PENDAHULUAN
kerusakan rawan sendi dan tulang subkondral yang menyebabkan nyeri pada
mengenai dua per tiga orang yang berumur lebih dari 65 tahun, dengan prevalensi
60,5% pada pria dan 70,5% pada wanita.2 Insiden OA di Amerika pada usia 55-64
tahun, sekitar 28% laki-laki dan perempuan terkena OA lutut dan 23% OA
panggul. Pada usia antara 65-74, 39% laki-laki dan perempuan menderita OA
lutut dan 23% menderita OA panggul. Pada usia diatas 75 tahun, sekitar 100%
radiologis mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita yang berumur antara
keseluruhan kasus (1297) reumatik, dimana 69% diantaranya adalah wanita dan
kebanyakan merupakan OA lutut (87%). Sedangkan pada tahun 2010 dari 2760
1
Penderita OA biasa datang dengan keluhan utama nyeri sendi yang
meningkat dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Nyeri sendi ini
entesopati, bursitis dan spasme otot sehingga mempengaruhi pilihan terapi. 4,1
pengganti sendi hanya dilakukan untuk penderita dengan OA yang berat dan/atau
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sendi panggul (hip joint) adalah sambungan tulang yang terletak di antara
tulang panggul dan pangkal atas tulang paha. Hip Joint pada manusia terdiri dari
Di dalam hip joint yang normal terdapat suatu jaringan lembut dan tipis
disebut dengan selaput sinovial. Selaput ini memproduksi cairan yang melumasi
dan hampir menghilangkan efek gesekan di dalam hip joint. Permukaan tulang
juga mempunyai suatu lapisan tulang rawan (artikular kartilago) yang merupakan
bantalan lembut dan memungkinkan tulang untuk bergerak bebas dengan mudah.
3
Lapisan ini mengeluarkan cairan yang melumasi dan mengurangi gesekan di
Pada hip joint normal, femoral head memiliki artikular kartilago yang
baik, dimana masih mampu mengeluarkan cairan yang melumasi dan mengurangi
rawan sendi dan tulang subkondral yang menyebabkan nyeri sendi dan gangguan
Osteoartritis mengenai dua per tiga orang yang berumur lebih dari 65
tahun, dengan prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5% pada wanita.2 Osteoartritis
merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang paling umum di dunia. Felson
4
(2008) melaporkan bahwa satu dari tiga orang dewasa memiliki tanda-tanda
radiologis terhadap OA. OA pada lutut merupakan tipe OA yang paling umum
keseluruhan usia di bawah 45 tahun frekuensi OA kurang lebih sama pada laki-
laki dan wanita. Tetapi diatas 50 tahun (setelah menopause) frekuensi OA lebih
banyak pada wanita daripada pria.8 Insidensi osteoartritis di Amerika pada usia
tangan. Pada usia 55-64 tahun, 28% laki-laki dan perempuan terkena osteoartritis
lutut dan 23% osteoartritis panggul. Pada usia antara 65-74, 39% laki-laki dan
osteoartritis pada panggul. Pada usia diatas 75 tahun, sekitar 100% laki-laki dan
tetapi usia tetap merupakan salah satu faktor risikonya. Sekitar 50% dari usia
hanya 10% pria dan 18% wanita diantaranya yang memperlihatkan gejala klinis
OA. Sekitar 10% pasien mengalami disabilitas karena OA nya sehingga dapat
tahun 2025 populasi usia lanjut di Indonesia akan meningkat 414% dibanding
mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita yang berumur antara 40-60
5
tahun. Penelitian di Bandung pada pasien yang berobat ke klinik reumatologi
kasus (1297) reumatik, dimana 69% diantaranya adalah wanita dan kebanyakan
