Anda di halaman 1dari 22

PENGENALAN ALAT

A. Dasar Teori
Di dalam laboratorium terdapat banyak alat yang digunakan untuk
menunjang penelitian maupun praktikum. Alat-alat tersebut memiliki
fungsi yang sangat beragam dan digunakan dengan prosedur penggunaan
dan prinsip kerja yang berbeda dan dalam penggunaanya memerlukan
ketelitian dan kehati-hatian. Kesalahan penggunaan dan ketidak hati-hatian
sedikit saja, mungkin dapat menimbulkan potensi bahaya. Oleh karena itu
sebelum melakukan penelitian atau praktikum, haruslah mengenal dan
mengerti fungsi dan cara mengoperasikan berbagai alat alat di
laboratorium seperti mikroskop, autoklaf, Laminar Bench, dll agar
terhindar dari berbagai kejadian yang tidak diinginkan yang berakibat
fatal.

B. Alat dan Bahan


1. Mikroskop
2. Autoklaf
3. Inkubator
4. Laminar Bench atau Biological Safety Cabinet (BSC)
5. Magnetic Stirring Hot Plate
6. Shaker
7. Alat Sentrifugasi
8. Colony Counter
9. Waterbath
10. Neraca Analitik

C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


No Nama Alat dan Gambar Keterangan
1 Mikroskop Fungsi :
Mengamati benda yang berukuran mikroskopis
atau sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang

1
Prinsip Kerja :
1. Mikroskop dipindahkan menggunakan dua
tangan lengan mikroskop dipegang dengan
tangan kanan dan kaki mikroskop dipegang
dengan tangan kiri
2. Mikroskop diletakkan dengan hati-hati dan
menghadap praktikan
3. Kabel listrik pada mikroskop dihubungkan
dengan sumber arus
4. Preparat yang akan diamati diletakkan di atas
meja objek dan dijepit supaya tidak bergerak
5. Revolver diputar sehingga lensa obyektif pada
perbesaran terendah yaitu 10X . Revolver bisa
diputar untuk melihat perbesaran lain yaitu
40X , 100X , maupun 1000X
6. Menghidupkan lampu dengan menekan knob
pada sisi bawah mikroskop
7. Pengamatan oleh praktikan melalui lensa
okuler. Mikrometer atau makrometer diputar
untuk mendapatkan fokus gambar preparat
yang jelas
8. Apabila preparat masih belum fokus dilakukan
pengaturan kondensor maupun diafragma
2 Autoklaf Fungsi :
Mensterilkan alat-alat laboratorium yang
membutuhkan sterilisasi. Sterilisasi
menggunakan uap air bertekanan (2 atm dengan
suhu 121 0C)
Prinsip Kerja :
1. Autoklaf diisi dengan aquades hingga
batas tertentu
2. Tutup sekat yang berlubang-lubang antara
bagian dasar dan atas autoklaf
3. Bahan yang akan disterilisasi dimasukkan

2
ke dalam autoklaf
4. Tutup autoklaf dan atur tekanan
5. Buka katup udara agar uap air dapat
menghilangkan udara di dalam autoklaf
6. Tekan “on” pada power switch
7. Jika suhu sudah mencapai 100C tutup
katup udara untuk meningkatkan tekanan
uap
8. Jika kenaikan suhu sudah mencapai 1210C
, sterilisasi dihentikan setelah 15 menit
proses
9. Jika akan mengeluarkan bahan yang sudah
disterilisasi, tekan “off” pada power switch
10. Tunggu hingga tekanan uap turun
11. Buka katup udara
12. Buka tutup autoklaf dan keluarkan bahan-
bahan yang disterilkan dari dalam autoklaf
3 Inkubator Fungsi :
Alat untuk menginkubasi mikroorganisme pada
suhu yang terkontrol
Prinsip Kerja :
1. Hubungkan alat inkubator ke sumber
listrik
2. Menaikan saklar circuit breaker pada
posisi “on” di bagian samping alat
3. Tekan tombol Power berwarna hijau ke
tanda “I” Masukkan bahan yang akan di
inkubasi ke dalam spring rack di dalam
alat incubator
4. Pilih pengaturan waktu inkubasi dengan
menekan tombol main hingga layar
menunjukan “Tim SV/Tim PV”, kemudian

