER FISIKA BATUAN
Sumita Kelista Nurfi Astani Syarfa Monita Wahjudi Maratus Salimah

Analisis Grafik
Pada Grafik 1. Didapatkan grafik dengan pendekatan regresi linear dan menghasilkan
model data berupa tren linear y = 1.1369x + 7.1893 dan nilai R sebesar R² = 0.0499. Grafik 2.
Menunjukan hubungan konduktivitas thermal batuan pada tiap sampel, grafik 2 didapatkan
nilai trendline melalui pendekatan logaritmik dan menghasilkan model y = 7.3548ln(x) +
1162.3 R² = 0.0002. Selanjutnya pada grafik 3, menunjukkan hubungan kedua parameter dan
berdasarkan data lapangan didapatkan hubungan keduanya yaitu y = 1294.9e-0.013x
R² = 0.1629 dengan pendekatan eksponensial.

Nilai rata-rata konduktivitas termal sinter silika di Sapan Maluluang memiliki harga
yang tinggi yaitu 1170,37 W/mºC. Porositas batuan terbesar terdapat pada titik 4 dengan nilai
rata-rata 29,26 %, dan ratarata porositas terkecil pada titik 2 sebesar 1,37 %. Berdasarkan nilai
rata-rata porositas dan konduktivitas termal sinter silika, nilai porositas mempengaruhi besar
kecilnya nilai konduktivitas termal. Semakin besar nilai porositas maka semakin rendah nilai
konduktivitas termal, begitu juga sebaliknya.

Nilai kondukitivitas termal suatu bahan menunjukkan laju perpindahan panas yang
mengalir dalam suatu bahan. Jika nilai konduktivitas termal suatu bahan makin besar, maka
makin besar juga panas yang mengalir melalui benda tersebut. porositas merupakan ukuran
ruang kosong pada suatu material. Semakin banyak ruang kosong, maka kemampuan dalam
menghantarkan panas lebih sedikit. Hal ini dikarenakan ruang kosong akan mempengaruhi luas
permukaan penghantar yang notabennya luas permukaan nilainya sebanding dengan
kemampuan dalam menghantarkan panas. Artinya, suatu material yang memiliki porositas
tinggi maka akan lebih sulit dalam menghantarkan panas karena pengaruh luas permukaanya.

Kesimpulan
 Nilai rata-rata konduktivitas termal sinter memiliki harga yang tinggi yaitu 1170,37
W/mºC, yang diasumsikan sinter slika tersebut berada dalam aliran air panas dalam
waktu yang lama.
 Porositas batuan terbesar terdapat pada titik 4 dengan nilai rata-rata 29,26 %, dan
ratarata porositas terkecil pada titik 2 sebesar 1,37 % ,di titik 4 memiliki kemampuan
menyimpan fluida yang paling baik
 nilai porositas sampel sinter silika telah memenuhi standar porositas reservoir panas
bumi sebagai sumber energi geotermal nilai rata-rata 11,168% dimana nilai standar
porositas adalah 10 %.
 Semakin besar nilai porositas maka semakin rendah nilai konduktivitas termal,

Saran :
 Sampel yang diteliti kurang bervariasi hanya pada batuan andesit, sehingga kedepannya
bisa meneliti sampel batuan jenis lainnya seperti sampel batu pasir dan dapat
menghasilkan model korelasi dari kedua parameter berbeda.
 Lebih banyak data sehingga dapat menunjukkan trend pada grafik dan nilai akurasi
formula besar
BEDAH PAPER FISIKA BATUAN
Sumita Kelista Nurfi Astani Syarfa Monita Wahjudi Maratus Salimah

Manfaat :
Mengetahui informasi reservoir panas bumi yang akan dimanfaatkan sebagai energi
geothermal.
Kelebihan :
1. Menjelaskan hubungan antara dua parameter fisika batuan dengan sangat jelas, antara
konduktivitas thermal dengan porositas beserta karakteristik masing-masing parameter
2. Paper ini dilengkapi dengan desain akusisi pada tiap pengujian dan dijelaskan dengan
model parameter fisika batuan tersebut, sehingga pembaca tidak bingung dalam
mengolah data dan bisa tahu data apa yang akan didapatkan dengan adanya model
tersebut.
3. Data sudah disajikan dalam bentuk tabel pada masing-masing parameter
4. Masing-masing sampel dalam pengukuran pada setiap titik dilakukan pengulangan
selama tiga kali, untuk mendaptkan data yang akurat
5. Memiliki Grafik hubungan kedua parameter
6. Kesimpulan memiliki point yang jelas

Kelemahan :
1. Metodologi pada paper ini sudah jelas point-point hanya saja belum memiliki diagram
alir supaya pembaca mudah mengerti cara kerjanya dan bisa dijadikan peta visualisasi
2. Paper ini tidak menjelaskan tentang teori metode pengujian XRF (X-Ray Fluoresence)
lebih lanjut sehingga pembaca hanya bisa menebak-nebak dan tidak bisa
mengkorelasikan mengapa menggunakan metode tersebut
3. Manfaat dari penulisan paper ini tidak ada sehingga kurang menjelaskan output dari
pada penelitian ini
4. Tidak menjelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan selama penelitian, alat dan bahan
langsung disebut pada cara kerja atau tahap-tahap melakukan penelitian
5. Tidak menjelaskan tentang berapa sampel yang diambil pada tiap-tiap titik serta alasan
mengapa mengambil data masing-maisng 3x pengulangan dengan hasil data tersebut
memiliki nilai yang jauh sehingga pembaca kesulitan dalam pembacaan tabel data
antara data parameter satu dengan parameter lainnya.
6. Tidak terdapat analisis dari grafik hubungan keduanya
7. Tidak terdapat point saran dalam penulisan paper ini
8. Grafik hubungan kedua parameter pada masing-masing titik pengukuran tidak ada

Anda mungkin juga menyukai