Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TUGAS

BLOK NEUROPSIKIATRI

Dosen :
Dr. dr. Achdiat Agoes, Sp.S

Oleh :
Nur Iedha Tertiana
17910027
B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
2017
1. Menjelaskan sistem simpatis dan parasimpatis

SISTEM SARAF

a. Pendahuluan

Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf (neuron) yang mempunyai
bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam
kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan)
antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf yang
berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam
tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap
rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Fungsi sel saraf adalah mengirimkan
pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Struktur Sel Saraf Setiap
neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel.
Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson
(neurit).Dendrit berfungsi menerima impuls dan menyalurkannya ke badan sel saraf,
sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain.
Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua
serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak
disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson.
Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut
saraf mielin. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari
akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi
mempercepat penghantaran impuls.

Sistem saraf, satu dari dua sistem pengaturan utama tubuh, terdiri dari
sistem saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan medula spinalis dan sistem saraf
tepi (SST) yang terdiri dari serat aferen dan eferen yang menyampaikan sinyal antara
SSP dan perifer.
Setelah diinformasikan oleh SST bahwa terdapat perubahan pada lingkungan internal
atau eksternal yang mengancam homeostasis, SSP membuat pengaturan yang sesuai
untuk mempertahankan homeostasis. SSP membuat penyesuaian dengan
mengontrol aktivitas efektor (otot dan kelenjar), mennghantarkan sinyal dari SSP ke
organ-organ melalui defisi eferen SST.

b. Sistem Saraf Autonom

Sistem saraf otonom adalah bagian sistem saraf yang mengatur sebagian
besar fungsi viseral tubuh. Sistem ini membantu mengatur tekanan arteri, motalitas,
dan sekresi gastrointestinal, dll. Sistem saraf otonom terutama diaktifkan oleh pusat-
pusat yang terletak di medula spinalis, batang otak, dan hipotalamus. Juga korteks
serebri, khususnya korteks limbik. Sinyal otonomik eferen dihantarkan ke berbagai
organ tubuh melalui dua subdivisi utama yang disebut sistem saraf simpatis dan
sistem saraf parasimpatis.

Jalur saraf otonom

Setiap jalur saraf otonom yang berjalan dari SSP ke suatu organ yang disarafi
adalah suatu rangkaian dua neuron. Badan sel neuron pertama dalam rangkaian ini
terletak di SSP. Aksonnya, serat praganglion, bersinaps dengan badan sel neuron
kedua yang terletak di dalam suatu ganglion. Akson neuron kedua, serat
pascaganglion menyarafi organ efektor.

Sistem saraf otonom memiliki dua subdivisi yaitu sistem saraf simpatis dan
parasimpatis. Serat saraf simpatis berasal kornu lateral regio toraks dan lumbal
korda spinalis. Serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah kranium dan
sakrum SSP.
Serat pascaganglion simpatis dan parasimpatis

Serat praganglion simpatis dan parasimpatis mengeluarkan neurotransmiter


yang sama yaitu asetilkolin (Ach), tetepi ujung pascaganglion kedua sistem saraf ini
mengeluarkan neurotransmiter yang berbeda (neurotransmiter yang mempengaruhi
organ efektor). Serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan asetilkolin. Karen
itu, serat-serat ini, bersama dengan semua serat praganglion otonom disebut serat
kolinergik. Sebagian besar serat pascaganglion simpatis disebut serat adrenergik
karena mengaluarkan noradrenalin/norepinefrin. Asetilkolin dan norepinefrin
berfungsi sebagai caraka kimiawi di tubuh.
Struktur yang disarafi

Sistem saraf simpatis mendorong respon yang mempersiapkan tubuh untukaktivitas


fisik berat sementara sistem parasimpatis mendominasi pada keadaan tenang dan
s
a
n
t
a
i
.

