BAGIAN PSIKIATRI
BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016
DAFTAR MODUL
2
MODUL I
GANGGUAN MENTAL ORGANIK
BAGIAN PSIKIATRI
FK UNAND
TOPIK : GANGGUAN SUBTOPIK : DELIRIUM Kompetensi : 3A
MENTAL ORGANIK
TUJUAN 1. Kognitif
PEMBELAJARAN a. Menjelaskan definisi dan kriteria diagnosis
Gangguan Mental Organik (terutama delirium)
b. Menjelaskan pembagian Gangguan Mental
Organik
c. Menjelaskan etiologi Gangguan Mental Organik
d. Menjelaskan pemeriksaan fisik dan psikiatrik
Gangguan Mental Organik
e. Menjelaskan penatalaksanaan Gangguan Mental
Organik
f. Menjelaskan prognosis Gangguan Mental Organik
2. Psikomotor
a. Mampu melakukan auto anamnesis dan
alloanamnesis
b. Mampu memperoleh data mengenai keluhan/
masalah utama
c. Mampu memperoleh data mengenai riwayat
perjalanan penyakit sekarang dan dahulu
d. Mampu memperoleh data bermakna mengenai
riwayat perkembangan, pendidikan, pekerjaan,
perkawinan dan kehidupan keluarga
e. Mampu menilai status mental: kesadaran,
orientasi, intelegensia secara klinis, bentuk dan isi
pikiran, mood dan afek, motorik, pengendalian
3
impuls, kemampuan menilai realita, insight,
judgement
f. Mampu menilai kemampuan fungsional (general
assessment of functioning)
g. Mampu menegakkan diagnosis kerja berdasarkan
diagnosis multiaksial
h. Mampu membuat diagnosis banding
i. Mampu mengidentifikasi kedaruratan psikiatri
j. Mampu mengidentifikasi masalah di bidang fisik,
psikologis dan sosial
k. Mampu memberikan terapi pendahuluan
l. Mampu membuat prognosis
m. Mampu menentukan indikasi rujuk
n. Mampu menindaklanjuti setelah kembali dari
rujukan
3. Attitute
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan wawancara dan pemeriksaan
c. Melakukan Rapport
d. Berempati kepada pasien dan keluarga
e. Mendengarkan keluhan pasien dan keluarga
f. Menghargai pasien dan keluarga
g. Menghargai keputusan keluarga terhadap pasien
h. Mengakhiri wawancara
i. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
j. Memberikan informed consent kepada keluarga
4
DEFINISI Merupakan gangguan gangguan yang dikaitkan dengan disfungsi
otak secara temporer atau permanen. Disfungsi ini dapat primer,
seperti pada penyakit, cidera, dan rudapaksa yang langsung atau
diduga mengenai otak, dapat juga sekunder, seperti pada
gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai
salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh. Disebut juga
dengan organic brain syndrome, meliputi :
1. Delirium dan demensia
2. Sindrom amnestik dan halusinasi
3. Sindrom waham organik
4. Sindrom afektif organik
5. Sindrom kepribadian organik
6. Intoksikasi dan sindrom putus zat
ETIOLOGI Riwayat perubahan tingkah laku yang timbul akibat disfungsi
primer pada otak, seperti pada penyakit, cidera, dan ruda paksa
yang langsung atau diduga mengenai otak, atau sekunder, seperti
pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak
sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh
5
6. Arus pemikiran cepat dan berubah – ubah
7. Gangguan itu demikian parahnya, hingga mengganggu fungsi
sosial dan pekerjaan.
PEMERIKSAAN Pemeriksaan penunjang bergantung pada jenis GMO, sesuai
PENUNJANG dengan saran bagian terkait.
KRITERIA DIAGNOSIS Kriteria Diagnostik untuk Delirium Karena Kondisi Medis Umum:
2. Psikosis Akut
3. Gangguan Konversi
TERAPI Bila kondisi medis umum yang mendasari gejala psikiatri belum
teratasi, rawat bersama bagian psikiatri dengan bagian terkait di
bagian terkait.
Terapi:
• Anti psikotik
6
• Anti ansietas
7
MODUL 2
8
diagnosis multiaksial
h. Mampu membuat diagnosis banding
i. Mampu mengidentifikasi kedaruratan psikiatri
j. Mampu mengidentifikasi masalah di bidang fisik,
psikologis dan sosial
k. Mampu memberikan terapi pendahuluan
l. Mampu membuat prognosis
m. Mampu menentukan indikasi rujuk
k. Mampu menindaklanjuti setelah kembali dari rujukan
3. Attitute
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan wawancara dan pemeriksaan
c. Melakukan Rapport
d. Berempati kepada pasien dan keluarga
e. Mendengarkan keluhan pasien dan keluarga
f. Menghargai pasien dan keluarga
g. Menghargai keputusan keluarga terhadap pasien
h. Mengakhiri wawancara
i. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
j. Memberikan informed consent kepada keluarga
PENGERTIAN Merupakan gangguan jiwa yang berat, yang ditandai dengan distorsi
fikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh afek yang tidak
wajar (inapropriate) atau tumpul (blunted).
Meliputi :
1. Skizofrenia Paranoid
2. Skizofrenia Hebefrenik
3. Skizofrenia Katatonik
4. Skizofrenia tak terinci
5. Depressi pasca skizofrenia
9
6. Skizofrenia residual
7. Skizofrenia lainnya
8. Skizofrenia YTT
ETIOLOGI Faktor Organik :
a. Faktor Genetik
b. Faktor Biokimiawi : - Dopamin
- Serotonin
- Norepinephrin
Faktor Psikososial :
• Konflik Intrapsikik.
