Anda di halaman 1dari 11

Laporan Pratikum Dosen Pembimbing

Instrumentasi dan Kontrol Ir. Rozanna Sri Irianty, M.Si

FLOWMETER

OLEH :

Kelas C
KELOMPOK II

Eko Yurio Saputra (1607036603)


Hanifah Azzahra (1607036613)
Herpany Rangga W (1607036660)
Lorena Sitepu (1607036515)

LABORATORIUM INSTRUKSIONAL DASAR-DASAR


PROSES DAN OPERASI PABRIK
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS RIAU
2018
Abstrak

Flowmeter merupakan alat untuk mengukur laju aliran dari suatu fluida yang
mengalir dalam pipa atau sambungan terbuka. Praktikum ini bertujuan untuk
mengukur debit aliran, membandingkan keakuratan dan kehilangan tenaga pada
flowmeter serta mencari kisaran terbaik diantara alat-alat pengukur laju aliran
yang digunakan yaitu orificemeter, venturimeter dan rotameter dengan prinsipir
kerja yang berbeda-beda. Percobaan ini dilakukan dengan mengatur flowrate
pada orificemeter dengan skala 4,5,6,7 dan 8. Air yang keluar ditampung dalam
gelas ukur 1000 ml dan dihitung waktu yang diperlukan hingga gelas ukur terisi
penuh. Dari percobaan didapat hasil berupa debit, beda tinggi air dan
kehilangan energi dari masing-masing alat. Dari hasil percobaan dapat
disimpulkan bahwa alat yang paling akurat untuk mengukur debit alir pada
praktikum ini adalah orificemeter karena persamaan R2 paling mendekati 1 yaitu
R2 = 0.9743 dan persamaan pendekatan y = 5.2241x-17.024, sedangkan
kehilangan tenaga terbesar dihasilkan pada orificemeter.
Kata kunci : Debit, Flow meter, Venturimeter, Orificemeter, dan Rotamete.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hubungan Ketinggian Air dengan Debit Air pada Venturimeter,


Orificemeter dan Rotameter.
Pada percobaan flowmeter langkah pertama yang dilakukan adalah
mengalirkan air menggunakan pompa ke dalam alat flowmeter yang terdiri dari
venturimeter, orificemeter dan rotameter. Kecepatan alir air diatur sedemikian
rupa sehingga diperoleh tinggi air minimum pada setiap manometer yang
terhubung pada flowmeter. Untuk venturimeter, perbedaan tinggi air diperoleh
dari selisih tinggi air pada manometer h1 dan h2. Perbedaan tinggi air pada
orificemeter diperoleh dari selisih tinggi air pada manometer h6 dan h7, sedangkan
perbedaan tinggi air pada rotameter terukur langsung pada nilai yang tertera di
dinding tabung rotameter tersebut
Selain mengukur perbedaan tinggi air pada setiap flowmeter, dilakukan juga
pengukuran debit aliran air yang keluar dari alat sebanyak 3 kali pengulangan.
Pengukuran dilakukan dengan menampung air yang keluar menggunakan gelas
ukur 1000 ml. Waktu yang dibutuhkan untuk menampung air yang keluar
sebanyak 1000 ml dicatat dan dihitung debit alirannya. Pengukuran debit aliran ini
dilakukan untuk mengetahui flowmeter mana yang memiliki tingkat keakuratan
yang paling baik.
Berdasarkan data hasil percobaan yang diperoleh, dapat dibuat kurva
hubungan antara tinggi air (mmH2O) dengan debit air (Liter/menit) pada
venturimeter, orificemeter dan rotameter seperti yang disajikan pada Gambar 3.1.
50
45
f(x) = 8.59x - 31.9
40 R² = 0.8
f(x) = 1.56x + 26.93

Tinggi Air (mmH2O)


35 R² = 0.17
30
f(x) = 5.22x - 17.02 venturi
25 R² = 0.97 Li nea r (venturi )
20 ori fice
15 Li nea r (ori fice)
rota
10 Li nea r (rota )
5
0
4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5

Debit (L/menit)

Gambar 3.1 Hubungan ketinggian air dalam manometer (mmH2O)


dengan debit air (L/menit) pada venturimeter, orificemeter dan rotameter.