3
atur waktu dengan memutar knob
“START” (00:00JAM:MENIT)
5. Pilih pengaturan suhu inkubasi dengan
menekan tombol main hingga layar
menunjukan “Temp SV/Temp PV”,
kemudian atur suhu dengan memutar knob
“START”
6. Kemudian tekan knob “START” untuk
menjalankan proses inkubasi
7. Mengatur kecepatan rotasi dengan
menekan tombol “MODE” higga layar
menunjukan “RACK”, atur dengan
menekan tombol “▲/▼”
8. Mengatur waktu rotasi spring rack dengan
menekan tombol “MODE” higga layar
menunjukan “TIME”, atur dengan
menekan tombol “▲/▼”
9. Proses inkubasiselesai ditandai bunyi
alarm pada alat incubator shaker
10. Keluarkan sampel dari spring rack
11. Matikan alat dengan menekan tombol
Power berwarna hijau ke posisi “O”,
kemudian turunkan circuit breaker pada
bagian samping alat
4 Laminar Bench atau Fungsi :
Biological Safety Cabinet Melindungi produk, pekerja, dan lingkungan
(BSC) luar dari penyebaran mikroorganisme
Prinsip Kerja :
A. Menyalakan Kabinet
1. Bersihkan permukaan LAF dengan etanol
70% atau desinfektan yang tidak
mengandung klorin

4
2. Blower dinyalakan dengan menekan
tombol FAN ON, biarkan minimal 5 menit
untuk mengurangi kontaminasi dari tempat
bekerja
3. Masukkan alat yang diperlukan saja
selama bekerja ke dalam LAF
4. Lampu ultraviolet dinyalakan dengan
menekan tombol UV LAMP ON untuk
sterilisasi
5. Hindari jangan sampai terpapar UV

B. Penggunaan LAF
1. Matikan lampu ultraviolet dengan
menekan tombol UV LAMP OFF
2. Semprot tangan dengan etanol 70%
sebelum bekerja di LAF
3. Hindari keluar masuknya alat dari/ke
laminair

C. Mematikan Kabinet
1. Keluarkan seluruh alat, bahan dan sampah
yang telah digunakan dari dalam LAF
2. Bersihkan meja laminair dengan etanol
70%
3. Biarkan blower menyala selama 10 menit
untuk menghilangkan kontaminasi setelah
bekerja
4. Matikan blower dengan menekan tombol
FAN OFF
5. Nyalakan lampu ultraviolet jika laminair
tidak digunakan
5 Magnetic Stirring Hot Fungsi :

5
Plate Mengaduk, mencampur dan menghomogenkan
larutan kimia dengan menggunakan medan
magnetik
Prinsip Kerja :
1. Masukkan stirer ke dalam wadah larutan
yang akan diaduk
2. Taruh di atas magnetic stirer
3. Sambungkan magnetic stirer dengan listrik
4. Putar tombol magnetic stirer sampai
kecepatan putaran yang diinginkan
5. Setelah selesai, putar tombol sampai posisi
off dan putuskan sambungan listrik
6 Shaker Fungsi :
Mencampur atau mengaduk larutan
Prinsip Kerja :
1. Colokkan ke stop kontak
2. Letakkan tabung reaksi atau erlenmeyer
pada tempat yang disediakan
3. Tekan tombol ON
4. Putar kecepatan sesuai yang diinginkan
5. Tekan tombol OFF jika selesai digunakan
(kisaran waktu 10-15 menit)

7 Alat Sentrifugasi Fungsi :


Memisahkan substansi dengan substratnya
Prinsip Kerja :
1. Hubungkan steker pada stop kontak
2. Tekan tombol ON pada POWER untuk
menyalakan alat
3. Buka pintu sentrifus
4. Tutup pintu sentrifus
5. Set kecepatan dengan menekan tombol

