Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Strategi Penanggulangan Bencana Alam.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Kendari, November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
2. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2
1. Pengertian ................................................................................................................................... 2
2. Potensi bencana ........................................................................................................................... 2
3. Kriteria Bencana. ........................................................................................................................ 3
4. Korban Bencana .......................................................................................................................... 4
5. Hakekat Penanggulangan Bencana. ............................................................................................ 4
6. Asas Penanggulangan Bencana. .................................................................................................. 4
7. Tujuan Penanggulangan Bencana. .............................................................................................. 5
8. Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencana. .................................................................................. 5
BAB III................................................................................................................................................. 11
PENUTUP............................................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis,geologis, hidrologis
serta demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan
faktor alam, non alam ulah tangan manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan,kerugian harta benda serta dampak psycologis yang dalam
keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional. Letak geografis Indonesia yang
berada antara lempeng Euronesia dan lempeng Euroasia menjadikan sebagian besar wilayah
Indonesia rawan terhadap bencana alam, kondisi ini merupakan ancaman yang sulit diprediksi
dengan perhitungan kapan, dimana, bencana apa yang terjadi, beberapa kekuatan bahkan kita
tidak dapat memperkirakan estimasi korban jiwa maupun harta benda. Indonesia merupakan
negara dengan potensi bahaya (hazard potency) yang sangat tinggi beberapa potensi tersebut
antara lain adalah gempa bumi, tsunami, banjir, letusan gunung berapi, tanah longsor, angin
ribut, kebakaran hutan dan lahan. Terdapat 2 (dua) kelompok utama potensi bencana di wilayah
Indonesia yaitu potensi bahaya utama (main hazard) dan potensi bahaya ikutan (collateral
hazard). Potensi bahaya utama (mainhazard) dapat dilihat antara lain pada peta potensi bencana
gempa diIndonesia yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah wilayah dengan zona 2gempa
yang rawan, peta potensi bencana tanah longsor, peta potensi bencana letusan gunung berapi,
peta potensi bencana banjir. Sedangkan peta potensi bencana ikutan (collateral hazard potency)
dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain bangunan yang terbuat dari kayu, kepadatan
bangunan dan kepadatan industri berbahaya.

2. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa mengerti tentang sistem penanggulangan bencanadan dapat menambah
wawasan masyarakat secara umum sehingga dapatturut serta dalam upayan penanggulangan
bencana.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian pcristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non alam ulah tangan manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda serta dampak psikologis. Bencana alam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam
antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan
tanah longsor. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi,gagal modernisasi,
epidemi. dan wabah penyakit.Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar
kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.

2. Potensi bencana.

1. Bencana banjir
Banjir baik yang berupa genangan atau banjir bandang bersifat merusak, aliran arus air
yang tidak terlalu dalam tetapi cepat dan bergolak (turbulent) dapat menghanyutkan
manusia,hewan dan tumbuhan.
2. Bencana tanah longsor.
Gerakan tanah atau tanah longsor yang mampu merusak lingkungan
nya baik akibat gerakan tanah dibawahnya atau karena penimbunan akibat longsor
tersebut.
3. Bencana letusan gunung api.
4. Bencana Gempa Bumi.
Adalah getaran partikel batuan ataugoncangan pada kulit bumi yang disebabkan oleh
pelepasan energi secara tiba-tiba akibat aktivitas tektonik (gempa bumi tektonik) dan
rekahan akibat naiknya fluida (magma, gas uap dll) dari dalam bumi menuju kepermu
kaan, disekitar gunung api, getaran tersebut menyebabkan kerusakan dan runtuhnya
struktur bangunan yang menimbulkan keruntuhan, disamping itu pula dampak lain
yang ditimbulkan adalah kebakaran, kecelakaan industri dan transfortasi, banjir akibat
runtuhnya bendungan dan tanggul.
5. Bencana Tsunami.
Gelombang air laut yang membawa material baik berupa sisa-sisa bangunan,
tumbuhan dan material lainnya menghempas segala sesuatu yang berdiri didataran
pantai dengan kekuatan dahsyat. Bangunan-bangunan yang mempunyai dimensi lebar
dindingsejajar dengan garis pantai atau tegak lurus dengan arah datang nya gelombang