• Komunikasi yang patologik.
• Interaksi keluarga yang patologik :
1) Adanya dominating figure dalam keluarga.
2) Hub. Suami-istri dalam bentuk permusuhan kronis
PEMERIKSAAN Status Mental
FISIK DAN A. Penampilan :
PSIKIATRI • Kesadaran : kompos mentis
• Cara berpakaian : biasanya poor grooming, tidak rapi atau
kotor, kesan tidak dapat mengurus diri
• Sikap: tidak koperatif, bermusuhan
B. Psikomotor:
• Agitasi psikomotor, hiperaktivitas/ hiperkinesis,
C. Pembicaraaan
Logorrhea (pembicaraan meningkat), kadang-kadang bicara
kacau
D. Emosi
• Afek
afek inappropriate/ tidak serasi, afek tumpul, afek yang
terbatas, afek datar
Mood
•
mood disforik, mood yang iritabel.
E. Proses Pikir
1. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
Gangguan mental, psikosis, tes realitas terganggu
10
2. Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran
Kadang-kadang jawaban yang tidak relevan dan
asosiasi longgar
3. Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran
Delusi/ waham: waham bizarre, waham persekutorik,
waham kebesaran, waham referensi, though of
withdrawal, though of broadcasting, though of
insertion, though of control, waham agama.
F. Persepsi
• Halusinasi
Halusinasi auditorik ( ), halusinasi visual ( ), halusinasi
olfaktorik ( ), halusinasi gustatorik ( ), halusinasi taktil ( ),
halusinasi perintah (command halusination),
• Ilusi ( )
G. Tilikan
• Derajat I (penyangkalan) à pasien skizofrenia paranoid
• Derajat II (ambigu)
• Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal
lain):
• Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
• Derajat V (tilikan intelektual)
• Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement :
• Judgment tes : terganggu
• Judgment sosial : terganggu
11
dalam kelompok-kelompok yang penting untuk diagnosis dan yang
sering terdapat secara bersama-sama, misalnya:2
a. Thought echo, thought insertion atau withdrawal dan thought
broadcasting;
b. Waham dikendalikan (delusion of control), waham dipengaruhi
(delusion of influence) atau passivity yang jelas merujuk pada
pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak atau pikiran,
perbuatan atau perasaan (sensation) khusus; persepsi delusional;
c. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus
terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di
antara mereka sendiri, atau jenis suara halusinasi lain yang
berasal dari salah satu bagian tubuh;
d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya
dianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil, seperti misalnya
mengenai identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan
kemampuan “manusia super” (misalnya mampu mengendalikan
cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dari dunia lain);
e. Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas, apabila disertai
baik oleh waham yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun ide-ide berlebihan (overload ideas)
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-
minggu atau berbulan-bulan terus-menerus;
f. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan
(interpolasi) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan atau neologisme;
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),
sikap tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea,
negativisme, mutisme dan stupor;
h. Gejala-gejala “negatif” seperti sikap sangat masa bodoh (apatis),
pembicaraan yang terhenti, respon emosional yang menumpul
12
atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neuroleptika;
i. Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan,
bermanisfestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap
malas, sikap berdiam diri (self – absorbed attiude) dan penarikan
diri secara sosial.2
Pedoman Diagnostik
Persyaratan yang normal untuk diagnostik skizofrenia ialah
harus ada sedikitnya satu gejala tersebut di atas yang amat jelas ( dan
biasanya dua gejala atau lebih apabila gejala-gejala itu kurang tajam
atau kurang jelas) dari gejala yang termasuk salah satu kelompok
gejala (a) sampai (d) tersebut di atas, atau paling sedikit dua gejala dari
kelompok (e) sampai (h) yang harus selalu ada secara jelas selama
kurun waktu satu bulan atau lebih.2
DIAGNOSIS 1. Skizofrenia Paranoid
KERJA 2. Skizofrenia Hebefrenik
3. Skizofrenia Katatonik
4. Skizofrenia tak terinci
5. Depressi pasca skizofrenia
6. Skizofrenia residual
7. Skizofrenia lainnya
8. Skizofrenia YTT
DIAGNOSIS 1. gangguan mental organik
BANDING
2. gangguan afektif gejala psikotik
TERAPI Ada 3 model pengobatan skizofrenia
1. Somatic therapy
® a.terapi obat
13
® b.terapi kejang listrik (ECT=electro convulsive therapy)
2.Psikoterapi
® a. berupa tata laksana psikoterapi
® b. psikoterapi formal (dapat diberikan hanya pada
kasus yg tenang)
3.Milleu therapy (=terapi lingkungan )
14
• Tidak mau / menolak makan
• Sangat gelisah sekali
• Apabila tidak menunjukkan kemajuan setelah 10 hari
pengobatan psikofarmaka.