6
Speed kemudian tekan +/- hingga sampai
pada kecepatan yang diinginkan
6. Set waktu dengan menekan tombol time
kemudian kemudian tekan +/- hingga
sampai pada waktu yang diinginkan
7. Letakkan tube pada kolom. Keadaan
sample harus balance
8. Tekan RUN untuk menjalankan
9. Setelah waktu putar habis, tunggu sentrifus
sampai benar-benar berhenti
10. Buka pintu sentrifuse
11. Ambil sampel
12. Tutup pintu sentrifuse
13. Tekan tombol OFF pada POWER untuk
mematikan alat
14. Cabut steker dari stop kontak
8 Colony Counter Fungsi :
Untuk menghitung koloni bakteri yang
ditumbuhkan dimedia yang disimpan dalam
cawan petri
Prinsip Kerja :
1. Hubungkan stop kontak dengan sumber
tenaga listrik.
2. Aktifkan alat dengan menekan tombol
ON yang berada tepat dibelakang bagian
belakang alat.
3. Reset jumlah perhitungan hingga
menunjuk angka ‘0’
4. Atur keseimbangan kaca pembesar agar
mudah digunakan.
5. Letakkan cawan petri yang berisi koloni
bakteri yang akan dihitung di atas meja

7
yang dilengkapi dengan skala.
6. Tandai koloni dengan mengarahkan
pulpen ke meja skala.
7. Hitung koloni bakteri yang terpisah.
8. Lihat koloni dengan bantuan kaca
pembesar.
9. Matikan alat dengan menekan tombol
‘OFF’.

9 Waterbath Fungsi :
Memanaskan bahan-bahan kimia, sample serta
zat-zat pada suhu tertentu atau inkubasi pada
suhu tertentu
Prinsip Kerja :
1. Isi waterbath dengan aquades sampai batas
tertentu
2. Nyalakan waterbath
3. Set pada suhu yang diinginkan dan tunggu
15-20 menit
4. Masukkan zat kimia yang akan dipanaskan
dan tutup waterbath
5. Setelah selesai, matikan alat

10 Neraca Analitik Fungsi :


Untuk menimbang zat-zat kimia biasanya
berupa padatan atau serbuk
Prinsip Kerja :
1. Nyalakan alat dan tunggu sampai display
menunjukkan angka 0.0000
2. Jika angka tidak menunjukkan angka
0.0000 putar tombol pada sisi kanan atas
timbangan

8
3. Masukkan wadah zat yang akan
ditimbang
4. Catat berat kosong wadah (setiap
penimbangan kaca timbangan harus
dalam keadaan tertutup)
5. Jumlahkan berat yang diinginkan dengan
berat wadah
6. Atur angka timbangan dengan memutar
tombol pada kanan atas untuk skala gram,
dan tombol pada bagian depan untuk
skala miligram
7. Matikan alat dengan memutar tombol
pada kanan bawah

9
PEDOMAN KESELAMATAN KERJA

A. Pembahasan

1. Potensi Bahaya di Laboratorium Mikrobiologi dan Penjelasannya


No Potensi Bahaya Penjelasan
1 Gangguan Mata Pada laboratorium khususnya
laboratorium mikrobiologi , terdapat
banyak bahan infeksius dan juga cairan
berbahaya. Gangguan mata yang
dimaksud adalah apabila dalam
penggunaan cairan-cairan berbahaya
tersebut tidak hati-hati dan sembrono
maka, cairan berbahaya tersebut
mungkin dapat terpercik ke mata yang
mengakibatkan gangguan pada mata
2 Sengatan Listrik Untuk mendukung kegiatan praktikum
digunakan alat-alat yang harus
dihubungkan dengan arus listrik agar
bisa di operasikan misalnya mikroskop,
alat sentrifuge,dll. Kecerobohan tidak
mengeringkan tangan setelah mencuci
tangan pasca memegang bahan
infeksius menimbulkan potensi
tersengat listrik saat menghubungan
kabel ke stopkontak atau
mengoperasionalkan alat-alat yang
berhubungan dengan listrik
3 Kebakaran Arus pendek yang disebabkan oleh

10
kecerobohan saat melakukan praktikum
(seperti menyentuh alat yang
berhubungan dengan listrik saat tangan
masih basah) dapat menyebabkan
kebakaran pada laboratorium
4 Terluka Ketidak hati-hatian dan ketidakpatuhan
terhadap peraturan dalam menggunakan
alat yang mudah pecah dapat
merugikan. Salah satunya resiko
terkena pecahan alat laboratorium
seperti kaca, kayu, atau benda tajam
lainnya akan mengakibatkan luka
5 Keracunan Karena tidak menggunakan APD yang
lengkap, ada potensi terkontaminasi
bahan infeksius di laboratorium ke
bagian tubuh misalnya kulit , mulut, dll
dan hal ini sangat berbahaya karena
dapat mengakibatkan keracunan
6 Terinfeksi Ketika terluka dan tidak menggunakan
APD yang lengkap, kemungkinan
terinfeksi bahan infeksius dapat terjadi
di laboratorium mikrobiologi
dikarenakan luka jika terpapar bahan
yang berbahaya dapat dengan mudah
bereaksi dan bisa mengakibatkan
infeksi mulai infeksi ringan sampai
berat