2
akan mendapat tekanan yang paling kuat sehingga akanmengalami kerusakan yang
paling parah.
6. Bencana Kebakaran.
Kebakaran yang terjadi dipengaruhi oleh faktor alam berupa cuaca yang kering serta
faktor manusia baik yang disengaja maupun tidak, sedangkan kerusakan
yang ditimbulkan berupa kerusakan lingkungan, korban jiwa dan harta benda dampak
samping yang diakibatkan kebakaran adalah asap yang dapat mempengaruhi kesehatan
serta gangguan aktifitas penerbangan.
7. Bencana Kekeringan.
Kekeringan akan berdampak bagi kesehatan manusia, tanaman serta hewan baik secara
langsung maupun tidak langsung dampak dari bencana kekeringan ini seringkali secara
gradual/lambat, sehingga apabila tidak dipantau secara terus menerus akan
mengakibatkan bencana berupa hilangnya bahan pangan akibat tanaman pangan ternak
mati, petani kehilangan mata pencaharian,sehingga berdampak urbanisasi.
8. Bencana Angin Siklon Tropis.
Tekanan dan hisapan serta tenaga angin meniup selama beberapa jam dapat
mengakibatkan kerusakan pada bangunan dan sarana umum kebanyakan angin topan
disertai hujan deras yang dapat menimbulkan bencana lain seperti tanah longsor dan
banjir.
9. Bencana Wabah Penyakit.
Wabah penyakit menular berdampak kepada masyarakat yang sangat luas.
10. Bencana Kegagalan Teknologi.
Pada skala besar dapat mengancamkestabilan ekologi secara global, ledakan instalasi
dapat menyebabkankorban jiwa, luka-luka dan kerusakan infrastruktur,
kebakaran, pencemaran udara, sumber air minum, tanaman, pertanian sertaterganggun
ya kestabilan ekologi secara global.
3. Kriteria Bencana.
1. Kriteria Bencana alam pada skala Tingkat Nasional.
a. Bencana yang terjadi menyebabkan mekanisme sistem pemerintahan di daerah
tersebut, baik dalam kawasan satu provinsi atau lebih, tidak berfungsi.
b. Infrastruktur di kawasan daerah yang terkena bencana mengalami rusak berat dan
tidak berfungsi.
c. Korban manusia baik yang meninggal maupun luka, serta kerusakan bangunan dan
rumah tempat tinggal sangat banyak sehingga menyebabkan unsur-unsur BPBD
Provinsi/BPBD kabupaten/Kota tidak mampu mengatasi akibat bencana tersebut.
d. Hasil data korban dan kerusakan daerah yang sangat banyak,selanjutnya Presiden
menetapkan Bencana Nasional.
2. Kriteria Bencana alam pada Skala Tingkat Provinsi.
a. Bencana alam yang terjadi tidak menyebabkan lumpuhnya mekanisme sistem
pemerintahan di kawasan daerah yang terkena bencana.
b. Infrastruktur hanya sebagian kecil yang tidak berfungsi.
3
c. Korban manusia dan kerusakan daerah yang timbul, unsur-unsur BPBD Provinsi
masih mampu mengatasi.
d. Unsur-unsur BPBD Provinsi masih mampu mengatasi terhadap korban manusia
dan kerusakan daerah yang timbul.
3. Kriteria Bencana alam pada skala Tingkat Kabupaten/Kota.
a. Bencana yang terjadi tidak menyebabkan lumpuhnya mekanisme sistem
pemerintahan di kawasan daerah yang terkena bencana.
b. Infrastruktur yang ada di kawasan tersebut semua berfungsi.
c. Unsur-unsur BPBD Kabupaten/Kota mampu mengatasi terhadaptimbulnya
korban manusia maupun kerusakan daerah.

4. Korban Bencana.

1. Manusia.
Korban manusia akibat suatu bencana baik yang mengalami luka ringan, luka berat
dan meninggal dunia.
2. Harta Benda.
Korban harta benda akibat bencana dapat berupa hilangnya atau rusaknya harta benda,
tempat tinggal, hewan serta sarana dan prasarana umum lainnya.
3. Lingkungan hidup.
Kerusakan ataupun hilangnya sarana prasarana lingkungan yang menyangkut kepentingan
hidup masyarakat secara umum.