- Pelaksanaan ECT mempedomani PPK ECT
15
MODUL III
BAGIAN PSIKIATRI FK
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN
UNAND SEMENTARA
TOPIK : GANGGUAN SUB TOPIK : GANGGUAN KOMPETENSI : 3A
PSIKOSIS LAINNYA PSIKOSIS AKUT DAN
SEMENTARA
TUJUAN 1. Kognitif
PEMBELAJARAN a. Menjelaskan definisi dan kriteria diagnosis
Gangguan
Psikosis akut dan sementara
b. Menjelaskan pembagian Gangguan Psikosis akut
dan sementara
c. Menjelaskan etiologi Gangguan Psikosis akut dan
sementara
d. Menjelaskan pemeriksaan fisik dan psikiatrik
Gangguan psikosis akut dan sementara
e. Menjelaskan penatalaksanaan Gangguan
Psikosis akut dan sementara
f. Menjelaskan prognosis Gangguan Psikosis akut
dan sementara
2. Psikomotor
a. Mampu melakukan auto anamnesis dan
alloanamnesis
16
b. Mampu memperoleh data mengenai keluhan/
masalah utama
c. Mampu memperoleh data mengenai riwayat
perjalanan penyakit sekarang dan dahulu
d. Mampu memperoleh data bermakna mengenai
riwayat perkembangan, pendidikan, pekerjaan,
perkawinan dan kehidupan keluarga
e. Mampu menilai status mental: kesadaran,
orientasi, intelegensia secara klinis, bentuk dan isi
pikiran, mood dan afek, motorik, pengendalian
impuls, kemampuan menilai realita, insight,
judgement
f. Mampu menilai kemampuan fungsional (general
assessment of functioning)
g. Mampu menegakkan diagnosis kerja berdasarkan
diagnosis multiaksial
h. Mampu membuat diagnosis banding
i. Mampu mengidentifikasi kedaruratan psikiatri
j. Mampu mengidentifikasi masalah di bidang fisik,
psikologis dan sosial
k. Mampu memberikan terapi pendahuluan
l. Mampu membuat prognosis
m. Mampu menentukan indikasi rujuk
l. Mampu menindaklanjuti setelah kembali dari
rujukan
3. Attitute
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan wawancara dan pemeriksaan
c. Melakukan Rapport
d. Berempati kepada pasien dan keluarga
17
e. Mendengarkan keluhan pasien dan keluarga
f. Menghargai pasien dan keluarga
g. Menghargai keputusan keluarga terhadap pasien
h. Mengakhiri wawancara
i. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
j. Memberikan informed consent kepada keluarga
PENGERTIAN Psikotik akut didefinisikan sebagai suatu perubahan dari keadaan
tanpa gejala psikotik ke keadaan psikotik yang jelas yang terjadi
dalam periode 2 minggu atau kurang.
Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok
gangguan jiwa yang :
Meliputi :
1. Gangguan Psikotik Polimorfik akut tanpa gejala
Skizofrenia
2. Gangguan Psikotik Polimorfik akut dengan gejala
Skizofrenia
3. Gangguan Psikotik lir Skizofrenia akut.
4. Gangguan Psikotik akut lainnya dengan predominan
wahana.
5. Gangguan Psikotik akut dan sementara lainnya
6. Gangguan Psikotik akut dan sementara YTT
ETIOLOGI Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar di
jumpai pada pasien dengan gangguan kepribadian mungkin
memiliki kerentanan biologis atau psikologis terhadap
perkembangan gejala psikotik. Satu atau lebih faktor stres berat,
seperti peristiwa traumatis, konflik keluarga, masalah pekerjaan,
kecelakaan, sakit parah, kematian orang yang dicintai, dan status
imigrasi tidak pasti, dapat memicu psikosis reaktif singkat.
Beberapa studi mendukung kerentanan genetik untuk gangguan
psikotik singkat.
PEMERIKSAAN FISIK Status Mental
DAN PSIKIATRI A. Penampilan :
• Kesadaran : kompos mentis
• Cara berpakaian : biasanya tidak rapi, kesan tidak
dapat mengurus diri
• Sikap: tidak koperatif
B. Psikomotor:
18
• Agitasi psikomotor, hiperaktivitas/ hiperkinesis,
C. Pembicaraaan
Logorrhea (pembicaraan meningkat), kadang-kadang
bicara kacau
D. Emosi
• Afek
afek inappropriate/ tidak serasi, afek yang terbatas, afek
labil
• Mood
mood disforik, mood yang iritabel, mood labil
E. Proses Pikir
4. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
Gangguan mental, psikosis, tes realitas terganggu
5. Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran
Kadang-kadang jawaban yang tidak relevan
6. Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran
Delusi/ waham:, waham persekutorik, waham
kebesaran, waham referensi, waham agama dan
lain lain
F. Persepsi
• Halusinasi
Halusinasi auditorik ( ), halusinasi visual ( ), halusinasi
olfaktorik ( ), halusinasi gustatorik ( ), halusinasi taktil (
), halusinasi perintah (command halusination),
• Ilusi ( )
G. Tilikan
• Derajat I (penyangkalan) à pasien skizofrenia paranoid
• Derajat II (ambigu)
• Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/
hal lain):
• Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
• Derajat V (tilikan intelektual)
• Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement :
• Judgment tes : terganggu
19
• Judgment sosial : terganggu
PEMERIKSAAN Laboratorium rutin
PENUNJANG
20
TERAPI Perawatan : Jika Membahayakan Lingkungan dan dirinya.