merupakan OA lutut (87%). Sedangkan pada tahun 2010 dari 2760 kasus reumatik
yang terdata, 73% diantaranya adalah penderita OA. Dengan demikian OA akan
berbagai macam proses penyakit. Dalam pandangan masa lalu, hal ini dianggap
primer jika tidak ada penyebab pemicu yang dapat diketahui atau sekunder jika
ada sumber yang mendahuluinya (contoh trauma mayor) telah diketahui. Pada
kebanyakan penelitian memberi perhatian pada kedua lutut dan panggul; faktor
dan hal ini bukan hanya penyakit degeneratif sendi, tapi juga biomekanik
memiliki peranan penting pada onset penyakit dan progresifitasnya.9 Temuan ini
(contohnya pada orang dengan gejala OA medial yang kelebihan beban pada
6
kompartemen medial, progresi OA lutut dihubungkan dengan beban biomekanis,
dan beban lutut yang berubah berhubungan dengan beratnya nyeri) telah
diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses
dengan OA sekunder.4
1) Grade 0 : normal
3) Grade 2 : osteofit pada dua tempat dengan sklerosis subkondral, celah sendi
5) Grade 4 : terdapat banyak osteofit, tidak ada celah sendi, terdapat kista
7
2.6 Patogenesis Osteoartritis
berbagai bagian sendi sinovial, misalnya pada membran sinovial. Keadaan ini
disebut sinovitis dan terjadilah pelepasan sitokin pro-inflamasi seperti IL-1β dan
TNF-α. Peningkatan kadar IL-1β dan TNF-α menciptakan reaksi kaskade yang
awal OA. Peningkatan kadar IL-1β ditemukan dalam cairan sinovial sendi dimana
prostaglandin E2. Selain itu juga terdapat peningkatan jumlah reseptor IL-1 pada
sinergis dengan IL- 1β. TNF-α merangsang ekspresi enzim degradasi matriks dan
8
reseptor sel masing-masing di kondrosit dan jalur pensinyalan yang menghasilkan
keduanya dapat merusak kolagen tipe II dan proteoglikan pada kartilago artikular.
peningkatan kadar PGE2 merupakan akibat dari konsentrasi IL-1β yang lebih
tipe dua.14
banyak cara. IL-1β menstimulasi secara berebihan dari inducible nitric oxide
untuk menghambat sintesis proteoglikan dan kolagen dalam kondrosit dan juga
tipe dua dan proteoglikan yang merupakan dua jenis makromolekul utama pada
awal tidak mungkin untuk mendiagnosis suatu OA. Perubahan awal pada
9
berlanjut maka akan berakhir dengan kehancuran dan kehilangan kartilago
proteoglikan dan kolagen tipe dua yang tidak adekuat ke kartilago dan cairan
sendi. Proteoglikan pada kartilago akan sering habis serta jalinan-jalinan kolagen
akan mudah mengendur. Proses katabolik yang berlebihan dan proses anabolik
yang tidak adekuat akan menyebabkan kegagalan pertahanan sendi sehingga akan
Rheumatology adalah:17
10
2.7.1 Tanda dan Gejala Klinis
a. Nyeri sendi
dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri yang melebihi gerakan lain. Perubahan
ini dapat ditemukan meski OA masih tergolong dini. Umumnya nyeri bertambah
berat dengan semakin beratnya penyakit sampai sendi hanya bisa digoyangkan
dan menjadi kontraktur. Hambatan gerak dapat terjadi konsentris (seluruh arah
sendi tidak diikuti dengan timbulnya nyeri. Sehingga dapat diasumsikan bahwa
nyeri yang timbul pada OA berasal dari luar kartilago. Pada penelitian dengan
menggunakan MRI, didapat bahwa sumber dari nyeri yang timbul diduga berasal
dari peradangan sendi ( sinovitis ), efusi sendi, dan edema sumsum tulang.7
Selain itu osteofit juga merupakan salah satu penyebab timbulnya nyeri.
