PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Menentukan konsentrasi kritis misel surfaktan pada pelarut air dan penentuan harga
entalpinya.
1 gr Surfaktan
Larutan encer
BAB 3. HASIL
3.1 Hasil
1. Tabel Arus Listrik
Suhu Larutan 1 % Larutan 0,75 % Larutan 0,5 % Larutan 0,25 % Larutan 0,1 %
Suhu Larutan 1 % Larutan 0,75 % Larutan 0,5 % Larutan 0,25 % Larutan 0,1 %
35o C 2,1 10-3 1,6 10-3 0,8 10-3 6,6 10-4 1,1 10-3
40o C 2,08 10-3 1,6 10-3 9,09 10-4 7,7 10-4 8 10-4
50o C 2 10-3 9,09 10-4 1,5 10-3 7,7 10-4 7,7 10-4
Grafik hubungan konduktivitas dengan konsentrasi
1. Suhu 25oC
2. Suhu 35oC
3. Suhu 40oC
y = -0.008x + 0.0098
0.006 R = 0.6698
0.004 Series1
0.002 Linear (Series1)
0
0 0.5 1 1.5
Konsentrasi (%)
4. Suhu 45oC
0.008
Konduktivitas
y = -0.0081x + 0.0095
0.006
R = 0.7331
0.004 Series1
Linear (Series1)
0.002
0
0 0.5 1 1.5
Konsentrasi (%)
5. Suhu 50oC
0.008
y = -0.0043x + 0.0078
Konduktivitas
0.006 R = 0.1942
0.004 Series1
Linear (Series1)
0.002
0
0 0.5 1 1.5
Konsentrasi (%)
-0,007 0.04
-0,001 0,03
-0,008 0,025
-0,008 0,022
-0,004 0,02
Grafik Hubungan In kkm dengan 1/T
-0.004
Series1
-0.005
Linear (Series1)
-0.006
-0.007
-0.008 y = -0.0161x - 0.0045
R = 0.2049
-0.009
1/T
4. Tabel H
298 17,3
308 2,5
313 20,8
318 21,2
323 10,7
BAB 4. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah tentang konsentrasi kritis misel dengan sampel surfaktan yaitu
gelatin. Gelatin dipilih karena termasuk surfaktan yang merupakan zat aktif permukaan yang
mengandung kedua kelompok hidrfobik maupun hidrofilik. Larutan gelatin dibuat dengan
melarutkan 1 g serbuk gelatin kedalam 100 mL akuades sehingga didapatkan konsentrasi
larutan sebesar 1%. Larutan gelatin 1% selanjutnya diencerkan kembali menjadi 4 konsentrasi
berbeda yaitu 0,75%; 0,5%; 0,25% dann 0,1%. Larutan gelatin 0,75% dibuat dengan
mengencerkan 75 mL larutan gelatin 1% kedalam 100 mL akuades. Larutan gelatin 0, 5%
dibuat dengan mengencerkan 50 mL larutan gelatin 1% kedalam 100 mL akuades. Larutan
gelatin 0,25% dibuat dengan mengencerkan 25 mL larutan gelatin 1% kedalam 100 mL
akuades. Larutan gelatin 0,1% dibuat dengan mengencerkan 10 mL larutan gelatin 1%
kedalam 100 mL akuades.
Larutan dengan lima konsentrasi berbeda tersebut selanjutnya diukur arusnya dengan
konduktometer pada lima suhu berbeda pula yaitu suhu kamar (25oC), 35oC, 40oC, 45oC,
50oC. Pengukuran dilakukan pada beda potensial atau tegangan 2 V menggunakan elektroda
karbon. Elektroda selanjutnya akan menerima rangsang dari ion-ion yang menyentuh
permukaan elektroda sehingga hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada output yang
tertera pada konduktometer (sesuai prinsip kerja konduktometer). Hasil yang diperoleh pada
pengukuran arus menggunakan konduktometer sangat buruk.
Literatur menyebutkan seharusnya nilai arus semakin kecil seiring berkurangnya
konsentrasi dan semakin besar seiring penambahan suhu. Data yang diperoleh tidak sesuai
literatur. Tidak adanya hubungan antara penambahan suhu maupun berkurangnya konsentrasi
terhadap nilai arus sehingga berpengaruh pada nilai konduktivitas. Grafik seharusnya akan
terus naik dan bukan turun. Hal ini disebabkan karena rusaknya alat konduktometer sehingga
output yang keluar tidak relevan. Adanya human error juga menjadi penyebab
ketidakrelevanan data yaitu pada saat pembacaan output dari kuat arus. Output yang keluar
seharusnya ditunggu hingga angkanya konstan, namun karena ketidaktelitian praktikan
sehingga kami kurang memperhatikan data konstan yang ditampilkan pada konduktometer.