2. G
a
n
g
guan yang diakibatkan gangguan pada sistem simpatis dan parasimpatis
Suatu serat otonom dapat merangsang maupun menghambat aktivitas di
organ yang disarafinya. Sebagian besar organ viseral disarafi oleh serat simpatis dan
parasimpatis yang secara umum menimbulkan efek yang bertentangan di satu organ.
Persarafan ganda organ oleh kedua kedua cabang sistem saraf otonom
memungkinkan kontrol yang akurat pada aktivitas suatu organ. Sistem saraf simpatis
mendominasi dalam situasi darurat atau penuh stres dan mendorong respon-respon
yang mempersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik berat. Sistem parasimpatis
mendominasi pada keadaan tenang serta mendorong aktivitas untuk memelihara
tubuh.
Apabila terjadi gangguan pada sistem simpatis dan parasimpatis maka akan
terjadi ketidakseimbangan tubuh dalam menghadapi aktivitas sehari-hari dan
semakin membuat koordinasi tubuh manusia menajdi kacau. Sebagai contoh organ
jantung. Dalam keadaan normal efek stimulasi simpatis pada jantung adalah
meningkatkan kecepatan denyut jantung dan memingkatkan kekuatan kontraksi
jantung keseluruhan. Sementara efek stimulasi parasimpatis adalah menurunkan
kecepatan denyut jantung dan menurunkan kekuatan kontraksi atrium. Apabila kita
dalam keadaan berlari dan sistem saraf simpatis tidak bekerja secara seharusnya,
maka yang akan terjadi adalah tubuh dapat mengalami kekurangan oksigen
dikarenakan pemompaan jantung yang tidak kuat. Pada akhirnya sel-sel di dalam
tubuh akan mengalami glikolisis anaerob yang menimbulkan pegal-pegal. Selain itu
kita juga akan mengalami hipoksia jaringan dan dapat menimbulkan kejadian yang
tidak diinginkan mungkin seperti pingsan. Dan masih banyak kerugian yang dapat
ditimbulkan gangguan sistem saraf otonom.

3. Bukti bahwa Allah sayang pada manusia

Allah akan senantiasa menguji hamba-Nya dengan berbagai macam ujian.


Namun, di balik ujian itu ada hikmah yang tersimpan di dalamnya. Ketika Allah
menguji hamba-Nya dan hamba-Nya itu mau bersabar dan tetap berprasangka baik
(syukur) pada Allah. Maka, Allah akan mengangkat derajat hamba tersebut di sisi-
Nya. Allah tidak hanya menguji hamba-Nya dengan kesusahan saja, akan tetapi Allah
juga menguji hamba-Nya dengan kesenangan. Tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui bahwa sesungguhnya Allah menguji manusia dengan kebaikan
(kesenangan) dan keburukan (kesengsaraan). Sebagaimana dijelaskan dalam Surah
Al-Anbiya ayat 35 :

ُِّ ‫ش ُِّرُّ َو ْال َخي‬


َ ُ‫ْرُّفِتْنَةُُّّ َوإُِّلَ ْينَاُّت ُ ْر َجع‬
ُّ‫ون‬ ُِّ ‫ُكلُُّّنَ ْفسُُّّذَائِقَ ُّةُُّ ْال َم ْو‬
َّ ‫تُّ َونَ ْبلُو ُك ُّْمُّبِال‬

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai ujian (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada
Kami-lah kamu akan dikembalikan.”
Manusia terkadang cepat berkeluh kesah pada keadaannya. Saat ia mendapat suatu
nikmat ia akan merasa kurang terus dan cenderung kikir. Dan saat ia mendapat suatu
musibah ia merasa belum sanggup menerimanya dan tidak mau bersabar. Allah telah
menjelaskan hal itu pada Surah Al-Ma’arij ayat 19 :

ُُّ ‫س ُّهُُّ ْال َخي‬


‫ْرُّ َمنُوعا‬ َّ ‫ُّ َوإِذَاُّ َُّم‬.ُّ‫ج ُزوعا‬
َُّ ُُّّ‫شر‬ َّ ‫ُّإِذَاُّ َُّم‬.ُّ‫قُّ َُّهلُوعا‬
َّ ‫س ُّهُُّال‬ ُُّ ُّ‫ان‬
َُّ ‫خ ِل‬ َ ‫نُّاإل ْن‬
َُّ ‫س‬ َُّّ ِ‫إ‬

“Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa


kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila dia mendapat kebaikan (harta) dia
menjadi kikir.”