2. Prosedur keamanan kerja di Laboratorium Mikrobiologi

1. Menggunakan Jas Laboratorium dan Alat Perlindungan Diri


selama bekerja di laboratorium

11
2. Selalu melakukan tindakan aseptik sebelum dan sesudah
melakukan praktikum agar terhindar dari resiko terinfeksi bahan
berbahaya
3. Melakukan desinfeksi meja laboratorium sebelum dan sesudah
melakukan praktikum agar kebersihannya terjaga dan tidak
menyebabkan bahaya, luka, maupun kontaminasi
4. Jangan makan, merokok dan minum di laboratorium karena
terdapat banyak bahan infeksius di laboratorium yang mungkin
bisa mengkontaminasi makanan
5. Hindari penyebaran percikan bahan infeksius dari spesimen
6. Spesimen diletakkan pada wadah yang tahan bocor
7. Api pada pembakaran bunzen harus dikecilkan dan dimatikan jika
tidak digunakan karena potensial menyebabkan kebakaran atau
ledakan
8. Perlakukan semua mikroorganisme yang tidak diperlukan lagi
dengan teknik sterilisasi yang benar
9. Usahakan supaya mikroorganisme yang ditangani tidak tercecer
dilantai dan memungkinkan terjadi kontaminasi
10. Bila biakan tercecer dilantai, isolasi daerah terinfeksi dan lakukan
desinfeksi jika diperlukan
11. Sterilisasi alat-alat yang usai digunakan dan letakkan kembali di
rak penyimpanan
12. Buang sampah sisa praktikum ke dalam tempat sampah yang
sesuai dan dengan perlakuan yang benar

3. Prosedur keamanan saat bekerja dengan biakan bakteri


1. Selalu menggunakan Jas Lab
2. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik setiap sebelum dan
sesudah praktikum
3. Dekontaminasi permukaan meja sebelum melakukan praktikum
dan sesudah praktikum selesai

12
4. Perhatikan posisi duduk. Duduk dengan nyaman dan tegak, jangan
mendekatkan wajah ke meja
5. Selalu menggunakan rak untuk meletakkan tabung yang berisi
spesimen atau medium kultur
6. Menggunakan sengkelit dengan lingkaran penuh yang telah disediakan.
Menggunakan pembakar gas atau bunsen untuk membakar sengkelit dengan
penuh kehati-hatian untuk menghindari percikan bahan infeksius
7. Transfer atau mengambil biakan mikroorganisme dari kultur dengan cara yang
benar

4. Contoh Kasus kecelakaan di Laboratorium Mikrobiologi dan


prosedur mengatasinya

Bila terjadi tumpahan bahan infeksius:


1. Mengisolasi dengan segera tumpahan dengan tissue
2. Melaporkan kejadian tersebut pada pembimbing
3. Memberitahu orang di sekitarnya untuk menjaga jarak dengan
daerah yang terkontaminasi
4. Menjauhi tempat tumpahan tersebut, untuk memberi kesempatan pada
teknisi laboratorium untuk segera menanganinya
5. Jika bahan infeksius mengenai kulit, segera membasuh bagian yang
terkena tumpahan dengan alkohol 70% dan dilanjutkan mencuci
dengan sabun antiseptik dan air mengalir
6. Jika bahan infeksius mengenai mata atau selaput lendir, maka
segera dibilas dengan air mengalir
7. Jika bahan infeksius tertelan atau tertusuk jarum, segera melapor ke
pembimbing praktikum