hingga ke kartilago dan menuju ke osteofit yang sedang berkembang Hal ini
menimbulkan nyeri. Nyeri dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae
di dekat sendi. Sumber nyeri yang umum di lutut adalah akibat dari anserine
11
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat secara perlahan sejalan
Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau tidak
melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang
cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi hari. Kaku biasanya kurang dari
30 menit.4
d. Krepitasi
Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit. Gejala
ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan
akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang
yang biasanya tidak banyak ( < 100 cc ) atau karena adanya osteofit, sehingga
bentuk permukaan sendi berubah. Gejala ini sering dijumpai pada OA lutut.4
gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan ) dapat dijumpai pada OA
karena adanya synovitis. Biasanya tanda – tanda ini tidak menonjol dan timbul
pada perkembangan penyakit yang lebih jauh. Gejala ini sering dijumpai pada OA
lutut.4
12
Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien dan merupakan
ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih pada pasien lanjut
usia. Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat
badan.4
Pada penderita OA, pemeriksaan radiografi pada sendi yang terkena sudah
13
Kellgren dan Lawrence yang membagi OA dimulai dari tingkat ringan hingga
tingkat berat. Perlu diingat bahwa pada awal penyakit, gambaran radiografis sendi
masih dalam batas-batas normal. Pada OA yang disertai peradangan sendi dapat
dijumpai peningkatan ringan sel peradangan ( < 8000 / m ) dan peningkatan nilai
protein.4
14
2.8 Penatalaksanaan Osteoartritis
a. Edukasi pasien.
gaya hidup.
c. Bila berat badan berlebih (BMI > 25), program penurunan berat badan, minimal
e. Terapi fisik meliputi latihan perbaikan lingkup gerak sendi, penguatan otot- otot
(quadrisep/pangkal paha) dan alat bantu gerak sendi (assistive devices for
splint dan alat bantu gerak sendi untuk aktivitas fisik sehari-hari.
nonfarmakologi.
a. Untuk OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang, dapat diberikan salah satu
obat berikut ini, bila tidak terdapat kontraindikasi pemberian obat tersebut:
15
b. Untuk OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang, yang memiliki risiko pada
analgesik rendah dan dapat dinaikkan hingga dosis maksimal hanya bila dengan
dosis rendah respon kurang efektif. Pemberian OAINS lepas bertahap (misalnya
perdarahan sistem gastrointestinal bagian atas atau dengan adanya ulkus saluran
pencernaan.
Cyclooxygenase-2 inhibitor.
c. Untuk nyeri sedang hingga berat, dan disertai pembengkakan sendi, aspirasi dan
40 mg) untuk penanganan nyeri jangka pendek (satu sampai tiga minggu) dapat
16
a. Untuk penderita dengan keluhan nyeri sedang hingga berat, dan memiliki
(13%).
merugikan baik yang bersifat lokal maupun sistemik. Pada dasarnya ada 2
tindakan adalah dokter ahli reumatologi atau dokter ahli penyakit dalam
Dapat diberikan pada OA lutut, jika mengenai satu atau dua sendi
dengan keluhan nyeri sedang hingga berat yang kurang responsif terhadap
OAINS. Diberikan juga pada OA lutut dengan efusi sendi atau secara
17
pemeriksaan fisik terdapat tanda-tanda inflamasi lainnya. Teknik
penyuntikan lebih dari sekali dalam kurun 3 bulan atau setahun 3 kali
pada penderita OA
2. Viskosuplemen: Hyaluronan
low molecular weight, 1 kali untuk jenis high molecular weight, dan 2 kali
penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar. Kalau tidak dapat timbul
berbagai penyulit seperti artritis septik, nekrosis jaringan dan abses steril.
18
Perlu diperhatikan faktor alergi terhadap unsur/bahan dasar hyaluronan
2.8.3 Pembedahan
1. Adanya kecurigaan atau terdapat bukti adanya artritis inflamasi: bursitis, efusi
2. Adanya kecurigaan atau terdapat bukti artritis infeksi (merupakan kasus gawat
Pasien dengan gejala klinis OA yang berat, gejala nyeri menetap atau
konvensional).
sehari-hari.