Berdasarkan Gambar 3.1 dapat diketahui bahwa untuk masing-masing


flowmeter (venturimeter, orificemeter dan rotameter), semakin besar debit aliran
air maka semakin tinggi pula tinggi air yang terbaca pada manometer. Nilai R2
merupakan gradien atau garis lurus yang menyatakan tingkat ketelitian atau
keakuratan dari data yang diperoleh. Untuk standar penelitian biasanya nilai R2
berkisar antara 0,98 hingga 1,00. Berdasarkan Gambar 3.1, juga dapat diketahui
bahwa nilai R2 yang mendekati 1,00 yaitu pada orificemeter, kemudian
venturimeter dan yang memiliki nilai R2 yang terendah yaitu rotameter. Artinya,
hasil percobaan menunjukkan bahwa flowmeter yang memiliki keakuratan terbaik
yaitu orificemeter, dengan nilai R2 = 0.9743 dan persamaan pendekatan y =
5.2241x-17.024

3.2 Kehilangan Tenaga pada Venturimeter, Orificemeter dan Rotameter.


Kehilangan tenaga pada masing-masing flowmeter dihitung dari selisih
ketinggian yang berbeda-beda. Untuk kehilangan tenaga pada venturimeter dalam
bentuk pressure drop merupakan selisih tinggi air pada manometer h 1 dan h3.
Kehilangan tenaga pada orificemeter merupakan selisih tinggi air pada manometer
h6 dan h8, sedangkan kehilangan tenaga pada rotameter diperoleh dari selisih
tinggi air pada manometer h4 dan h5.
Berdasarkan data hasil percobaan pada lampiran B , dapat dibuat kurva
hubungan antara kehilangan tenaga (mmH2O) dengan debit air (Liter/menit) pada
venturimeter, orificemeter dan rotameter seperti yang disajikan pada Gambar 3.2.

40

35
Kehilangan Tenaga (h)

30
f(x) = 6.53x - 30.31
25 R² = 0.53
f(x) = 3.16x - 5.38 venturi
20 Li nea r (venturi )
R² = 0.49
15 ori fice
Li nea r (ori fice)
10 rota
f(x) = 1.04x - 1.4 Li nea r (rota )
5
R² = 0.97
0
4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5

Debit (L/menit)

Gambar 3.2 Hubungan kehilangan tenaga (pressure drop) dengan debit air
(L/menit) pada venturimeter, orificemeter dan rotameter.

Berdasarkan Gambar 3.2, dapat diketahui bahwa kehilangan tenaga yang


dihasilkan pada venturimeter, orificemeter, rotameter cenderung meningkat
seiring bertambahnya debit aliran air. Selain itu, dapat dilihat juga bahwa,
kehilangan tenaga pada orificemeter jauh lebih besar dibandingkan pada
venturimeter maupun rotameter. Hal ini sesuaiberdasarkan teori bahwa kehilangan
tenaga dalam bentuk pressure drop pada orificemeter lebihbesar dibandingkan
venturimeter dan rotameter. Sedangkan kehilangan tenaga terkecil dihasilkan
pada rotameter.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dari ketiga alat flowmeter yang digunakan,
dapat disimpulkan bahwa :
1. Flowmeter yang memiliki keakuratan lebih tinggi dalam mengukur debit
air adalah orificemeter, dengan nilai nilai R2 = 0.9743 dan persamaan
pendekatan y = 5.2241x-17.024
2. Flowmeter yang memiliki kisaran kerja yang terbaik adalah orificemeter
dengan keakuratan yang lebih tinggi dibanding venturimeter dan
rotameter.
3. Flowmeter yang memiliki kehilangan tenaga terbesar dihasilkan pada
orificemeter, sedangkan kehilangan tenaga terkecil dihasilkan pada
rotameter.

4.2 Saran
Pada saat praktikum diharapkan ketelitian dalam menentukan kehilangan
tenaga, beda tinggi tekanan, dan pengaturan laju alir air.
LAMPIRAN A
HASIL PERHITUNGAN

Skala venturi orifice rota


n waktu (detik)* debit
flowmete meter meter meter
o (L/min)
r 1 2 3 rata-rata Δh h Δh h Δh h
1
1 4 11.95 11.74 11.97 11.88 5.05 10 5 10 35 4
0
2
2 5 9.44 9.31 9.54 9.43 6.4 20 5 15 40 5
0
1 1
3 6 8.3 8.2 8.2 8.23 7.3 30 20 40 6
0 0
3 2
4 7 7.34 7.94 8.12 7.8 7.7 45 25 30 7
5 0
2 2
5 8 6.7 6.7 6.5 6.63 9.05 40 30 45 8
5 5
*waktu yang didapat per 1 L