13
DESINFEKSI KULIT

A. Dasar Teori
Infeksi merupakan akibat dari invasi mikroba patogen kedalam
tubuh dan jaringan. Beberapa infeksi disebabkan oleh bakteri patogen.
Ciri-ciri dari bakteri patogen yaitu kemampuan menularkan, melekat pada
sel inang, menginvasi sel inang dan jaringan, mampu untuk meracuni, dan
mampu untuk menghindar dari sistem kekebalan inang. Infeksi sangat
berbahaya dan bisa menyebabkan kerugian bila tidak segera ditangani.
Untuk mencegah infeksi dilakukan kegiatan desinfeksi.
Desinfeksi sendiri adalah kegiatan mengeliminasi atau
memusnahkan bentuk-bentuk vegeratif dari sebagian besar organisme
yang berbahaya dan patogen, tapi tidak ditujukan untuk membunuh semua
mikroba. Desinfeksi menggunakan zat kimia. Zat kimia terdiri dari
desinfektan dan antiseptik. Desinfektan bersifat bekterisid dan digunakan
untuk benda-benda mati. Sementara antiseptik bersifat bakteriostatik dan
digunakan untuk jaringan hidup. Ketika bekerja di laboratorium
diharuskan untuk selalu bekerja dalam keadaan bersih agar terhindar dari
mikroorganisme yang berbahaya bagi tubuh. Untuk itu dilakukan tindakan
desinfeksi dengan mencuci tangan 7 langkah menggunakan sabun maupun
menggunakan antiseptik.
Mekanisme kerja antiseptik terhadap mikroorganisme berbeda-
beda, misalnya saja dengan mendehidrasi bakteri, mengoksidasi bakteri,
menggumpalkan cairan di sekitar bakteri, atau meracuni bakteri. Salah satu
jenis antiseptik yang sering digunakan untuk tindakan aseptik adalah
alkohol. Alkohol adalah antiseptik yang kuat. Alkohol membunuh kuman
dengan cara menggumpalkan protein dalam selnya. Kuman dari jenis
bakteri, jamur, protozoa dan virus dapat dimusnahkan dengan alkohol.
Jenis alkohol yang digunakan sebagai antiseptik adalah etanol (60-90%),
propanol (60-70%) danisopropanol (70-80%) atau campuran dari
ketiganya.

14
B. Alat dan Bahan
1. Agar darah dalam cawan petri
2. Cotton bud steril
3. Air kaldu
4. Sabun cair
5. Kasa Steril
6. Alkohol
7. Spidol

C. Langkah Kerja
1. Bagian bawah lempeng agar darah dibagi dalam 4 sektor dengan spidol
2. Usap cottom bud steril dibasahi dengan kaldu dan diusap pada satu
ruas jari tangan kemudian ditanam pada sektor 1 lempeng agar darah
3. Tangan dicuci dengan seksama (7 langkah cuci tangan) menggunakan
sabun dan air kemudian dikeringkan dengan kasa steril dan dengan
cotton bud steril mengulang usapan kaldu pada satu ruas jari tangan ,
ditanam pada sektor 2 lempeng agar darah
4. Usap cotton bud steril dibasahi dnegan kaldu pada satu ruas jari tangan
orang yang berbeda dengan sebelumnya, kemudian ditanam pada
sektor 3
5. Tindakan serupa dilakukan menggunakan antiseptik alkohol dengan
arah memutar dari dalam ke luar, dibiarkan hingga mengering.
Selanjutan dilakukan pengulangan lagi mengusap kaldu dengan cotton
bud pada satu ruas jadi tangan dan ditanam pada sektor 4
6. Lempeng tersebut diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 35-370C

15
D. Hasil Pengamatan

Satu ruas jari tangan (orang Satu ruas jari tangan (orang
pertama) kedua)
Pertumbuhan Tanpa Sabun Tanpa Alkohol
bakteri perlakuan (sektor 2) perlakuan (sektor 4)
(jumlah (sektor 1) (sektor 3)
koloni)
45 51 17 2

Agar darah sebelum diinkubasi Agar darah setelah diinkubasi 24 jam

E. Pembahasan
Dari hasil pengamatan, didapatkan bahwa pada sektor 1 yaitu
sektor dimana satu ruas jari tangan diolesi oleh kaldu lalu ditanam pada
agar darah atau sektor tanpa perlakuan, ditemukan sejumlah 45 koloni
bakteri. Jumlah koloni bakteri ini cukup banyak dikarenakan bakteri
bertumbuh dengan cukup pesat pada kulit yang telah diolesi oleh kaldu
atau dalam kondisi tidak steril dan tidak ada zat penghambat pertumbuhan
bakteri-bakteri tersebut.
Kemudian pada sektor 2 diberikan perlakuan yaitu sebelum
mengoleskan kaldu pada kulit, dilakukan cuci tangan 7 langkah