19
Deformitas varus atau valgus (>15 hingga 20 derajat) pada OA lutut
osteotomy/realignment osteotomies.
membungkuk
Nyeri pinggul yang berlanjut saat beristirahat, baik siang atau malam hari
Pereda nyeri yang tidak memadai dari obat anti-inflamasi, terapi fisik, atau
dukungan berjalan
20
Tidak ada batasan usia atau berat badan mutlak untuk total hip
replacement (THR). Rekomendasi untuk operasi didasarkan pada rasa nyeri dan
disabilitas pasien, bukan usia. Kebanyakan pasien yang menjalani total hip
replacement adalah usia 50 hingga 80, tetapi ahli bedah ortopedi mengevaluasi
hip yang digunakan dan prosedur operasi. Sedangkan pasca operasi perlu
tiruan (artificial hip prosthesis). Sendi panggul yang terindikasi arthritis dilakukan
pemotongan pada tulang femur terutama di bagian sekitar femoral head. Setelah
cup pada acetabulum. Hip joint prosthesis akan dipasang dengan cara menanam
Gambar 2.6 Foto polos sebelum dan sesudah total hip replacement pada OA5
21
Tingkat komplikasi setelah operasi total hip replacement rendah.
Komplikasi serius, seperti infeksi sendi, terjadi pada kurang dari 2% pasien.
Komplikasi medis utama, seperti serangan jantung atau stroke, terjadi lebih
Meskipun jarang terjadi, ketika komplikasi ini terjadi maka dapat memperpanjang
diantaranya infeksi, blood clots, panjang kaki yang tidak sama, dislokasi
kejadian yang lebih kecil seperti cedera saraf dan pembuluh darah, perdarahan,
fraktur, dan kekakuan sendi. Pada sejumlah kecil pasien, nyeri dapat berlanjut
22
Gambar 2.8 Algoritma penatalaksaan osteoartritis 1
23
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. ER
Umur : 27 tahun
Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Nomor RM : 00.99.10.62
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri pada panggul kiri dan kanan yang semakin meningkat sejak 1
Nyeri pada panggul kiri dan kanan yang semakin meningkat sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri sudah dirasakan sejak 1 tahun
24
Riwayat kaku sendi panggul pada pagi hari setiap kali bangun tidur (+),
selama ± 5 menit.
Riwayat kecelakaan lalu lintas 3 tahun yang lalu. Pasien mengeluh nyeri di
berobat ke rumah sakit, hanya diurut dan minum obat penghilang nyeri
Deksklorfeniramin Maleat 2,0 mg) 2-3 kali sehari tanpa resep dokter.
Riwayat trauma pada panggul tidak diketahui, trauma ditempat lain (-).
Riwayat alergi ikan tongkol (+), konsumsi obat “Mexon” setiap kali gatal-
gatal.
Riwayat Pengobatan
25
III. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : CMC
Nadi : 80 kali/menit
Nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36,7o C
Status Generalis
Kepala : Normochepal
Paru
Perkusi : Sonor
26
Jantung
Abdomen :
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar dan
Perkusi : Timpani
27
Status Lokalis ekstremitas bawah:
V. DIAGNOSIS BANDING
Laboratorium
Darah Rutin
Hb : 16,4 gr/dl
Leukosit : 11.070/mm3
Hematokrit : 45%
28
Pemeriksaan Foto Polos
Hasil : tampak penyempitan celah sendi, osteofit dan sklerosis subkondral pada
Kesan : Osteoartritis
VII. DIAGNOSIS:
VIII. TATALAKSANA
IX. PROGNOSIS
29
FOLLOW UP
Senin, 21/5/2018
S/ - Nyeri (+)
O/ - KU/sdg Kes/CMC TD/120/80,
Nd/80 x/’ Nf/20 x/’ T/af
- Status lokalis ekstremitas bawah :
Diskrepansi (+), True length kanan : 81 cm, kiri : 83 cm
Apparent length kanan : 84,5 cm, kiri : 86,5 cm
A/ OA hip joint bilateral
P/ - Pro THR (D)
Selasa, 22/5/2018
S/ - Nyeri (+)
O/ - KU/sdg Kes/CMC TD/120/70,
Nd/84 x/’ Nf/18 x/’ T/af
- Status lokalis ekstremitas bawah :
Diskrepansi (+), True length kanan : 81 cm, kiri : 83 cm
Apparent length kanan : 84,5 cm, kiri : 86,5 cm
A/ OA hip joint bilateral
P/ - Pro THR (D)
Rabu, 22/5/2018
S/ - Nyeri (+)
O/ - KU/sdg Kes/CMC TD/120/80,
Nd/78 x/’ Nf/18 x/’ T/af
- Status lokalis ekstremitas bawah :
Diskrepansi (+), True length kanan : 81 cm, kiri : 83 cm
Apparent length kanan : 84,5 cm, kiri : 86,5 cm
A/ OA hip joint bilateral
P/ - Pro THR (D)
30
BAB IV
DISKUSI
Osteoartritis yang terjadi pada pasien berusia 27 tahun ini adalah osteoartritis
pada usia muda dengan berbagai penyebab, salah satunya trauma pada sendi.