Psikoterapi
Gejala Ekstrapiramidal :
Trihexipenidil 2x2mg selama 2-6 hari
21
Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
Quo ad Fungsionam : Dubia ad bonam
MODUL 4
BAGIAN PSIKIATRI
GANGGUAN AFEKTIF MANIK
FK UNAND
SUBTOPIK : GANGGUAN KOMPETENSI : 3A
TOPIK: AFEKTIF MANIK
GANGGUAN
AFEKTIF
TUJUAN 1. Kognitif
PEMBELAJARAN a. Menjelaskan definisi dan kriteria diagnosis Gangguan
afektif manik
b. Menjelaskan pembagian Gangguan afektif manik
c. Menjelaskan etiologi Gangguan afektif manik
d. Menjelaskan tanda dan gejala Gangguan afektif manik
e. Menjelaskan penatalaksanaan Gangguan afektif manik
f. Menjelaskan prognosis Gangguan afektif manik
2. Psikomotor
a. Mampu melakukan auto anamnesis dan alloanamnesis
b. Mampu memperoleh data mengenai keluhan/ masalah
22
utama
c. Mampu memperoleh data mengenai riwayat perjalanan
penyakit sekarang dan dahulu
d. Mampu memperoleh data bermakna mengenai riwayat
perkembangan, pendidikan, pekerjaan, perkawinan dan
kehidupan keluarga
e. Mampu menilai status mental: kesadaran, orientasi,
intelegensia secara klinis, bentuk dan isi pikiran, mood dan
afek, motorik, pengendalian impuls, kemampuan menilai
realita, insight, judgement
f. Mampu menilai kemampuan fungsional (general
assessment of functioning)
g. Mampu menegakkan diagnosis kerja berdasarkan
diagnosis multiaksial
h. Mampu membuat diagnosis banding
i. Mampu mengidentifikasi kedaruratan psikiatri
j. Mampu mengidentifikasi masalah di bidang fisik, psikologis
dan sosial
k. Mampu memberikan terapi pendahuluan
l. Mampu membuat prognosis
m. Mampu menentukan indikasi rujuk
m. Mampu menindaklanjuti setelah kembali dari rujukan
3. Attitute
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan wawancara dan pemeriksaan
c. Melakukan Rapport
d. Berempati kepada pasien dan keluarga
e. Mendengarkan keluhan pasien dan keluarga
f. Menghargai pasien dan keluarga
g. Menghargai keputusan keluarga terhadap pasien
23
h. Mengakhiri wawancara
i. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
j. Memberikan informed consent kepada keluarga
PENGERTIAN Gangguan afektif manik adalah gangguan mental dimana yang menonjol
adalah peningkatan suasana perasaan dan peningkatan dalam jumlah dan
kecepatan aktivitas fisik dan mental.
Meliputi :
1. Hipomania
2. Mania tanpa gejala psikotik
3. Mania dengan gejala psikotik
4. Episode manik lainnya
5. Episode manik YTT
1. Hipomania
§ Derajat ringan dan mania
§ Afek meninggi dan meningkatkan aktifitas menetap beberapa hari
berturut-turut.
§ Tidak begitu mengganggu aktifitas sehari-hari
2. Mania Tanpa Gejala psikotik
§ Episode berlangsung minimal satu minggu
§ Afek meninggi dan peningkatan aktifitas, bicara banyak dan cepat,
kebutuhan tidur kurang, ide-ide kebesaran dan terlalu optimistic
§ Mengganggu aktifitas sehari-hari
3. Mania Dengan Gejala Psikotik
§ Gambaran menyerupai mania tanpa gejala psikotik
§ Ditemukan waham kejar, waham dan halusinasi sesuai dengan
keadaan afek yang meningkat.
24
B. Psikomotor:
• Hiperaktivitas/ hiperkinesis,
C. Pembicaraaan
Produktivitas kata, perbendaharaan bahasa dan nada suara
meningkat
D. Emosi
• Afek
afek inappropriate/ tidak serasi
• Mood
mood disforik, mood elevated
E. Proses Pikir
7. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
Gangguan mental, psikosis (bisa ada/tidak), tes realitas
terganggu/ tidak
8. Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran
Kadang-kadang jawaban yang tidak relevan dan asosiasi
longgar
9. Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran
Delusi/ waham: waham kebesaran, waham persekutorik,
waham referensi
F. Persepsi
• Halusinasi (bisa ada/ tidak)
Halusinasi auditorik ( ), halusinasi visual ( ), halusinasi olfaktorik
( ), halusinasi gustatorik ( ), halusinasi taktil ( ), halusinasi
perintah (command halusination),
• Ilusi ( )
G. Tilikan
• Derajat I (penyangkalan) à pasien skizofrenia paranoid
• Derajat II (ambigu)
• Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain):
• Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
• Derajat V (tilikan intelektual)
• Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement :
• Judgment tes : terganggu
• Judgment sosial : terganggu
25
PEMERIKSAAN Laboratorium rutin
PENUNJANG
Fungsi ginjal jika direncanakan untuk mendapat terapi Lithium Carbonat
Menurut DSM-IV-TR
Pedoman diagnostik episode manik:
a. Periode terpisah mood yang secara abnormal dan persisten
meningkat, ekspansif, atau iritabel yang berlangsung hingga
setidaknya 1 minggu (atau berapa pun lama waktunya jika
memerlukan rawat inap).