5. Hakekat Penanggulangan Bencana.


1. Penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud dari upaya untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Penanggulangan bencana adalah kewajiban bersama antara Pemerintah dan masyarakat
yang didasarkan pada partisipasi, dukungan dan prakarsa masyarakat serta Pemerintah
Daerah.
3. Penanggulangan bencana dititik beratkan pada tahap sebelum
terjadinya bencana yang meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan dan kesiapsiagaan
untuk memperkecil, mengurangi dan memperlunak dampak yang ditimbulkan oleh
bencana.
4. Penanggulangan bencana adalah bagian dari kegiatan pembangunan yang bertujuan
untuk mengurangi penderitaan masyarakat dan meningkatkan kehidupan dan
penghidupan masyarakat secara lahir batin.
6. Asas Penanggulangan Bencana.
1. Kemanusiaan.
Memberikan perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi manusia, harkat dan
martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.
2. Keadilan.

4
Setiap materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana harus mencerminkan
keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.
3. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan.
Penanggulangan bencana tidak boleh berisi hal-hal yang membedakan latar belakang
antara lain, agama, suku, golongan, gender atau status sosial.
4. Keseimbangan, Keselarasan dan Keserasian.
Dalam penanggulangan bencana harus mencerminkan keseimbangan kehidupan sosial
dan lingkungan, keselarasan tata kehidupan dan lingkungan serta mencerminkan
keserasian lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat.
5. Ketertiban dan kepastian hukum.
Penanggulangan bencana harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat
melalui jaminan adanya kepastian hukum.
6. Kebersamaan.
Penanggulangan bencana pada dasarnya menjadi tugas dan tanggung jawab bersama
antara pemerintah dan masyarakat yang dilakukan secara gotong royong.
7. Kelestarian lingkungan hidup.
Materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana mencerminkan kelestarian li
ngkungan untuk generasi sekarang dan untuk generasi yang akan datang demi
untuk kepentingan bangsa dan negara.
8. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Penanggulangan bencana harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara
optimal sehingga mempermudah dan mempercepat proses penanggulangan bencana
baik pada tahap pencegahan, pada saat terjadi bencana maupun pada tahap pasca
bencana.
7. Tujuan Penanggulangan Bencana.
1. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.
2. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada.
3. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana,terpadu,
terkoordinasi dan menyeluruh.
4. Menghargai budaya lokal.
5. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta.
6. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan kedermawanan.
7. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara.

8. Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencana.


1.Cepat dan tepat.
Dalam penanggulangan harus dilaksanakan secara cepat dan tepat sesuai dengan tuntunan
keadaan.
2.Prioritas.
Apabila terjadi bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapat prioritas dan diutamakan
pada kegiatan penyelamatan manusia.

5
3.Koordinasikan dan keterpaduan.
Penanggulangan bencana
didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung. Sedangkan keterpaduan adalah
penanggulangan bencana dilakukan oleh berbagai sektor secara terpadu yang didasarkan pada
kerja sama yang baik dan saling mendukung.
4.Berdayaguna dan berhasil.
Yang dimaksud dengan berdayaguna adalah dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan
dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya yang berlebihan.
Sedangkan berhasil adalah kegiatan penanggulangan bencana harus berhasil guna dalam
mengatasi kesulitan masyarakat.
5.Transparansi dan akuntabilitas.
Yang dimaksud dengan transparansi pada penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka
dan dapat dipertanggung jawabkan, sedangkan akuntabilitas berarti dapat dipertanggung
jawabkan secara etik dan hukum.
6.Kemandiriaan.
Bahwa penanggulangan bencana utamanya harus dilakukan oleh masyarakat didaerah rawan
bencana secara swadaya.
7.Nondiskriminasi.
Bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang berbeda
terhadap jenis kelamin, suku,agama, ras dan aliran politik apapun.
8.Nonproletisi.
Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama atau kenyakinan terutama pada
saat pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana.
2.9 Pentahapan Penanggulangan Bencana.
1.Pra Bencana.
a.Dalam situasi tidak terjadi bencana.
Perencanaan penanggulangan bencana meliputi :
a. Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana.
b. Pemahaman kerentanan masyarakat.
c. Analisa kemungkinan dampak bencana.
d. Pilihan tindakan pengurangan resiko bencana.
e. Penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak bencana.
f. Alokasi tugas, kewewenangan dan sumber daya yang tersedia.