Trauma pada sendi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah sendi tersebut
panggul dan nyeri saat berjalan mengarahkan telah terjadi suatu trauma yang
diikuti proses inflamasi pada struktur sendi panggul. Dugaan ini belum bisa
disangkal karena secara klinis mendukung adanya suatu lesi pada sendi panggul
pada pasien ini diperberat oleh pemakaian steroid dalam jangka waktu yang lama
dan tanpa resep dokter. Struktur jaringan yang terdapat banyak end artery seperti
steroid jangka lama akan mengganggu suplai darah karena menyebabkan dilatasi
31
direkomendasikan perhimpunan reumatologi indonesia tahun 2014, terapi
terapi farmakologis dan non farmakologis. Dari riwayat pengobatan, pada pasien
belum pernah dilakukan terapi farmakologis dan non farmakologis secara optimal.
farmakologis dan non farmakologis secara optimal terlebih dahulu dan di follow
dapat dimulai dengan terapi awal asetaminofen (kurang dari 4 gram per hari) atau
obat anti inflamasi non-steroid (OAINS). Bila gejala sedang-berat biasanya dapat
Akan tetapi, pada pasien ini juga sudah terpenuhi indikasi operasi THR
yaitu adanya nyeri panggul yang membatasi aktivitas sehari-hari, seperti berjalan
atau membungkuk dan nyeri panggul yang berlanjut saat beristirahat, baik siang
atau malam hari. Keadaan ini sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Terapi
32
DAFTAR PUSTAKA
33
11. Hurwitz DE, Ryals AR, Block JA, et al. 2000. Knee pain and joint loading
in subjects with osteoarthritis of the knee. J Orthop Res.18:572-9
12. Muller MB, Tuan RS. 2011. Anabolic/catabolic balance in pathogenesis of
osteoarthritis: identifying molecular targets. PM R. 3: S3-S11
13. Kawaguchi H. 2008. Endochondral ossification signals in cartilage
degradation during osteoarthritis progression in experimental mouse
models. Mol Cells. 25:1-6
14. Attur M, Al-Mussawir HE, Patel J, et al. 2008. Prostaglandin E2 exerts
catabolic effects in osteoarthritis cartilage: evidence for signaling via the
EP4 receptor. The Journal of Immunol. 181:5082-88
15. Saarakkala S, Julkunen P, Kiviranta P, et al. 2010. Dept-wise progression
of osteoarthritis in human articular cartilage: investigation of composition,
structure and biomechanics. Osteoarthritis and Cartilage. 18:73-81
16. Huebner JL, Williams JM, Deberg M, et al. 2010. Collagen fibril
disruption occurs early in primary guinea pig knee osteoarthritis.
Osteoarthritis and Cartilage.18:397-405
17. American College of Rheumatology Subcommittee. 2000. Osteoarthritis
Guidelines. Arthritis Rheum. 43(9):1905-15
34