b. Selama periode gangguan mood, tiga (atau lebih) gejala berikut
telah ada (empat gejala jika mood hanya iritabel) dan signifikan:
1) Harga diri membumbung atau rasa kebesaran
2) Berkurangnya kebutuhan tidur (merasa telah beristirahat
setelah tidur hanya 3 jam)
3) Lebih banyak berbicara daripada biasanya atau ada
tekanan untuk terus berbicara
4) Flight of ideas atau pengalaman subjektif bahwa
pikirannya saling berlomba
5) Perhatian mudah teralih (perhatian terlalu mudah ditarik ke
stimulus eksternal yang tidak penting dan tidak relevan)
6) Meningkatnya aktivitas yang berorientasi tujuan (baik
secara sosial, di tempat kerja atau sekolah, maupun
secara seksual) atau agitasi psikomotor
7) Keterlibatan yang berlebihan di dalam aktivitas yang
menyenangkan dan berpotensi tinggi memiliki akibat
menyakitkan (terlibat di dalam kegiatan berbelanja yang
tidak bisa ditahan, tindakan seksual yang tidak bijaksana,
atau investasi bisnis yang bodoh)
26
c. Gejala tidak memeuhi kriteria episode campuran.
d. Gangguan mood cukup berat hingga menyebabkan hendaya nyata
fungsi pekerjaan maupun aktivitas atau hubungan sosial yang
biasa dengan orang lain, atau memerlukan rawat inap untuk
mencegah mencelakakan diri sendiri atau orang lain, atau terdapat
ciri psikotik.
e. Gejala tidak disebabkan pengaruh fisiologis langsung suatu zat
atau kondisi medis umum.
27
psikotik
• Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria
untuk mania dengan gejala psikotik (F30.2); dan
• Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran) di
masa lampau
DIAGNOSIS 1. Hipomania
KERJA 2. Mania tanpa gejala psikotik
3. Mania dengan gejala psikotik
4. Episode manik lainnya
5. Episode manik YTT
DIAGNOSIS 1. Skizoafektif tipe manik
BANDING
2. Gangguan afektif bipolar
TERAPI
28
2. injeksi haloperidol 5 mg ( IM )
3. injeksi olanzapin 10mg (IM)
4. injeksi aripiprazole 9,75mg (IM)
Electro Convulsive Therapi
- Diberikan pada pasien :
• Ada ide bunuh diri atau membunuh orang lain
• Tidak mau / menolak makan
• Sangat gelisah sekali
• Apabila tidak menunjukkan kemajuan setelah 10 hari
pengobatan psikofarmaka.
- Pelaksanaan ECT mempedomani PPK ECT
29
MODUL 5
BAGIAN PSIKIATRI
EPISODE DEPRESIF
FK UNAND
TOPIK : GANGGUAN SUBTOPIK: KOMPETENSI: 3A
AFEKTIF EPISODE
DEPRESIF
TUJUAN 1. Kognitif
PEMBELAJARAN a. Menjelaskan definisi dan kriteria diagnosis
episode depresif
b. Menjelaskan pembagian episode depresif
c. Menjelaskan etiologi episode depresif
d. Menjelaskan tanda dan gejala episode depresif
e. Menjelaskan penatalaksanaan episode depresif
f. Menjelaskan prognosis episode depresif
2. Psikomotor
a. Mampu melakukan auto anamnesis dan
alloanamnesis
b. Mampu memperoleh data mengenai keluhan/
masalah utama
30
c. Mampu memperoleh data mengenai riwayat
perjalanan penyakit sekarang dan dahulu
d. Mampu memperoleh data bermakna mengenai
riwayat perkembangan, pendidikan, pekerjaan,
perkawinan dan kehidupan keluarga
e. Mampu menilai status mental: kesadaran,
orientasi, intelegensia secara klinis, bentuk dan isi
pikiran, mood dan afek, motorik, pengendalian
impuls, kemampuan menilai realita, insight,
judgement
f. Mampu menilai kemampuan fungsional (general
assessment of functioning)
g. Mampu menegakkan diagnosis kerja berdasarkan
diagnosis multiaksial
h. Mampu membuat diagnosis banding
i. Mampu mengidentifikasi kedaruratan psikiatri
j. Mampu mengidentifikasi masalah di bidang fisik,
psikologis dan sosial
k. Mampu memberikan terapi pendahuluan
l. Mampu membuat prognosis
m. Mampu menentukan indikasi rujuk
n. Mampu menindaklanjuti setelah kembali dari
rujukan
3. Attitute
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan wawancara dan pemeriksaan
c. Melakukan Rapport
d. Berempati kepada pasien dan keluarga
e. Mendengarkan keluhan pasien dan keluarga
f. Menghargai pasien dan keluarga
31
g. Menghargai keputusan keluarga terhadap pasien
h. Mengakhiri wawancara
i. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
j. Memberikan informed consent kepada keluarga
PENGERTIAN Merupakan gangguan mental dimana yang menonjol adalah
suasana perasaan yang depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju
meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurang nya aktifitas.
Meliputi :
1. Episode depresif ringan
2. Episode depresif sedang
3. Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
4. Episode depresif berat dengan gejala psikotik
ANAMNESIS Riwayat perubahan tingkah laku dengan suasana perasaan yang
depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya
energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan
berkurang nya aktifitas.
• Mood
mood depresif
E. Proses Pikir
32
10. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
Gangguan mental, psikosis (+), psikosis (-), tes
realitas terganggu/ tidak
11. Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran
Tidak ada
12. Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran
Delusi/ waham: waham nihilistik (bila psikotik).