6
g. Penyusunan rencana penanggulangan bencana dikoordinasikan dengan : BNPB untuk
tingkat nasional, BPBD untuk tingkat 12Provinsi, BPBD untuk tingkat Kabupaten/Kota
dan ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya
untuk jangka waktu 5 tahun.
h. Rencana penanggulangan bencana ditinjau secara berkala setiap 2 tahun sekali atau
sewaktu waktu bila terjadi bencana.
i. Penyusunan rencana penanggulangan bencana dilakukan berdasarkan pedoman yang
ditetapakan oleh kepala BNPB.
Pengurangan resiko bencana dilakukan untuk mengurangi ancaman dan kerentanan serta
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menghadapai bencana melalui kegiatan :
1. Pengenalan dan pemantauan resiko bencana.
2. Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana.
3. Pengembangan budaya sadar bencana.
4. Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana.
5. Penerapan upaya fisik dan non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana.
6. Untuk melakukan upaya pengurangan resiko bencanadilakukan penyusunan rencana
aksi pengurangan resiko baik secara nasional maupun daerah.
Pencegahan dilakukan dengan cara mengurangi ancaman dan kerentanan pihak yang terancam
bencana dengan melakukankegiatan meliputi :
1. Identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya/ancaman bencana.
2. Kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang secara tiba-tiba
berpotensi menjadi sumber bencana.
3. Pemantauan penggunaan tehnologi.
4. Penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.
5. Penguatan ketahanan sosial masyarakat.
Pemaduan dalam Perencanaan Pembangunan. Dilakukan oleh pemerintah atau pemerintah
daerah melalui koordinasi,integrasi dan sinkronisasi dengan cara mencantumkan unsur-unsur
rencana penanggulangan bencana kedalam rencana pembangunan pusat dandaerah.
Persyaratan Analisis Resiko Bencana. Setiap kegiatan pembangunan yang mempunyai resiko
tinggi yang dapat menimbulkan bencana dilengkapi analisis resiko bencana sebagai bagian dari
usaha penanggulangan bencana sesuai kewenangannya, dan ditetapkan oleh Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) yang ditunjukkan dalam dokumen yang disyahkan oleh
pejabat pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan,selanjutnya BNPB
melakukan pemantauan dan evaluasi
atas pelaksanaannya.Pelaksanaan dan penegakan tata ruang
Dilakukan untuk mengurangi resiko bencana yang mencakup
pemberlakuan peraturan tentang penataan ruang, standard keselamatan dan penerapan sanksi
terhadappelanggar dimana pemerintah secara berkala melaksanakan pemantauan &
evaluasi.Pendidikan dan Pelatihan serta Persyaratan Standard TeknisPenanggulangan
Bencana. Dilaksanakan dan ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
2.Dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana.

7
a.Kesiap siagaan.
Kesiap siagaan dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana dilakukan melalui :
1. Penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan darurat bencana.
2. Pengorganisasian, pemasangan dan pengujian sistim peringatandini.
3. Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar.
4. Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan dan geladi tentangmekanisme tanggap
darurat.
5. Penyiapan lokasi evakuasi.
6. Penyusunan data akurat, informasi dan pemutahiran prosedur tetap tanggap darurat
bencana.
7. Penyediaan dan penyiapan bahan, barang dan peralatan untuk pemenuhan pemulihan
prasarana dan sarana.
b.Peringatan Dini.
Dilakukan untuk pengambilan tindakan cepat dan tepat dalam rangka mengurangi resiko
terkena bencana serta mempersiapkan tindakan tanggap darurat dan dilakukanmelalui :
1. Pengamatan gejala bencana.
2. Analisis hasil pengamatan gejala bencana.
3. Pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang.
4. Penyebar luasan informasi tentang peringatan bencana.
5. Pengambilan tindakan oleh masyarakat.
c.Mitigasi.
Dilakukan untuk mengurangi resiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan
rawan bencana, yang dilakukan melalui :
1. Pelaksanaan tata ruang yang berdasarkan analisis resiko bencana.
2. Pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur dan tata bangunan.
3. Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan dan pelatihan baik secara konvensional
maupun modern.