Diantara bukti kasih sayang Allah kepada hamba-Nya adalah Allah akan senantiasa
menguji hamba-Nya itu dengan berbagai macam ujian. Apabila hamba tersebut
mampu bersabar dan tetap berprasangka baik pada Allah, maka Allah akan
mengangkat derajat hamba itu di sisi-Nya dengan beberapa derajat. Allah juga akan
menghapus kesalahan dan dosa-dosa hamba-Nya yang mau bersabar dalam
menghadapi berbagai macam ujian.

Allah akan menghapus dosa dan kesalahan hamba-hamba-Nya yang sedang


mendapatkan ujian manakala hamba-hamba tersebut mau bersabar dan tetap
berprasangka baik pada Allah. Bahwa diri ini adalah milik-Nya, maka apakah kita
pantas berprasangka buruk pada Allah. Semuanya dari Allah dan akan kembali
kepada Allah. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 155 – 156 :

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
berkata, ‘ Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ (sesungguhnya kami milik Allah dan
kepada-Nyalah kami kembali).
Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat (kasih sayang) dari
Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

4. Cara menginvestigasi orang yang mengantarkan orang yang sedang koma

Oleh karena banyaknya kasus orang yang membawa seseorang yang koma
adalah orang yang meneybabkan orang tersebut koma, maka yang mungkin bisa
dilakukan oleh dokter adalah menyelidiki secara sekilas. Hal pertama yang harus
ditanyakan adalah identitas orang tersebut dan memastikan bahwa ia adalah orang
yang benar. Selain itu tanyakan menganai kronologis kejadian yang diketahui orang
tersebut. Kronologis meliputi tenpat, waktu, detail kejadian, dsb. Kemudian ketika
orang tersebut menjelaskan, perhatikan bahasa tubuh darinya. Ada beberapa bahasa
tubuh yang dapat diartikan negatif yaitu :
1. Apabila ia tampak gugup atau gelisah maka bisa diartika ia menutup-nutupi
sesuatu
2. Orang yang berbohong, biasanya dengan sendirinya akan melakukan gerakan
mengusap hidung bagian bawah. Gerakannya bisa secara cepat atau lambat dan
kita perlu mengamati secara seksama. Gerakannya lembut dan bukan
menggosoknya dengan keras dan bukan juga menggaruk hidung
3. Biasanya mata yang berbohong akan selalu melihat ke arah yang lain, baik itu ke
atas, bawah, samping, yang terpenting adalah tidak melihat kearah lawan bicara
kita. Yang paling sering terjadi mata biasanya menerawang entah kemana,
sementara mulut berbicara bohong. Orang yang tidak memandang atau
mendengarkan lawan bicaranya sebenarnya dia sedang menyembunyikan
sesuatu. Akan tetapi, kita juga perlu memperhatikan beberapa pengecualian,
seperti halnya orang-orang pemalu atau tidak percaya diri, bukan berarti sedang
berbohong
4. Tanda orang berbohong dapat dilihat melalui isyarat dia melalui gerakan
menggaruk leher. Gerakan tersebut dilakukan jari telunjuk yang menujukan
keraguan atau ketidakpastian dari perkataan.

5. Pemeriksaan motorik pada GCS


GCS terdiri dari 3 pemeriksaan yaitu penilaian : respon membuka mata, respon
verbal, dan respon motorik.

Tingkat kesadaran GCS :


1. Respon membuka mata
Respon Nilai
Buka mata spontan 4

Buka mata dg rangsang suara 3

Buka mata dg rangsang nyeri 2

Buka mata dg rangsang nyeri 1

2. Respon verbal
Respon Nilai
Berorientasi baik 5

Disorientasi waktu/ tempat/ orang 4

Meracau kata-kata 3

Mengerang/ tidak terbentuk kata-kata 2

Tidak respon 1

3. Respon motorik
Respon Nilai
Menuruti perintah 6

Melokalisir nyeri 5
Pasien mengangkat tangan sampai melewati dagu untuk
menepis rangsang nyeri

Withdrawal 4
Menolak rangsangan nyeri pada anggota gerak

Decorticate 3
Reaksi fleksi yang berarti ingin menjauhi rangsang nyeri
ketika diberikan penekanan.

Decerebrate 2
Terjadi ekstensi pada siku ketika diberi rangsang nyeri
yang adekuat.

Tidak respon 1

Anda mungkin juga menyukai