Slope hubungan antara konduktivitas dengan konsentrasi larutan sangat kecil. Hal ini
menandakan banyaknya data praktikan yang tidak sesuai dengan literatur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar listrik adalah perubahan suhu dan
konsentrasi. Nilai daya hantar listrik akan semakin besar apabila konsentrasi misel dalam
larutan semakin tinggi. Hal ini terjadi karena ion-ion yang menempel pada elektroda semakin
banyak dan juga sifatnya yang seperti senyawa elektrolit yaitu memiliki energi kinetik yang
besar untuk mencapai suatu larutan koloid. Nilai daya hantar listrik juga semakin besar
dengan bertambahnya suhu karena penambahan suhu juga akan memberi tambahan energi
dari luar sehingga energi kinetiknya semakin tinggi (gerakan antar partikel semakin cepat).
Nilai entalpi yang didapat adalah positif sehingga dapat disimpulkan reaksi berlangsung
secara endoterm.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum tentang konsentrasi kritis misel ini adalah
sebagai berikut :
1. Konsentrasi kritis misel adalah konsentrasi dimana misel mulai terbentuk
2. Daya hantar listrik bertambah seiring bertambahnya pula konsentrasi dan suhu larutan
3. Konsentrasi kritis misel sangan ditentukan oleh suhu
5.2 Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya ada lebih dari satu hot plate sehingga praktikum
berjalan lebih cepat. Dan harap praktikan memeriksa peralatan yang akan digunakan
sebeblum praktikum untuk memastikan alat tidak rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Reeves, L. R., Harkaway, S. A,. 1977. Micellization, Solubilition and Microemulsion, Vol.2.
New York : Mital Plenum Press.
Sukardjo, Prof. 2004. Kimia Fisika. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
LAMPIRAN
Presentase larutan
1. Larutan gelatin 1 %
Massa gelatin : 1 g
Volume aquades : 100 mL
1
Larutan 1 % = 100 100 % = 1%
2. Larutan gelatin 0,75 %
Larutan gelatin 1 % = 75 mL
Volume aquades : 100 mL
75
Larutan gelatin 0,75 % = 1% 100
100 % = 0,75%
3. Larutan gelatin 0,5 %
Larutan gelatin 1 % = 50 mL
Volume aquades : 100 mL
50
Larutan gelatin 0,5 % = 1% 100 % = 0,5%
100
4. Larutan gelatin 0,25 %
Larutan gelatin 1 % = 25 mL
Volume aquades : 100 mL
25
Larutan gelatin 0,25 % = 1% 100 % = 0,25%
100
5. Larutan gelatin 0,1 %
Larutan gelatin 1 % = 10 mL
Volume aquades : 100 mL
10
Larutan gelatin 0,1 % = 1% 100
100 % = 0,1%
a. Larutan 1 %
1. Suhu kamar
V=2V
I = 4,0 mA = 4,0 10-3 A
2
R= = 4,0 103
= 5 102
1 1
DHL = =
5 102
= 2 10-3
2. Suhu 350c
V=2V
I = 4,3 mA = 4,3 10-3 A
2
R= = 4,3 103
= 4,6 102
1 1
DHL = =
4,6 102
= 2,1 10-3
3. Suhu 400c
V=2V
I = 4,2 mA = 4,2 10-3 A
2
R= = = 4,8 102
4,2 103
1 1
DHL = =
4,8 102