3.Tanggap Darurat.
a.Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan dan sumber daya dilakukan
untuk mengidentifikasi :
1. Cakupan lokasi bencana.
2. Jumlah korban.
3. kerusakan prasarana dan sarana.
4. Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan.
5. Kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
b.Penentuan status keadaan darurat bencana. Keadaan darurat bencana dilaksanakan oleh
pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan tingkatan bencana untuk tingkat nasional
ditetapkan oleh Presiden,tingkat Provinsi oleh Gubernur dan tingkat Kabupaten/Kota

8
olehBupati/Wali kota. Pada saat status keadaan darurat bencana ditetapkan BNPB dan BPBD
memiliki kemudahan akses dibidang :
1. Pengerahan sumber daya manusia.
2. Pengerahan peralatan.
3. Pengerahan logistik.
4. Imigrasi, cukai dan karantina.
5. Perijinan.
6. Pengadaan barang dan jasa.
7. Pengelolaan dan pertanggung jawaban uang / barang.
8. Penyelamatan.
9. Komando untuk memerintahkan instansi/lembaga.
c.Penyelamatan dan Evakuasi Korban.
Pada tahap ini dilakukan dengan memberikan pelayanan kemanusiaan yang timbul
akibat bencana yang terjadi pada suatu daerah melalui upaya :
1. Pencarian dan penyelamatan korban
2. pertolongan darurat.
3. Evakuasi korban dan pemakaman korban yang meninggal dunia.
4. Pemenuhan Kebutuhan Dasar.
Dalam tahap ini pemerintah harus menyediakan kebutuhan dasar meliputi:
a. Kebutuhan air bersih dan sanitasi.
b. Pangan.
c. Sandang.
d. Pelayanan kesehatan.
e. Pelayanan Psikososial.
f. Penampungan dan tempat hunian.
5)Perlindungan terhadap kelompok rentan. Dilakukan dengan memberikan prioritas kepada
kelompok rentan berupa penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan
kesehatan dan psikososial. Adapun yang termasuk kelompok rentan terdiriatas :
a. Bayi, balita dan anak-anak.
b. Ibu yang sedang mengandung dan menyusui.
c. penyandang cacat.
d. Lanjut usia.
6)Pemulihan prasarana dan sarana vital. Pemulihan prasarana dan sarana vital bertujuan
berfungsinya prasarana dan sarana vital dengan segera, agar kehidupan masyarakat tetap
berlangsung,dilakukan dengan memperbaiki/menggantikan kerusakan akibat bencana.
4.Pasca Bencana Dalam penanganan penanggulangan bencana ditahap pasca bencana
dilakukan kegiatan rehabilitas dan rekonstruksi.
a.Rehabilitasi
1. Perbaikan lingkungan daerah bencana.
2. Perbaikan prasarana dan sarana umum.

9
3. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat.
4. Pemulihan sosial psycologis.
5. Pelayanan kesehatan.
6. Rekonsiliasi dan resolusi konflik.
7. Pemulihan sosial ekonomi budaya.
8. Pemulihan keamanan dan ketertiban.
9. Pemulihan fungsi pemerintah.
10. Pemulihan fungsi pelayanan publik.
11. Ketentuan lain mengenai rehabilitasi diatur dengan peraturan pemerintah.
b.Rekonstruksi.
Dilakukan melalui kegiatan pembangunan yang lebih baik meliputi :
1. Pembangunan kembali sarana dan prasarana.
2. Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat.
3. Membangkitkan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat.
4. Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatanyang lebih baik dan
tahan bencana.
5. Partisipasi dan peran serta lembaga organisasi kemasyarakatan,dunia usaha dan
masyarakat.
6. Peningkatan kondisi sosial, ekonomi dan budaya.
7. Peningkatan fungsi pelayanan publik.
8. Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.
9. Ketentuan lain mengenai rekonstruksi diatur dengan peraturan pemerintah.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian pcristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam ulah tangan manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda serta dampak psikologis.Beberapa potensi
bencana yang perlu diwaspadai antara lain bencana banjir, bencana tanah longsor, bencana
letusan gunung api, bencana Gempa Bumi, Bencana Tsunami, Bencana Kebakaran, Bencana
Kekeringan.Kekeringan, Bencana Angin Siklon Tropis, Bencana Wabah Penyakit dan Bencana
Kegagalan Teknologi.

3.2 Saran
Meskipun makalah ini masih belum sempurna, maka disarankan kepada pembaca kiranya dapat
mempelajari dan mengetahui prinsip dasar penanggulangan bencana. Dengan demikian dapat
turut serta dalam pengendalian dini bencana yang akan terjadi.

11
DAFTAR PUSTAKA

-BUKU PUSAT TERITORIAL ANGKATAN DARAT


-BUKU PUSAT PENDIDIKAN TERITORIAL
-Bpk,CAMAT RANOMEETO
-www.google.co.id

12

Anda mungkin juga menyukai