16
menggunakan sabun terlebih dahulu. Dari hasil pengamatan didapatkan 51
koloni bakteri. Bakteri yang didapatkan lebih banyak dari baketri pada
sektor 1. Seharusnya bakteri yang didapatkan lebih sedikit karena sudah
dilakukan tindakan cuci tangan 7 langkah dengan sabun. Sabun sendiri
dapat menyebabkan menurunnya tegangan permukaan, sehingga
seharusnya bakteri mudah terlepas dari kulit. Kesalahan mungkin
disebabkan oleh pencucian tangan yang kurang bersih dan waktu
pencucian terlalu sebentar sehingga pembersihan tidak sempurna. Menurut
penelitian, dengan waktu 15 detik dilaporkan efektif dalam memindahkan
kebanyakan bakteri dari kulit. Kesalahan juga dapat berasal dari
pengeringan yang kurang sempurna hingga mungkin sisa air di tangan
menetes pada medium pembiakan bakteri yaitu agar darah.
Pada sektor 3 yaitu sektor tanpa perlakuan namun menggunakan
ruas jari yang berbeda, didapatkan 17 koloni bakteri. Walaupun jumlah
koloni tidak sebanyak pada sektor 1 namun dengan tangan tanpa
perlakuan, pertumbuhan bakteri terhitung cukup cepat.
Pada sektor terakhir yaitu sektor 4 yang diberikan perlakuan
dengan mengusap ruas tangan menggunakan alkohol terlebih dahulu,
didapatkan jumlah koloni hanya 2. Hasil ini membuktikan bahwa
desinfeksi kulit menggunakan alkohol sangat efektif karena dapat menekan
pertumbuhan bahkan membunuh bakteri pada kulit. Alkohol sendiri adalah
antiseptik kuat yang dapat membunuh kuman dengan cara
menggumpalkan protein dalam selnya.

17
STERILISASI ALAT
A. Dasar Teori
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua mikroba
yang ada pada suatu alat khususnya mikroba yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Sterilisasi biasanya dilakukan pada suhu tinggi yaitu
121°C dalam waktu 15 menit. Sterilisasi tidak pernah menghasilkan
sesuatu yang 100% steril. Efek dari sterilisasi adalah penurunan jumlah
mikroorganisme sampai afktor perkalian yang lebih dari 106 (yaitu lebih
dari 99,9999% terbunuh).
Ada beberapa macam sterilisasi :
1. Metode uap panas bertekanan tinggi
Uap panas pada suhu, tekanan, dan waktu pemaparan tertentu
mampu membunuh mikroba patogen dengan cara denaturasi protein dari
enzim dan membran sel. Cara ini paling banyak digunakan. Alat yang
menggunakan metode ini adalah autoklaf
2. Metode panas kering
Panas akan diabsorbsi oleh permukaan luar dari peralatan yang
disterilkan melalui mekanisme konduksi. Kemudian merambat ke bagian
yang lebih dalam dari peralatan tersebut sampai suhu untuk sterilisasi
tercapai secara merata.
3. Metode gas kimia
Etilen oksida membunuh mikroba melalui reaksi kimia, yaitu
reaksi alkilasi. Reaksi menimbulkan terganggunya metabolisme dan
reproduksi sel

B. Alat dan Bahan


1. Dua batang gelas
2. Dua tabung reaksi
3. Dua beaker glass
4. Empat pinset
5. Suspensi bakteri Staphylococcus aureus
6. Natrium hipoklorit 0,5%

18
7. Kaldu
8. Kertas HVS
9. Plastik
10. Rak tabung
11. Autoklaf

C. Langkah Kerja
1. Bungkus batang gelas, pinset, dan beaker glass dengan HVS dan
masukkan ke dalam plastik
2. Masukkan batang gelas, pinset, dan beaker glass yang sudah
dibungkus dengan kertas HVS dan plastik ke dalam autoklaf untuk di
sterilisasi
3. Sambil menunggu sterilisasi, letakkan tabung reaksi berisi kaldu di rak
tabung
4. Setelah sterilisasi selesai, buka pembungkus gelas steril, pinset, dan
beaker glass
5. Ambil salah satu batang gelas steril menggunakan pinset dan
masukkan ke dalam suspensi bakteri lalu buka penutup tabung reaksi
berisi kaldu dan pindahkan batang gelas ke dalam tabung reaksi lalu
tutup kembali
6. Ambil batang gelas steril yang lain menggunakan pinset yang berbeda
dan masukkan ke dalam natrium hipoklorit 0,5% kemudian
dimasukkan dalam kaldu dalam tabung reaksi lain lalu tutup kembali
tabung reaksi
7. Inkubasi kedua tabung berisi kaldu tersebut pada suhu 350C selama
18-24 jam