F. Persepsi
• Halusinasi (bila psikotik)
Halusinasi auditorik ( ), halusinasi visual ( ), halusinasi
olfaktorik ( ), halusinasi gustatorik ( ), halusinasi taktil (
), halusinasi perintah (command halusination),
• Ilusi ( )
G. Tilikan
• Derajat I (penyangkalan) à pasien skizofrenia paranoid
• Derajat II (ambigu)
• Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/
hal lain):
• Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
• Derajat V (tilikan intelektual)
• Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement :
• Judgment tes : terganggu
• Judgment sosial : terganggu
33
· Gejala lainnya :
a) Konsentrasi dan perhatian berkurang
b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d) Pandangan masa depan yang suram dan
pesimistis
e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau
bunuh diri
f) Tidur terganggu
g) Nafsu makan berkurang
34
(3) Lamanya seluruh episode berlangsung minimum
2 minggu(4) Menghadapi kesulitan nyata untuk
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan
urusanrumah tangga.
35
diberikan pada usia >45 tahun dan atau dengan gangguan
jantung.
Gejala Ekstrapiramidal :
Trihexipenidil 2x2mg selama 2-6 hari
36
Psychiatry. 10th ed. Philadelphia : Lippincont Williams & wilkins,
MODUL 6
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
BAGIAN PSIKIATRI
FK UNAND
SUBTOPIK : GANGGUAN KOMPETENSI : 3A
TOPIK : AFEKTIF BIPOLAR
GANGGUAN
AFEKTIF
TUJUAN 1. Kognitif
PEMBELAJARAN a. Menjelaskan definisi dan kriteria diagnosis Gangguan
Afektif Bipolar
b. Menjelaskan pembagian Gangguan Afektif Bipolar
c. Menjelaskan etiologi Gangguan Afektif Bipolar
d. Menjelaskan pemeriksaan fisik dan psikiatrik Gangguan
Afektif Bipolar
e. Menjelaskan penatalaksanaan Gangguan Afektif Bipolar
Menjelaskan prognosis Gangguan Afektif Bipolar
2. Psikomotor
a. Mampu melakukan auto anamnesis dan alloanamnesis
b. Mampu memperoleh data mengenai keluhan/ masalah
37
utama
c. Mampu memperoleh data mengenai riwayat perjalanan
penyakit sekarang dan dahulu
d. Mampu memperoleh data bermakna mengenai riwayat
perkembangan, pendidikan, pekerjaan, perkawinan dan
kehidupan keluarga
e. Mampu menilai status mental: kesadaran, orientasi,
intelegensia secara klinis, bentuk dan isi pikiran, mood
dan afek, motorik, pengendalian impuls, kemampuan
menilai realita, insight, judgement
f. Mampu menilai kemampuan fungsional (general
assessment of functioning)
g. Mampu menegakkan diagnosis kerja berdasarkan
diagnosis multiaksial
h. Mampu membuat diagnosis banding
i. Mampu mengidentifikasi kedaruratan psikiatri
j. Mampu mengidentifikasi masalah di bidang fisik,
psikologis dan sosial
k. Mampu memberikan terapi pendahuluan
l. Mampu membuat prognosis
m. Mampu menentukan indikasi rujuk
o. Mampu menindaklanjuti setelah kembali dari rujukan
3. Attitute
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan wawancara dan pemeriksaan
c. Melakukan Rapport
d. Berempati kepada pasien dan keluarga
e. Mendengarkan keluhan pasien dan keluarga
f. Menghargai pasien dan keluarga
g. Menghargai keputusan keluarga terhadap pasien
38
h. Mengakhiri wawancara
i. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
j. Memberikan informed consent kepada keluarga
PENGERTIAN Gangguan afektif adalah gangguan mental dimana yang menonjol adalah
gangguan afek yang mempengaruhi fungsi kognisi psikomotor. Gangguan
Afektif dapat terjadi secara bipolar atau unipolar. Gangguan afektif bipolar
bersifat episode berulang (sekurang-kuranya 2 episode), pada waktu
tertentu terjadi peningkatan afek (Mania/Hiponia), dan waktu lain berupa
penurunan afek (Depresi). Yang khas ada penyembuhan sempurna antar
episode.
Meliputi :
1. Gangguan afektif bipolar episode kini hipomanik
2. Gangguan afektif bipolar episode kini manik tanpa gejala psikotik
3. Gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik
4. Gangguan afektif bipolar episode kini depresi ringan atau sedang
5. Gangguan afektif bipolar episode kini depressi berat tanpa gejala
psikotik
6. Gangguan afektif bipolar episode kini depressi berat dengan gejala
psikotik
7. Gangguan afektif bipolar episode kini campuran
8. Gangguan afektif bipolar saat ini remisi
9. Gangguan afektif bipolar lainnya
10. Gangguan afektif bipolar YTT
39
dan waktu lain berupa penurunan afek (Depresi). Yang khas ada
penyembuhan sempurna antar episode.
Kedua episode terjadi setelah terjadinya stress atau trauma mental lain.
PEMERIKSAAN Pemeriksaan Psikiatri Khusus
FISIK DAN A. Penampilan :
PSIKIATRI • Kesadaran : kompos mentis
• Cara berpakaian : biasanya berpakaian menyolok, dadanan
berlebihan
• Sikap: tidak koperatif, ekspansif (menguasai), menggoda
B. Psikomotor:
• Hiperaktivitas/ hiperkinesis,
C. Pembicaraaan
Produktivitas kata, perbendaharaan bahasa dan nada suara
meningkat
D. Emosi
• Afek
afek inappropriate/ tidak serasi
• Mood
mood disforik, mood elevated
E. Proses Pikir
13. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
Gangguan mental, psikosis (bisa ada/tidak), tes realitas
terganggu/ tidak
14. Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran
Kadang-kadang jawaban yang tidak relevan dan asosiasi
longgar
15. Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran
Delusi/ waham: waham kebesaran, waham persekutorik,
waham referensi
F. Persepsi
• Halusinasi
(bisa ada/ tidak)
Halusinasi auditorik ( ), halusinasi visual ( ), halusinasi olfaktorik
( ), halusinasi gustatorik ( ), halusinasi taktil ( ), halusinasi
perintah (command halusination),
• Ilusi ( )
40
G. Tilikan
• Derajat I (penyangkalan) à pasien skizofrenia paranoid
• Derajat II (ambigu)
• Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain):
• Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
• Derajat V (tilikan intelektual)
• Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement :
• Judgment tes : terganggu
• Judgment sosial : terganggu
41
• Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria
untuk mania tanpa gejala psikotik (F30.1); dan
• Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
lain (hipomanik, manik, depresif, atau campuran) di
masa lampau.