Data pada tabel di atas diperoleh dari hasil perhitungan pada percobaan flowmeter
sebagai berikut:

1) Perhitungan untuk skala flowmeter 4


a. Menghitung Debit (Q)
Q 1+Q 2+ Q3
Waktu =
3

11,95 +11,74 +11,97


=
3

= 11.87 L/menit

1L
Debit (Q) = 11.87 = 5.05 L/menit
( 60 )menit

Dilakukan perhitungan yang sama untuk menghitungi debit air dengan variasi flow meter
5,6,7, dan 8.

b. Menghitung Beda Tinggi (∆h)


Venturimeter
Beda Tinggi (∆h) = h1 - h2
= (365 - 355) mm
= 10 mm

Orificemeter
Beda Tinggi (∆h) = h6 – h7
= (305 - 295) mm
= 10 mm

Rotameter
Beda Tinggi (∆h) = h4 – h5
= (340 - 305) mm
= 35 mm

Dilakukan perhitungan yang sama untuk menghitungi beda tinggi dengan variasi flow
meter 5,6,7, dan 8.

c. Menghitung Kehilangan Tenaga (h)


Venturimeter
Kehilangan Tenaga (h) = h1 – h3
= (365 – 360) mm
= 5 mm

Orificemeter
Kehilangan Tenaga (h) = h6 – h8
= (305 – 295) mm
= 10 mm

Rotameter
Kehilangan Tenaga (h) = h4 – h5
= (340– 305) mm
= 35 mm
Dilakukan perhitungan yang sama untuk menghitungi kehilangan tenagai dengan variasi
flow meter 5,6,7, dan 8.
LAPORAN SEMENTARA

Judul pratikum : Flowmeter

Tanggal Pratikum : 11 Oktober 2018

Kelompok : II

Anggota : - Eko Yurio Saputra

-Hanifah Azzahra

-Herpany Rangga W

-Lorena Sitepu

1. Hasil Percobaan

waktu (detik)
N
flowrate rata- debit
o 1 2 3 h1 h2 h3 h4 h5 h6 h7 h8
rata
1 4 11.95 11.74 11.97 11.87 5.05 365 355 360 305 340 305 295 295
2 5 9.44 9.31 9.54 9.43 6.36 370 350 365 305 345 310 295 290
3 6 8.3 8.2 8.2 8.2 7.3 375 345 365 310 350 345 325 335
4 7 7.34 7.94 8.12 7.8 7.7 380 335 345 320 350 360 335 340
5 8 6.7 6.7 6.5 6.63 9.05 385 345 360 310 355 300 270 275

Mengetahui Pekanbaru, 11 Oktober 2018


Asisten Pratikan

Samsia Manalu Lorena Sitepu


BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan flowmeter adalah 1 set alat berupa
flowmeter yang terpasang berurutan: venturimeter, rotameter, dan orificimeter,
serta stopwatch dan gelas ukur 1000 ml. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah air.

2.2 Prosedur Percobaan


Prosedur pengoperasian dalam percobaan flowmeter adalah sebagai berikut:
1. Alat flowmeter disiapkan kemudian melihat jumlah air yang ada di dalam
alat dan menambahkan air seperlunya jika air didalam alat sedikit.
2. Alat ukur disambungkan dengan kontak listrik.
3. Pompa listrik dihidupkan dengan meng-ON-kan stop kontak.
4. Debit aliran fluida diatur dengan skala 4.
5. Setelah keadaan aliran fluida konstan, dibaca debit aliran Q, perbedaan
tinggi tekan h, untuk masing-masing alat venturimeter, orificemeter dan
rotameter.
6. Diukur debit yang keluar secara manual dengan menggunakan gelas ukur
dengan cara menampung air yang keluar dari selang kemudian ditampung
hingga gelas ukur penuh. Hitung waktu yang dibutuhkan unutk gelas ukur
sampai batas penuh dengan stopwatch dan dilakukan sebanyak 3 kali.
7. Dilakukan pencatatan debit dengan cara yang sama unutk variasi flowrate
5,6,7, dan 8.

Anda mungkin juga menyukai