19
D. Hasil Pengamatan
a. Apa yang dimaksud dengan antisepsis dan desinfeksi ?
 Desinfeksi : Suatu kegiatan mengeliminasi atau
memusnahkan bentuk-bentuk vegeratif dari sebagian besar
organisme yang berbahaya dan patogen, tapi tidak ditujukan
untuk membunuh semua mikroba
 Antisepsis : Upaya pencegahan infeksi dengan
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada kulit dan jaringan tubuh lainnya
b. Pengamatan terhadap Bakteri Staphylococcus aureus

Batang gelas
Tanpa natrium hipoklorit Dengan natrium
0,5% hipoklorit 0,5%
(tabung 1) (tabung 2)
Pertumbuhan bakteri
(kekeruhan medium) Keruh Sedikit keruh

Tabung tidak terkontaminasi Tabung sedikit terkontaminasi


(hasil seharusnya) (hasil praktikum)

Tabung 2 Tabung 1 Tabung 2 Tabung 1

20
E. Pembahasan
Batang gelas yang dimasukkan ke dalam kaldu tanpa menggunakan
natrium hipoklorit menghasilkan cairan yang keruh. Cairan ini bisa keruh
karena pengaruh bakteri yang sangat cepat bertumbuh tanpa ada penahan
atau penghambat pertumbuhan bahkan membunuh bakteri tersebut.
Kekeruhan yang sangat terlihat pada air kaldu membuktikan sangat banyak
bakteri yang berada di dalamnya.
Kemudian pada percobaan ke-2 yang dilakukan perlakuan yaitu
memasukkan batang gelas steril ke dalam natrium hipoklorit sebelum
dimasukkan ke dalam kaldu menghasilkan hasil yang sedikit berbeda. Air
kaldu nampak sedikit keruh, tidak terlalu keruh seperti pada air kaldu
sebelumnya. Namun seharusnya, air kaldu pada perlakuan ke-2 ini
berwarna jernih dan tidak keruh sama sekali karena penggunaan natrium
hipoklorit. Natrium hipoklorit adalah salah satu bahan kimia yang dapat
berfungsi sebagai desifektan karena dapat melepaskan klorin yang mampu
membunuh bakteri. Air kaldu menjadi keruh terjadi karena adanya kesalahan
berupa kontaminasi. Tutup tabung reaksi yang seharusnya terjaga tetap steril,
terkena meja dan menjadi tidak steril sehingga menyebabkan hasil percobaan
tidak terlalu sempurna.

21
DAFTAR PUSTAKA

Aurora, Habiba. 2013. Manual Prosedur Instruksi Kerja Alat


Laboratorium Ilmu FAAL. Malang: Universitas Brawijaya

Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomal : Problematika dan Pengendaliannya.


Jakarta: Salemba Medika

Laksana, Raden. 2016. Petunjuk Teknis Pengoperasian Alat Incubator


Shaker Wisecube. Cibinong : LIPI

Nugroho, Endik dan Dwi Anggorowati. 2106. Penuntun Praktikum


Bioteknologi. Yogyakarta: Deepublish

Putranto, Rudi, Kembang, Sunarno, dkk. 2014. Corynebacterium


diphtheriae : Diagnosis Laboratorium Bakteriologi. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia

Respati. 2008. Macam-macam Mikroskop dan Cara Penggunaannya.


Semarang: Universitas Wahid Hasyim

Sumitro, Sutiman, Fatchiyah, dkk. 2014. Petunjuk Praktikum Biologi


Umum : Keanekaragaman Hayati. Malang: Universitas Brawijaya

Suprayitno, Eddy. 2017. Dasar Pengawetan. Malang: UB-Press

World Health Organization. 1999. Limbah Layanan Kesehatan. Jakarta:


EGC

Zuhriyah, Lilik. 2013. Gambaran Bakteriologis Tangan Perawat


(Bacteriological Descriptions of Nurses’s Hand). Malang: Universitas Brawijaya

22

Anda mungkin juga menyukai