TERAPI Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
Antipsikotik atipikal atau tipikal
Mood stabilizer
B. Non Farmakoterapi
ECT
42
C. Psikoterapi
Psikoedukasi, Psikoterapi suportif
43
MODUL 7
44
Penilaian realita : tidak terganggu
Tilikan : derajat 4
1. Kegelisahan
4. Iritabilitas
5. Ketegangan otot
45
penyakit serius ( seperti pada hipokondriasis) serta kecemasan
dan kekhawatiran tidak terjadi semata-mata selama gangguan
stres pasca trauma
Psikoterapi
Psikofarmaka
§ Benzodiazepin
§ Buspiron
§ SSRI
46
Quo ad Fungsionam : Bonam
MODUL 8
GANGGUAN PANIK
BAGIAN PSIKIATRI
FK UNAND
SUB TOPIK : GANGGUAN KOMPETENSI : 3A
TOPIK : GANGGUAN PANIK
ANSIETAS
PENGERTIAN Serangan Panik (Panic Attack) ditandai dengan suatu periode
ketakutan yang berat atau ketidaknyamanan, di mana empat (atau
lebih) gejala berikut berkembang tiba-tiba dan mencapai
puncaknya dalam waktu 10 menit, antara lain;
2) berkeringat
5) perasaan tersedak
47
terpisah dari diri sendiri)
48
DAN PSIKIATRI
Psikomotor Psikomotor : tidak bisa duduk tenang, agak gelisah
Afek : luas
Tilikan : derajat 4
49
2. SSRI
3. Psikoterapi
MODUL 9
BAGIAN PSIKIATRI
GANGGUAN SOMATOFORM
FK UNAND
SUB TOPIK: GANGGUAN KOMPETENSI: 4A
TOPIK: GANGGUAN SOMATOFORM
ANSIETAS
PENGERTIAN Suatu gangguan di mana terdapat keluhan gejala fisik yang
berulang yang disertai dengan permintaan pemeriksaan medis,
meskipun sudah berkali kali terbukti hasilnya negatif.
ANAMNESIS Keluhan gejala fisik yang berulang yang disertai dengan
permintaan pemeriksaan medis, meskipun sudah berkali kali
terbukti hasilnya negatif.
Menolak upaya-upaya untuk membahas kemungkinan adanya
penyebab psikologis yang nyata.
PEMERIKSAAN FISIK 1. Banyak keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan atas dasar
DAN PSIKIATRI adanya kelainan fisik yang sudah berlangsung sedikitnya 2
tahun
2. Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa
50
dokter bahwa tidak ada keluhan fisik.
3. Terdapat distabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan
keluarga yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhan dan
dampak dari perilakunya.
4. Sering menunjukkan perilaku histirionik (mencari perhatian)
51
(seperti gangguan buatan atau pura-pura).
52
Jiwa. 2012. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Jiwa/Psikiatri.
MODUL 10
RETARDASI MENTAL
SUB TOPIK : RETARDASI KOMPETENSI : 3A
TOPIK MENTAL
PENGERTIAN Menurut International Stastistical Classification of Diseases and
Related Health Problem (ICD-10), Retardasi Mental adalah suatu
keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap,
yang terutama ditandai oleh adanya keterbatasan (impairment)
keterampilan (kecakapan, skills) selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh pada semua tingkat inteligensia yaitu
kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa
atau gangguan fisik lainnya.
ETIOLOGI 1. Faktor Prenatal, ex: kerusakan jaringan otak (infeksi
interakranial atau zat toksis: paralitis epidemika, rubela,
sipilis, toksimia gravidarum); ruda paksa dari/sebab fisik
53
lainnya (sinar X umur 2-3 minggu [mempengaruhi jaringan
otak], usaha melakukan abortus); akibat gangguan
metabolisme atau gizi (malnutrisi ibu hamil);
2. Faktor Natal, ex: asfiksia, anoksia, prematur, trauma lahir.
3. Faktor Post natal, ex: malnutrisi, infeksi otak, trauma otak,
75% faktor sosial-kultural-psikologis (rangsangan kurang
dari pihak orangtua [kasih sayang, perhatian, komunikasi],
keluarga tidak mampu memberi perlindungan terhadap stres
yang terjadi, ibu yang tidak dapat berfungsi [psikosis]
4. Abnormal kromosom dan gen ex: Down Syndrome,
Sindroma Fragile X, Phenylketonuria (PKU) dll
1. Racun yang berasal dari lingkungan ex: Keracunan
timbal, mercuri
2. Konsumsi Alkohol
3. Malnutrisi kehamilan atau saat bayi
4. Penyakit Infeksi
5. Trauma kepala saat bayi
6. Dan lain-lain
ANAMNESIS Karena keadaan sepanjang hidupnya, menghadapi lebih banyak
resiko daripada orang normal. Diagnosa RM yang tepat memer-
lukan informasi yang akurat berupa: anamnesa orangtua
tentang riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat
perkembangan anak; observasi psikiatrik.