= 2,08 10-3
4. Suhu 450c
V=2V
I = 4,3 mA = 4,3 10-3 A
2
R= = 4,3 103
= 4,6 102
1 1
DHL = = = 2,1 10-3
4,6 102
5. Suhu 500c
V=2V
I = 4,0 mA = 4,0 10-3 A
2
R= = = 5 102
4,0 103
1 1
DHL = =
5 102
= 2 10-3
b. Larutan 0,75 %
1. Suhu kamar
V=2V
I = 2,5 mA = 2,5 10-3 A
2
R= = = 8 102
2,5 103
1 1
DHL = =
8 102
= 1,25 10-3
2. Suhu 350c
V=2V
I = 3,3 mA = 3,3 10-3 A
2
R= = = 6,06 102
3,3 103
1 1
DHL = =
6,06 102
= 1,6 10-3
3. Suhu 400c
V=2V
I = 3,3 mA = 3,3 10-3 A
2
R= = = 6,06 102
3,3 103
1 1
DHL = =
6,06 102
= 1,6 10-3
4. Suhu 450c
V=2V
I = 2,0 mA = 2,0 10-3 A
2
R= = 2,0 103
= 1 103
1 1
DHL = =
1 103
= 1 10-3
5. Suhu 500c
V=2V
I = 1,8 mA = 1,8 10-3 A
2
R= = 1,8 103
= 1,1 103
1 1
DHL = =
1,1 103
= 9,09 10-4
c. Larutan 0,5 %
1. Suhu kamar
V=2V
I = 1,1 mA = 1,1 10-3 A
2
R= = 1,1 103
= 1,8 103
1 1
DHL = =
1,8 103
= 0,55 10-3
2. Suhu 350c
V=2V
I = 1,7 mA = 1,7 10-3 A
2
R= = 1,7 103
= 1,2 103
1 1
DHL = = = 0,8 10-3
1,2 103
3. Suhu 400c
V=2V
I = 1,8 mA = 1,8 10-3 A
2
R= = = 1,1 103
1,8 103
1 1
DHL = =
1,1 103
= 9,09 10-4
4. Suhu 450c
V=2V
I = 1,5 mA = 1,5 10-3 A
2
R= = 1,5 103
= 1,3 103
1 1
DHL = =
1,3 103
= 7,7 10-4
5. Suhu 500c
V=2V
I = 3,0 mA = 3,0 10-3 A
2
R= = 3,0 103
= 6,6 102
1 1
DHL = = = 1,5 10-3
6,6 102
d. Larutan 0,25 %
1. Suhu kamar
V=2V
I = 1,5 mA = 1,5 10-3 A
2
R= = 1,5 103
= 1,3 103
1 1
DHL = = = 7,7 10-4
1,3 103
2. Suhu 350c
V=2V
I = 1,3 mA = 1, 3 10-3 A
2
R= = 1,3 103
= 1,5 103
1 1
DHL = =
1,5 103
= 6,6 10-4
3. Suhu 400 c
V=2V
I = 1,5 mA = 1,5 10-3 A
2
R= = 1,5 103
= 1,3 103
1 1
DHL = =
1,3 103
= 7,7 10-4
4. Suhu 450 c
V=2V
I = 1,6 mA = 1,6 10-3 A
2
R= = 1,6 103
= 1,25 103
1 1
DHL = =
1,25 103
= 8 10-4
5. Suhu 500 c
V=2V
I = 1,5 mA = 1,5 10-3 A
2
R= = 1,5 103
= 1,3 103
1 1
DHL = = = 7,7 10-4
1,3 103
e. Larutan 0,1 %
1. Suhu kamar
V=2V
I = 1,6 mA = 1,6 10-3 A
2
R= = 1,6 103
= 1,25 103
1 1
DHL = =
1,25 103
= 8 10-4
2. Suhu 350 c
V=2V
I = 2,2 mA = 2,2 10-3 A
2
R= = = 0,90 103
2,2 103
1 1
DHL = =
0,90 103
= 1,1 10-3
3. Suhu 400c
V=2V
I = 1,6 mA = 1,6 10-3 A
2
R= = 1,6 103
= 1,25 103
1 1
DHL = =
1,25 103
= 8 10-4
4. Suhu 450 c
V=2V
I = 1,5 mA = 1,5 10-3 A
2
R= = 1,5 103
= 1,3 103
1 1
DHL = = = 7,7 10-4
1,3 103
5. Suhu 500c
V=2V
I = 1,6 mA = 1,6 10-3 A
2
R= = 1,6 103
= 1,25 103
1 1
DHL = =
1,25 103
= 8 10-4
Perhitungan H
1. Suhu 250C
T = 298 K
H = ln kkm RT = 0,007 8,314 J/K mol 298 K = 17,3 J/mol
2. Suhu 550C
T = 308 K
H = ln kkm RT = 0,001 8,314 J/K mol 308 K = 2,5 J/mol
3. Suhu 400C
T = 313 K
H = ln kkm RT = 0,008 8,314 J/K mol 313 K = 20,8 J/mol
4. Suhu 450C
T = 318 K
H = ln kkm RT = 0,008 8,314 J/K mol 318 K = 21,2 J/mol
5. Suhu 500C
T = 323 K
H = ln kkm RT = 0,004 8,314 J/K mol 323 K = 10,7 J/mol