54
atau dibawah pada seorang individu melakukan tes IQ.
2. Kekurangan yang terjadi bersamaan atau hendaya yang
muncul pada fungsi adapatif (keefektifan seseorang
dalam memenuhi standar yang diharapkan untuk
usianya oleh kelompok masyarakat) dalam minimal dua
dari bidang berikut: komunikasi, perawatan diri,
pemenuhan kebutuhan hidup, kemampuan
sosial/interpersonal, penggunaan sumber komunitas,
kemandirian, kemampuan fungsi akademik, pekerjaan,
waktu luang, kesehatan, keamanan.
3. Terjadi sebelum umur 18 tahun
DIAGNOSIS KERJA 1. Retardasi Mental Ringan
2. Retardasi Mental Sedang
3. Retardasi Mental Berat
4. Retardasi Mental Sangat Berat
DIAGNOSIS BANDING 1. Gangguan belajar
2. gangguan pendengaran
3. gangguan penglihatan
4. gangguan bicara
5. cerebral palsy
6. early infatil autisme
7. skizofrenia.
TERAPI Terapi yang terbaik untuk retardasi mental adalah pencegahan
primer, sekunder, dan tersier (Kaplan & Sadock, 2010).
• Pencegahan primer, ex: Pendidikan kesehatan pada
masyarakat untuk hidup sehat gizi dan kebersihan,
Perbaikan keadaan sosio ekonomi., Konseling genetik,
Tindakan medis yang baik pada prenatal, natal, pasca
natal ibu terhadap bayi
• Pencegahan sekunder . ex: Diagnosa dan pengobatan
dini.
• Pencegahan tersier, ex: Rehabilitasi: pendidikan, latihan
khusus (SLB), terapi perilaku, kognitif, dan
psikodinamika, Pendidikan keluarga, Intervensi
farmakologis
55
EDUKASI 1. Penjelasan mengenai penyakit pasien.
2. Rencana ,terapi.
MODUL 11
BAGIAN PSIKIATRI
INSOMNIA
FK UNAND
SUB TOPIK: INSOMNIA KOMPETENSI: 4A
56
TOPIK: GANGGUAN
TIDUR
PENGERTIAN Menurut DSM-IV, Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam
hal kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur yang
berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan gangguan
signifikan atau gangguan dalam fungsi individu.
Dalam ICD 10, insomnia dibagi menjadi 2 yaitu:
• Organik
• Non organik
Etiologi • Stres, ansietas, depresi
57
etiologi insomnia
58
DIAGNOSIS KERJA Insomnia non organik
• Gangguan afektif
• Gangguan penyesuaian
• Dan lain-lain
59
wilkins,
MODUL 12
60
untuk mendapatkan khasiat yang sama dengan dosis
sebelumnya yang lebih rendah
5. Secara terus menerus menolak minat atau kesenangan
alternatif karena penggunaan zat, memerlukan banyak
eaktu untuk memperoleh zat, menggunakan zat atau
pulih dari efek zat.
6. Tetap menggunakan obat walaupun terbukti jelas akan
konsekuensi buruk/ bahayanya.
Habituasi : Suatu keadaan “kebiasaan” tanpa disertai adanya
ketergantungan fisik.
BAHAN-BAHAN YANG Ø Alkohol.
DAPAT Ø Gol. Amfetamin.
MENYEBABKAN Ø Gol. Barbiturat dan obat-obat tertentu dengan efek sedasi
KETERGANTUNGAN (fenobarbital, benzodiazepine).
Ø Gol. Cannabis.
Ø Gol. Kokain.
Ø Gol. Halusinogenik.
Ø Gol. Khat.
Ø Gol. Opiat.
Ø Gol. Inhalant.
61
TANDA-TANDA 1. Prestasi sekolah íí.
KETERGANTUNGAN 2. Adanya penyimpangan tingkah laku dari yang biasa:
ZAT • Hilangnya minat untuk bergaul, berolahraga, dsb.
• Suka berbohong.
• Mengabaikan dirinya sendiri.
• Kurang rapi penampilannya.
• Suka menyendiri, hilang nafsu makan, selalu mau minum
saja, dsb.
3. Dijumpai keadaan sebagai berikut :
Mudah tersinggung, mudah marah, menarik diri dari
tanggung jawab, penampilan diri semakin tidak teratur,
suka berbuat curang, selalu berteman dengan orang yang
juga melakukan penyalahgunaan zat, suka mencuri di
rumah di sekolah atau di tempat kerja, selalu menghindari
diri dari Eprhatian orang banyak, suka menyendiri di
tempat yang tidak biasa, dll.
62
gangguan mental lainnya.
.
PEMERIKSAAN • Laboratorium untuk deteksi zat psikoaktif
PENUNJANG • Evaluasi kepribadian
• EEG
• Brain mapping
• CT Scan
KONSULTASI Consultation Liasion Psychiatry
• Dokter Spesialis Anestesi
• Dokter Spesialis Saraf
• Dokter Spesialis Penyakit Dalam
TERAPI Sesuai dengan zat penyebab\
Penatalaksanaan intoksikasi akut akibat alkohol
• ABCD
• Naloxone, Flumazenil, Naltrexone
63